Bab 2

Minggu pagi, Asna menjemput Dila jam setengah delapan sesuai dengan rencana semalam. Dila sudah berpamitan pagi tadi pada bapaknya jika dia hendak mengikuti acara karang taruna bersama teman- temannya, tentu saja Pak Toto langsung mengijinkan.

Dila keluar rumah memakai sepatu kets, celana jeans hitam dan atasan kaos berwarna biru, tak lupa Dila memakai jaket berwarna biru Dongker, bertuliskan nama karang taruna di punggung belakangnya.

" Pagi As...", Asna sudah menunggu di depan rumah Dila, dengan menggunakan jaket yang sama dengan Dila.

Asna turun dari motor metik melihat Dila keluar rumah di ikuti bapak dan ibu di belakangnya. Asna menyapa dan mencium tangan kedua orang tua Dila, memang begitulah kebiasaan di desa, yang lebih muda menghormati yang tua.

" Titip Dila ya As, bawa motornya pelan-pelan saja, jangan ngebut", pesan Siti saat Asna dan Dila naik keatas motor.

" Siap Bi Siti, kita ke pasar dulu, nyari jajan buat bekal". Asna melajukan motornya dan meninggalkan rumah Dila.

Tak lama kemudian, saat Toto dan Siti hendak masuk lagi kedalam rumah, berhentilah motor bebek di depan rumah sederhana itu.

" Assalamualaikum, Pagi Pak, Bu" ,Wowo menyapa kedua orang tua Dila dengan ramah, tak lupa mencium tangan mereka.

" Loh nak Wowo kok malah kesini, kata Dila kumpulnya di depan balai desa", ucap Siti.

" Wowo mau jemput Dila Bu, sekalian mumpung lewat, biar Dilanya nggak jalan kaki ke balai desa", ucap Wowo beralasan, ada Pak Toto di sana, jadi Wowo harus mencari alasan paling tepat.

" Waduh.... sayang sekali Dila nya tadi ikut sama Asna, si Asna datang pagi-pagi kesini, katanya mau pada beli jajan di pasar buat bekal", terang Siti seraya tersenyum ramah.

" Owh begitu ya Bu, ya sudah Wowo pamit, permisi Pak, Bu, Wowo ke balai desa dulu".

Wajah Wowo yang tadinya sumringah langsung berubah suram.

Toto dan Siti menyadari hal itu, namun tidak ambil pusing, kedua orang tua Dila masuk ke dalam rumah, Toto mengambil peralatan tempurnya, yang tidak lain adalah cangkul dan caping, sedangkan Siti mengambil bekal makan siang dan juga air untuk mereka berdua.

" Dita, bapak dan ibu ke sawah dulu, rumah jangan lupa di sapu dan di pel, mbak kamu tadi sudah cuci baju sekalian jemur, sekarang lagi ke Curug ada acara karang taruna", pesan Siti pada Dita yang tengah sarapan pagi di depan televisi.

" Siap laksanakan Bos", ucap Dita sambil berpose hormat bendera pada bapak dan ibunya.

" Pak, pohon kelapa yang di sawah ada yang berbuah ngga?, kalau ada, pulangnya petikin kelapa muda ya Pak, hari ini cerah, minum kelapa muda yang baru metik pasti seger banget", gumam Dita membayangkan segarnya air kelapa muda.

" Iya, ada, nanti bapak petikin buat kamu sama mbak mu, jangan lupa pesan ibumu, ini lantai disapu sama di pel". Toto dan Siti pergi ke sawah, di tangan jalan bertemu dengan Dila dan Asna yang membawa banyak jajan pasar di motornya.

Asna menghentikan motor di samping Toto dan Siti, Dila menyerahkan satu kantong plastik berisi getuk dan juga onde-onde pada ibunya.

" Buat dibawa ke sawah Bu", setelah kantong plastik diterima Siti, Asna kembali melajukan motornya menuju balai desa.

Siti rencananya mau menyampaikan jika tadi Wowo ke rumah, tapi belum sempat bicara kedua gadis itu sudah kembali melajukan motornya, dan pergi menuju balai desa.

_

_

Dila dan Asna sampai di depan balai desa tepat pukul 8 pagi. Teman-teman yang lain sudah berkumpul di pendopo bale pertemuan.

Wowo dengan wajah kusut langsung berdiri menghampiri Dila dan Asna, " kenapa pergi sama Dila?, semalam kan kamu sudah setuju bonceng motorku".

Asna mendengar ucapan Wowo yang sedikit kesal pada Dila, namun Asna tetap diam dan tidak mau ikut campur urusan hati, siapa yang tidak tahu jika sebenarnya Wowo suka pada Dila, karena sikap perhatian Wowo yang sangat berlebihan pada Dila, belum lagi tiap kali ada laki-laki lain datang ke rumah Dila, entah itu Nino, Fajar, atau laki-laki lain, Wowo pasti akan ikut nimbrung datang bertamu. Meski Asna naksir pada Wowo, tapi Asna masih bisa menahan diri.

