Dinda adalah putri dari Pak Dayat dan Ibu Siti, dia memiliki seorang kaka yang tampan dan putih tinggi mirip seperti aktor Korea bernama Sunghoon. Adiknya itu sampai tidak mengerti bagaimana bisa kakanya mendapatkan keturunan tampan nan rupawan. Pasalnya, Dinda memiliki wajah seperti warga +62 pada umumnya yaa walau sebenarnya Dinda juga memiliki kulit putih seperti ibunya. Tapi Dinda rasa wajahnya itu tidak sebagus kakanya.
Adik Arsya sungguh menyukai drama Korea, hingga dia bisa kuat 2 hari 2 malam maraton drakor sampai ending. Karena keseringannya menonton drakor, sampe-sampe dinda sering mengekspresikan sesuatu dengan umpatan atau bahasa yang ada di drakor yang ia tonton.
Hingga pada suatu saat,
Part 1
Ibu Siti sedang memasak di dapur. Karena melihat langit yang mendung, bu Siti memanggil anak perempuannya itu untuk menjait jemuran di luar. Dinda yang sedang fokus nonton drakor di kamarnya tidak mendengar panggilan dari ibunya. Hingga Arsyapun menghampiri Dinda dan berteriak padanya kesal.
“Wae wae wae” ( Kenapa kenapa kenapa) Dinda marah-marah kepada kakanya yang mengganggu.
“Dipanggil ibu tuh dari tadi” Jawab Arsya kesal
Dinda beranjak dari tempat tidurnya, dan memberikan tatapan sinis pada kakanya yang ada di gerbang pintu kamar Dinda.
"Bilang dong dari tadi!" Dinda berkata dengan tegas.
"Ishh... punya adek ko ngeselin banget" umpat Arsya dengan suara kesal namun pelan.
Dinda yang sudah menjauh dari keberadaan kakanya tiba-tiba berbalik arah dan memberikan sign jari kelingking. Itu adalah tanda kemarahan sekaligus tanda minta maaf Dinda pada kakanya.
Part 2
Ketika Pak Dayat pulang membawa pizza yang ia dapat dari nona Chalistya. Dinda terlihat sangat senang melihat pizza itu.
“Omo! Daebak! Mantcul” Kagum Dinda pada pizza dihadapannya.
“Deebak” Arsya mengikuti perkataan adiknya sambil memberikan dua jempol pada ayahnya.
Part 3
Ketika Dinda yang akan berangkat sekolah, kakanya yang akan mengantar dia tak kunjung juga keluar dari kamarnya.
“Oppa!” ( Arsya! )
“Aigo!” ( Aduh! )
“Palli! palli!” ( Cepat! Cepat! )
“Kaja!” ( Ayo! ) Umpat Dinda pada Arsya dengan nada bicara yang menggemaskan
“Ishh.. Jijik kali aku dengarnya. Jadi kepaksa nih nganter nya" kesal Arsya pada adiknya.
"Isshh... Oppa tampan jangan begitu! Oppa mau adiknya ini tidak sekolah gara-gara abang?. Gak mau kan"
"Kenapa jadi gara-gara abang?" heran Arsya
"Ya karna abang tak antar aku"
"Ya kan bisa pake angkot, bodoh!"
Dinda memukul kepala kakanya yang sedang menyetir motor.
"Aduh. Kamu nih yaa,, abang turunin di sini loh" ancam Arsya
"Oh iya iya iya maaf maaf" Dinda meminta maaf sambil mengelus kepala kakanya itu yang memakai helm.
***
“Apa? Daebak? Kau bisa berbahasa Korea?” Tanya Chalistya pada Arsya.
“Ah.. Tidak. Barusan saya mendubbing suara pintu mobil” Arsya mengelak.
“Dee” Arsya buka pintu mobil
“Bak” Arsya menutup pintu mobil
“Deebak” Arsya membuka tutup pintu mobil
Chalistya yang melihat tingkah Arsya hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya.
***
Saat ini Arsya dan Chalistya berada di dalam mobil. Arsya di kursi kemudi, dan Chalistya di kursi penumpang samping Arsya.
Hening.. hingga suara menelan ludah yang dilakukan Arsyapun terdengar.
“Ehem” Chalistya berdehem canggung.
“Bagaimana cara menghidupkan mobilnya?”
“Tekan tombol start nya!”
“Oh. Lalu kunci ini dikemanakan?” Tanya Arsya yang sedang memegang kunci mobil ini.
“Kamu kantongin. Jangan sampe ketinggal di dalam mobil!”
