Istri Menggemaskan Tuan CEO Ternama

Istri Menggemaskan Tuan CEO Ternama

Prolog

Layaknya pesta konglomerat pada umumnya, setiap penjuru ballroom sebuah hotel bintang lima didekorasi dengan begitu mewah dan megah. Hampir setiap meja dipenuhi oleh para tamu undangan dari kalangan atas karena malam ini adalah pesta pelantikan CEO baru.

Garalt Zain Michaelson resmi dinyatakan sebagai CEO baru di perusahaan sang Ayah. Lelaki tampan dengan setelan jas hitam itu terlihat gagah di antara kerumunan orang. Senyuman menawan yang ia berikan mampu menaklukkan ribuan wanita yang memandang. Namun hanya satu wanita yang saat ini berdiri di sisinya, yaitu Andrea Clarissa Demyan. Wanita yang Zain nikahi beberapa hari lalu karena perjodohan orang tuanya.

Wanita cantik dengan wajah khas Turki itu terus mengembangkan senyuman bahagia. Bahkan wanita itu begitu enggan melepaskan tangan suaminya. Lebih lagi banyak wanita yang melayangkan tatapan memuja pada sang suami.

"Selamat, Tuan muda Michaelson." Ucap salah seorang clien yang turut hadir.

"Terima kasih, Tuan Hans. Saya harap Anda menikmati pesta malam ini." Balas Zain tersenyum ramah.

"Tentu, malam ini sangat luar biasa."

Zain pun hanya mengangguk kecil.

"Sayang, aku lelah." Bisik Rea yang sebenarnya mulai jengah dengan tatapan para wanita genit pada suaminya.

"Jika kau lelah, pulang saja." Sahut Zain terkesan dingin. Rea berdecak sebal mendengarnya.

"Kau suami tidak bertanggung jawab." Ketus Rea mengembangkan senyuman saat para tamu menyapanya.

"Kau bisa meninggalkanku."

"Hanya wanita bodoh yang meninggalkan lelaki tampan dan kaya raya sepertimu."

Zain mendengus pelan. "Berhenti mengoceh."

"Tidak mau." Sahut Rea.

"Terserah." Zain pun kembali menyapa para tamu. Sedangkan Rea hanya mengekorinya seperti anak kucing.

"Zain." Sapa seorang wanita cantik dengan balutan dress merah, memperlihatkan tubuh seksinya yang mampu menggoyahkan iman para lelaki.

Rea memutar bola matanya malas saat melihat sosok wanita yang tak ingin dilihatnya.

"Sedang apa kau di sini?" Ketus Rea. Zain yang mendengar itu memelototi istrinya. Rea berdecih sebal.

"Apa kabarmu, Zain?" Tanya wanita itu dengan senyuman menawan.

"Baik. Bagaimana denganmu? Aku senang kau datang, kupikir kau sangat sibuk." Jawab Zain.

Wanita itu tersenyum lagi. "Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja. Aku tidak terlalu sibuk dalam beberapa hari ini, karena itu aku menyempatkan diri datang di acaramu ini."

Rea menggerakkan mulutnya seolah mengejek wanita itu. Zain melirik istrinya sekilas. Kemudian kembali memokuskan perhatian pada sang wanita.

"Zain, bisa kita bicara berdua? Ada yang ingin aku sampaikan padamu."

"Tidak." Sahut Rea dengan nada tegas.

"Bisa, kita bicara di balkon. Pergi temui Mommy, Re." Titah Zain. Rea yang mendengar itu langsung melotot. Kemudian menggeleng pelan.

"Re." Zain pun memperingati.

Rea terdiam sejenak. Kemudian bergegas pergi meninggalkan suaminya dengan perasaan kesal. Zain menghela napas melihat tingkah istrinya itu.

"Mari." Ajaknya pada si wanita. Kemudian mereka pun beranjak menuju balkon. Tanpa mereka sadari, Rea kembali dan mengikuti keduanya. Bersembunyi di dekat pintu, mengintip pergerakan mereka.

"Ada apa?" Tanya Zain menatap pemandangan kota di malam hari.

