Episode Empat

Dinda adalah putri dari Pak Dayat dan Ibu Siti, dia memiliki seorang kaka yang tampan dan putih tinggi mirip seperti aktor Korea bernama Sunghoon. Adiknya itu sampai tidak mengerti bagaimana bisa kakanya mendapatkan keturunan tampan nan rupawan. Pasalnya, Dinda memiliki wajah seperti warga +62 pada umumnya yaa walau sebenarnya Dinda juga memiliki kulit putih seperti ibunya. Tapi Dinda rasa wajahnya itu tidak sebagus kakanya.

Adik Arsya sungguh menyukai drama Korea, hingga dia bisa kuat 2 hari 2 malam maraton drakor sampai ending. Karena keseringannya menonton drakor, sampe-sampe dinda sering mengekspresikan sesuatu dengan umpatan atau bahasa yang ada di drakor yang ia tonton.

Hingga pada suatu saat,

Part 1

Ibu Siti sedang memasak di dapur. Karena melihat langit yang mendung, bu Siti memanggil anak perempuannya itu untuk menjait jemuran di luar. Dinda yang sedang fokus nonton drakor di kamarnya tidak mendengar panggilan dari ibunya. Hingga Arsyapun menghampiri Dinda dan berteriak padanya kesal.

“Wae wae wae” ( Kenapa kenapa kenapa) Dinda marah-marah kepada kakanya yang mengganggu.

“Dipanggil ibu tuh dari tadi” Jawab Arsya kesal

Dinda beranjak dari tempat tidurnya, dan memberikan tatapan sinis pada kakanya yang ada di gerbang pintu kamar Dinda.

"Bilang dong dari tadi!" Dinda berkata dengan tegas.

"Ishh... punya adek ko ngeselin banget" umpat Arsya dengan suara kesal namun pelan.

Dinda yang sudah menjauh dari keberadaan kakanya tiba-tiba berbalik arah dan memberikan sign jari kelingking. Itu adalah tanda kemarahan sekaligus tanda minta maaf Dinda pada kakanya.

Part 2

Ketika Pak Dayat pulang membawa pizza yang ia dapat dari nona Chalistya. Dinda terlihat sangat senang melihat pizza itu.

“Omo! Daebak! Mantcul” Kagum Dinda pada pizza dihadapannya.

“Deebak” Arsya mengikuti perkataan adiknya sambil memberikan dua jempol pada ayahnya.

Part 3

Ketika Dinda yang akan berangkat sekolah, kakanya yang akan mengantar dia tak kunjung juga keluar dari kamarnya.

“Oppa!” ( Arsya! )

“Aigo!” ( Aduh! )

“Palli! palli!” ( Cepat! Cepat! )

“Kaja!” ( Ayo! ) Umpat Dinda pada Arsya dengan nada bicara yang menggemaskan

“Ishh.. Jijik kali aku dengarnya. Jadi kepaksa nih nganter nya" kesal Arsya pada adiknya.

"Isshh... Oppa tampan jangan begitu! Oppa mau adiknya ini tidak sekolah gara-gara abang?. Gak mau kan"

"Kenapa jadi gara-gara abang?" heran Arsya

"Ya karna abang tak antar aku"

"Ya kan bisa pake angkot, bodoh!"

Dinda memukul kepala kakanya yang sedang menyetir motor.

"Aduh. Kamu nih yaa,, abang turunin di sini loh" ancam Arsya

"Oh iya iya iya maaf maaf" Dinda meminta maaf sambil mengelus kepala kakanya itu yang memakai helm.

***

“Apa? Daebak? Kau bisa berbahasa Korea?” Tanya Chalistya pada Arsya.

“Ah.. Tidak. Barusan saya mendubbing suara pintu mobil” Arsya mengelak.

“Dee” Arsya buka pintu mobil

“Bak” Arsya menutup pintu mobil

“Deebak” Arsya membuka tutup pintu mobil

Chalistya yang melihat tingkah Arsya hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya.

***

Saat ini Arsya dan Chalistya berada di dalam mobil. Arsya di kursi kemudi, dan Chalistya di kursi penumpang samping Arsya.

Hening.. hingga suara menelan ludah yang dilakukan Arsyapun terdengar.

“Ehem” Chalistya berdehem canggung.

“Bagaimana cara menghidupkan mobilnya?”

“Tekan tombol start nya!”

“Oh. Lalu kunci ini dikemanakan?” Tanya Arsya yang sedang memegang kunci mobil ini.

“Kamu kantongin. Jangan sampe ketinggal di dalam mobil!”

Arsya menekan tombol Start, dan dia semakin terpukau ketika melihat layar-layar monitor yang awalnya gelap, menyala bersamaan.

