WARNING!
Ada beberapa part ke depan yang menggunakan POV atau point of view dari karakter. Mungkin sedikit mengganggu karena author belum sempat merevisi 🙏 tapi hanya beberapa kok, selebihnya normal kembali ☺️
-
-
-Alex POV-
"Argh!!"
Aku tersenyum puas saat mendengar teriakan gadis itu.
Bermain-main sedikit dengannya cukup menyenangkan. Aku bukanlah tipikal orang yang suka berbasa-basi, tapi untuk kali ini aku akan sedikit bermain-main dengan mangsaku. Lagipula tujuan utamaku saat ini adalah si tua bangka itu. Aku tidak akan pernah mengampuninya atas segala apa yang telah dia lakukan..
Aku kembali masuk kedalam ruangan ku, melihat cctv yang ada pada kamar dimana gadis itu berada.
Aku tersenyum senang melihat gadis itu berlari dan kewalahan di atas tempat tidurnya menghindari tikus-tikus hutan yang ku bawa di dalam kotak. Ada sekitar 50 an ekor tikus hutan yang agresif. Tikus hutan adalah hewan yang liar, dia akan mudah menggigit dan menyerang, berbeda dengan tikus lainnya. Kita akan lihat sejauh mana gadis ini akan bertahan. Lagipula melihat hal ini membuatku sedikit terhibur.
Tok.. Tok..
Seseorang mengetuk pintu,
"Masuk" ujarku.
Seorang bawahan ku masuk lalu membungkuk memberi hormat.
"Boss tawanan sudah ada di ruang eksekusi" ujarnya.
"Hmm.. ayo kita bermain" ucapku menyeringai.
Aku dan bawahan ku keluar ruangan dan berjalan memasuki lift menuju lantai paling dasar di rumah ini. Disudut ruangan lantai bawah aku berjalan menuju sebuah ruangan yang cukup gelap. Seorang pria tengah berdiri dengan tangan kanan dan kiri yang diikat keatas dan mata yang tertutup kain hitam.
"Lepaskan... Lepaskan aku..." teriak pria itu sambil memberontak mencoba melepaskan ikatan tangannya.
Aku mengangkat tangan memberikan kode pada bawahan ku untuk membuka penutup matanya.
Setelah penutup mata itu terbuka, pria itu mulai memfokuskan pandangannya. Dia melihat kearah ku dengan mata yang menyipit. Lampu remang di ruangan ini membuat pria itu tidak bisa melihatku dengan jelas.
"Si.. Siapa kau!! Apa yang mau kau lakukan padaku!! Lepaskan aku!!" teriak pria itu memberontak.
Aku menyeringai kearahnya dan melangkah perlahan kehadapan nya.
Pria itu membelalakkan matanya saat dia sudah mulai jelas melihatku.
"Ka.. Kau.. Apa yang kau mau dariku.." teriaknya ketakutan.
"Wow.. Apakah itu caramu memberi salam padaku?" ucapku dengan wajah yang berpura-pura kecewa.
"Ku.. Kumohon tuan lepaskan aku.." mohon nya padaku.
Aku tersenyum mengejek mendengar kata-katanya.
"Jadi.. Kemana boss tua mu itu pergi?"
tanyaku padanya.
"A.. Aku tidak tau.. Sungguh.." ujar pria itu memohon.
"Hmm.. masih ingin berbohong rupanya.." ujarku sambil mengelilinginya.
"Kau pikir aku tidak tau apa yang sudah kau lakukan?"
Aku mengangkat kepalanya menghadap ku. Terlihat pria itu ketakutan namun masih mencoba menatapku.
"Bukankah kau yang memesankan tiket untuknya agar dia bisa pergi ke luar negri?" ujar ku yang membuat pria itu membelalakkan matanya kaget.
"A.. Apa maksudmu?" jawab pria itu.
"Billy Atmoko.. Seorang supir pribadi milik keluarga Pratama.. sudah bekerja selama bertahun tahun, rela mempertaruhkan nyawa untuk majikannya tercinta. Yang ternyata sejak dulu mempunyai kekaguman pada putri tunggal keluarga Pratama, namun merasa tidak sederajat dengannya dan memendam perasaan itu dalam-dalam. Hanya bisa mengaguminya dari kejauhan tanpa bisa menggapainya.. Ckckck.. sungguh kisah yang romantis" ucapku meledek.
"Apa kau tidak tau bahwa majikan mu itu seorang bajingan tua yang serakah?" tanyaku padanya.
"Ti.. Tidak.. Tuan William Pratama adalah seorang pria dan ayah yang baik.." ujar pria itu.
"Pfh.. Hahahahaha.." tawaku meledek dengan apa yang telah pria itu ucapkan.
"Pria dan ayah yang baik katamu?"
"Seorang ayah yang kabur dan meninggalkan putri satu-satunya demi menyelamatkan dirinya sendiri apakah bisa disebut ayah yang baik?" tanyaku meledek.