"Aku ingin kembali padamu, Zain."

Zain pun menoleh dengan alis terangkat sebelah. "Kembali?"

Wanita itu mengangguk. Zain tersenyum getir.

"Aku sudah menikah."

"Aku tahu kau tidak mencintainya. Kau terpaksa menikahinya karena desakkan orang tuamu. Aku masih mencintaimu, Zain."

Zain terdiam cukup lama. Rea yang mendengar itu mendadak sakit hati. Meski ia tahu tak ada cinta dalam pernikahan mereka, tetap saja itu menyakitkan. Ah, Zain lah yang tak mencintainya. Sedangkan dirinya sudah jatuh dalam perangkap lelaki itu sejak lama. Rea masih di posisinya. Ingin tahu apa jawaban sang suami.

"Kau yang memutuskan hubungan kita, Zee. Semuanya sudah berakhir." Ujar Zain untuk wanita bernama Zee Van Der Veken. Sang mantan kekasih yang berprofesi sebagai model internasional. Keduanya harus mengakhiri hubungan karena Zee lebih memilih karier ketimbang kekasihnya. Dan itu sudah berlalu sejak dua tahun lalu.

Zee meraih tangan Zain. Menggenggamnya begitu erat. "Aku menyesal, Zain. Aku pikir mudah melupakanmu, tapi nyatanya sampai detik ini aku tak bisa melupakanmu. Aku mencintaimu, Zain."

Zain menarik kembali tangannya. Memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. Namun ia tak memberikan sebuah jawaban.

"Kau mau kan kembali padaku?" Tanya Zee penuh harap.

Rea m*r*m*s gaunnya karena takut mendengar jawaban menyakitkan dari Zain. Bagaimana jika lelaki itu menerima Zee lagi? Lalu bagaimana dengan nasibnya? Membayangkannya saja membuat hati Rea perih.

"Rea, sedang apa kau di sini?" Seru Elsha berhasil membuat Rea kaget dan langsung berbalik. Zain dan Zee yang mendengar itu pun berbalik.

"Mo__mom. Aku... aku sedang, ah... aku ingin ke toilet." Gugup Rea terlihat salah tingkah.

Zain pun melangkah pasti mendekati keduanya. Dan itu membuat jantung Rea berdegup kencang.

"Aku pergi dulu." Pamit Rea bergegas pergi dari sana. Meninggalkan Elsha yang kebingungan.

"Zain, ada apa dengan istrimu?" Tanya Elsha pada putranya.

"Aku tidak tahu." Jawab Zain sekananya. Lalu mata Elsha pun tertuju pada Zee yang bardiri di belakang Zain. Kini ia tahu kenapa Rea bersikap aneh. Elsha langsung menatap Zain curiga.

"Selesaikan urusanmu, lalu susul istrimu. Mommy tidak mau terjadi sesuatu pada Rea." Pungkas Elsha menatap wanita itu tak suka. Kemudian beranjak pergi dari sana.

Zain menoleh ke arah Zee. "Kita bicara lain kali." Lelaki itu pun beranjak pergi meninggalkan Zee sendiri.

Zain terus menyusuri seluruh ruangan untuk mencari keberadaan istrinya. Ia juga sudah mencarinya ke toliet, tetapi wanita itu tidak ada di sana.

"Kau melihat Rea?" Tanya Zain pada salah satu temannya.

"Tidak."

Zain menggeram kesal. Wanita itu tak pernah membuatnya tenang sekali saja. Ia pun beranjak pergi dari sana.

Sedangkan di luar sana, Rea terus melangkah tanpa arah. Salah jika ada yang berpikir wanita itu menangis. Rea bukan wanita cengeng yang akan menangis hanya karena patah hati. Itu bukanlah dirinya.

"Cih, dasar brengsek. Dia yang setuju dengan perjodohan ini, lalu dia juga yang mempermainkanku? Sialan memang." Umpatnya.

Rea menghela napas panjang. Menggigit ujung bibirnya karena bingung harus pergi ke mana. Lima belas tahun ia tinggal di luar negeri, tentu saja ia lupa jalanan Ibu kota. Akhirnya ia pun memilih duduk di halte bus. Menatap lampu temaram jalan. Berharap seseorang menjemputnya.

