Chalistya sudah berada di kantor ayahnya. Dia begitu disambut baik oleh karyawan yang ada disana. Chalistya tersenyum hangat pada setiap orang yang menyapanya.
Setelah menaiki lift, tibalah dia di ruang kerja ayahnya itu.
“Ayah..” Panggil Chalistya dengan suara pelan.
Pak Pras yang awalnya sibuk dengan pekerjaannya, dia tunda dulu untuk berbincang dengan anaknya.
“Kau datang dengan cepat. Ada apa?” tanya pak Pras
“Ih ayah.. Anakmu ini sungguh sungguh sungguh rindu… ayahnya” Manja Chalistya dengan kedua tangan yang ia rentangkan.
“Kamu ini, sudah besar masih saja manja” Pak pras mengomel sambil berjalan menuju sofa dan duduk disana.
“Bagaimana dengan supir barumu?” tanya Pak Pras
“Baik, cukup baik. Chalistya baru tau kalau Pak Dayat punya anak laki-laki seumuran aku”
“Kamu tidak ingat sewaktu kecil ketika ayah dan ibu ada urusan pergi ke luar negeri kamu sempat tidak mau pulang dari rumah Pak Dayat dan Bu Siti”
“Serius ayah? Aku ko tidak ingat yaa”
“Waktu itu ketika umurmu 2 tahun kalo ayah gak salah”
“ Oh, pantas saja. Ayah, pasti ayah belum makan. Sebentar lagi waktu makan siang. Ayo kita makan bersama. Aku sudah telfon ibu untuk datang kemari.”
“Sudah lama juga ya kita tidak makan bersama. Oh ya, sekalian anaknya Pak Dayat siapa tuh namanya? suruh ikut juga ya, ada yang mau ayah bicarakan”
“Arsya, oke ayah”
***
Pak Pras dan Chalistya sudah berada di kantin kantor ini. Kantin ini begitu luas dan banyak sekali stand makanan seperti di restoran hotel.
Mereka duduk di meja makan semi tertutup. Belum sempat memesan makanan, ibunya Chalistya yang bernama Chalia Ayu Prastawira datang.
Raut wajah Chalistya semakin sumringah ketika melihat ibunya yang setiap hari terlihat semakin cantik. Merekapun malakukan kiss on the cheek satu sama lain.
“Ibu gak telat datang kan?” tanya ibu Chalia
“Tidak sayang, kita juga masih menunggu 1 orang lagi” Jawab pak Pras.
Arsya menghampiri meja yang ditempati keluarga Prastawira itu, dia diantar oleh pelayan yang akan melayani mereka.
“Siang Pak, Bu. Saya Arsya putra Pak Dayat” Arsya menyapa bos ayahnya yang sekarang menjadi bos nya juga itu dengan sedikit canggung.
“Wah.. kamu sudah besar dan tampan juga ternyata. Ayo duduk. Jangan sungkan” Ramah ibu Chalia pada Arsya.
Arsya duduk disamping Chalistya, dan berada dihadapan Pak Pras.
Pelayan yang datang bersama Arsya melayani mereka dengan mengisi gelas yang ada di meja dengan air mineral.
“Ayah mau makan apa?” Tanya ibu Chalia
“Ayah steak chicken saja”
“Aku beef saja” Jawab Chalistya tanpa ditanya oleh ibunya
“Arsya nya ditanya dong nak, jangan dicuekin gitu” Omel ibu Chalia pada anaknya yang sulit ramah pada lelaki.
“Kau mau chicken atau beef? Jangan nolak, kau cukup pilih salah satu saja” Tanya Chalistya pada Arsya
“eu.. chicken saja” Jawab Arsya yang masih saja canggung.
Sambil menunggu dihidangkan, pak Pras mulai bertanya-tanya pada Arsya untuk memastikan bahwa doa bekerja dengan benar dan bertanggung jawab atas ucapannya pada waktu itu ke anaknya Chalistya.
“Arsya, namamu Arsya ya?”
“Betul pak”
“Waktu kau pinjam uang ke anak saya untuk uang muka operasi bapakmu, kau bilang janji akan membayarnya kan?”
“Sayang, kita mau makan loh.. bahasnya nanti saja” Chalia berkata dengan pelan pada suaminya yang berada disamping.
Arsya menelan ludahnya semakin gugup, Chalistya juga gugup karena melihat ayah dan ibunya yang serius membahas pinjaman Arsya.
