Krek..
Pintu besar itu terbuka dengan otomatis, para pria yang menggunakan penutup wajah itu membawa Anna masuk kedalam rumah.
Anna menatap sekitar, entah mengapa setiap langkahnya membuat nafas Anna memburu dengan kencang. Saat sudah di dalam rumah ini, terlihat begitu megah dan menawan, namun terlihat lebih misterius bagi Anna karena lampu yang remang-remang.
Para pria itu membawa Anna ke lantai atas menggunakan sebuah lift, salah satu pria menekan tombol angka 4, yang berarti mereka akan menuju lantai paling atas di rumah tersebut. Pikiran Anna sudah melayang entah kemana, bahkan dia tidak bisa merasakan lagi tangan nya yang dingin.
Setelah tiba pintu lift itupun terbuka. Mereka menuntun Anna menuju pintu besar yang berada di sudut ruangan lantai rumah itu. Suasana di lantai 4 rumah ini terlihat jauh berbeda dari lantai bawah tadi, di sekeliling tembok lantai atas ini terdapat berbagai macam patung-patung hewan buas yang menyeramkan, lukisan-lukisan abstrak yang terkesan misterius, serta banyak alat-alat seperti pistol panjang besar, kapak, rantai dan lainnya yang dipajang memakai pigura berkaca, seakan mereka adalah alat-alat yang amat berharga.
Anna mulai bergidik ngeri, sepertinya boss mereka ini seorang pemburu atau bahkan pembunuh yang psikopat. Anna mulai berkaca-kaca ingin menangis, sepertinya inilah akhir hidupnya, mungkin dia akan disiksa di rumah ini atau mungkin bahkan dia pada akhirnya akan mati disini.
Mereka telah sampai di depan pintu besar yang berada disudut ruangan. Salah satu pria mengetuk pintu dan masuk. Setelah mendapat kode diizinkan masuk, pria yang lain membawa Anna kedalam ruangan tersebut. Tamatlah riwayatmu Anna, hidupmu akan berakhir disini' gerutu Anna dalam hati.
Sambil menahan tangis Anna pun masuk dan mencoba melihat disekitar ruangan itu. Di depan nya dia bisa melihat seorang pria yang duduk membelakanginya di depan sebuah meja.
"Boss, kami sudah membawa anak bajingan itu kemari" ujar salah satu pria itu.
Pria itu perlahan membalikan badannya menghadap kearah mereka..
Wajah yang tampan, ekspresi yang dingin serta tatapan tajamnya menatap langsung kearah Anna berada.
Anna tertegun untuk beberapa saat, kata pertama yang ada dalam pikirannya adalah 'tampan' tentu saja.. 'sangat tampan'
Pria itu menatap Anna dari atas kepala sampai ujung kaki Anna. Kemudian dia menyeringai,
"Huh, hanya seorang tikus kecil yang malang. Pantas saja si tua bangka itu meninggalkannya. Memang terlihat tidak berguna" ujar pria itu tanpa ekspresi.
Kata-kata yang keluar dari mulut pria itu seketika meruntuhkan keterpesonaan Anna sesaat tadi. Dia menatap pria itu dengan tajam dan berani 'Apa dia bilang tadi? tikus kecil?? kurang ajar sekali dia', gerutu Anna dalam hatinya. Dia memang hanya gadis yang bisa di bilang masih remaja dan belum dewasa, tapi kata-kata itu menyakitkan baginya untuk di dengar. Manusia memang diciptakan Tuhan tidak sempurna ada yang dilahirkan sangat tampan dan bentuk yang sempurna, tetapi mempunyai perilaku yang sangat buruk dan menjijikkan, gerutu Anna dalam hati.
"Boss, informan lain mengatakan bahwa si tua itu telah kabur keluar negri beberapa jam sebelum kami tiba, sepertinya dia mengetahui kedatangan kita sebelumnya" ujar salah satu bawahannya.
"Aku sudah tau. Aku memang sengaja membiarkan dia lolos untuk beberapa saat untuk mengetahui sejauh mana monyet tua itu akan berlari" ujar pria dingin itu, kemudian dia kembali menatap Anna yang berani menatap kearah nya. seringai muncul di ujung bibirnya.
"Tapi.. tidak ku sangka dia meninggalkan putrinya.. entah dia ceroboh atau memang sengaja? mungkin gadis ini tidak berarti apa-apa baginya selain uang.. ckckck gadis yang malang.." ujar pria itu dengan ekspresi yang amat sangat merendahkan dimata Anna.
Anna sangat ingin merobek mulutnya yang tajam itu, bahkan dia membayangkan membawa kapak yang berada diluar tadi lalu menghancurkan tubuh pria yang ada di depan nya ini berkeping-keping.. namun sayang itu hanya sebuah khayalan..