"Huh, ternyata tak semudah yang aku pikirkan. Aku kira setelah menikah dia akan luluh padaku, ternyata sama saja. Dia masih tak peduli dan cuek seperti dulu. Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Tidak berapa lama mobil mewah berwarna hitam berhenti di sana. Rea menatap mobil itu lamat-lamat. Tentu saja ia mengenal mobil itu. Ya, mobil itu milik suaminya.

Zain menurunkan kaca mobil. "Masuk." Titanya tanpa berniat menatap sang istri. Pandangannya lurus ke depan.

Rea terdiam sejenak. Setelah itu ia pun bangkit dan masuk ke dalam mobil. Namun kali ini ia tak banyak bicara dan memilih tidur karena tubuhnya terasa letih. Zain melirik istrinya heran, tidak biasanya wanita itu diam. Tak ingin banyak tahu, ia pun segera melajukan mobilnya menuju kediaman.

****

Zain menatap punggung sang istri karena Rea tidur membelakanginya. Ia merasa tak nyaman karena Rea terus mendiamkan dirinya sejak pesta itu.

"Re." Panggilnya.

Rea membuka matanya. Namun tak berniat menyahut. Ia masih kesal karena Zain tak kunjung bicara soal Zee. Ia ingin tahu soal hubungan keduanya.

"Kau masih marah?" Zain merapatkan tubuhnya dengan sang istri. Memeluk perut rata istrinya itu. Membuat sang empu mendadak kaku. Hampir seminggu mereka menikah, ini kali pertama Zain memeluknya.

Rea memebalikan tubuhnya. Menatap wajah tampan Zain lamat-lamat. "Kau masih mencintai Zee?" Tanyanya memastikan.

Zain tidak menjawab. Dan itu membuat Rea berpikir Zain masih mencintai mantan kekasihnya itu.

"Aku akan mundur jika kau ingin kembali dengan kekasihmu itu. Jangan memikirkan aku, aku baik-baik saja. Mungkin aku akan kembali ke Moscow. Hidup bahagia di sana." Ujar Rea menarik ujung bibirnya dengan susah payah. Hatinya teramat sakit saat mengatakan hal itu. Bohong jika ia tak berharap Zain memilih dirinya, hidup bersama Zain adalah impiannya selama ini.

Zain masih diam seolah enggan menanggapi ucapan istrinya.

"Aku tahu kau terpaksa menikahiku kan? Mommy terus mendesakmu sampai kau harus menerima perjodohan ini. Padahal kau bisa saja menolaknya, Kak. Aku tidak akan sakit hati. Aku sadar diri. Kembalilah padanya jika kau masih mencintainya." Rea menunduk lesu.

Zain menghela napas berat. Kemudian tangannya bergerak untuk menarik dagu istrinya. Menatap wajah cantik itu lamat-lamat. Zain akui istrinya itu memang sangat cantik. Mata bulat dengan bulu mata yang lentik, hidung mancung dan bibir kemerahan yang terlihat begitu alami. Lelaki mana yang tidak tergoda dengan kemolekannya? Sebagai lelaki normal, Zain sendiri tak bisa menahan untuk tidak menyentuhnya.

"Aku pikir kau sudah berubah, ternyata kau masih sama. Berisik dan menyebalkan." Ledek Zain yang kemudian meraih bibir istrinya. M*l*m*t bibir tipis sang istri dengan penuh perasaan. Rea sempat tersentak karena kaget. Ini adalah ciuman pertama untuknya. Ia terlihat kaku dan sama sekali tak bergerak.

"Balas ciuamanku, Re." Pinta Zain.

"Aku tidak tahu caranya."

Alis Zain terangkat sebelah. "Firts kiss?"

Rea pun mengangguk malu. Zain kaget mengetahui istrinya sama sekali belum tersentuh. Padahal wanita itu besar di negara bebas.