“Cara menjalankannya sama seperti mobil pada umumnya. Bedanya hanya di ketika oper giginya yang dengan cara diputer, nah kalau mau oper ke kunci S, perlu ditekan dulu baru dia bisa puter”

Arsya menyimak dengan baik semua perkataan Chalistya. Dan Arsya juga melakukan semuanya sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh nona cantiknya itu.

Chalistya merasa senang pada Arsya, karena dia dapat cepat mempelajari apa yang Chalistya ajarkan. Arsyapun terlihat sangan santai dan baik ketika diajari.

Arsya mencoba membawa mobil ini dengan mengelilingi komplek. Setelah berkeliling selama 20 menit, Chalistyapun merasa Arsya sudah cukup mulus membawa mobil nya itu.

“Kenapa kau berkeringat? Masih gugup yah bawanya?” Tanya Chalistya ketika mereka sudah sampai di rumah dan mobilnya diparkirkan di carport rumah.

“Iya, saya masih gugup” Jawab Arsya

“Agar gugupnya hilang, nanti siang kau supiri saya untuk pergi ke kantor Ayah. Sekarang rehatlah dulu”

Chalistya dan Arsya memasuki rumah. Lalu Chalistya menunjukkan kamar tidur yang sebelumnya dipakai Pak Dayat untuk istirahat.

“Kau bisa istirahat di kamar itu. Jika perlu sesuatu panggil saja Bi Asih”

“Baik, terimakasih” Jawab Arsya.

"Jam 10 siapkan dirimu untuk mengantar saya ke kantor Ayah"

Arsya mengangguk lalu Chalistya pergi ke meja barnya, dan melihat makanannya yang sudah mengering di mangkuk. Lalu bi Asih menghampirinya.

“Apa makanannya mau dihangatkan non?” Tanya bi Alis.

“Ah tidak usah bi, sepertinya sudah terlalu lama ditinggalkan. Tidak baik juga jika dimakan” Jawab Chalistya.

Bi Asih membersihkan meja bar tersebut.

Karena kantor ayah Chalistya cukup jauh, Chalistya berinisiatif untuk pergi sekarang saja.

Bi Asih mengetuk pintu kamar, tempat Arsya beristirahat.

"Bi Asih, ada apa?" tanya Arsya sambil mengancingkan 3 kancing atas kemejanya.

"Kata nona Alis, ke kantor ayahnya jadi sekarang"

"Bukannya jam 10 ya bi?"

"Non Alis bilangnya jadi sekarang, ayo cepat bersiap! Dia tidak suka menunggu" kata Bi Asih

Ketika Arsya dan bi Asih masih mengobrol, terdengar suara nona Alis dari depan rumah.

"Bi, mobilnya ko belum nyala?" teriak Chalistya yang berada di dekat mobil yang terparkir di carport.

*******

Hi para pembaca Aku Cinta Supirku, terimakasih banyak kalian sudah mengbaca novel ini.

Sampai bertemu di episode selanjutnya..

Terimakasih

***

Bonus beberapa pict untuk kalian.

Ini adalah gambaran rumah Chalistya. Di bagian ini, Chalistya sering memantau Bi Asih yang sedang memasak dari lantai 2. Episode 1.

Nah, kalau yang ini gambaran mini bar sekaligus dapur bersih.

Ini adalah gambaran Living Family yang sekaligus menyatu dengan dining room. Dibagian ini, kalian bisa membayangkan bagaimana ketika Chalistya dan Arsya mengobrol secara berjauhan.

Nah, kalau yang ini gambaran badroom Chalistya. Dia termasuk orang yang simple, rapih dan bersih. Jadi dia lebih suka warna-warna soft dan tidak terlalu banyak menempatkan furniture di kamarnya.

Dia juga bukan wanita yang girly, sehingga dia lebih suka warna biru muda dibanding merah muda.

Ini adalah gambaran walldrop kamarnya, tempat dia menyimpan baju, tas, perhiasan, dan juga sebagai tempat dia berias.

