Jangan mimpi!

Dua jam yang lalu, Jelita dan Gavin sudah sah menjadi sepasang suami istri, baik itu secara agama dan hukum negara. Pernikahan mereka digelar tertutup, karena Gavin menginginkan seperti itu.

Gavin tidak siap untuk menunjukkan siapa Istrinya. Awalnya Melinda tidak setuju dengan permintaan Gavin putranya, karena dia tidak tahu alasan apa yang akan dia berikan pada Jelita nantinya, seandainya Jelita bertanya, kenapa pernikahan itu harus tertutup.

Beruntungnya Jelita tidak terlalu mempermasalahkan pernikahannya yang diadakan secara tertutup, karena pada dasarnya dirinya juga belum sepenuhnya siap untuk menikah dilihat oleh banyak orang.

Jelita yakin kalau pernikahannya diketahui oleh banyak orang, pasti banyak kata-kata yang menyakitkan yang akan dia terima nanti dari orang-orang. Wanita itu yakin kalau banyak orang yang akan menuduhnya wanita yang gila harta.

Jantung Jelita berdebar tidak karuan, sambil mengedarkan tatapannya ke sekeliling kamar yang terlihat maskulin dengan pemakaian panel dinding batu. Ruang tidur ini mencerminkan desain yang elegan dengan penggunaan warna-warna gelap. Interiornya yang modern dan mewah ditampilkan dari dinding paletnya yang berwarna netral.

"Kenapa kamarnya begini? apa tidak bisa dibuat dengan warnanya cerah? pasti itu akan lebih bagus. Tapi, kamar ini sangat besar, bahkan lebih besar dari seluruh ruangan di rumah kontrakanku," batin Jelita, menilai sekaligus mengagumi desain kamar yang merupakan kamar dari Gavin yang sudah sah menjadi suaminya. Itu berarti kamar ini juga akan menjadi kamarnya.

Jelita mendaratkan tubuhnya duduk di atas ranjang dan tersenyum sembari menghentak-hentakkan panggulnya ke ranjang yang baginya sangat empuk itu.

"Wah, empuk sekali! sepertinya aku akan tidur nyenyak di sini, sampai lupa untuk bangun," gumam Jelita, sembari tertawa sendiri, menertawakan pemikirannya yang konyol.

Jelita seketika kembali berdiri dengan gugup, begitu mendengar seseorang yang membuka pintu.

Benar saja Gavin terlihat masuk, dengan raut wajah datarnya. Pria itu tampak berdiri di depan pintu dan menatap Jelita dengan tatapan sinis. Pria itu kembali menatap penuh kritik tubuh Jelita mulai dari atas sampai ke bawah, karena penampilan Jelita yang sudah kembali pada penampilannya yang seperti biasa.

"Kamu sudah datang, Mas?" Jelita mencoba menyapa untuk mencairkan kebekuan yang sempat terjadi.

Bukannya menjawab, Gavin malah berjalan ke arah meja yang ada di kamar itu, dan melepaskan jam tangan dari pergelangan tangannya.Kemudian pria itu dengan santainya melemparkan jas yang dipakainya ke arah ranjang, lalu melepaskan dasinya.

Jelita yang merasa canggung, dan tidak tahu mau berbuat apa, mencoba untuk berinisiatif meraih jas dari atas kasur.

"Jangan sentuh barang-barangku! itu jas mahal. kalau disentuh sama tanganmu, akan berubah menjadi barang murah," celetuk Gavin dengan dingin dan ketus.

Jelita sontak mengurungkan niatnya untuk menyentuh jas itu. "Masa sih, kalau aku sentuh jadi barang murah? kalau gitu nanti aku akan sentuh kamu, biar kamu juga jadi murah," ucap Jelita yang sayangnya hanya berani dia untuk

ucapkan dalam hati. Gadis polos itu tidak seberani itu untuk mengucapkan secara langsung. Bahkan untuk melakukan apa yang ada di pikirannya tadi, belum tentu dia berani.

Jelita terlihat kembali bingung mau melakukan apa. Wanita itu mencoba untuk menarik laci nakas, yang ada di dekatnya, tapi sebelum dirinya berhasil menarik laci itu, lagi-lagi terdengar bentakan dari Gavin.

"Bukannya sudah aku bilang, kalau kamu tidak boleh menyentuh barang-barangku? apa kamu tuli atau pura-pura tidak dengar?" Gavin menatap Jelita dengan tatapan yang sangat dingin, hingga membuat Jelita bergidik ngeri.

"Hmm, jadi sekarang aku mau ngapain?" Jelita bersuara dengan takut-takut.