"Berapa kali kau mencium Zee?" Tanya Rea mendadak ingin tahu. Ia yakin Zain sudah sering melakukannya. Ah, membayangkannya saja sangat menyakitkan. Andai saja sejak awal di betada di posisi Zee, ia akan sangat bahagia dan tak akan pernah melepaskan lelaki itu. Namun Zee dan dirinya hal yang berbeda, Zayn begitu mencintai Zee. Sedangkan dirinya hanya sebagai pengganggu dalam kehidupan Zain. Tentu saja Rea sadar akan hal itu.

"Tak terhitung." Jawab Zain jujur.

"Hm." Rea terdiam sejenak. "Apa kalian juga pernah tidur?" Tanya Rea semakin penasaran. Meski sebenarnya pertanyaan itu sangat menyakitkan baginya.

Zain menggeleng. "Hanya sebatas ciuman, tidak lebih. Aku masih tahu batasan."

"Owh."

"Hanya itu?"

Rea menatap Zain bingung.

"Hanya itu yang ingin kau tanyakan?"

"Kau belum menjawab pertanyaan pertamaku." Kata Rea menatap mata suaminya.

"Mungkin." Jawab Zain. Rea pun tersenyum kecut.

Zain terus memperhatikan wajah cantik istrinya. Merengkuh pinggang ramping sang istri dengan erat. Bohong jika dirinya tak tertarik dengan tubuh indah Rea, ia juga lelaki normal. Napas lelaki itu mulai berat karena menahan gairah.

"Aku menginginkanmu, Re." Rea terkejut mendengarnya. Ia bingung harus menjawab apa. Tentu saja Rea tahu maksud ucapan suaminya, ia sudah cukup dewasa. Dan tak mungkin menolak keinginan sang suami. Toh sudah kewajiban seorang istri untuk melayani suaminya.

Rea mengusap rahang tegas Zain. Kemudian mengangguk pelan. Zain tersenyum tipis dan kembali meraih bibir istrinya, tetapi kali ini begitu menuntut. Tangannya ikut bergerak, menarik tali piyama yang Rea kenakan sampai terlepas dari tubuh indahnya. Lalu keduanya pun terhanyut dalam gelombang kenikmatan.

Pagi ini Rea terlihat lebih cerah, ia terus bersenandung sambil menyiapkan sarapan pagi untuk sang suami. Sesekali ia tersenyum saat mengingat betapa panasnya malam tadi. Ia berharap ini adalah awal kebahagian dalam rumah tangga mereka. Dan Zain akan belajar mencintainya. Rea akan menantikan itu.

Rea meletakkan dua piring nasi goreng omelet dia atas meja. Kemudian menuang air putih ke dalam gelas sambil menunggu suaminya datang. Sejak hari pertama menikah, Zain memang langsung memboyong Rea ke rumah baru. Hanya ada mereka berdua di sini karena Zain belum sempat mencari asisten rumah tangga. Tak kunjung muncul, Rea pun berniat untuk melihat suaminya di kamar. Namun ia berpapasan dengan sang suami tepat di tangga.

"Pagi, Kak." Sapa Rea saat melihat Zayn menuruni anak tangga. Namun lelaki itu tak menjawabnya karena sedang menerima panggilan dari seseorang dengan wajah cemas.

"Kak...." Zain memberikan isyarat pada Rea agar tidak bicara. Rea pun terdiam.

"Aku akan ke sana sekarang. Jangan banyak bergerak. Aku akan menjemputmu." Zain pun menutup panggilan. Kemudian menatap istrinya.

"Zee jatuh dari tangga, aku harus menolongnya. Pagi ini kau sarapan sendiri tidak apa kan?"

Rea terpaku di tempatnya. Kemudian mengangguk pelan.

"Baiklah, aku pergi." Zain memberikan kecupan di kening Rea sebelum pergi. Sedangkan Rea masih terpaku di tempatnya. Kemudian tersenyum getir.

Sejak awal kau memang tidak pernah ada dalam hatinya, Rea. Ayolah, apa yang kau harapkan lagi?

Rea memejamkan mata, kemudian menarik napas panjang dan membuangnya perlahan. Setelah dirasa tenang, ia memutuskan untuk sarapan karena cacing di perutnya sudah berdemo sejak tadi.

