Satu bulan telah berlalu.. Dan pagi itu Shafa mengikuti dua mata kuliahnya sampai pukul 12.00 siang saja. Sebelum dia bekerja pada pukul 02.00 siang, dia pergi ke swalayan untuk membeli beberapa makanan ringan dan keperluan bulanannya.
Sampai di dalam swalayan dia melihat pasangan kekasih sedang berbelanja juga. Sang wanita memakai dress mini berwarna merah menyala tanpa lengan dengan mengekspos paha dan belahan dadanya. Dia bergelayut manja di lengan laki-laki yang terlihat dingin dan angkuh itu, dan sesekali menjawab permintaan sang wanita dengan datar.
Pasangan kekasih itu adalah Barrack dan Jenny. Shafa sedikit kaget melihat wanita yang bertengkar dengannya tempo hari, sedang bersama laki-laki cinta pertamanya.
"Hah.. Sulit dipercaya, Barrack bisa jatuh cinta dengan wanita menyebalkan seperti itu," gumamnya yang terdengar lirih.
Shafa melanjutkan acara belanjanya dan memilih barang yang dia cari, dan tak terduga seseorang menyenggol bahunya.
"Hei kau pelayan rendahan! Ketemu juga kita disini, lihatlah penampilanmu begitu norak dan cupu sekali! Dasar pelayan miskin, belagu lagi!" ejek Jenny pada Shafa, karena Jenny masih dendam pada Shafa karena kejadian tempo hari.
Shafa menatap tajam Jenny,
"Memang aku miskin, tapi aku masih punya harga diri! Yahh.. Setidaknya aku tidak mengumbar paha dan belahan dadaku hanya untuk mendapatkan kemewahan dari laki-laki yang bukan suamiku!" ucap Shafa dengan pedasnya.
"Apa kau bilang?! Br*****kk kau pelayan cupu!" geram Jenny dengan kesal dan akan melayangkan tamparan ke pipi chubby Shafa.
Lalu Shafa dengan sigap menangkap tangan Jenny dan memelintir tangan Jenny ke belakang, terlihat Jenny kesakitan dan meminta Shafa melepaskan.
"Auuuuhhh.. Lepaskan.. Sakit tanganku! Kalau tanganku patah akan aku hancurkan hidupmu!" keluh Jenny sambil merasakan kesakitan.
"Diam kau wanita sombong! Kamu yang membuat masalah terlebih dulu, kamu terus menghinaku seenak jidatmu, kamu pikir aku tidak berani membalas perempuan iblis sepertimu!" ucap Shafa dengan garang sambil menekan tangan Jenny semakin dalam.
"Tolong Barrack.. Barrack... Aaarrrgghhh,"
Barrack yang berada di lorong lain berjalan ke arah sumber suara minta tolong, dia mencari keberadaan Jenny di lorong sebelahnya. Barrack berjalan mendekat dan menatap tajam ke arah Shafa.
"Hei Gadis Cupu! Lepaskan kekasihku atau aku patahkan tanganmu!" teriak Barrack diliputi amarah yang memuncak.
Sontak Shafa langsung kaget lalu melepas tangan Jenny dan menatap mata dingin dan tajam milik Barrack. Tatapannya itu seolah-olah seperti ribuan pedang yang sedang menancap di hatinya.
Shafa masih mencintai pemilik mata dingin itu, cintanya sungguh bertepuk sebelah tangan. Yang bisa dia lakukan hanya diam menahan sakit hatinya, karena Barrack dan dirinya bagaikan langit dan bumi.
Jenny menghampiri Barrack dan mengadu kepada Barrack,
"Sayang, lihat gadis cupu itu! Dia menyakitiku, cepat balas dia! Hei, apa kamu mengenalnya sayang?"
Barrack tidak menjawab dan menarik tangan Jenny untuk pergi bersamanya, lalu dia menghampiri Shafa dan menatap tajam kearah Shafa.
