Keputusan

Sejak malam itu, Rea semakin penasaran dengan sosok wanita masa lalu Zain. Ia terus mencari informasi lebih jelas. Dan malam ini ia menemukan jawaban atas rasa penasarannya. Gadis cantik itu berbaring di atas sofa sambil menggulir ponselnya. Melihat beberapa foto wanita cantik yang merupakan mantan kekasih Zain. Yaitu Zee Van Der Veken.

"Huh, jadi dia mantan kekasihnya?" Gumam Rea yang sebenarnya pernah satu job dengan wanita itu. "Not bad. Seleranya bagus juga, tapi sayang karier mengalahkan cintanya. Kasihan sekali pangeran tampanku."

Rea mengembangkan senyuman saat layar ponselnya kini sudah berganti dengan gambar Zain. Rea memang sempat mencuri gambar Zain saat malam itu dan menyimpannya secara khusus di ponsel. "Ganteng banget sih? Gak kebayang bisa sekasur sama dia. Gimana rasanya ya dipeluk sama lelaki yang kita cintai? Pasti rasanya seperti melayang."

Rea mencium layar ponselnya sebelum berpindah ke kasur karena rasa kantuk mulai menyerang.

Di lain tempat, lebih tepatnya di rumah mewah milik keluarga Michaelson. Elsha mendatangi kamar putranya.

"Kamu belum tidur?" Tanya Elsha saat melihat putranya masih berdiri di dekat jendela. Zain pun menoleh, kemudian tersenyum tulus.

"Aku belum ngantuk, Mom."

Elsha mendekati Zain sambil tersenyum. "Masih memikirkan perkataan Mommy dan Daddy tadi huh?"

Zain menatap Elsha lekat tanpa mengeluarkan jawaban.

"Mommy tidak bisa memaksa kamu, Zain. Kamu bebas memilih, tapi tidak untuk wanita itu lagi. Rea satu-satunya gadis yang Mommy sukai. Tapi jika kamu punya pilihan lain, Mommy dan Daddy akan menghargainya."

Zain masih terdiam.

"Kamu tahu kan sejak kecil Rea suka sama kamu? Buat apa nunggu lagi huh? Cinta Rea itu tulus, coba saja tatap matanya. Di sana kamu akan melihat ketulusannya. Percaya sama Mommy, dicintai itu lebih indah dari pada mencintai seseorang yang belum tentu mencintai kita. Cobalah buka hati buat gadis itu, toh dia juga tidak kalah cantik dari wanita tidak tahu malu itu. Rea juga seorang model ternama."

"Aku tidak mencintainya, Mom."

"Cinta akan hadir seiring berjalannya waktu, percayalah. Dengan kalian terus bersama. Mommy yakin cinta itu akan hadir dengan sendirinya." Ujar Elsha. Zain pun tampak berpikir keras.

"Mommy tahu kamu masih berhubungan dengan wanita itu. Bahkan kamu mengirim mata-mata kan? Mommy dan Daddy tahu semuanya, Zain. Semuanya sudah jelas, wanita itu tak pernah memikirkan kamu." Timpal Elsha meyakinkan putranya.

"Mungkin dia sibuk." Sahut Zain sekenanya.

"Sesibuk apa pun dia, pasti akan menghubungimu jika kamu prioritasnya."

"Mom...."

"Pikirkan semuanya baik-baik, semua ada di tangan kamu, Zain. Pelantikan semakin dekat, posisimu akan tergeser jika masih memikirkan wanita itu. Istirahatlah, Mommy tahu kamu capek." Pungkas Elsha mencium kening putranya sebelum pergi. Sedangkan Zain masih bergeming, perkataan sang Mommy benar-benar mempengaruhinya.