Begitu banyak alasan Wowo untuk di bicarakan dengan Dila, baik membahas kegiatan karang taruna, maupun kegiatan di TPQ.

" Asna datang ke rumah pagi-pagi, jadi aku ajak ke pasar dulu beli jajan buat bekal". Dila tahu Wowo kecewa, tapi mungkin itu lebih baik dari pada nantinya akan banyak sekali yang kecewa jika dirinya berboncengan dengan Wowo.

" Dil, nanti kamu bonceng motorku saja, aku sendirian loh", Nino datang menghampiri Dila dan Wowo yang sedang dalam mode tegang.

Asna tetap memilih diam, hanya memperhatikan percakapan ketiga temannya itu.

" Wah, kamu telat No, Dila nanti mau bonceng motorku, semalam dia sudah setuju", justru Wowo yang menjawab pertanyaan Nino pada Dila.

Belum juga berangkat ke Curug, tapi Dila sudah mulai tak nyaman dengan keadaannya. sekarang.

Asna yang masih disana mendengarkan obrolan ketiga temannya awalnya enggan untuk ikut campur, namun melihat ekspresi Dila yang bingung, Asna memutuskan untuk ambil tindakan. Asna memang teman bermain Dila sejak kecil, selain itu Asna juga masih saudara dengan Dila, karena nenek Asna adalah kakaknya nenek Dila.

" Eh maaf ya, bukannya mau ganggu obrolan kalian, tapi tadi Bi Siti dan Paman Toto sudah titip Dila sama aku, jadi Dila nanti bonceng motorku". Asna yang tahu pasti, tidak ada yang akan berani protes jika dia sudah mengatasnamakan bapak dan ibu Dila.

" Beneran begitu Dil?", Wowo masih kurang yakin.

" Iya, tadi memang begitu yang di katakan bapak dan ibu, karena aku nggak ada motor, bapak dan ibu nitipin aku sama Asna".

" Maaf ya Wo, maaf Nino, aku bonceng motornya Asna saja, toh kita berangkat bareng-bareng kan?".

" Sudah jam 8 lebih, dan semua sudah berkumpul, gimana kalau kita berangkat ke curug sekarang?".

Nino akhirnya memberi komando pada yang lain untuk memulai perjalanan menuju curug. Semua ada sekitar 12 motor, ada yang berboncengan, ada juga yang membawa motor sendiri

Perjalanan tidak memakan waktu lama karena letak curug yang tidak terlalu jauh dari desa mereka. Hanya 45 menit perjalanan dengan kecepatan sedang rombongan pengurus karang taruna itu sudah sampai di curug.

Terlihat jelas plang kayu bertuliskan tulisan

" SELAMAT DATANG DI CURUG ASMARA".

Dila dan yang lain berjalan masuk ke dalam lokasi Curug asmara setelah Nino membayar tiket masuk mereka semua, memang sengaja tiket masuk diambil dari uang kas karang taruna.

Wowo langsung berjalan mensejajari langkah Dila, " aku bantu bawain bawaan kamu", Wowo mengambil kantong berisi jajan yang Dila bawa.

Acara perpisahan dadakan itu di mulai dengan sambutan dari Nino si ketua karang taruna, kemudian dilanjut oleh pengurus yang lainnya, baru terakhir Dila yang mengucapkan terimakasih dan permohonan maaf karena tidak bisa terus berjuang bersama-sama dengan yang lain memajukan desa mereka.

Setelah acara formal dan agak serius berakhir, mereka melanjutkan dengan acara santai-santai, mulanya mereka berfoto-foto di depan air terjun yang saat itu mengalir cukup deras. Suasana sejuk dan asri sungguh nyaman untuk merelaksasi kan pikiran dan tubuh yang lelah dengan kesibukan sehari-hari.

Dila lebih dulu menepi saat yang lain masih asyik berfoto ria, Nino langsung memanfaatkan momen itu untuk mendekati Dila.

" Kenapa menepi?, yang lain masih asyik bermain air".

" Kamu sendiri kenapa menepi?, aku nggak tahan main air terlalu lama, airnya dingin banget, mending menepi dan berjemur di bawah terik matahari begini, takut flu, nanti malah rencana berangkat ke Bekasi gagal kalau aku sakit". Dila duduk di atas batu besar sambil meluruskan kakinya yang basah.

" Boleh minta foto berdua sama kamu Dil?, buat kenang-kenangan", Nino langsung pada tujuannya mendekati Dila, dan Dila mengangguk setuju.

Nino langsung mengambil beberapa foto yang hanya berdua saja dengan Dila.

" Kita jalan ke bukit itu yuk Dil?, di bawa gerak biar nggak kedinginan", ajak Nino.

Mereka berdua berjalan-jalan ke atas bukit hanya berdua saja, sedang yang lain masih asyik bermain air dibawah air terjun.

" Aku mau ngomong sesuatu yang penting sama kamu Dil, tapi aku minta habis kamu denger apa yang aku omongin, kita akan tetap berteman baik, tidak merubah apapun di antara kita".