"Lalu apa yang akan kita lakukan pada gadis ini boss?" ucap pria yang sedang memegang tangan Anna yang terikat.
Anna mulai merasa gelisah, apakah dia akan langsung dibunuh ditempat?
Dia hanya bisa berdoa pada Tuhan agar masih memberi nya umur.
'Apakah aku benar-benar akan mati sia-sia?' ucap Anna dalam hatinya.
Tiba-tiba pria itu berdiri dari kursinya, dan melangkah maju mendekati Anna.
Anna menatap pria itu yang semakin dekat padanya. Setiap langkah pria itu mendekat padanya, semakin berdegup kencang jantungnya.
Setelah berdiri di depan Anna, dia menunduk mensejajarkan wajahnya pada wajah Anna.
Tampan.. setiap lekuk wajahnya sangat sempurna..
Tetapi sayang dia adalah jelmaan iblis, ujar Anna dalam hati.
Pria itu mengangkat tangannya ke wajah Anna dan menilik wajahnya.
Jantung Anna berdegup kencang.. Bukan karna jatuh cinta, namun dia sangat waspada dengan apa yang akan dilakukan pria itu padanya.
Pria itu menyeringai sambil menatap Anna.
"Sebenarnya aku malas meladeni seorang gadis polos yang tidak berguna seperti ini. Tapi... siapa tau dia mempunyai informasi atau rahasia penting dari si tua itu" ujar pria dingin itu. Dia pun beranjak pergi keluar ruangan, namun dia terhenti di depan pintu.
"Kurung dia sementara waktu di kamar seberang, aku akan menginterogasinya besok. Sekarang aku ada urusan di luar. Beritahu seorang pelayan untuk menjaganya. Dan... jangan sampai dia kabur dari sini" ujarnya sambil menatap tajam anak buahnya, lalu berjalan keluar.
"Baik boss!" ujar para bawahannya sambil membungkuk hormat.
Anna menghembuskan nafasnya yang terasa sesak sejak tadi. Dia masih beruntung karena pria itu tidak membunuhnya langsung tadi. Anna masih punya waktu untuk bisa memikirkan cara agar kabur dari tempat itu, walaupun kemungkinannya sangat kecil. Setidaknya dia masih bisa berharap.
Pria-pria itu membawa Anna kesebuah kamar yang cukup luas, bernuansa putih di dalamnya. Tempat ini tidak se menyeramkan ruangan sebelumnya yang bernuansa gelap dan menyeramkan.
"Masuk!! Jika kau sayang pada nyawamu maka jangan coba-coba untuk melarikan diri dari sini!" ucap salah satu pria yang masih menggunakan penutup kepala, sambil melepaskan ikatan tangan Anna.
"Kupikir boss benar-benar akan membuang dia langsung pada kita tadi, seperti korban lainnya.. tapi ternyata tidak. Padahal aku ingin sekali bersenang-senang dan mencicipinya" ujar salah satu pria itu, yang langsung membuat bulu kuduk Anna merinding. Tidak.. dia tidak mau menjadi pemuas nafsu pria-pria bejat dan menjijikkan ini.
"Sudahlah.. boss bilang dia tidak menarik dan tidak berguna, nanti juga boss akan memberikannya pada kita hahaha" ujar pria yang lain.
"Hai manis kami pergi dulu, nikmatilah malam mu hari ini, siapa tau besok kita akan menikmati malam bersama hahaha" ujar pria itu sambil membelai pipi Anna.
Anna menepis jijik tangan pria itu dari pipi nya.
Pintu pun ditutup dan dikunci dari luar. Anna segera mengelilingi ruangan itu sambil mencari jalan keluar. Dia memasuki kamar mandi yang ada di ruangan itu, namun nihil, tidak ada satupun jalan keluar, jendela pun bahkan tidak dapat di buka. Dan dia menyadari ini adalah lantai paling atas di rumah ini, jika dia nekat memecahkan kaca dan melompat sama saja dia akan mati.
Anna terduduk pasrah bersandar pada kaca besar di kamar itu, dia menangis dan meratapi nasib nya.
"Ya Tuhan.. hiks.. apa dosaku? mengapa hidupku seperti ini? dari kecil sampai sekarang aku tidak pernah bahagia, apakah ini akhir dari hidupku?" bisik Anna sambil menahan isak tangisnya.
Bersambung..
Halo, dukung terus cerita ini ya, biar aku semangat up cerita nya :D Thank you..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Santi Rizal
nyimak
2023-11-04
0
Retno Anggiri Milagros Excellent
jangan nangis dulu.. Allah akan melindungimu.. sabar ya.. 🙏👍😍
2023-09-08
0
Reza Indra
air mata akhirnya jatuh jg.. kasihan Anna.. 😥😥😥❤🧡❤😘😘😘
2023-08-26
0