"Terserah! yang penting jangan dekat-dekat denganku! tubuhku alergi dekat dengan wanita jelek sepertimu." cetus Gavin santai, tanpa memikirkan apa kata-kata yang terlontar dari mulutnya, menyakitkan bagi lawan bicaranya atau tidak.

"Apa aku sejelek itu? hei,asal kamu tahu, jelek-jelek begini banyak yang suka denganku," ucap Jelita yang lagi-lagi hanya berani dia ucapkan dalam hati.

Jelita mengangkat bahunya kemudian mengembuskan napasnya ke udara dengan sekali hentakan. Wanita itu nyaris saja hendak mendaratkan panggulnya kembali ke atas ranjang.

"Hei, jangan duduk di atas ranjang. Nanti ranjang itu penuh dengan virus yang ada di badanmu!"

Jelita mendegus, sambil memejamkan matanya sejenak. Ingin sekali dia menarik pria itu dan memeluknya dengan erat, biar sekalian virus yang katanya ada di tubuhnya menempel di tubuh Gavin suaminya. Namun lagi-lagi itu hanya tinggal niat semata. Untuk melakukannya, Jelita tidak berani sama sekali.

"Jadi aku tidur di mana?" tanya Jelita, berusaha menahan diri untuk tidak marah.

"Terserah! kamu mau tidur di lantai silakan! mau tidur di sofa silakan! yang penting jangan di atas ranjang, mengerti?" bentak Gavin seraya melangkahi kakinya menuju kamar mandi.

"Asal kamu tahu, tadi aku sudah duduk di kasur mu," batin Jelita, sembari menatap punggung Gavin yang baru menghilang di balik pintu kamar mandi.

"Apa kamu sudah mandi?" Jelita yang hendak mengayunkan kakinya, melangkah ke arah sofa, terlonjak kaget, karena suara Gavin yang terdengar tiba-tiba.

"Apa dia mau mengajakku mandi bersama, seperti pengantin baru pada umumnya?" batin Jelita sembari menggigit bibirnya tanpa menoleh ke belakang.

"Hei, apa kamu tuli? aku lagi bertanya, kenapa kamu nggak jawab?" bentak Gavin yang terdengar marah.

Jelita memutar tubuhnya, dan melihat kepala Gavin yang menyembul dari balik pintu. Tatapan pria itu sangat tajam bak belati yang siap menghujam jantungnya, hingga membuatnya Jelita seketika bergidik ngeri.

"Su-sudah tadi, Mas. Apa ,Mas marah karena aku mandi duluan?" tanya Jelita dengan suara pelan dan gugup.

"Siapa yang marah? aku cuma mau tanya,sabun dan handuk mana yang kamu pakai? aku tidak mau memakai barang yang sudah kamu sentuh,"

Gavin melontarkan ucapannya tanpa perasaan, membuat manik mata Jelita, berkilat-kilat penuh dengan cairan bening.

"Apa salahku? segitu jijiknya dia dengan tubuhku? Bukan salahku, aku terlahir tidak secantik bidadari dan miskin kan?" batin Jelita sembari mengangkat wajahnya ke atas untuk mencegah agar air matanya tidak keluar.

Jelita melangkah mendekat ke arah kamar mandi, hingga membuat wajah Gavin berubah panik.

"Mau ngapain kamu ke sini?" Gavin mempertajam tatapannya.

"Aku mau menunjukkan sabun dan handuk yang tadi aku pakai, Mas. Aku lupa apa nama sabun itu, karena aku sama sekali tidak pernah memakai sabun yang seperti itu," jawab Jelita dengan bibir yang bergetar, karena menahan tangis.

"Tapi kamu tidak akan masuk ke sini! apa kamu mau memancingku, untuk menyentuhmu? tidak akan dan jangan mimpi!" Gavin menutup pintu dengan keras tepat di depan wajah Jelita.

Air mata yang dari tadi berusaha dibendung oleh Jelita, akhirnya berhasil menjebol bendungan yang dibangun oleh wanita itu. Pipi Jelita kini sudah banjir dengan air mata.

