David dan Bi Darmi terlihat bertanya-tanya melihat ekspresi Martin. Sedangkan Ayu yang sedari tadi diam, hanya melihat kejadian tersebut dengan tatapan polos.
"David." panggil Martin datar.
"Iya bos," ucap David takut-takut, apalagi saat melihat ekspresi tidak mengenakan dari bosnya.
"Maju sini!" perintah Martin.
Dengan ragu-ragu David pun melangkah mendekati bosnya.
Martin mengulurkan kembali paper bag tersebut pada David, David pun menerimanya.
"Kamu tahu itu boneka apa?" tanya Martin menatap David datar.
Sebelum menjawab, David melihat dulu kedalam paper bag tersebut.
"Ini, boneka yang bos minta. Rambutnya warna putih, kan." jawab David dengan ekspresi polosnya.
Martin menghela nafas kasar, kenapa ia bisa bertemu dengan orang sebodoh David dalam hal beginian.
"Tapi bukan boneka Annabelle juga David! Lagian itu warnanya pirang bukan putih." ucap Martin gemas, ingin sekali ia membentak asistennya tersebut. Namun, ia berusaha menahannya karena ada Ayu yang masih setia memeluk pinggangnya.
David terdiam, kalau bukan boneka tersebut yang diminta, lantas boneka apa yang di maksud bosnya.
"Tapi bos, cuma ini boneka yang rambutnya warna putih, Eh! maksudnya agak putih." kata David malah tidak mau disalahkan.
"Tapi bukan boneka hantu juga, David!" ucap Martin tegas namun dengan suara pelan.
Bi Darmi yang mengerti situasi pun tak kuasa menahan tawanya. Bos dan anak buah tersebut benar-benar konyol, pikirnya.
"Tunggu-tunggu! Jadi ini maksudnya Aden nyuruh Nak David cari boneka buat Non Ayu?" tanya Bibi pada Martin.
Walaupun kesal, Martin tetap merespon pertanyaan Bi Darmi dengan anggukan.
"Oalahh, mungkin boneka yang dimaksud Den Martin itu boneka frozen, kan?"
Martin dan David saling lirik lalu menatap pada Bi Darmi.
"Iya mungkin Bi, soalnya Martin gak tahu namanya." kata Martin.
Bi Darmi pun tertawa kembali.
"Hahaha kenapa bos gak bilang kalo yang dimaksud bos boneka frozen." David pun ikut tertawa tanpa dosa.
Martin agak geram karena ditertawakan oleh bawahannya sendiri. "Emang kamu tahu yang kayak gimana boneka frozen?"
David seketika berhenti tertawa berganti dengan ekspresi cengengesan. "Hehe, gak tahu juga, Bos."
Dan akhirnya Bi Darmi pun semakin terbahak, berbeda dengan Martin yang hanya mendengus sebal.
"Bawa kembali boneka itu! Dan untuk bulan ini gaji kamu saya potong tujuh puluh persen!"
Tanpa menunggu respon David, Martin langsung berdiri membawa Ayu ke dalam pangkuannya. "Bi, Martin sama Ayu duluan tidur." setelahnya Martin melangkahkan kakinya menuju lantai atas melalui tangga.
Tidak terima, David pun berteriak. "Bos! Jangan gitulah... Saya tadi sampai dikejar banci loh, Bos. Masa tega main potong-potong gaji saya... Hiks Bi bantuin." teriak David seraya meminta bantuan pada Bi Darmi.
"Hehe, bibi gak punya kuasa Nak, maaf." lantas Bi Darmi pun beranjak meninggalkan David seorang diri.
David lemas tak berdaya. "Nasib, nasib.."
***
Martin berjalan menuju tangga, menuju kamar tamu yang akan menjadi kamar Ayu dan letaknya memang berada dilantai dua.
Kedepannya, Martin berniat akan merenovasi kamar tersebut dan akan mengubahnya menjadi sebuah kamar anak untuk Ayu.
"Sekarang waktunya bobo lagi ya, om anterin Ayu ke kamar Ayu."
Ayu hanya mengangguk saja tanpa mengerti apa yang di ucapkan Martin.
Martin naik ke lantai atas melalui tangga, karena jarak kamar Ayu dengan tangga memang lebih dekat.
Martin membuka pintu kamar tersebut, dan terlihatlah ruangan yang sudah bersih dan wangi.
"Ayu, sekarang bobo ya disini, om juga mau bobo di kamar sebelah." ucap Martin. Lagi-lagi Ayu hanya mengangguk dengan polosnya.
Martin membaringkan tubuh Ayu lalu menyelimuti nya sebatas leher. Lalu Martin berjalan ke arah dinding dan mematikan lampu utama menyisakan lampu tidur.
Namun, di lihatnya Ayu masih belum memejamkan matanya.
"Kenapa belum tidur?" tanya Martin.
Ayu diam menatap polos pada Martin.
"Kenapa, Hm? Tidur ya udah malam." titah Martin lembut sembari mengelus kepala Ayu.
"Mau tidul cama om." ucap Ayu.
Martin terhenyak, ia harus bagaimana sekarang, haruskah ia tidur lagi dengan Ayu.
"Sayang, om masih ada kerjaan, jadi Ayu bobonya sendiri dulu ya." ucap Martin berbohong.
Ayu hanya menggeleng, yang sekarang ia inginkan hanyalah ingin tidur dengan Om-nya.
Martin bingung, haruskah ia tidur bersama bocah perempuan tersebut? Tapi jika dipikir-pikir ya sudahlah, Ayu hanya seorang anak kecil yang masih butuh perhatian dan kasih sayang. Jadi tidak tak masalah, pikirnya.
Martin pun akhirnya mengangguk, lalu ikut naik ke atas ranjang tersebut dan ikut masuk ke dalam selimut.
Refleks Ayu menyusup ke tubuh Martin untuk mencari kenyamanan. Martin pun membiarkannya dan ikut memeluk tubuh Ayu.
Keduanya mulai memejamkan mata, hingga pada akhirnya keduanya pun tertidur dengan nyenyak nya.
***
Pukul 06.15, Martin terbangun dari tidurnya. Martin meregangkan tubuhnya seraya mengedarkan pandangannya ke sekitar. Lalu kedua matanya menangkap tubuh mungil Ayu yang masih tertidur lelap di sampingnya.
Martin tersenyum lalu mengelus kepala Ayu dengan perasaan sayang.
"Tidur yang nyenyak sayang, om tinggal dulu ya." Martin mencium pucuk kepala Ayu sedikit lama. Setelahnya Martin turun dari ranjang dan berlalu keluar kamar.
Martin masuk kedalam kamarnya, lalu berjalan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Seperti biasa, Martin akan berendam dulu sebelum membilas tubuhnya.
Dua puluh menit berlalu, Martin pun selesai dengan aktivitas mandinya. Ia keluar lalu beralih masuk ke ruang ganti.
Martin akan kembali masuk ke kantornya karena sudah seminggu ini ia meliburkan diri karena harus menjaga mendiang Rissa saat masih menjalani perawatan.
Hah! Pada akhirnya pikirannya pun tertuju kembali pada cinta pertamanya itu.
Rissa, kenapa kamu harus pergi secepat ini, setega itu kamu meninggalkan seorang putri yang masih membutuhkan kasih sayang kamu. Bisik Martin pilu dalam hatinya.
Tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, Martin pun bergegas memakai setelan formalnya. Hari ini ia harus datang ke perusahaannya karena sudah banyak berkas-berkas penting yang harus segera ia tanda tangani.
Setelah siap, Martin keluar dari kamarnya melalui pintu lift. Tak lama pintu lift terbuka kembali, Martin melangkahkan kakinya menuju ruang makan.
Namun saat ia tengah berjalan, terdengar suara tangisan dari lantai atas, dan ternyata suara itu berasal dari Ayu yang sepertinya sudah terbangun.
Lantas Martin memutar balik lalu berlari menaiki tangga.
Martin membuka pintu kamar Ayu, Ayu terlihat menangis kejer entah karena takut sendirian atau karena panik tidak mendapati siapapun saat dirinya terbangun.
"Cup cup cup sayang, udah jangan nangis, ada om sekarang..." Martin memeluk tubuh Ayu seraya mengusap lembut punggungnya, tak terlewat juga ia mengecup ubun-ubun Ayu, terlihat sekali seperti seorang Ayah yang tengah menenangkan anaknya.
Ternyata di ujung pintu, beberapa pelayan pun sudah ada yang masuk, mungkin karena sama terkejutnya seperti Martin dan langsung berdatangan masuk untuk melihat.
Ayu masih menangis, namun hanya tinggal sesenggukan nya saja, mungkin karena sudah sedikit tenang.
"Udah jangan nangis lagi ya, sekarang udah ada Om sana bibi juga tuh." ujar Martin menenangkan sembari menunjuk pada pelayan yang terlihat menunduk hormat padanya. "Sekarang waktunya mandi ya, udah siang, loh. Mau ikut gak sama om."
Ayu sudah berhenti dari tangisannya, lalu mengangguk saat mendengar ajakan Martin.
"Pinter, sekarang Ayu mandi dulu ya sama Bibi, om tunggu disini, oke?"
Lagi dan lagi Ayu mengangguk. Martin pun memanggil salah satu pelayan dan memerintahkan untuk memandikan Ayu.
Untungnya Ayu tidak menolak saat pelayan tersebut mengulurkan tangannya. Ayu menerimanya lalu naik ke pangkuan pelayan tersebut. Lalu dibawanya Ayu masuk ke kamar mandi.
Martin menyuruh sisa pelayan yang ada di sana untuk melanjutkan kembali pekerjaan mereka. Dan ia sendiri memilih untuk menunggu Ayu sembari menghubungi David di balkon.
Oh iya, bagaimana kabar David setelah semalam gajinya ia potong. Tanyanya dalam benak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Mariana Frutty
✔️
2022-12-30
0
Ciripah Mei
jngn bilang klw ayu dh dewasa nikah ybsm om martin
2022-05-25
0
Riyadhi Yaza
aku suka... semangat thorrrrrr
2022-03-21
1