Ini gambaran bathroom yang terlihat terbuka dengan kaca polos. Sehingga ketika mandi dan berendam di bathub, Chalistya dapat sambil menonton televisi yang akan terlihat dari kaca besar tersebut.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

jd selama ini pak dayat nyopirin calistha mobil sport ya thor

2021-06-21

0

Sept September

Sept September

like

2020-09-12

0

Ilham Rasya

Ilham Rasya

jejak

pernikahanku 🙏😅

2020-09-02

0

lihat semua
Episodes
1 Episode Satu
2 Episode Dua
3 Episode Tiga
4 Episode Empat
5 Episode Lima
6 Episode Enam
7 Episode Tujuh
8 Episode Delapan
9 Episode Sembilan
10 Episode Sepuluh
11 Episode 11 - Aku Cinta Supirku
12 Episode 12 - Café Chars
13 Episode 13 – Kirana
14 Episode 14 - Dinner
15 Episode 15 - Night Club
16 Episode 16 - Lantai Dansa
17 Episode 17 - My Hero
18 Episode 18 - Memory Semalam
19 Episode 19 - Jogging track
20 Episode 20 - Sahabat Sehati
21 Episode 21 - Spaghetti Carbonara
22 Episode 22 - Cemburu
23 episode 23 - Pembuktian
24 Episode 24 - Aku Kembali
25 Episode 25 - Gabut
26 Episode 26 - Gabut 2
27 Episode 27 - Star
28 Episode 28 - Cool
29 Episode 29 - Salting
30 Episode 30 - Malam yang tak terlupakan
31 Episode 31 - Ada apa dengan dia
32 Episode 32 - Aku disini untukmu
33 Episode 33 - Ketika rasa ini hadir
34 Episode 34 - Salahkah rasa cinta ini
35 Episode 35 - Aku benci hari ini
36 Episode 36 - Perasaan yang luar biasa
37 Episode 37 - Pagi yang cerah
38 Episode 38 - Mana bisa aku marah
39 Episode 39 - Warung Bubur
40 Episode 40 - Kamu Marah?
41 Episode 41 - Dia Siapa?
42 Episode 42 - My favorite chef
43 Episode 43 - Room tour
44 Episode 44 - Paparazzi
45 Episode 45 - Lelaki bertopi hitam
46 Episode 46 - Kasih sayang seorang Ayah
47 Episode 47 - Dinda adik Arsya
48 Episode 48 - Rumah Sakit
49 Episode 49 - Rumah Sakit (2)
50 Episode 50 - Menunggu
51 Episode 51 - Kita berbeda
52 Episode 52 - Kepulangan Pak Dayat
53 Episode 53 - Kisah Kita
54 Episode 54 - Suasana rumah
55 Episode 55 - Enak gak?
56 Episode 56 - Bunga
57 Episode 57 - Persiapan
58 58 - Kirana’s Party
59 59 - Jodoh pasti bertemu
60 Finally
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Episode Satu
2
Episode Dua
3
Episode Tiga
4
Episode Empat
5
Episode Lima
6
Episode Enam
7
Episode Tujuh
8
Episode Delapan
9
Episode Sembilan
10
Episode Sepuluh
11
Episode 11 - Aku Cinta Supirku
12
Episode 12 - Café Chars
13
Episode 13 – Kirana
14
Episode 14 - Dinner
15
Episode 15 - Night Club
16
Episode 16 - Lantai Dansa
17
Episode 17 - My Hero
18
Episode 18 - Memory Semalam
19
Episode 19 - Jogging track
20
Episode 20 - Sahabat Sehati
21
Episode 21 - Spaghetti Carbonara
22
Episode 22 - Cemburu
23
episode 23 - Pembuktian
24
Episode 24 - Aku Kembali
25
Episode 25 - Gabut
26
Episode 26 - Gabut 2
27
Episode 27 - Star
28
Episode 28 - Cool
29
Episode 29 - Salting
30
Episode 30 - Malam yang tak terlupakan
31
Episode 31 - Ada apa dengan dia
32
Episode 32 - Aku disini untukmu
33
Episode 33 - Ketika rasa ini hadir
34
Episode 34 - Salahkah rasa cinta ini
35
Episode 35 - Aku benci hari ini
36
Episode 36 - Perasaan yang luar biasa
37
Episode 37 - Pagi yang cerah
38
Episode 38 - Mana bisa aku marah
39
Episode 39 - Warung Bubur
40
Episode 40 - Kamu Marah?
41
Episode 41 - Dia Siapa?
42
Episode 42 - My favorite chef
43
Episode 43 - Room tour
44
Episode 44 - Paparazzi
45
Episode 45 - Lelaki bertopi hitam
46
Episode 46 - Kasih sayang seorang Ayah
47
Episode 47 - Dinda adik Arsya
48
Episode 48 - Rumah Sakit
49
Episode 49 - Rumah Sakit (2)
50
Episode 50 - Menunggu
51
Episode 51 - Kita berbeda
52
Episode 52 - Kepulangan Pak Dayat
53
Episode 53 - Kisah Kita
54
Episode 54 - Suasana rumah
55
Episode 55 - Enak gak?
56
Episode 56 - Bunga
57
Episode 57 - Persiapan
58
58 - Kirana’s Party
59
59 - Jodoh pasti bertemu
60
Finally

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!