5.Make Over

"Bereskan secepatnya dan lakukan dengan rapi tanpa jejak, aku ingin melihat tua bangka itu mati sekarang," kata seseorang misterius dari sebrang telepon lalu menutup telponnya.

Dia terlihat meremas gelasnya dan melemparkan ke lantai.

"Prankkkkkk!"

"Pergilah ke nereka bersama anak istrimu, Br*ngs*k!" teriak laki-laki misterius itu dengan penuh dendam.

Hari ini kuliah Shafa libur dan dia mengambil shift pagi agar bisa pulang sore ke rumah. Saat dia masuk kedalam cafe, pemilik cafe memanggilnya.

"Shafa.. Cepatlah kesini aku ingin bicara denganmu, kita akan bicara di dalam ruanganku," kata Bu Anggie berjalan di depan Shafa, dia mengangguk dan mengikuti Bossnya.

Kemudian mereka duduk di sofa di dalam ruangan kerja pemilik cafe itu.

"Shafa.. Setelah kamu bernyanyi kemarin banyak pelanggan cafe yang menginginkan kamu ikut mengisi live music di cafe kita ini, mereka senang mendengarkan suaramu yang merdu itu," kata Bu Anggie.

"Ta.. Tapi bu.. Shafa masih malu untuk berhadapan dengan orang banyak, Shafa takut malah memperburuk image cafe kita kalo penampilan Shafa tidak perfect," jawab Shafa sedikit gugup.

"Siapa yang bilang seperti itu? Kamu itu hanya kurang percaya diri saja dan belum terbiasa, nanti kalau kamu sudah terbiasa tampil didepan audiens aku yakin kamu akan semakin profesional,"

"Aku berharap disetiap malam ada waktu satu atau dua jam kamu bisa mengisi live music cafe kita pada pukul 07.00 malam, pasti pengunjung kita akan menikmati dan semakin banyak yang datang," kata Bu Anggie begitu antusias.

"A..apa setiap malam?" jawab Shafa dengan sedikit kaget.

"Sudahlah jangan membantah.. Ayo ikut aku! Hari ini aku akan membawamu bersenang-senang! Hari ini kamu bebas tugas, Oke Shafa!" kata Bu Anggie tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.

Kemudian Bu Anggie melajukan mobilnya. Mereka jalan-jalan menuju ke mall, Bu Anggie membawa Shafa ke salon langganannya.

"Hallo sayy.. Gimana kabarnya?" Terlihat seorang wanita cantik berambut panjang berwarna pirang menyambut kedatangan bu Anggie.

"Hallo Sarah.. Kabarku luar biasa baik, Sarah tolong make over adik kecilku ini ya! Buat dia terlihat cantik dan menarik," ucap Bu Anggie kepada pemilik salon.

"Oke say! Serahkan semua padaku," ucap Kak Sarah antusias, si pemilik salon itu menggandeng tangan Shafa untuk masuk kedalam.

Dan 5 jam telah berlalu, setelah melakukan beberapa treatment di salon, Shafa terlihat sangat cantik. Rambut hitam panjang yang biasa dikuncir kuda kini digerai indah berwarna coklat agak cerah, kacamatanya kini sudah dilepas dan dia memakai soflens berwarna coklat gelap.

Wajahnya lebih segar dan berseri, dia memakai lipgloss berwarna pink sedikit riasan dan bedak tipis diwajahnya. Dia benar-benar terlihat cantik dan imut, bulu matanya yang lentik, pipinya yang cubby dan matanya yang bulat membuat semua orang akan gemas melihatnya.

Saat Shafa keluar ruangan make up dan menuju ke arah Bu Anggie, dia menatap Shafa tanpa berkedip, dia takjub melihat kecantikan Shafa yang tersembunyi.

"Bagaimana say? Apa hasil make over ku ini membuatmu kagum? Sampai-sampai kamu tak mengedipkan mata," ucap Kak Sarah menggoda Bu Anggie.

"Wooww.. Luar biasa! Kamu selalu bisa diandalkan Sarah! Terimakasih banyak Sarah," ucap Bu Anggie.

Setelah dari salon, Bu Anggie membawa Shafa menuju Departement Store. Bu Anggie membelikan beberapa potong baju yang modis dan trend terkini untuk Shafa tampil nanti, gaya pakaian yang simple, elegan dan terlihat imut dipakai.

Lalu mereka kembali untuk pulang, Shafa sangat berterimakasih dengan apa yang diberikan Bu Anggie.

"Bu Anggie.. Apa tidak berlebihan memberi saya seperti ini?" tanya Shafa sedikit sungkan.

"Tidak apa Shafa.. Anggap ini adalah bonus karena sebentar lagi kamu akan meramaikan cafeku dengan bakatmu," kata Bu Anggie bahagia.

"Aku tau kamu murid kesayangan mamaku. Kamu adalah anak yang baik dan pintar, dia selalu ingin menjadikanmu adik angkatku, tapi mama tidak enak mengatakan itu kepadamu, maka dari itu mama menyuruhku untuk selalu mendukung cita-citamu menjadi penyanyi terkenal,"

"Terimakasih banyak Bu Anggie, aku tidak akan melupakan kebaikan anda dan Ibu Grace." kata Shafa penuh haru. Shafa beruntung sekali mendapatkan boss yang begitu baik dan mendukungnya.

Beberapa Jam berlalu.. Shafa telah sampai rumahnya, saat ibu membuka pintu ibu tidak mengenali putri cantiknya.

"Maaf cari siapa ya mbak? Shafanya lagi kerja," Tanya Bu Farida.

Seketika Shafa terbahak melihat ibunya yang pangling dengan penampilan barunya. Ibu langsung mengernyitkan dahinya, dia hafal betul suara khas anak gadis nya.

"Shafa? Benar ini kamu?" tanya ibu memastikan lagi. Ibu membalik- balikan badan Shafa dilihatnya dari atas kebawah.

"Ibu.. Putrimu sekarang sudah cantik," jawab Shafa dengan sedikit centil.

"Ayo bu masuk kedalam, nanti aku ceritakan semuanya, " Shafa berjalan sambil memeluk ibunya. Ibu, Ayah dan Zain mendengarkan semua cerita Shafa, semua mendukung hal baik yang dilakukan Shafa.

***

Hari ini Jason Maverick Hansel CEO Hansel group akan berkeliling di bagian produksi perusahaannya, setiap bulan dia akan mengecek bahan baku dan proses pengerjaan Furniture-nya secara langsung.

Jason berjalan mengelilingi ruang produksi dengan diiringi Asisten Samuel dan para stafnya, Jason menyuruh stafnya untuk mengumpulkan pekerjanya untuk briefing.

Saat Jason memulai briefingnya di depan para pekerja, ada seseorang pekerja dibarisan belakang dengan gelagat mencurigakan. Pak Malik tak sengaja melihatnya, sekilas Pak Malik melihat orang itu menggenggam sesuatu disakunya.

Pak Malik merasa sesuatu hal yang buruk akan terjadi. Dan benar saja tiba-tiba...

illustrasi Author : Barrack John Hansel

illustrasi Author : Shafa Adzania Ahmad

"Dorr.. Dorr.. "

"Arrghhhhh.."

Ternyata tembakan itu mengenai Pak Malik yang berusaha melindungi Jason dan sedari tadi curiga dengan gelagat aneh salah satu pekerja tadi.

Semua pekerja langsung berhamburan, Jason sangat terkejut dan amarahnya meledak. Dia memerintahkan anak buahnya untuk mengejar si penembak itu.

Penembak itu lari dengan kencang keluar pabrik, terlihat diluar sudah ada mobil yang menunggunya. Semua orang suruhan Jason mengejar penembak itu dengan mobil.

Asisten Sam segera menghubungi ambulans dan terlihat Jason berjongkok mendekati Pak Malik. Pak malik terkena tembakan dua kali di jantung dan perutnya.

"Pak Malik.. Bagaimana anda bisa mengorbankan diri anda untuk keselamatan saya?"

"Itu sudah kewajiban saya melindungi anda Pak Jason, saya rasa saya sudah tidak kuat lagi untuk bertahan, saya mohon Pak Jason untuk menjaga keluarga saya, mereka sudah tak memiliki siapa-siapa lagi," ucap Pak Malik dengan terbata-bata.

Jason menggenggam tangan Pak Malik dengan perasaan bersalah dan sangat sedih, dia mengenal Pak Malik sudah lama, Pak Malik adalah karyawan lamanya.

"Baiklah Pak Malik! Anda jangan kuatir, saya akan menjaga dan membiayai keluarga Pak Malik, kalau perlu saya akan menikahkan putra saya dengan putri Pak Malik," kata Jason tanpa ragu.

Entah apa yang ada dipikirkannya sampai dia berkata akan menikahkan putra satu-satunya itu. Dia berhutang nyawa pada Pak Malik, dia ingin Pak Malik meninggal dengan tenang mendengar kehidupan keluarganya akan terjamin nantinya.

Pak Malik Terlihat tersenyum dan menganggukkan kepalanya, dia berterimakasih kasih pada Jason,

"Terima Pak Jason atas kebaikan anda." Kemudian Pak Malik menghembuskan nafas terakhirnya.

Kemudian ambulans datang dan membawa jenazah Pak Malik ke Rumah sakit untuk dibersihkan. Jason terlihat sangat marah dan bersiap akan menghancurkan seseorang yang berencana membunuhnya.

"Cepattt.. Cari siapa dalang dibalik ini, dan aku akan memb*nuhnya dengan tanganku sendiri!" ucapnya dengan garang dan lantang.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***