Terlihat pria itu kaget dengan kata-kataku.
"A.. Apa maksudmu? meninggalkan putrinya?" tanyanya.
"Ya.. Dia si tua bangka itu kabur dengan tiket yang kau beri seorang diri dan meninggalkan putrinya, Anna Elizabeth Pratama yang sekarang ada di tanganku" ujar ku menyeringai.
Pria itu membelalakkan matanya kaget dengan ucapan ku.
"Tidak!! Apa yang kau lakukan pada nona Anna!!! Lepaskan dia!!!" teriaknya memberontak.
Aku tersenyum licik kearahnya yang mencoba melepaskan diri.
"Apa yang akan kulakukan padanya ya.." ucapku berpura-pura berpikir.
"Jangan!! Kumohon lepaskan dia!! Dia tidak tau apa-apa!!" ujar pria itu memohon.
"Hmm.. akan kupikirkan.. setelah kau memberitahuku dimana si tua itu berada sekarang" ujarku.
"A.. Aku tidak tau.. Sungguh.. Aku tidak tau dia dimana.." ucapnya.
"Masih menutup mulut rupanya.." ujarku.
"Baiklah kita lihat sejauh mana kau masih mampu untuk melindungi majikan mu" ujarku menyeringai. Ini akan menjadi sebuah permainan yang menarik..
-Anna POV-
"Argh!!!..." teriakku.
Aku mencoba menutupi tubuhku dengan selimut, namun nihil tikus-tikus ini terus berlarian dan sangat agresif menyerang satu sama lain. Beberapa tikus naik ke atas tempat tidur dan mencoba menggigitku.
Tidak!! Aku akan terluka dan mati jika terus diserang oleh mereka.
Aku menutupi seluruh tubuhku dengan selimut. Suara-suara tikus itu menusuk telingaku, bagaikan suara-suara monster yang mengamuk, serta beberapa tikus yang berhasil naik ke tempat tidur dan menggigit selimutku. Aku mulai kesulitan bernafas karena seluruh tubuhku terbungkus oleh selimut. Jika seperti ini aku akan kehabisan nafas dan mati.
Ya Tuhan tolong selamatkan aku..
Tiba-tiba terdengar suara bising yang menusuk telinga. Aku menutup telingaku dari suara bising itu.
Setelah beberapa saat suara itu berhenti, aku tidak mendengar suara apapun lagi, bahkan suara tikus-tikus itupun tidak terdengar.
Aku memberanikan diri mengintip sedikit dari balik selimut yang ada di tubuhku. Aku tidak melihat ada pergerakkan apapun, sepertinya tikus-tikus itu sudah tidak ada. Aku membuka seluruh selimut. Benar, tikus-tikus itu sudah tidak ada. Aku hanya melihat banyak bercak darah dimana-mana. Itu pasti bercak darah tikus-tikus yang saling menyerang tadi, bahkan di atas kasur putih ini banyak sekali bercak darah. Aku melihat kotak hitam tempat tikus-tikus itu keluar tadi sudah kembali tertutup dan terkunci. Apa suara bising tadi yang membuat tikus-tikus itu kembali masuk?
Saat sedang memikirkan hal itu, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Dua orang pria masuk dan menarik tanganku keluar.
"Apa yang kalian lakukan!! Lepaskan aku!!" teriakku.
Aku mencoba memberontak. Mereka membawaku ke dalam lift. Aku tidak tau mereka akan membawaku kemana, aku berusaha terus memberontak.
"Jika kau tidak bisa diam maka aku akan menembak kepalamu!" ucap salah satu pria yang memegang tanganku, yang membuat aku diam seketika. Mereka akan membawaku kemana?
Pintu lift terbuka, mereka membawa ku ke sebuah ruangan yang gelap, hanya ada beberapa lampu kecil yang menyala, bahkan aku tidak bisa melihat langkah kakiku.
Dari kejauhan aku melihat seperti ada seseorang di bawah sorotan lampu. Tunggu, sepertinya seorang pria dengan tangan kanan dan kiri yang terikat keatas..
Saat langkahku semakin dekat padanya, aku menyipitkan mataku untuk memfokuskan pandangan..
Tunggu.. bukankah itu Billy??
Bersambung...
Terimakasih untuk pembaca, semoga suka dengan cerita ini ya, tolong like dan komen biar semangat lanjutin ceritanya 🤗
Mohon maaf untuk yang tidak nyaman, untuk beberapa episode ke depan ceritanya terlalu banyak POV belum aku revisi ulang hehe, tapi cuma beberapa kok, selebihnya ngak.. jadi lanjut baca ya 🤗 di jamin ceritanya seru ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
QiDi
masih dilanjut thor..
2023-08-10
1
Bzaa
Billy itu yg sopir pribadi ayahnya yg diam2 suka kan ya
2023-08-04
0
🌼💐shanty💐🌼
aku favorit kan dlu thor
2022-10-14
0