****

Pagi hari, Rea terlihat melangkah malas menuju dapur karena air minum di kamar sudah habis. Gadis itu sudah terbiasa minum air setelah bangun tidur dan malam tadi ia lupa mengisi gelasnya. Beberapa kali Rea menguap sambil menuang air ke dalam gelas. Kemudian melangkah pasti menuju ruang makan dan duduk di sana. Meneguk air itu dengan malas. Matanya masih terlihat berat untuk terbuka. Bahkan rambut gadis itu masih acak-acakan.

"Mam." Panggilnya saat melihat suasana rumah sepi.

"Bik, Mami sama Papi kemana?" Teriaknya. Namun tidak ada sahutan. "Ck, kemana sih semua orang?"

Rea menjatuhkan kepalanya di atas meja makan. Dan kembali memejamkan mata. Sampai ia dikejutkan dengan suara dehaman. Sontak Rea pun terbangun dan melihat ke arah pemilik suara. Mata gadis itu melebar saat melihat Zain sudah berdiri di dekat pintu sambil menatapnya.

Lelaki itu menatap penampilan Rea yang jauh dari kata rapi meski gadis itu masih terlihat cantik dan menggemaskan dengan wajah kagetnya.

"Kak, nagapain disini?" Pekik Rea seraya bangkit dari posisinya.

"Cepat bersiap, aku akan membawaku ke satu tempat." Perintah Zain masih setia menatap lekuk tubuh Rea yang tercetak jelas karena gadis itu hanya mengenakan hotspant dan tenktop.

"Kemana?" Tanya Rea malas. Sebenarnya hari ini ia berencana untuk mengurung diri di kamar dan memanjakan diri. Namun Zain mengacaukan semuanya.

"Jangan banyak bertanya. Aku cuma punya waktu lima menit untuk menunggu." Zain pun melangkah pergi meninggalkan gadis itu. Rea mendengus sebal, kemudian bergegas menuju kamarnya.

****

"Mau kemana sih?" Tanya Rea saat mereka sudah dalam perjalanan yang sama sekali tak Rea ketahui tujuan sebenarnya.

Zain melirik gadis itu sekilas.

"Butik." Jawab Zain terkesan datar.

"Buat apa ke butik?" Tanya Rea mulai curiga.

"Pikir saja sendiri."

Rea mendengus sebal. "Aku lapar, bisa kita makan dulu?"

Zain sama sekali tak menanggapi. Dan itu membuat Rea bingung.

"Lupakan saja." Kata Rea membuang wajah ke luar jendela. Sebenarrnya ia kesal karena diabaikan.

Rea sedikit terhenyak saat Zain membelokan mobilnya ke sebuah restoran berbintang. Dan seketika senyuman Rea pun mengembang karena lelaki itu tak banar-benar mengabaikannya.

"Aku tidak punya banyak waktu," Zain memperingati. Saat ini mereka sudah berada di dalam restoran dan duduk di meja paling pojok.

"Okay." Sahut Rea tersenyum lebar.

Tidak butuh lama makanan pun sampai. Rea makan begitu lahap karena dirinya memang sangat lapar. Zain yang melihat itu terperangah karena gadis cantik seperti Rea sama sekali tak jaim.

"Apa seperti itu caramu makan? Kau sangat rakus." Ledek Zain.

Rea yang mendengar itu malah tersenyum. "Aku memang seperti ini saat sedang lapar." Jawabnya dengan santai. Kemudian ia lanjut melahap makanan sampai habis. Setelah itu mereka pun melanjutkan perjalanan. Cukup lama mereka terdiam, dan itu membuat Rea merasa tak nyaman. Gadis itu pun menoleh.

"Kak, Mami bilang kamu bakal di lantik jadi COE baru. Kapan itu?" Tanya Rea seraya menatap Zain lekat. Lelaki itu pun melirik Rea sekilas.

"Dua minggu lagi." Jawab Zain dengan nada datar.