Arsya meyakinkan dirinya.
“Saya janji, saya akan membayar pinjaman saya secepatnya”
“Bagaimana caranya? Kau kan tidak bekerja” tanya pak Pras
“Saya akan bayar dari gaji saya sebagai supir pribadi anak bapak. Tapi saya minta hanya 60% dari gaji saya tiap bulan”
“Baiklah.. saya akan langsung potong gajimu 60% di setiap bulannya. Sampai pinjamanmu lunas”
Arsya sebenarnya belum tahu menahu mengenai nominal gaji sebagai supir pribadi Chalistya. Pak Dayat juga tidak pernah memberitahu mengenai gaji pada anak-anaknya. Namun Arsya yakin bahwa 40% uang gaji yang ia terima akan cukup baginya.
Makanan pun telah dihidangkan.
“ Silahkan dimakan!” perintah bu Chalia pada Arsya yang terlihat tidak mau mendahului makan.
Pak Pras, Bu Chalia, dan Chalistya memulai makan. Namun kegiatan mereka terhenti ketika melihat Arsya yang menaikkan telapak tanggannya untuk berdoa sebelum makan. Mereka saling tatap dan canggung, dan merekapun ikut berdoa terlebih dahulu.
Selesai sudah mereka makan.
Arsya melihat keluarga pak Pras merapihkan pisau dan garpu dibuat berdampingan secara horizontal tengah piring. Arsyapun ikut merapikan pisau dan garpu di piringnya.
Pelayan yang berdiri di belakang meja memberikan bill, dan pak Pras memberikan sebuah kartu kreditnya.
“Chalis habis ini mau kemana?” Tanya pak Pras yang ada di hadapannya.
“Karena kemarin belum sempat melihat keadaan pak Dayat, selepas ini aku akan ke rumah sakit” Jawab Chalistya.
“Baiklah. Sampaikan permohonan maaf ayah dan ibu karena belum bisa menengok”
“Semoga ayah kamu segera pulih ya” Sahut bu Chalia pada Arsya.
“Sayang, aku harus segera kembali ke store. Karena sudah ada janji dengan pelanggan VIP. Semuanya sorry yaa ibu duluan” Ibu Chalia mencium pipi suaminya lalu beranjak pergi.
“Ayah juga ada meeting sebentar lagi, ayah tinggal duluan ya” Sahut pak Pras sembari melihat jam tangan mewahnya itu dan mengambil kartu kredit dari buku bill yang diberi pelayan.
“Baik ayah. Semangat bekerja!” Chalistya memberi semangat pada ayahnya. Wajah Chalistya nampak sedih ketika melihat kedua orang tuanya yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ayahnya yang sibuk sebagai direktur utama PT. PRAS Properti. Dan ibunya yang sibuk sebagai pemilik toko tas branded.
“Ayo pergi” Sahut Chalistya pada Arsya.
***
Diperjalanan menuju rumah sakit. Arsya yang sedang menyetir melihat wajah sedih Chalistya dari kaca spion dalam. Tiba-tiba motor menyalip kendaraan yang dibawanya dan hampir tertabrak. Untung saja Arsya memiliki reflek yang bagus sehingga dia dapat mengerem dengan cepat dan menghindari kecelakaan di hari pertama kerjanya ini.
“Astaga” Kaget Chalistya ketika merasakan goncangan akibat pengereman mobil secara tiba-tiba.
“Maafkan saya”
“Tugasmu menyetir, bukan memperhatikan saya” Ungkap Chalistya yang menyadari kalau Arsya sedari tadi meliriknya lewat spion dalam.
Arsya malu yang dilakukannya itu disadari ole si pencuri perhatiannya Arsya.
“Maaf” Arsya meminta maaf lagi.
*******
Hi! Semuanya…
Jangan lupa like, komen dan share cerita ini yaa... Jangan lupa Vote nya juga yaa sama kasih bintang. Agar aku lebih semangat lagi untuk terus lanjutin cerita ini.
Sampai jumpa di episode selanjutnya.
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Muta Mimah
ih jadi maluuuu😊😊
2020-12-26
0
Sept September
5 like mendarat syantiekkkkkk buat author
2020-09-12
1
Ilham Rasya
5 like mendarat
pernikahanku 🙏😅
ditunggu
2020-09-02
0