Tbc

Terpopuler

Comments

phoebe

phoebe

ntar jg bucin

2024-05-19

0

Eity setyowati

Eity setyowati

sabar ya jelita

2024-04-03

0

mybaby

mybaby

/Facepalm/

2024-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 Menerima permohonan
2 Apa dia cantik?
3 Kelegaan Melinda
4 Jangan mimpi!
5 Bab 5
6 Lebih baik dia tidak usah turun tadi
7 Gavin mengutarakan niatnya
8 Aku tidak akan memberikan uang sepeserpun untukmu
9 Salah dia sendiri tidak memohon
10 Saran Nayla
11 Bab 11
12 Awal mula yang bagus
13 Kenapa kamu keluar dari situ?/visual
14 Dia itu seorang perempuan
15 Bab 15
16 Keluar dari sini!
17 Muffin yang menggugah selera
18 Bab 18
19 Mulut cabe rawit
20 Aura yang sangat dingin
21 Cemburumu berlebihan dan mengerikan
22 Bab 22
23 Bertemu Denis
24 Sangat cantik dan tidak membosankan
25 Dasar para pria emang tidak peka
26 Siapa namanya?
27 Bagaimana nanti aku akan membayarnya?
28 Jelita bertemu Maya
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Maaf, aku tidak sengaja
32 Bab 32
33 Kekecewaan Gavin
34 Nanti aku kenalkan kamu pada mereka
35 Pertengkaran
36 Bab 36
37 Aku titipkan dia ya!
38 Hancur sudah
39 Disidak Pagi-pagi
40 Rencana untuk stay di luar negeri
41 Kamu cari tahu sendiri
42 bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Tidak boleh jadi ini
46 Bertemu kembali setelah lama tidak bertemu
47 Kekesalan Meta
48 Perutmu menelepon perutku
49 Jemput istrimu ke bawah
50 Panggil aku Sayang
51 Bab 51
52 Susahnya meluluhkan hati Bella
53 Bab 53
54 Go public
55 Ingin makan Soto
56 Tanpa sadar membela
57 Kamu Pencuri!
58 Babak belur
59 Kebahagiaan Denis
60 Bab 60
61 Justru yang hamil itu kamu!
62 Bab 62
63 Sepertinya aku salah target
64 Berusaha mengumpulkan bukti-bukti.
65 Bab 65
66 Suami istri sama- sama menyusahkan
67 Tidak bisa mengelak lagi
68 Mulai lagi dramanya
69 Akal bulus Gavin
70 Bertemu
71 Akhirnya diterima
72 Pernikahan Bella dan Denis
73 Kejutan untuk Jelita
74 Bab 74
75 Mau melahirkan
76 Lahir
77 Tamat
78 Pengumuman
79 Pengumuman lagi
80 Cerita Baru
81 Pengumuman
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Menerima permohonan
2
Apa dia cantik?
3
Kelegaan Melinda
4
Jangan mimpi!
5
Bab 5
6
Lebih baik dia tidak usah turun tadi
7
Gavin mengutarakan niatnya
8
Aku tidak akan memberikan uang sepeserpun untukmu
9
Salah dia sendiri tidak memohon
10
Saran Nayla
11
Bab 11
12
Awal mula yang bagus
13
Kenapa kamu keluar dari situ?/visual
14
Dia itu seorang perempuan
15
Bab 15
16
Keluar dari sini!
17
Muffin yang menggugah selera
18
Bab 18
19
Mulut cabe rawit
20
Aura yang sangat dingin
21
Cemburumu berlebihan dan mengerikan
22
Bab 22
23
Bertemu Denis
24
Sangat cantik dan tidak membosankan
25
Dasar para pria emang tidak peka
26
Siapa namanya?
27
Bagaimana nanti aku akan membayarnya?
28
Jelita bertemu Maya
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Maaf, aku tidak sengaja
32
Bab 32
33
Kekecewaan Gavin
34
Nanti aku kenalkan kamu pada mereka
35
Pertengkaran
36
Bab 36
37
Aku titipkan dia ya!
38
Hancur sudah
39
Disidak Pagi-pagi
40
Rencana untuk stay di luar negeri
41
Kamu cari tahu sendiri
42
bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Tidak boleh jadi ini
46
Bertemu kembali setelah lama tidak bertemu
47
Kekesalan Meta
48
Perutmu menelepon perutku
49
Jemput istrimu ke bawah
50
Panggil aku Sayang
51
Bab 51
52
Susahnya meluluhkan hati Bella
53
Bab 53
54
Go public
55
Ingin makan Soto
56
Tanpa sadar membela
57
Kamu Pencuri!
58
Babak belur
59
Kebahagiaan Denis
60
Bab 60
61
Justru yang hamil itu kamu!
62
Bab 62
63
Sepertinya aku salah target
64
Berusaha mengumpulkan bukti-bukti.
65
Bab 65
66
Suami istri sama- sama menyusahkan
67
Tidak bisa mengelak lagi
68
Mulai lagi dramanya
69
Akal bulus Gavin
70
Bertemu
71
Akhirnya diterima
72
Pernikahan Bella dan Denis
73
Kejutan untuk Jelita
74
Bab 74
75
Mau melahirkan
76
Lahir
77
Tamat
78
Pengumuman
79
Pengumuman lagi
80
Cerita Baru
81
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!