Rea pun manggut-manggut. Kemudian keduanya pun terdiam kembali. Sampai suara deringan ponsel Rea pun mengejutkan keduanya. Rea merogoh ponselnya dari dalam tas. Dan beberapa detik kemudian senyumannya mengembang. Dengan cepat ia menerima panggilan. Zain yang penasaran pun melirik Rea.

"Hai, Reg." Seru Rea terlihat begitu semangat. Regan Calsio, sahabat, fotografer, sekaligus pemilik agensi di mana Rea bekerja.

"Hai, Rea. Bagaimana di sana? Kau baik-baik saja kan? Kenapa tidak menghubungiku jika kau sudah sampai?"

Rea tertawa renyah sampai menarik perhatian Zain. "Maafkan aku, Reg. Aku lupa padamu, tapi aku baik-baik saja di sini. Kau merindukanku huh?"

"Ya, dua hari kau tidak ada rasanya seperti dua tahun. Kapan kau kembali huh?"

Lagi-lagi Rea tertawa. "Aku juga sangat merindukanmu. Bagaimana dengan pekerjaan? Apa tidak ada aku semuanya berjalan dengan lancar?"

"Tidak sepenuhnya mulus, kau model favorit customer. Cepat kembali, aku bisa rugi."

"Ck, sudah aku bilang sejak awal. Aku tidak akan kembali. Mungkin aku akan mencari jodoh di Indonesia. Aku juga sudah mencari beberapa agensi di sini. Tapi belum ada yang pas." Adu Rea dengan bibir mengerucut.

"Kau tidak ingin mencoba model dewasa? Aku punya satu teman di sana, aku akan merekomendasikan dirimu."

"Model dewasa?" Tanya Rea tampak berpikir keras.

Zain menoleh saat mendengar itu.

"Aku tidak mau, Mami akan membunuhku. Tapi tidak ada salahnya aku coba bukan? Tubuhku seksi dan...." perkataan Rea pun terpotong karena Zain merebut ponselnya. Kemudian memutus sambungan telepon.

"Hei, kembalikan ponselku." Pekik Rea hendak merebut ponsel miliknya. Namun Zain menjauhkannya.

"Duduk yang benar." Titah lelaki itu sambil memberikan tatapan tajam. Rea yang melihat itu langsung menurut.

"Ponselku." Lirih Rea menatap Zain sendu.

"Aku akan mengembalikannya setelah urusan kita selesai."

"Ck, memangnya buat apa sih kita ke butik? Seperti pasangan mau nikah saja pake ke butik." Kesal Rea. Zain sama sekali tak menanggapi, membuat Rea menyerah dan kembali diam. Merasa kesal, Rea menghidupkan musik sesuka hatinya. Gadis itu terus bersenandung sepanjang jalan untuk menghilangkan rasa bosan. Sedangkan Zain masih acuh tak acuh seperti biasanya.

Sesampainya dibutik, Zain membawa Rea masuk tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Membuat gadis itu jengah karena merasa jalan bersama patung.

"Yang ini bagus." Gurau Rea menyentuh salah satu wedding dress berwarna gading.

"Kau suka? Ambil saja."

"Eh, enggak usah. Aku bercanda tadi." Kaget Rea sambil cengengesan.

"Btw, di sini kan khusus wedding dress. Siapa yang mau nikah emangnya?"

"Kamu," jawab Zain datar yang kemudian menarik Rea masuk ke sebuah ruangan berukuran besar. Di sana sudah terdapat beberapa wedding dress mewah yang terpajang di manekin.

"Wow, ini luar biasa. Beruntung banget cewek yang bisa pakai gaun sebagus ini. Kau tahu tidak, Kak? Sejak kecil aku selalu menghayal bisa menikah dan memakai gaun mewah." Oceh Rea dengan senyuman mengembang di bibirnya.

"Hm." Sahut Zain sama sekali tak peduli dengan apa yang Rea omongkan.

Rea yang sudah faham sifat dingin lelaki itu tak merasa heran. Gadis itu terus berjalan karena gaun-gaun di sana lebih menarik dari pada lelaki di belakangnya.