Sudah hampir pagi, Zain tak juga kunjung pulang. Sepertinya Rea harus menelan rasa kecewa lagi. Ia tak perlu bertanya karena sudah tahu jawabannya. Saat ini Zain sedang menemani mantan kekasihnya yang cedera di rumah sakit. Ya, Zain memang mengabari Rea sebelumnya. Hanya saja lelaki itu mengatakan akan pulang. Namun sampai detik ini batang hidungnya tak kunjung terlihat.

Rea tertawa getir. Ia menertawakan dirinya sendiri karena sudah berharap terlalu besar. Padahal dirinya sudah tahu jika itu tak mungkin terjadi.

Kau pikir kau siapa huh? Sejak awal dia tak pernah menganggapmu ada. Apa lagi yang kau harapkan Rea? Apa karena malam kemarin? Ayolah, semua lelaki pasti akan tergiur dengan makanan lezat di depan matanya. Kau terlalu bodoh. Suara itu terus terngiang di teligan Rea. Membuat perasaannya berkecamuk. Rea pun berteriak frustasi.

"Kenapa kau melakukan ini, Kak? Kenapa tidak terus terang saja kau masih ingin kembali padanya." Lirih Rea. Hatinya sangat sakit saat ini.

Cukup lama ia duduk di sofa, merenungkan semuanya dalam diam. Setelah puas termenung, ia pun bangkit dan melangkah pasti menuju lemari. Mengambil koper dan memasukkan semua pakaiannya ke dalam sana. Mungkin pergi adalah pilihan terbaik. Rea yakin Zain juga tak menginginkannya. Pernikahan ini sudah jelas karena keterpaksaan.

Tekad Rea sudah bulat, ia akan meninggalkan suaminya. Wanita itu kini sudah berdiri di perataran rumah yang baru ditempatinya seminggu yang lalu. Namun rasanya begitu berat meninggalkan tempat itu.

"Kau tidak boleh lemah, Rea." Rea menghela napas berat "Maafkan aku, Kak. Selama ini aku selalu mengacaukan hidupmu. Mulai detik ini aku tak akan mengganggumu lagi. Semoga kau selalu bahagia, meski itu bukan bersamaku."

Rea pun pergi meninggalkan rumah itu meski langkahnya terasa berat. Namun ia harus melakukan itu untuk kebahagian suaminya. Berat memang, tetapi ia tak mau lagi menjadi beban hidup Zain.

Terpopuler

Comments

Yiyi Fuyu

Yiyi Fuyu

bisakah saya jadi ibu untuk anakmu... di rumah besar ehem tapi dijakarta. Singapore hongkong... tunjungan plaza. balik juga ke Semarang...
sayalah istri mudamu...
tapi belom pernah terjadi 🥵🥵