Firasat Dila tepat, Nino memang merencanakan sesuatu dengan mengajak pergi ke Curug asmara.

" Bukannya sejak tadi juga kita lagi ngobrol", ucap Dila sambil menaiki tanjakan yang cukup terjal menuju bukit samping curug.

Nino yang berjalan di depan Dila mengulurkan tangannya menawarkan bantuan pada Dila untuk berpegang, agar Dila tidak jatuh, karena medan yang curam dan agak licin.

Tak terasa sampailah mereka berdua di puncak bukit, di sana terdapat batu besar yang bisa dijadikan tempat untuk duduk.

Dila pun duduk dan meluruskan kembali kakinya yang merasa sedikit pegal setelah memanjat bukit.

" Apa Wowo akan marah jika tahu kita kesini berdua seperti ini?", Nino mulai memancing Dila untuk bicara. Nino tahu semalam Wowo dan Dila jalan berdua pulang dari acara karang taruna.

" Kenapa Wowo harus marah?, bukankah kita semua sedang baik-baik saja ", ucap Dila.

" Semalam kalian jalan berdua, apa Wowo nggak ngomong sesuatu yang penting sama kamu?, dia kan paling protektif banget sama kamu kalau ada cowok lain yang deketin".

Dila menghembuskan nafas panjang mendengar ucapan Nino, Dila tahu jika Nino sedang mencari informasi tentang hubungannya dengan Wowo, apa Wowo sudah menyatakan perasaannya terlebih dahulu atau belum.

" Nggak ngomongin hal penting, semalam cuma jalan biasa saja pulang ke rumah", terang Dila.

" Kamu pasti sadar kan kalau Wowo ada rasa sama kamu, dia perhatian banget sama kamu", Nino kembali menyebut Wowo.

" Jadi kamu mau ngomong penting dan ngajak aku jalan kesini cuma mau bahas si Wowo?, aku tahu kalian berdua berteman sejak kecil dan pasti kalian saling terbuka dan bercerita tentang hal-hal yang privasi, tapi perlu kamu tahu Nino, kalau Wowo nggak ngomong apa-apa semalem", Dila mulai merasa malas ngobrol dengan Nino, karena sejak tadi justru yang dibahas adalah Wowo.

Dila tahu Nino kurang gentle jika dibandingkan dengan Wowo yang lebih ekspresif, dan selama ini Dila juga bingung dengan sikap Nino yang kadang begitu perhatian, tapi kadang juga seperti cuek dan masa bodo jika ada cowok lain yang mendekati Dila.

Seperti saat ini, jika memang Nino mau menyatakan cinta sama Dila, Dila sudah berniat untuk menerimanya, karena dibanding dengan Wowo yang terlalu ekspresif dan dekat dengan banyak gadis, Dila lebih suka cowok yang kalem dan dingin pada gadis lain seperti Nino. Apalagi Dila tahu jika Asna, teman sekaligus sepupunya itu naksir pada Wowo.

Namun sepertinya Nino belum terlalu yakin dengan perasaannya, sehingga sejak tadi bukannya menyatakan perasaannya, justru Nino terus membahas pria lain.

" Dil, apa kamu mau nunggu aku sampai kuliah aku selesai?. Aku tahu, kamu sebenarnya tahu bagaimana perasaanku sama kamu, tapi aku masih kuliah, dan orang tuaku berjuang mati-matian untuk membiayai kuliah aku".

" Aku harus menyelesaikan kuliah aku dulu, menjadi orang sukses dan membuat bangga kedua orangtuaku, setelah aku sukses, aku akan datang dan menemui bapak kamu, meminta restu secara resmi pada beliau".

Sesuai dugaan, Nino tidak mengatakan ' i love you' atau semacamnya, dia laki-laki yang pendiam dan serius, bukan hanya serius kuliah, dia juga serius mengejar cita-cita nya, dia terlalu serius dengan jalan hidupnya.

" Jadi itu yang pengen kamu sampekan sama aku?, tentu saja setelah ini kita masih baik-baik saja, lagian aku juga mau berjuang, sama seperti kamu, niat kita sama, sama-sama ingin membahagiakan kedua orangtua. Kita lihat dan ikuti saja jalan hidup kita, mau kemana dan bagaimana Yang Maha Kuasa membuat sekenario kehidupan kita kedepannya".

Obrolan mereka berdua harus berakhir saat teman-teman yang lain ternyata menyusul mereka ke atas bukit.

Terpopuler

Comments

El_Tien

El_Tien

aku nyicil baca. udah fav, rate lima ya

2022-04-11

1

VLav

VLav

haha, wowo kalah cepat dari dila 😁

2022-04-07

1

Leli ahmad

Leli ahmad

ikuti alurnya saja dan nikmati prosesnya karena semua sudah ada di dalam skenarionya yg Maha mengetahui cerita ini ... alias AUTHOR .. semangat yaa

2022-02-20

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 bBab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bonus Bab 155
156 Bonus Bab 156
157 Bonus Bab 157
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
bBab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bonus Bab 155
156
Bonus Bab 156
157
Bonus Bab 157

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!