Kelegaan Melinda

Jelita begitu terpesona begitu melihat sosok pria yang sedang menuruni tangga. Wanita itu yakin kalau pria itu adalah putra Tante Melinda dan Om Ganendra yang otomatis merupakan calon suaminya.

Jelita melihat tatapan Gavin yang menatap dirinya dengan tatapan aneh. Pria itu terlihat melihatnya dari atas sampai ke bawah dan kembali lagi ke atas. Hal itu membuat Jelita merasa risih dan ikut-ikutan melihat tubuhnya sendiri dari bawah sampai ke atas serta membenarkan pakaiannya.

"Apa ada yang salah dengan penampilanku? kenapa dia menatapku seperti itu?" batin Jelita sembari menggigit bibirnya serta mere*mas tangannya sendiri.

"Gavin, kenapa kamu berdiri saja di sana? mari duduk di sini, dan kenalkan dirimu pada Jelita!" panggil Melinda dengan mata yang terhunus tajam, sebagai tanda kalau wanita itu tidak suka dengan cara Gavin menatap Jelita.

Gavin mengalihkan tatapannya dari Jelita dan melangkahkan kakinya menghampiri kedua orangtuanya, kemudian mendaratkan tubuhnya duduk di atas sofa.

"Gavin, mama memintamu untuk memperkenalkan dirimu, kenapa kamu main duduk saja, Nak? kamu malu ya?" ucap Melinda dengan nada yang sangat lembut tapi dengan mata yang melotot.

Gavin memalingkan wajahnya, berusaha menahan rasa kesalnya pada sang mama. Terlebih begitu melihat sosok Jelita yang jelas-jelas jauh dari ekspektasinya. Jangankan setengah dari kecantikan Maya, seperempatnya saja tidak. Bagaimana tidak, penampilan gadis itu terlihat sangat kolot dengan rok panjang kaos besar yang membalut tubuhnya. Rambut wanita itu juga dikuncir asal dan tampak tidak terawat. Wajah gadis bernama Jelita itu juga benar-benar sedikit kasar.

"Namanya jelita, tapi orangnya benar-benar tidak sesuai dengan nama yang disandangnya," Gavin menggerutu di dalam hati.

"Bagaimana aku bisa menunjukkan pada Maya, kalau aku bisa mendapatkan wanita yang lebih dari dia, kalau orangnya jelek seperti ini?" lagi-lagi Gavin menggerutu dalam hati.

Melihat isyarat dari gerakan mata mamanya, Gavin berusaha untuk tersenyum dan berdiri kembali. Lalu pria itu mengulurkan tangannya ke arah Jelita, "Aku Gavin," ucap Gavin yang langsung menarik tangannya, tanpa menunggu Jelita menyebutkan namanya.

"Je-lita," desis Jelita yang nadanya melemah saat menyebutkan kata lita.

"Sepertinya dia tidak menyukaiku, dan terpaksa menerima pernikahan ini. Apa yang harus aku lakukan? apa keputusanku sudah benar?" bisik Jelita pada dirinya sendiri.

"Sekarang kalian sudah saling mengenal, jadi mama dan papa putuskan, kalau kalian berdua akan menikah minggu depan,"

Jelita dan Gavin sama-sama tersentak kaget, begitu mendengar keputusan yang diambil oleh Melinda tanpa bertanya terlebih dulu.

"Ma, apa ini tidak terlalu cepat? aku dan dia baru saja bertemu," protes Gavin, tidak terima.

"Benar, Tante. Sepertinya ini terlalu cepat," Jelita menimpali ucapan Gavin.

Gavin menatap sinis ke arah Jelita, begitu mendengar ucapan Jelita yang dianggapnya hanya basa-basi.

"Cih, sok mendukung ucapanku, padahal aku yakin kalau ini kemauannya. Dasar perempuan munafik, " umpat Gavin yang tentu saja hanya berani dia ucapkan dalam hati.

"Kenapa dengan ucapanku? kenapa dia menatapku dengan sinis?" lagi-lagi Jelita bertanya dalam hati. Perasaan wanita itu benar-benar merasa tidak nyaman sekarang.

"Tidak ada yang boleh keberatan. Mama sudah memutuskannya dan keputusan mama sudah mutlak. Benar kan, Pah?" Melinda mengalihkan tatapannya ke arah Ganendra, meminta persetujuan suaminya itu.

Gavin menatap ke arah papanya, berharap papanya itu menolak, walaupun rasanya memang tidak mungkin, mengingat papanya yang selalu mendengar ucapan mamanya, karena papanya itu sangat mencintai mamanya.

"Ya, mamamu benar dan papa sangat setuju," Gavin menghela napas, pasrah begitu mendengar papanya yang mendukung keputusan mamanya.

"Tante,Om, sepertinya aku tidak bisa menikah dengan putra Om dan Tante," celetuk Jelita tiba-tiba yang terkesan sangat hati-hati.