2023-06-11

0

Yesi Triyanto

Yesi Triyanto

ya tuhan ada lagi laki model. begini

2022-06-27

0

lovely

lovely

dasar plin plan Lo Zain😡

2022-06-19

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Perjodohan
3 Keputusan
4 Wedding
5 Bali
6 Mabuk
7 Making Her Preghnant
8 Honeymoon
9 Honeymoon 2
10 Pertengkaran kecil
11 Cinta?
12 Hadiah
13 Kencan pertama
14 Obrolan absurd
15 Aku akan merindukanmu
16 Sebuah ancaman
17 Sikap yang aneh
18 Gagal
19 Pengganggu
20 Percayalah
21 Maaf
22 Hukuman
23 Aku ingin soto
24 Hujan
25 Aku mencintaimu
26 Marah
27 Drama queen
28 Gosip panas
29 Pesta
30 Bingung
31 Ulat keket
32 Pasangan Absurd
33 Alone
34 Morning sickness
35 Istri posesif
36 Blacky
37 Permintaan maaf
38 Kampung halaman
39 Muka seribu
40 Jangan menggodaku, sayang
41 Pembantu?
42 Misi
43 Duka
44 Flashback
45 Lady Amora
46 Kabar kematian
47 Naughty wife
48 Almost
49 Sweet husband
50 Tamu jauh
51 Terpaksa pergi
52 Who are you?
53 Sorry... and i love you
54 Pengganggu kesenangan
55 Impoten
56 Jealous
57 Wanita penggoda
58 Istri limited edition
59 Berbahagialah
60 Perihal mangga muda
61 Baby girl
62 Istri rasa bodiguard
63 Welcome to world baby Q
64 Godaan kecil
65 Gadis pemilih
66 Keluarga kecil yang bahagia
67 Uncle jangan senyum-senyum
68 Positif
69 Hilangnya Queen
70 Dasar anak nakal
71 Mendadak panik
72 Kingsley Michaelson
73 Biang Rusuh
74 Liburan akhir pekan
75 I Love You, Uncle
76 Menjelang perpisahan
77 See you
78 Aku terlalu mencintainya
79 Salah sambung?
80 Pria asing
81 Kejutan untukmu, gadis kecil
82 Teman?
83 Ratu kecil
84 Lupakan dia
85 Menghabiskan malam denganmu
86 Pertengkaran kecil
87 King beraksi
88 Tamu Spesial
89 Terlalu misterius
90 Sugar Baby
91 Gara-gara Sugar Daddy
92 Pacar Bayaran
93 Jadilah Pacarku Sungguhan
94 Sean Cemburu
95 Keanehan Sean
96 Kau harus bertanggung jawab
97 Perasaan Bersalah
98 Tidak bisa dipercaya
99 Pengakuan Juna
100 Aku tidak rela
101 Pertunangan Sean dan Stella
102 Amarah Queen
103 Ancaman Sarah
104 Kemarahan Seorang Ayah
105 Kau berubah, Sean.
106 Kerja sama yang baik
107 Dan itu terjadi lagi
108 Kau hanya boleh menatapku seorang
109 Terima kasih sudah mengerti aku
110 Honeymoon yang gagal
111 Dasar Kepala Batu
112 Kau pengecut
113 Serangan Dadakan
114 Dasar Suami Mesum
115 Menjadi Istri Terbaik
116 Hukuman yang sesungguhnya
