Bab 3

Wowo yang memasang ekspresi paling kesal melihat Dila dan Nino duduk dan ngobrol berdua diatas bukit.

" Kalian kok pergi kesini diam-diam sih, nggak pamit ke kita-kita, untung saja Asna tadi lihat kalian jalan kearah bukit".

Asna hanya nyengir kuda saat namanya di sebut oleh Wowo dengan wajah dongkol.

" Tadi Dila kedinginan main air di bawah air terjun, jadi aku ajak kesini, berjemur biar hangat", kilah Nino beralasan.

Dila memang sudah paham betul karakter Nino dan Wowo, Wowo yang lebih terbuka dan ceplas ceplos, sedangkan Nino diam dan menyimpan begitu banyak rahasia.

" Ternyata jalan kesini lumayan capek juga ya, kelihatan dari bawah nggak tinggi-tinggi amat, tapi pas di lewati, huuuh.... lumayan menguras keringat", Fajar adalah sekbid humas di karang taruna, dia yang paling tahu ketegangan antara Wowo dan Nino selama ini.

" Habis dari sini gimana kalau kita makan siang di warung tengah sawah?, disana menunya cukup beragam, rasanya enak dengan harga yang lumayan murah buat kantong kita-kita yang belum berpenghasilan, apalagi tempatnya, bener-bener nyaman buat nongkrong". Fajar berkata seperti sedang mempromosikan bisnis rumah makannya.

" Boleh juga...", semua serempak setuju.

Pukul 11 lebih mereka keluar dari Curug asmara, dan menuju warung tengah sawah yang lokasinya tidak jauh dari Curug asmara.

Saat berjalan keluar dari Curug ada rombongan pemuda yang baru saja datang ke Curug dan ada beberapa yang bersiul saat berpapasan dengan Dila dan Asna yang berjalan paling belakang diantara teman yang lain.

" Cantik.... boleh kenalan nggak?, kita-kita masih singgle loh...., kalo boleh kenalan, kita traktir makan siang di kafe sebelah".

Gumaman salah satu pemuda justru dijawab oleh Wowo dengan sengit.

" Sory ya, situ singgle, sayangnya si cantik udah nggak singgle tuh, udah ada yang punya !". Wowo langsung menarik tangan Dila, sedangkan Dila menarik tangan Asna, Wowo langsung mendapat tatapan tajam dari gerombolan pemuda yang baru masuk itu, termasuk tatapan tajam dari Nino, tapi Nino hanya bisa menatap dan tak berani bertindak seperti Wowo.

" Kalau jalan jangan misah dari rombongan gitu Dil, jadi nggak digodain sama cowok-cowok nggak jelas kayak mereka !", Wowo masih menggenggam tangan Dila, saat Dila berusaha melepaskan genggaman tangan Wowo, karena merasa tak enak pada Nino, juga pada Asna.

Dila hanya mengangguk tanpa menjawab, karena tidak mau memperpanjang perdebatan, Wowo pasti akan menjawab lagi jika Dila menjawab tegurannya.

Sampai di warung makan, semua berjalan lancar dan aman, tidak terlalu banyak drama seperti saat di Curug tadi. Suasana warung yang berbentuk bilik-bilik dengan atap daun kering, dan terpisah dengan bilik lain, membuat mereka merasa nyaman.

Suasana sedikit gaduh dan rame, karena mereka mengadakan permainan putar botol se-usai makan siang.

Bagi yang tertunjuk ujung botol harus menghibur yang lain, entah dengan bernyanyi, berjoget, melawak, atau hal lain yang membuat mereka tertawa.

Yang pertama mendapat giliran adalah Asna, Asna dengan suara merdunya menyanyikan lagu Risalah hati milik dewa 19. Begitu meresapi di reff....

🎶Aku bisa membuat mu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta.... kepadaku.

Beri sedikit waktu...

biar cinta datang karena telah terbiasa 🎶

Dan tidak ada yang menyadari tujuan Asna menyanyikan lagu itu, tidak lain ditunjukan pada Wowo, cowok yang ditaksirnya.

Setelah Asna selesai bernyanyi dan botol kembali berputar, botol menunjuk pada Fajar. Fajar memilih untuk ber stand up komedi, karena suaranya yang tidak begitu bagus dan selalu fals tiap bernyanyi, tapi Fajar selalu menyimpan begitu banyak cerita lucu, dan itu membuat semua tertawa lepas tiap kali mendengarkan Fajar bercerita.

Dan botol kembali berputar, semua mendapatkan giliran bergantian, dan yang mendapat giliran terakhir adalah Dila. Dila bisa bernyanyi, tapi sedang tidak ingin bernyanyi, Dila akhirnya membacakan salah satu karya Khalil Gibran yang pernah dibacanya di sebuah buku.

~~

...Persahabatan...

Dalam manisnya persahabatan, biarkan ada tawa kegirangan. Berbagi duka dan kesenangan. Karena dalam rintik embun, hati manusia menghirup fajar yang terbangun dan mendapatkan gairah kehidupan .

~~

Meski tidak banyak yang tahu dengan makna dari kalimat itu, tapi semua teman-teman Dila mendengarkan dengan seksama. Karena Dila menyampaikan dengan sangat meresapi dan penuh pendalaman.

Mungkin pergi bareng teman-teman kali ini akan menjadi kenangan manis yang akan terus Dila ingat saat di perantauan nanti, dan sampai kapanpun.

_

_

Dila sampai di rumah jam setengah dua siang, bapak dan ibunya juga baru saja pulang dari sawah. Dita yang paling heboh, karena Dila membawakan oleh-oleh untuk adik semata wayangnya itu. Di tambah sang bapak yang pulang membawa kelapa muda pesanannya tadi.