Ucapan Jelita itu menimbulkan respon yang berbeda dari tiga orang yang ada di ruangan itu.

Melinda dan Ganendra yang bingung, dan Gavin yang terlihat bahagia.

"Yes, akhirnya kamu menolaknya." sorak Gavin dalam hati. Pria itu berusaha untuk tidak menunjukkan ekspresi bahagianya. " Tapi, tunggu dulu! apa ini berarti dia menolakku? apa pria setampan aku ditolak wanita seperti itu?" Gavin tiba-tiba merasa harga dirinya direndahkan oleh gadis yang menurutnya sangat tidak pantas untuk melakukan hal itu.

"Tidak bisa jadi ini. Bisa-bisa nanti dia, berkoar koar di media sosial, mengatakan kalau dia sanggup telah menolak seorang pria kaya dan tampan sepertiku. Aku bisa makin malu dong, kalau sampai Maya melihatnya," Gavin mulai over thinking dengan apa yang belum tentu terjadi.

"Kenapa seperti itu, Nak Jelita?" tanya Melinda dengan kedua alis yang bertaut.

"Karena sepertinya, putra Tante dan Om tidak menginginkan pernikahan ini. Pernikahan yang dilandasi dengan keterpaksaan tidak akan baik nantinya, Tan, Om." Jelita mengungkapkan alasannya dengan lugas.

Melinda terlihat menghela napas kecewa. Dia mencoba menatap Gavin dengan tajam, berharap putranya itu, mau buka suara dan bersandiwara kalau dia ikhlas menerima menikah dengan Jelita.

"Tan, please jangan memaksa putera anda dengan menatap tuan Gavin seperti itu!" ujar Jelita yang bisa melihat makna tatapan dari Melinda pada putranya itu.

Melinda memejamkan matanya sekilas, kemudian wanita itu membuang napasnya dengan kasar.

"Baiklah,kalau memang itu mau kamu, Jelita. Tante benar-benar tidak bisa memaksa, karena __"

"Siapa bilang aku terpaksa menerima pernikahan ini? aku ikhlas kok dan aku bersedia menikah minggu depan," Gavin menyambar dengan tiba-tiba, hingga membuat Melinda menggantung ucapannya.

"Haish,aku ngomong apa sih? kenapa aku mengucapkan kata-kata itu coba? kenapa aku merasa terhina dengan penolakannya?" batin Gavin yang seketika menyesali ucapan yang baru saja terlontar dari mulutnya.

"Tapi, aku benar- benar merasa terhina. Tidak ada yang bisa menolakku. Cukup Maya saja yang bodoh, menolakku karena berpikir kalau aku tidak punya apa-apa." lagi-lagi Gavin bermonolog pada dirinya sendiri, merasa tidak rela, ada seorang gadis jelek yang menolak ketampanan dan kekayaannya.

"Apa kamu serius, Nak?" tanya Melinda dengan mata yang memicing, curiga.

"Emang wajahku terlihat bercanda, Ma? aku sangat serius," ujar Gavin dengan tegas dan terlihat sangat yakin.

"Baiklah, kalau seperti itu!" Melinda tersenyum lebar. Kemudian, wanita itu mengalihkan tatapannya ke arah Jelita. "Bagaimana, Jelita? apa kamu masih mau, Sayang,menikah dengan anak Tante?" tanya Melinda dengan manik mata yang berkilat-kilat, penuh harap.

"Baiklah, Tan! aku bersedia kalau memang putra Tante ikhlas menerimaku," pungkas Jelita yang disambut dengan senyuman dan ucapan syukur dari mulut Melinda.

Wajah wanita itu terlihat berbinar bahagia. Beban berat karena rasa bersalah pada dirinya, seperti menguap entah kemana, mendengar kesediaan Jelita kembali untuk menjadi menantunya.

Tbc

Jangan lupa dukungannya, Guys. Thank you!

Terpopuler

Comments

Rosita Husin Zen

Rosita Husin Zen

ma.pir Thor ..ko mau biar cantik banget djelira ..suru kesalon aja jelita nya atuh Thor

2022-04-03

0

R Bendang

R Bendang

sepertinya berjalan natural dan tidak dipaksakan, mantap Thor! ini yang kumau...