117 Healing?
118 Bulan Madu yang manis
119 Masa Lalu Sean
120 Kabar Buruk
121 Permintaan Maaf Sorang Ayah
122 Duka dan Cinta
123 Nyonya Baik Hati
124 Makan Malam yang Gagal
125 Sean Selingkuh?
126 Kemarahan Seorang Istri
127 Teman Baru
128 Sean Beraksi
129 Hantu Mesum
130 Permasalahan Ella
131 Gadis Tengil
132 Rencana Jahat Faizah
133 Bunuh Diri
134 Kekacauan yang disengaja
135 Kehancuran yang sesungguhnya
136 Mencintaimu sampai mati
137 Terlanjur
138 Bibit Unggul
139 Aku tidak mau kehilanganmu
140 Mau lari kemana gadis tengil?
141 Top Cer
142 Merindukan Sean
143 Kau adalah hidupku, Sean
144 Istri Durhaka
145 Gairah Pengantin Baru
146 Kejutan Luar Biasa
147 Kembali ke Mansion
148 Pijitan Manjah
149 Faizah Ngambek
150 Hukuman
151 Menjadi Obat Lukaku
152 Kabar Baik
153 Pengen Dimanja Terus
154 Ketika Rea dan Zain Bertingkah
155 Penolakan Keluarga Juna
156 Bertengkar
157 Faizah Sakit
158 Saya Minta Maaf
159 Jangan Menyarah, Sayang
160 Istri Posesifku
161 Serangan Keluarga Juna
162 Saya Istrinya, Loh
163 Hadiah Terbaik
164 Si Tua Penuh Pesona
165 Digoda Pria Mesum
166 Kamu Istri Saya, Izah
167 Hadiah Misterius
168 Aunty Kecilku
169 Perihal Camping
170 Menggagalkan Penculikan
171 Merindukannya
172 Membujuk Sean
173 Serba Salah
174 Terimalah Akibatnya
175 Rencana Konyol Faizah
176 Rencana Yang Gagal
177 Pertemuan Dua Bumil
178 Ungkapan Cinta Arjuna
179 Suami saya itu, jangan ganjen!
180 Obat Terampuh
181 Perdebatan Dua Ayah
182 Aku tidak akan menyerah
183 Mercia Vs Kingsley
184 Dasar gila
185 Pertemuan Kembali
186 Lelaki Impoten
187 Lelaki Sejuta Pesona
188 Halalin adek, Bang
189 Dia Istriku
190 Abaikan saja
191 Nama lain?
192 Kau Menyukai Uncle?
193 Buktikan jika kau hebat
194 Bikin Meleleh
195 Gimana kalau saya beneran mau lamar kamu?
196 Pengakuan yang mengejutkan
197 Enak kalau dipeluk
198 Kawin lari?
199 Ide konyol apa itu?
200 Napas buatan
201 Kenapa harus Mercia?
202 Calon Istriku
203 Masih legit
204 Anak baru kemarin
205 Dia itu impoten lho
206 Siapa kau?
207 Hari bahagia
208 Gagal Unboxing
209 Jatuh dari motor
210 Mas, cimol aku mana?
211 Perihal Cimol
212 Sakit, tapi enak
213 Tanggung jawab lho
214 Tidak ada alasan lain
215 Ospek
216 Gak ada bedanya
217 Isi pesan
218 Curahan hati Mercia
219 Kau mengenalku?
220 Anggap Saja Rumahmu
221 Masa Lalu Alana
Episodes