" Wah, cocok banget siang-siang panas begini, mbak Dila pulang bawain lutis buah, dan bapak dari sawah bawain kelapa muda, rejeki anak sholehah", Dita tersenyum sumringah dan tidak sabar menunggu kelapa muda di buka oleh sang bapak.

Dila lebih dulu sholat duhur dan bergabung bersama adiknya yang sedang berjongkok di dapur menunggu sang bapak membuka kelapa muda untuk dirinya dan juga Dila.

" Ini, sudah bapak buka keduanya, kalian nikmati bersama. Bapak sama ibu sudah duluan di sawah tadi". Toto menyerahkan dua kelapa muda pada kedua putrinya.

" Memang acara apa tadi, kok sampai pergi ke Curug Dil?", tanya Toto sambil duduk di kursi panjang di samping meja makan.

" Acara perpisahan Pak, katanya jalan-jalan terakhir mumpung Dila belum berangkat ke Bekasi", jawab Dila jujur.

Toto terlihat seperti berpikir, " apa kita sekeluarga juga perlu jalan-jalan atau liburan dulu sebelum kamu berangkat ke Bekasi?, kita kan juga sudah lama banget nggak pergi piknik sekeluarga. Seingat bapak, terakhir piknik 3 tahun lalu, saat kamu lulus SMP, dan Dita masih kecil". Toto baru menyadari jika sudah sangat lama dia tidak mengajak anak dan istrinya liburan.

Bukannya Toto tidak kepikiran ke hal itu, tapi semenjak Dila masuk SMK dan membutuhkan biaya sekolah yang lebih besar, hampir setiap penghasilan yang didapatnya habis hanya untuk membiayai kedua putrinya sekolah.

" Tidak usah Pak, refreshing itu tida harus liburan ke tempat wisata. Besok kita pergi ke sawah bareng-bareng saja, kita bisa metik sayuran di sawah bareng, terus makan siang bareng di gubug, itu sudah cukup, iya kan Dit?", Dila berusaha meminta persetujuan adiknya.

Dita yang mulutnya penuh karena sedang menikmati kelapa muda hanya mengangguk setuju. Meski Dita masih kecil, tapi dia juga paham bagaimana keadaan keuangan bapaknya yang hanya pas-pasan. Belum lagi kakaknya yang hendak pergi jauh merantau dan butuh biaya besar untuk awal hidup di perantauan. Dita hanya berharap kakak perempuannya bisa sukses dan berhasil di perantauan nanti.

Keesokan harinya, seperti yang sudah direncanakan kemarin. Dila dan Dita ikut bersama kedua orang tuanya ke sawah. Memetik kacang panjang dan cabai yang ditanam bapaknya di pematang sawah, dan setelah matahari mulai menyengat kulit, mereka menikmati makan siang bersama di gubug kecil yang ada di pinggir sawah mereka.

Toto kembali memetik kelapa muda di pohon yang lain, karena Toto memiliki beberapa pohon kelapa di pinggiran ladang.

Semua terasa begitu nikmat dan membahagiakan saat melakukan sesuatu dengan keluarga, meski hanya makan seadanya di gubug kecil di pinggiran ladang.

Mungkin kebersamaan seperti ini entah kapan lagi akan mereka lakukan, atau mungkin ini terakhir kali mereka bersama-sama seperti ini. Karena setelah keberangkatan Dila minggu depan, pasti semuanya akan berubah seiring berjalannya waktu.

Harapan dari semua pengorbanan yang dilakukan hanyalah sebuah kesuksesan untuk putri sulung mereka. Kesuksesan yang akan membawa kehidupan mereka menjadi lebih baik lagi.

_

_

Seminggu berlalu, tiba saatnya Dila harus berangkat ke kota besar tempat tujuannya merantau, kota Bekasi.

Dila diantar oleh Toto sampai di BLK tempatnya mengikuti penyaluran kerja. Dila meminta agar bapaknya pulang terlebih dahulu, namun Toto kekeh menunggu sampai bus yang akan membawa Dila tiba.

Padahal Dila melihat Nino berdiri di seberang jalan, karena Nino mengirim pesan ke ponselnya. Namun Nino tidak berani mendekat karena ada sang bapak yang masih menunggu Dila hingga dirinya berangkat.

Tak lama kemudian bus menuju Bekasi berhenti di depan BLK, Dila dan beberapa gadis lain masuk ke dalam bus membawa tas besar milik mereka. Toto melepas kepergian putri sulungnya dengan melambaikan tangan saat bus itu mulai melaju dan semakin menjauh.

Dila meminta maaf pada Nino karena tidak berani menemuinya meski hanya sesaat, dan Nino memaklumi hal itu, karena dirinya juga belum berani terang-terangan menemui Dila di depan bapaknya.

Tanpa terasa air mata menetes melihat sosok bapak dan juga Nino yang semakin kecil dan semakin jauh dari pandangan. Sepanjang jalan Dila hanya bisa berdoa semoga keputusannya untuk merantau ke kota besar adalah keputusan yang tepat dan akan membawanya ke pintu kesuksesan kelak.

Terpopuler

Comments

El_Tien

El_Tien

ini latar belakang cerita pedesaan dan keluarga petani. siip jarang nih yang ambil tema begini

2022-04-11

2

VLav

VLav

hahaa, wowo cemburu nih ye sama nino
aq mampir lagi ya kaka 🥰

2022-04-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 bBab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bonus Bab 155
156 Bonus Bab 156
157 Bonus Bab 157
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
bBab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bonus Bab 155
156
Bonus Bab 156
157
Bonus Bab 157

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!