2022-03-30

0

ᵉˡ̳𝐀𝐘𝐃𝐀⸙ᵍᵏ

ᵉˡ̳𝐀𝐘𝐃𝐀⸙ᵍᵏ

cantik bisa di ubah asalkan banyak duittt

gampang nanti jelita akan berubah jadi wanita yang cantik jelita😁😁😁

2022-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 Menerima permohonan
2 Apa dia cantik?
3 Kelegaan Melinda
4 Jangan mimpi!
5 Bab 5
6 Lebih baik dia tidak usah turun tadi
7 Gavin mengutarakan niatnya
8 Aku tidak akan memberikan uang sepeserpun untukmu
9 Salah dia sendiri tidak memohon
10 Saran Nayla
11 Bab 11
12 Awal mula yang bagus
13 Kenapa kamu keluar dari situ?/visual
14 Dia itu seorang perempuan
15 Bab 15
16 Keluar dari sini!
17 Muffin yang menggugah selera
18 Bab 18
19 Mulut cabe rawit
20 Aura yang sangat dingin
21 Cemburumu berlebihan dan mengerikan
22 Bab 22
23 Bertemu Denis
24 Sangat cantik dan tidak membosankan
25 Dasar para pria emang tidak peka
26 Siapa namanya?
27 Bagaimana nanti aku akan membayarnya?
28 Jelita bertemu Maya
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Maaf, aku tidak sengaja
32 Bab 32
33 Kekecewaan Gavin
34 Nanti aku kenalkan kamu pada mereka
35 Pertengkaran
36 Bab 36
37 Aku titipkan dia ya!
38 Hancur sudah
39 Disidak Pagi-pagi
40 Rencana untuk stay di luar negeri
41 Kamu cari tahu sendiri
42 bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Tidak boleh jadi ini
46 Bertemu kembali setelah lama tidak bertemu
47 Kekesalan Meta
48 Perutmu menelepon perutku
49 Jemput istrimu ke bawah
50 Panggil aku Sayang
51 Bab 51
52 Susahnya meluluhkan hati Bella
53 Bab 53
54 Go public
55 Ingin makan Soto
56 Tanpa sadar membela
57 Kamu Pencuri!
58 Babak belur
59 Kebahagiaan Denis
60 Bab 60
61 Justru yang hamil itu kamu!
62 Bab 62
63 Sepertinya aku salah target
64 Berusaha mengumpulkan bukti-bukti.
65 Bab 65
66 Suami istri sama- sama menyusahkan
67 Tidak bisa mengelak lagi
68 Mulai lagi dramanya
69 Akal bulus Gavin
70 Bertemu
71 Akhirnya diterima
72 Pernikahan Bella dan Denis
73 Kejutan untuk Jelita
74 Bab 74
75 Mau melahirkan
76 Lahir
77 Tamat
78 Pengumuman
79 Pengumuman lagi
80 Cerita Baru
81 Pengumuman
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Menerima permohonan
2
Apa dia cantik?
3
Kelegaan Melinda
4
Jangan mimpi!
5
Bab 5
6
Lebih baik dia tidak usah turun tadi
7
Gavin mengutarakan niatnya
8
Aku tidak akan memberikan uang sepeserpun untukmu
9
Salah dia sendiri tidak memohon
10
Saran Nayla
11
Bab 11
12
Awal mula yang bagus
13
Kenapa kamu keluar dari situ?/visual
14
Dia itu seorang perempuan
15
Bab 15
16
Keluar dari sini!
17
Muffin yang menggugah selera
18
Bab 18
19
Mulut cabe rawit
20
Aura yang sangat dingin
21
Cemburumu berlebihan dan mengerikan
22
Bab 22
23
Bertemu Denis
24
Sangat cantik dan tidak membosankan
25
Dasar para pria emang tidak peka
26
Siapa namanya?
27
Bagaimana nanti aku akan membayarnya?
28
Jelita bertemu Maya
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Maaf, aku tidak sengaja
32
Bab 32
33
Kekecewaan Gavin
34
Nanti aku kenalkan kamu pada mereka
35
Pertengkaran
36
Bab 36
37
Aku titipkan dia ya!
38
Hancur sudah
39
Disidak Pagi-pagi
40
Rencana untuk stay di luar negeri
41
Kamu cari tahu sendiri
42
bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Tidak boleh jadi ini
46
Bertemu kembali setelah lama tidak bertemu
47
Kekesalan Meta
48
Perutmu menelepon perutku
49
Jemput istrimu ke bawah
50
Panggil aku Sayang
51
Bab 51
52
Susahnya meluluhkan hati Bella
53
Bab 53
54
Go public
55
Ingin makan Soto
56
Tanpa sadar membela
57
Kamu Pencuri!
58
Babak belur
59
Kebahagiaan Denis
60
Bab 60
61
Justru yang hamil itu kamu!
62
Bab 62
63
Sepertinya aku salah target
64
Berusaha mengumpulkan bukti-bukti.
65
Bab 65
66
Suami istri sama- sama menyusahkan
67
Tidak bisa mengelak lagi
68
Mulai lagi dramanya
69
Akal bulus Gavin
70
Bertemu
71
Akhirnya diterima
72
Pernikahan Bella dan Denis
73
Kejutan untuk Jelita
74
Bab 74
75
Mau melahirkan
76
Lahir
77
Tamat
78
Pengumuman
79
Pengumuman lagi
80
Cerita Baru
81
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!