Updated 221 Episodes

1
Prolog
2
Perjodohan
3
Keputusan
4
Wedding
5
Bali
6
Mabuk
7
Making Her Preghnant
8
Honeymoon
9
Honeymoon 2
10
Pertengkaran kecil
11
Cinta?
12
Hadiah
13
Kencan pertama
14
Obrolan absurd
15
Aku akan merindukanmu
16
Sebuah ancaman
17
Sikap yang aneh
18
Gagal
19
Pengganggu
20
Percayalah
21
Maaf
22
Hukuman
23
Aku ingin soto
24
Hujan
25
Aku mencintaimu
26
Marah
27
Drama queen
28
Gosip panas
29
Pesta
30
Bingung
31
Ulat keket
32
Pasangan Absurd
33
Alone
34
Morning sickness
35
Istri posesif
36
Blacky
37
Permintaan maaf
38
Kampung halaman
39
Muka seribu
40
Jangan menggodaku, sayang
41
Pembantu?
42
Misi
43
Duka
44
Flashback
45
Lady Amora
46
Kabar kematian
47
Naughty wife
48
Almost
49
Sweet husband
50
Tamu jauh
51
Terpaksa pergi
52
Who are you?
53
Sorry... and i love you
54
Pengganggu kesenangan
55
Impoten
56
Jealous
57
Wanita penggoda
58
Istri limited edition
59
Berbahagialah
60
Perihal mangga muda
61
Baby girl
62
Istri rasa bodiguard
63
Welcome to world baby Q
64
Godaan kecil
65
Gadis pemilih
66
Keluarga kecil yang bahagia
67
Uncle jangan senyum-senyum
68
Positif
69
Hilangnya Queen
70
Dasar anak nakal
71
Mendadak panik
72
Kingsley Michaelson
73
Biang Rusuh
74
Liburan akhir pekan
75
I Love You, Uncle
76
Menjelang perpisahan
77
See you
78
Aku terlalu mencintainya
79
Salah sambung?
80
Pria asing
81
Kejutan untukmu, gadis kecil
82
Teman?
83
Ratu kecil
84
Lupakan dia
85
Menghabiskan malam denganmu
86
Pertengkaran kecil
87
King beraksi
88
Tamu Spesial
89
Terlalu misterius
90
Sugar Baby
91
Gara-gara Sugar Daddy
92
Pacar Bayaran
93
Jadilah Pacarku Sungguhan
94
Sean Cemburu
95
Keanehan Sean
96
Kau harus bertanggung jawab
97
Perasaan Bersalah
98
Tidak bisa dipercaya
99
Pengakuan Juna
100
Aku tidak rela
101
Pertunangan Sean dan Stella
102
Amarah Queen
103
Ancaman Sarah
104
Kemarahan Seorang Ayah
105
Kau berubah, Sean.
106
Kerja sama yang baik
107
Dan itu terjadi lagi
108
Kau hanya boleh menatapku seorang
109
Terima kasih sudah mengerti aku
110
Honeymoon yang gagal
111
Dasar Kepala Batu
112
Kau pengecut
113
Serangan Dadakan
114
Dasar Suami Mesum
115
Menjadi Istri Terbaik
116
Hukuman yang sesungguhnya
117
Healing?
118
Bulan Madu yang manis
119
Masa Lalu Sean
120
Kabar Buruk
121
Permintaan Maaf Sorang Ayah
122
Duka dan Cinta
123
Nyonya Baik Hati
124
Makan Malam yang Gagal
125
Sean Selingkuh?
126
Kemarahan Seorang Istri
127
Teman Baru
128
Sean Beraksi
129
Hantu Mesum
130
Permasalahan Ella
131
Gadis Tengil
132
Rencana Jahat Faizah
133
Bunuh Diri
134
Kekacauan yang disengaja
135
Kehancuran yang sesungguhnya
136
Mencintaimu sampai mati
137
Terlanjur
138
Bibit Unggul
139
Aku tidak mau kehilanganmu
140
Mau lari kemana gadis tengil?
141
Top Cer
142
Merindukan Sean
143
Kau adalah hidupku, Sean
144
Istri Durhaka
145
Gairah Pengantin Baru
146
Kejutan Luar Biasa
147
Kembali ke Mansion
148
Pijitan Manjah
149
Faizah Ngambek
150
Hukuman
151
Menjadi Obat Lukaku
152
Kabar Baik
153
Pengen Dimanja Terus
154
Ketika Rea dan Zain Bertingkah
155
Penolakan Keluarga Juna
156
Bertengkar
157
Faizah Sakit
158
Saya Minta Maaf
159
Jangan Menyarah, Sayang
160
Istri Posesifku
161
Serangan Keluarga Juna
162
Saya Istrinya, Loh
163
Hadiah Terbaik
164
Si Tua Penuh Pesona
165
Digoda Pria Mesum
166
Kamu Istri Saya, Izah
167
Hadiah Misterius
168
Aunty Kecilku
169
Perihal Camping
170
Menggagalkan Penculikan
171
Merindukannya
172
Membujuk Sean
173
Serba Salah
174
Terimalah Akibatnya
175
Rencana Konyol Faizah
176
Rencana Yang Gagal
177
Pertemuan Dua Bumil
178
Ungkapan Cinta Arjuna
179
Suami saya itu, jangan ganjen!
180
Obat Terampuh
181
Perdebatan Dua Ayah
182
Aku tidak akan menyerah
183
Mercia Vs Kingsley
184
Dasar gila
185
Pertemuan Kembali
186
Lelaki Impoten
187
Lelaki Sejuta Pesona
188
Halalin adek, Bang
189
Dia Istriku
190
Abaikan saja
191
Nama lain?
192
Kau Menyukai Uncle?
193
Buktikan jika kau hebat
194
Bikin Meleleh
195
Gimana kalau saya beneran mau lamar kamu?
196
Pengakuan yang mengejutkan
197
Enak kalau dipeluk
198
Kawin lari?
199
Ide konyol apa itu?
200
Napas buatan
201
Kenapa harus Mercia?
202
Calon Istriku
203
Masih legit
204
Anak baru kemarin
205
Dia itu impoten lho
206
Siapa kau?
207
Hari bahagia
208
Gagal Unboxing
209
Jatuh dari motor
210
Mas, cimol aku mana?
211
Perihal Cimol
212
Sakit, tapi enak
213
Tanggung jawab lho
214
Tidak ada alasan lain
215
Ospek
216
Gak ada bedanya
217
Isi pesan
218
Curahan hati Mercia
219
Kau mengenalku?
220
Anggap Saja Rumahmu
221
Masa Lalu Alana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!