"Kak, kau akan menikah?" Panik Rea berbalik saat mengingat tujuan mereka ke tempat ini.

Zain menatap Rea yang diiringi dengan anggukan. Seketika tubuh Rea pun melemas.

"Dengan siapa? Pasti wanita itu hebat kan? Beruntung sekali dia." Lirih Rea sama sekali tak menyembunyikan perasaan kecewanya.

"Dirimu." Jawab Zain singkat.

Ya, Zain memutuskan untuk menyetujui pejodohan itu karena semalaman penuh ia memikirkan semua perkataan sang Mommy. Mungkin benar, cinta akan hadir seiringnya waktu.

Rea tertawa renyah mendengar jawaban itu. "Kau bercanda, Kak? Menikah denganku?"

"Ya."

Seketika Rea menghentikan tawanya. "Serius?"

"Aku tidak pernah bercanda, Re."

Rea menelan air ludah karena kaget.

"Aku tidak punya banyak waktu, coba semua gaun ini. Setelah ini kita ke hotel."

"Hotel?"

"Ya, Mommy sudah menyewa hotel untuk acara kita."

"Wait! Kapan acaranya?"

"Minggu depan." Sahut Zain.

"What? Kau gila? Aku belum menyiapkan apa pun. Bagaimana dengan undangan? Ya Tuhan, apa ini pernikahan dadakan?" Panik Rea menjambak rambutnya sendiri.

"Mommy sudah mengaturnya."

Rea terdiam, tetapi sedetik kemudian bibirnya mengulas sebuah senyuman bahagia. "Aku akan mencoba semuanya." Gadis itu pun meminta bantuan para karyawan untuk membawakan semua gaun. Sedangkan Zain masih di posisinya. Menunggu gadis itu keluar.

Apa keputusanku ini benar? Menikahi Rea, itu artinya aku harus siap dengan sikap kekanakkannya. Pikir Zain.