"Aku tidak pernah berbuat kasar dengan seorang wanita, aku peringatkan kau!" Barrack mengacungkan jarinya didepan muka Shafa.
"Jangan pernah menyentuh wanita kesayanganku! Karena aku tidak segan-segan menyakitimu jika kamu mengulanginya lagi." ancam Barrack kepada Shafa.
Kemudian berlalu meninggalkan Shafa yang masih berdiri mematung sambil menahan amarah.
"Hei! Urus saja wanita sombongmu itu! Didik dia dengan benar! Dasar bed***h kalian berdua! Pasangan yang sama-sama memuakkan!" teriak Shafa kepada pasangan itu.
Karena suara musik di swalayan itu keras jadi kedua pasangan menyebalkan itu tidak begitu bisa mendengar teriakan marah Shafa, mereka berlalu begitu saja meninggalkan swalayan.
Dan akhirnya Shafa memilih pergi berangkat kerja lebih awal untuk menenangkan hatinya. Marah sedih yang bercampur jadi satu, setidaknya dengan bertemu teman-temannya di cafe rasa marah dihatinya akan berkurang.
Saat dia sampai di cafe,dia melihat pemilik cafe dan suaminya berada di sana dan terlihat bicara dengan karyawan lain.
"Shafa ini kan masih pukul 01.00 siang, Kenapa kamu sudah datang?" Tanya Bu Anggie kepada Shafa.
"Hmmm.. Tadi kuliah saya sudah selesai Bu, jadi saya lebih baik datang lebih awal daripada saya cuma benggong di kampus," Jawabnya sambil nyengir kuda.
Semakin hari pemilik cafe semakin akrab dan dekat dengan Shafa, karena Shafa tipe wanita pekerja keras, membuat pemilik cafe itu kagum. Shafa bisa membagi jam kerja dan kuliahnya dengan baik.
Pemilik cafe juga puas dengan pelayanan Shafa yang ramah kepada setiap pengunjung, dia selalu sabar dan telaten menghadapi pengunjung.
"Shafa tolong kamu tambah meja dan kursi itu di depan ya! Malam ini akan ada event, akan ada banyak musisi yang mengisi live music di cafe kita," kata Bu Anggie dengan senyum lebarnya.
"Wahhh.. Event? Event apa Bu Anggie? Pasti acaranya akan ramai dan banyak pengunjung yang datang," kata Shafa dengan wajah berbinar.
"Hari ini ibuku ulang tahun, musisi-musisi didikan ibuku akan memberi persembahan untuk acara ulang tahun beliau. Jadi untuk malam ini pengunjung yang datang bisa makan dan ngopi gratis disini," kata Bu Anggie penuh antusias.
Kini semua pegawai cafe disibukkan untuk mendekorasi cafe dengan banyak balon berwarna putih dan pita dinding-dinding cafe. Mempersiapkan kue ulang tahun dan beberapa makanan serta minuman di meja, panggung kecil itu juga dihiasi banyak balon dan papan ucapan ulang tahun.
Tak terasa waktu malam pun tiba.. Acara ulang tahun akan segera dimulai, para musisi sudah berada di panggung untuk menyambut ibu dari pemilik cafe, sedangkan Bu Anggie sudah berdiri menyambut ibunya yang akan tiba.
"Ceklekkk.."
Seorang paruh baya mulai membuka pintu cafe dan suara alunan lagu ulang tahun pun terdengar.
"Happy birthday to You.. Happy birthday to You.. Happy birthday.. Happy birthday.. Happy birthday to youuuu.. "
Suara alunan musik para musisi bercampur dengan suara pemiliknya cafe, karyawan dan semua pengunjung disana.
Wanita paruh baya itu begitu terharu dan memeluk anak serta menantunya penuh sayang.