Arsya menekan tombol Start, dan dia semakin terpukau ketika melihat layar-layar monitor yang awalnya gelap, menyala bersamaan.
“Cara menjalankannya sama seperti mobil pada umumnya. Bedanya hanya di ketika oper giginya yang dengan cara diputer, nah kalau mau oper ke kunci S, perlu ditekan dulu baru dia bisa puter”
Arsya menyimak dengan baik semua perkataan Chalistya. Dan Arsya juga melakukan semuanya sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh nona cantiknya itu.
Chalistya merasa senang pada Arsya, karena dia dapat cepat mempelajari apa yang Chalistya ajarkan. Arsyapun terlihat sangan santai dan baik ketika diajari.
Arsya mencoba membawa mobil ini dengan mengelilingi komplek. Setelah berkeliling selama 20 menit, Chalistyapun merasa Arsya sudah cukup mulus membawa mobil nya itu.
“Kenapa kau berkeringat? Masih gugup yah bawanya?” Tanya Chalistya ketika mereka sudah sampai di rumah dan mobilnya diparkirkan di carport rumah.
“Iya, saya masih gugup” Jawab Arsya
“Agar gugupnya hilang, nanti siang kau supiri saya untuk pergi ke kantor Ayah. Sekarang rehatlah dulu”
Chalistya dan Arsya memasuki rumah. Lalu Chalistya menunjukkan kamar tidur yang sebelumnya dipakai Pak Dayat untuk istirahat.
“Kau bisa istirahat di kamar itu. Jika perlu sesuatu panggil saja Bi Asih”
“Baik, terimakasih” Jawab Arsya.
"Jam 10 siapkan dirimu untuk mengantar saya ke kantor Ayah"
Arsya mengangguk lalu Chalistya pergi ke meja barnya, dan melihat makanannya yang sudah mengering di mangkuk. Lalu bi Asih menghampirinya.
“Apa makanannya mau dihangatkan non?” Tanya bi Alis.
“Ah tidak usah bi, sepertinya sudah terlalu lama ditinggalkan. Tidak baik juga jika dimakan” Jawab Chalistya.
Bi Asih membersihkan meja bar tersebut.
Karena kantor ayah Chalistya cukup jauh, Chalistya berinisiatif untuk pergi sekarang saja.
Bi Asih mengetuk pintu kamar, tempat Arsya beristirahat.
"Bi Asih, ada apa?" tanya Arsya sambil mengancingkan 3 kancing atas kemejanya.
"Kata nona Alis, ke kantor ayahnya jadi sekarang"
"Bukannya jam 10 ya bi?"
"Non Alis bilangnya jadi sekarang, ayo cepat bersiap! Dia tidak suka menunggu" kata Bi Asih
Ketika Arsya dan bi Asih masih mengobrol, terdengar suara nona Alis dari depan rumah.
"Bi, mobilnya ko belum nyala?" teriak Chalistya yang berada di dekat mobil yang terparkir di carport.
*******
Hi para pembaca Aku Cinta Supirku, terimakasih banyak kalian sudah mengbaca novel ini.
Sampai bertemu di episode selanjutnya..
Terimakasih
***
Bonus beberapa pict untuk kalian.
Ini adalah gambaran rumah Chalistya. Di bagian ini, Chalistya sering memantau Bi Asih yang sedang memasak dari lantai 2. Episode 1.
Nah, kalau yang ini gambaran mini bar sekaligus dapur bersih.
Ini adalah gambaran Living Family yang sekaligus menyatu dengan dining room. Dibagian ini, kalian bisa membayangkan bagaimana ketika Chalistya dan Arsya mengobrol secara berjauhan.
Nah, kalau yang ini gambaran badroom Chalistya. Dia termasuk orang yang simple, rapih dan bersih. Jadi dia lebih suka warna-warna soft dan tidak terlalu banyak menempatkan furniture di kamarnya.
Dia juga bukan wanita yang girly, sehingga dia lebih suka warna biru muda dibanding merah muda.
Ini adalah gambaran walldrop kamarnya, tempat dia menyimpan baju, tas, perhiasan, dan juga sebagai tempat dia berias.
Ini gambaran bathroom yang terlihat terbuka dengan kaca polos. Sehingga ketika mandi dan berendam di bathub, Chalistya dapat sambil menonton televisi yang akan terlihat dari kaca besar tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Anonymous
jd selama ini pak dayat nyopirin calistha mobil sport ya thor
2021-06-21
0
Sept September
like
2020-09-12
0
Ilham Rasya
jejak
pernikahanku 🙏😅
2020-09-02
0