Terpopuler

Comments

A.0122

A.0122

lbh baik dicintai dr pd mencintai tpi tak dihargai

2022-04-25

1

Sagittarius

Sagittarius

suka deh ceritanya ❤

2022-03-06

0

re

re

Rea terkejut

2022-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Perjodohan
3 Keputusan
4 Wedding
5 Bali
6 Mabuk
7 Making Her Preghnant
8 Honeymoon
9 Honeymoon 2
10 Pertengkaran kecil
11 Cinta?
12 Hadiah
13 Kencan pertama
14 Obrolan absurd
15 Aku akan merindukanmu
16 Sebuah ancaman
17 Sikap yang aneh
18 Gagal
19 Pengganggu
20 Percayalah
21 Maaf
22 Hukuman
23 Aku ingin soto
24 Hujan
25 Aku mencintaimu
26 Marah
27 Drama queen
28 Gosip panas
29 Pesta
30 Bingung
31 Ulat keket
32 Pasangan Absurd
33 Alone
34 Morning sickness
35 Istri posesif
36 Blacky
37 Permintaan maaf
38 Kampung halaman
39 Muka seribu
40 Jangan menggodaku, sayang
41 Pembantu?
42 Misi
43 Duka
44 Flashback
45 Lady Amora
46 Kabar kematian
47 Naughty wife
48 Almost
49 Sweet husband
50 Tamu jauh
51 Terpaksa pergi
52 Who are you?
53 Sorry... and i love you
54 Pengganggu kesenangan
55 Impoten
56 Jealous
57 Wanita penggoda
58 Istri limited edition
59 Berbahagialah
60 Perihal mangga muda
61 Baby girl
62 Istri rasa bodiguard
63 Welcome to world baby Q
64 Godaan kecil
65 Gadis pemilih
66 Keluarga kecil yang bahagia
67 Uncle jangan senyum-senyum
68 Positif
69 Hilangnya Queen
70 Dasar anak nakal
71 Mendadak panik
72 Kingsley Michaelson
73 Biang Rusuh
74 Liburan akhir pekan
75 I Love You, Uncle
76 Menjelang perpisahan
77 See you
78 Aku terlalu mencintainya
79 Salah sambung?
80 Pria asing
81 Kejutan untukmu, gadis kecil
82 Teman?
83 Ratu kecil
84 Lupakan dia
85 Menghabiskan malam denganmu
86 Pertengkaran kecil
87 King beraksi
88 Tamu Spesial
89 Terlalu misterius
90 Sugar Baby
91 Gara-gara Sugar Daddy
92 Pacar Bayaran
93 Jadilah Pacarku Sungguhan
94 Sean Cemburu
95 Keanehan Sean
96 Kau harus bertanggung jawab
97 Perasaan Bersalah
98 Tidak bisa dipercaya
99 Pengakuan Juna
100 Aku tidak rela
101 Pertunangan Sean dan Stella
102 Amarah Queen
103 Ancaman Sarah
104 Kemarahan Seorang Ayah
105 Kau berubah, Sean.
106 Kerja sama yang baik
107 Dan itu terjadi lagi
108 Kau hanya boleh menatapku seorang
109 Terima kasih sudah mengerti aku
110 Honeymoon yang gagal
111 Dasar Kepala Batu
112 Kau pengecut
113 Serangan Dadakan
114 Dasar Suami Mesum
115 Menjadi Istri Terbaik