"Terimakasih anak-anakku.. Kejutan ini sangat menyenangkan bagi ibu, ibu sangat bangga memiliki anak dan menantu seperti kalian," ucap Ibu Grace penuh sayang.
Dan di deretan karyawan cafe yang menyambut acara itu, Shafa terlihat sedikit kaget melihat wanita paruh baya yang sedang berulang tahun hari ini.
Dia adalah Ibu Grace Guru Vocal Shafa sewaktu SMA dulu, yang selalu menemani Shafa selama tiga tahun belajar alat musik dan olah vocalnya. Dia ikut berbahagia melihat guru kesayangannya itu merayakan hari jadinya.
"Ternyata dunia ini sempit sekali ya.. Aku benar-benar tidak menyangka," gumamnya dalam hati.
Acara demi acara terlewati semua tamu dan pengunjung cafe menikmati makanan dan alunan musik dengan bahagia, dan para karyawan cafe sibuk kesana kemari menghidangkan makanan dan minuman yang telah kosong di meja. Saat Shafa berdiri untuk minum tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dari belakang.
"Shafa.. "
Wanita itu memanggil Shafa dengan lembut. Shafa menoleh kebelakang dan melihat wanita itu.
"Ibu Grace.. Selamat ulang tahun bu.. Semoga ibu panjang umur," Ucap Shafa dengan penuh kerinduan.
Ibu Grace memeluk Shafa dan mereka melepaskan kerinduan mereka dengan bercerita kehidupan mereka masing-masing, karena beberapa bulan setelah Shafa lulus SMA mereka tidak bertemu.
"Shafa aku ingin kado darimu, bernyanyilah untuk ibu hari ini," ucap Ibu Grace penuh harap.
"Ta.. Tapi.. Shafa malu bu.." ucap Shafa tiba-tiba gugup.
"Apakah kamu tega tidak memberikan kado untukku hari ini? Ini hari spesial ibu lho," kata Bu Grace.
"Bukankah cita-citamu ingin jadi penyanyi terkenal? Bagaimana mana bisa kamu menjadi penyanyi kalau kamu terus gugup dan tidak mau mencobanya dulu,"
"Hmmm.. Baiklah bu, aku akan mencobanya dan mengusir kegugupanku ini." jawab Shafa sedikit percaya diri.
Akhirnya Shafa naik ke atas panggung dan mulai memberanikan diri bernyanyi didepan tamu dan pengunjung cafe. Semua terhipnotis dengan suara merdu Shafa, dia mulai berani menatap audiens dan menghayati setiap lirik lagu yang dia nyanyikan.
Setelah Shafa menyanyikan dua lagu persembahan untuk Ibu Grace, semua audiens bertepuk tangan dan kagum dengan keindahan suara Shafa.
"Plok.. Plok.. Plokk.. "
"Ayo mbak nyanyi lagi.. Kita mau dengar suara mbak lagi." Salah seorang penonton meneriaki Shafa yang akan turun dari panggung.
"Ehemm.. Perhatian para pengunjung dan tamu undangan, saya rasa masih banyak yang akan tampil bernyanyi disini untuk anda,"
"Nanti setelah saya sukses, saya akan buat mini konser dan bernyanyi satu album untuk anda semua, sudah cukup untuk hari ini.. Terimakasih, Sudah mendengarkan suara sumbang saya." ucap Shafa dengan menampilkan deretan gigi putihnya dan sedikit membungkuk di hadapan semua tamu.
Semua orang tertawa dan bertepuk tangan melihat gadis berkacamata itu berbicara di atas panggung.
Acara demi acara terlewati dan cafe akan segera ditutup, akhirnya Shafa dan semua orang pergi kerumah masing-masing meninggalkan cafe itu.
Shafa begitu bahagia hari ini, akhirnya dia punya keberanian tampil dipublik walaupun hanya untuk acara ulang tahun, dan setidaknya dia bisa melupakan kesedihan dan kemarahannya akan kejadian siang tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments