episode 4

Hi🙋‍♀️ gimana kabar kalian? Baik? Sehat? Semoga begitu ya dan kalian tetap mendukung saya untuk cerita ini terus berlanjut ya😁.

Maaf lama update tapi saya akan berusaha tetap update demi kalian semua yang setia menunggu kelanjutan kisah Aydan dan Ava ya.

Selamat membaca......

Pagi harinya gue terbangun kaget ketika gue tersadar sudah di rumah tepat nya di kamar gue sendiri.

"Seingat gue semalam di bar", pikir gue sambil mengingat apa yang sudah terjadi semalam.

"Aaaakhhh", ucap gue frustasi sebab tidak mengingat apa yang terjadi setelah izin pulang ke Vera dan Delvan mau mengantar nya pulang.

"Habis itu apa ya? Kok gue gak ingat sih tapi kok gue berasa nyaman semalam di gendongan cowok? Tapi rasanya bukan Delvan deh", gue semakin bingung dan frustasi dengan kejadian semalam. "Tauk ah mending mandi", akhirnya gue mengambil handuk dan bergegas mandi.

Gue masih bertanya-bertanya soal kejadian semalam dan setelah ku tanya ortu gue yang gue dapat "Papa suruh Aydan nyusul kamu jemput karena hp kamu aja gak aktif".

Iya, papa bilang gitu ke gue. Gue syok kenapa? Karena bukan Delvan yang antar gue pulang tapi AYDAN IYA SI CULUN ITU CALON SUAMI GUE.

"Ava", panggil papa sontak gue tersadar dari lamunan gue menatap bokap gue yang menatap gue serius.

"Apa pah?", tanya gue berusaha menutup betapa terkejutnya gue.

"Pernikahan kamu sama Aydan di percepat minggu depan", kata Papa gue langsung menatap tak percaya bokap gue sekarang ini.

"Gak bisa di undur pah? Ini terlalu cepat", kata gue masih syok.

"Lebih cepat lebih baik nak lagian Aydan itu sudah cocok kok sama kamu nunggu apalagi sih", kata bokap gue meyakinkan gue.

"Tapi pah-", gue melihat bokap gue tatapan matanya seolah berkata "Menolak artinya papa ambil semua aset kamu".

Gue menelan ludah dan memilih pasrah saja daripada aset gue di sita. "I-iya pa Ava mau kok", kata gue pasrah dengan keadaan.

"Awas aja si culun Aydan gue akan buat perhitungan dengan nya di sekolah sebentar", gumam gue kesal.

"Nanti seminggu ini kamu sama Aydan berkenalan lebih dekat semua persiapan biar papa, mama, dan calon mertua kamu yang urus ya kalian berdua tinggal terima aja dan menikmati nya saja", kata Papa sebelum gue beranjak pergi.

"Iya", kata gue tak bisa menolak lagi dengan perjodohan ini. "Kami boleh menikah tapi boleh bercerai", terbesit ide cemerlang dan gue langsung bergegas ke sekolah.

Di sekolah

Gue menyusui koridor dan segera menemukan Aydan bersama kembaran nya, Arsyid.

"Lo dan gue ada urusan bisa bicara empat mata?", tanya gue sambil menunjuk gue dan Aydan si culun.

"Wow kalau begitu aku permisi silakan berbincang", kata Arsyid sambil berjalan mundur.

Setelah memastikan sudah tidak ada orang lagi gue menatap cowok di depan gue saat ini.

"Jadi mau bicara apa?', tanya Aydan bertanya-bertanya.

"Gue terima perjodohan ini tapi setelah itu kita cerai setelah 1 bulan menikah", kata gue sambil menawarkan kesepakatan bersama.

"Baiklah jika itu mau kamu", kata Aydan menerima aja.

"Yakin?", tanya gue memastikan lagi. "Yakin", kata Aydan tegas.

"Oke itu aja bye", gue berjalan meninggalkan Aydan si culun itu sendiri.

Aydan pov

"Andai kau tahu jika aku menyukai mu sejak hari itu tapi sepertinya kau tak mengingat nya ya kenapa kau berubah seperti ini Ava", aku menatap punggung Ava sedih hingga Ava menghilang dari pandangan ku.

Author pov

Flashback

Di taman bermain terlihat seorang anak perempuan tengah menghampiri anak laki-laki yang sedang bermain bola.

"Hai", sapa anak perempuan itu sambil mengulurkan tangan mungil nya.

"Ya kenapa?", tanya anak laki-laki itu menatap bingung anak perempuan tersebut.

"Boleh kenalan?", tanya anak perempuan itu.

"B-boleh", jawab anak laki-laki malu-malu.

"Namaku Ananda Avalyn Zubair panggil aja Ava kalau kamu?", tanya anak perempuan itu tak lain adalah Ava.

"Namaku Aydan Razka Trasza panggil aja Aydan", kata anak laki-laki itu tak lain Aydan.

Sejak itu mereka akrab hingga hari itu Ava mulai berubah dan tidak mendekati Aydan bahkan saat Aydan di ejek jelek Ava sudah tidak peduli padahal Ava yang selalu membela Aydan sampai Aydan pindah tapi sebelum itu Aydan menunggu di taman tempat ia pertama bertemu dengan Ava namun Ava tak kunjung datang. Aydan pergi dengan perasaan kecewa.

Kembali lagi ke waktu sekarang

"Aku senang kita bertemu lagi namun kau terasa jauh aku harap kau bisa kembali seperti dulu", kata Aydan sedih dan kecewa.

bersambung..

Jangan lupa dukung dan vote ya Oh satu lagi untuk seterusnya sudut pandang dari sang penulis ya.

Maaf jika ada kesalahan kata ya Sekian dan terima kasih

See you....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!