116 Hukuman yang sesungguhnya
117 Healing?
118 Bulan Madu yang manis
119 Masa Lalu Sean
120 Kabar Buruk
121 Permintaan Maaf Sorang Ayah
122 Duka dan Cinta
123 Nyonya Baik Hati
124 Makan Malam yang Gagal
125 Sean Selingkuh?
126 Kemarahan Seorang Istri
127 Teman Baru
128 Sean Beraksi
129 Hantu Mesum
130 Permasalahan Ella
131 Gadis Tengil
132 Rencana Jahat Faizah
133 Bunuh Diri
134 Kekacauan yang disengaja
135 Kehancuran yang sesungguhnya
136 Mencintaimu sampai mati
137 Terlanjur
138 Bibit Unggul
139 Aku tidak mau kehilanganmu
140 Mau lari kemana gadis tengil?
141 Top Cer
142 Merindukan Sean
143 Kau adalah hidupku, Sean
144 Istri Durhaka
145 Gairah Pengantin Baru
146 Kejutan Luar Biasa
147 Kembali ke Mansion
148 Pijitan Manjah
149 Faizah Ngambek
150 Hukuman
151 Menjadi Obat Lukaku
152 Kabar Baik
153 Pengen Dimanja Terus
154 Ketika Rea dan Zain Bertingkah
155 Penolakan Keluarga Juna
156 Bertengkar
157 Faizah Sakit
158 Saya Minta Maaf
159 Jangan Menyarah, Sayang
160 Istri Posesifku
161 Serangan Keluarga Juna
162 Saya Istrinya, Loh
163 Hadiah Terbaik
164 Si Tua Penuh Pesona
165 Digoda Pria Mesum
166 Kamu Istri Saya, Izah
167 Hadiah Misterius
168 Aunty Kecilku
169 Perihal Camping
170 Menggagalkan Penculikan
171 Merindukannya
172 Membujuk Sean
173 Serba Salah
174 Terimalah Akibatnya
175 Rencana Konyol Faizah
176 Rencana Yang Gagal
177 Pertemuan Dua Bumil
178 Ungkapan Cinta Arjuna
179 Suami saya itu, jangan ganjen!
180 Obat Terampuh
181 Perdebatan Dua Ayah
182 Aku tidak akan menyerah
183 Mercia Vs Kingsley
184 Dasar gila
185 Pertemuan Kembali
186 Lelaki Impoten
187 Lelaki Sejuta Pesona
188 Halalin adek, Bang
189 Dia Istriku
190 Abaikan saja
191 Nama lain?
192 Kau Menyukai Uncle?
193 Buktikan jika kau hebat
194 Bikin Meleleh
195 Gimana kalau saya beneran mau lamar kamu?
196 Pengakuan yang mengejutkan
197 Enak kalau dipeluk
198 Kawin lari?
199 Ide konyol apa itu?
200 Napas buatan
201 Kenapa harus Mercia?
202 Calon Istriku
203 Masih legit
204 Anak baru kemarin
205 Dia itu impoten lho
206 Siapa kau?
207 Hari bahagia
208 Gagal Unboxing
209 Jatuh dari motor
210 Mas, cimol aku mana?
211 Perihal Cimol
212 Sakit, tapi enak
213 Tanggung jawab lho
214 Tidak ada alasan lain
215 Ospek
216 Gak ada bedanya
217 Isi pesan
218 Curahan hati Mercia
219 Kau mengenalku?
220 Anggap Saja Rumahmu
221 Masa Lalu Alana
Episodes

Updated 221 Episodes

1
Prolog
2
Perjodohan
3
Keputusan
4
Wedding
5
Bali
6
Mabuk
7
Making Her Preghnant
8
Honeymoon
9
Honeymoon 2
10
Pertengkaran kecil
11
Cinta?
12
Hadiah
13
Kencan pertama
14
Obrolan absurd
15
Aku akan merindukanmu
16
Sebuah ancaman
17
Sikap yang aneh
18
Gagal
19
Pengganggu
20
Percayalah
21
Maaf
22
Hukuman
23
Aku ingin soto
24
Hujan
25
Aku mencintaimu
26
Marah
27
Drama queen
28
Gosip panas
29
Pesta
30
Bingung
31
Ulat keket
32
Pasangan Absurd
33
Alone
34
Morning sickness
35
Istri posesif
36
Blacky
37
Permintaan maaf
38
Kampung halaman
39
Muka seribu
40
Jangan menggodaku, sayang
41
Pembantu?
42
Misi
43
Duka
44
Flashback
45
Lady Amora
46
Kabar kematian
47
Naughty wife
48
Almost
49
Sweet husband
50
Tamu jauh
51
Terpaksa pergi
52
Who are you?
53
Sorry... and i love you
54
Pengganggu kesenangan
55
Impoten
56
Jealous
57
Wanita penggoda
58
Istri limited edition
59
Berbahagialah
60
Perihal mangga muda
61
Baby girl
62
Istri rasa bodiguard
63
Welcome to world baby Q
64
Godaan kecil
65
Gadis pemilih
66
Keluarga kecil yang bahagia
67
Uncle jangan senyum-senyum
68
Positif
69
Hilangnya Queen
70
Dasar anak nakal
71
Mendadak panik
72
Kingsley Michaelson
73
Biang Rusuh
74
Liburan akhir pekan
75
I Love You, Uncle
76
Menjelang perpisahan
77
See you
78
Aku terlalu mencintainya
79
Salah sambung?
80
Pria asing
81
Kejutan untukmu, gadis kecil
82
Teman?
83
Ratu kecil
84
Lupakan dia
85
Menghabiskan malam denganmu
86
Pertengkaran kecil
87
King beraksi
88
Tamu Spesial
89
Terlalu misterius
90
Sugar Baby
91
Gara-gara Sugar Daddy
92
Pacar Bayaran
93
Jadilah Pacarku Sungguhan
94
Sean Cemburu
95
Keanehan Sean
96
Kau harus bertanggung jawab
97
Perasaan Bersalah
98
Tidak bisa dipercaya
99
Pengakuan Juna
100
Aku tidak rela
101
Pertunangan Sean dan Stella
102
Amarah Queen
103
Ancaman Sarah
104
Kemarahan Seorang Ayah
105
Kau berubah, Sean.
106
Kerja sama yang baik
107
Dan itu terjadi lagi
108
Kau hanya boleh menatapku seorang
109
Terima kasih sudah mengerti aku
110
Honeymoon yang gagal
111
Dasar Kepala Batu
112
Kau pengecut
113
Serangan Dadakan
114
Dasar Suami Mesum
115
Menjadi Istri Terbaik
116
Hukuman yang sesungguhnya
117
Healing?
118
Bulan Madu yang manis
119
Masa Lalu Sean
120
Kabar Buruk
121
Permintaan Maaf Sorang Ayah
122
Duka dan Cinta
123
Nyonya Baik Hati
124
Makan Malam yang Gagal
125
Sean Selingkuh?
126
Kemarahan Seorang Istri
127
Teman Baru
128
Sean Beraksi
129
Hantu Mesum
130
Permasalahan Ella
131
Gadis Tengil
132
Rencana Jahat Faizah
133
Bunuh Diri
134
Kekacauan yang disengaja
135
Kehancuran yang sesungguhnya
136
Mencintaimu sampai mati
137
Terlanjur
138
Bibit Unggul
139
Aku tidak mau kehilanganmu
140
Mau lari kemana gadis tengil?
141
Top Cer
142
Merindukan Sean
143
Kau adalah hidupku, Sean
144
Istri Durhaka
145
Gairah Pengantin Baru
146
Kejutan Luar Biasa
147
Kembali ke Mansion
148
Pijitan Manjah
149
Faizah Ngambek
150
Hukuman
151
Menjadi Obat Lukaku
152
Kabar Baik
153
Pengen Dimanja Terus
154
Ketika Rea dan Zain Bertingkah
155
Penolakan Keluarga Juna
156
Bertengkar
157
Faizah Sakit
158
Saya Minta Maaf
159
Jangan Menyarah, Sayang
160
Istri Posesifku
161
Serangan Keluarga Juna
162
Saya Istrinya, Loh
163
Hadiah Terbaik
164
Si Tua Penuh Pesona
165
Digoda Pria Mesum
166
Kamu Istri Saya, Izah
167
Hadiah Misterius
168
Aunty Kecilku
169
Perihal Camping
170
Menggagalkan Penculikan
171
Merindukannya
172
Membujuk Sean
173
Serba Salah
174
Terimalah Akibatnya
175
Rencana Konyol Faizah
176
Rencana Yang Gagal
177
Pertemuan Dua Bumil
178
Ungkapan Cinta Arjuna
179
Suami saya itu, jangan ganjen!
180
Obat Terampuh
181
Perdebatan Dua Ayah
182
Aku tidak akan menyerah
183
Mercia Vs Kingsley
184
Dasar gila
185
Pertemuan Kembali
186
Lelaki Impoten
187
Lelaki Sejuta Pesona
188
Halalin adek, Bang
189
Dia Istriku
190
Abaikan saja
191
Nama lain?
192
Kau Menyukai Uncle?
193
Buktikan jika kau hebat
194
Bikin Meleleh
195
Gimana kalau saya beneran mau lamar kamu?
196
Pengakuan yang mengejutkan
197
Enak kalau dipeluk
198
Kawin lari?
199
Ide konyol apa itu?
200
Napas buatan
201
Kenapa harus Mercia?
202
Calon Istriku
203
Masih legit
204
Anak baru kemarin
205
Dia itu impoten lho
206
Siapa kau?
207
Hari bahagia
208
Gagal Unboxing
209
Jatuh dari motor
210
Mas, cimol aku mana?
211
Perihal Cimol
212
Sakit, tapi enak
213
Tanggung jawab lho
214
Tidak ada alasan lain
215
Ospek
216
Gak ada bedanya
217
Isi pesan
218
Curahan hati Mercia
219
Kau mengenalku?
220
Anggap Saja Rumahmu
221
Masa Lalu Alana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!