Pada saat pemuda tampan itu hendak melangkahkan kakinya, Hpnya tiba-tiba berdering, pemuda tersebut selanjutnya menerima panggilan itu lalu berdialog dengan seseorang dari balik telephone.
"Apa yang harus kami lakukan, Tuan Muda,!?" kata seseorang dari balik telephone.
"Ikuti gadis itu dan dapatkan apa yang aku butuhkan," kata pemuda itu.
"Di mengerti, Tuan Muda."
Setelah percakapan berakhir, pemuda tersebut berjalan menemui seseorang di tempat parkir kampus.
"Hanya ini cara yang bisa aku lakukan saat ini untuk mencari kebenaran," kata pemuda itu dalam hati sambil berjalan ke arah tujuannya.
...****************...
Di tempat yang berbeda dan di waktu yang sama, Kedua pria berbeda usia baru saja tiba di pintu pagar perusahan di mana Ayah Rian di pekerjakan sebagai seorang satpam.
"Akhirnya kita sampai juga, Ayah.!"
"Iya, Nak.!"
"Bukankah hari ini kamu ujian meja.?"
"Betul, Ayah.! Hari ini aku ujian, semoga aku lulus. Doakan aku.?"
"Pastinya aku doakan, Nak.! Itu tugas seorang ayah mendoakan anaknya."
"Makasih banyak, Ayah.!"
"Setelah ujian, jangan lupa untuk membawa kursi kekantin sekolah tempat ibumu berjualan. Kursi yang dulu, mau di perbaiki, aku sudah meminjam truk Pak Ilham. Kamu sisa mengambilnya.!"
"Aku mengerti. Bentar habis ujian, aku akan temui Pak Ilham."
Beberapa saat kemudian, sebuah mobil BMW seri 8 tiba di tempat di depan gerbang perusahaan. Pak Harto yan melihat kendaraan roda empat itu bergegas membuka gerbang. Dan di saat itu juga, Rian memperhatikan apa yang Ayahnya kerjakan.
"Kenapa dengan gerbang ini,"kata Pak Harto dalam hati sambil mencoba dengan keras membuka gerbang itu.
Di waktu itu, Rian segera membantu Ayahnya yang terlihat kewalahan untuk membuka gerbang tersebut.
Di dalam mobil BMW seri delapan, Pak Arman dan Renata sedang memperhatikan kedua lelaki yang terlihat sangat kesulitan membuka gerbang utama perusahaan.
"Maaf, Non.! Boleh nggak, aku ikut membantu mereka,?" ucap Pak Arman.
"Silahkan ! Tapi cepat yah.. ! Soalnya, aku buru-buru, Pak.!" kata Renata.
Pak Arman kemudian melangkahkan kakinya kearah kedua pria itu.
"Ada yang bermasalah,Pak Harto.?"
Pak Harto lalu berpaling ke arah sumber suara di ikuti oleh Rian.
"Aku rasa, roda gerbang ini sudah rusak, Pak.!"
"Jadi begitu, Pak.! Aku ke mobil dulu yah Pak... !"
"Iya Pak.!"
Pak Arman lalu membalikkan tubuhnya kemudian melangkahkan kakinya ke arah mobil BMW.
"Rodanya pintu gerbang, Rusak, Non.! Mau tidak mau, kita harus lewat gerbang yang di khususkan untuk sepeda motor dan pejalan kaki, Non.!"
"Baiklah.! Kalau memang itu jalan satu-satunya, mau bagaimana lagi.!"
Renata kemudian keluar dari pintu mobil dan berjalan menuju ke arah kedua pria itu.
"Kalau bisa, hubungi seseorang yang ahli untuk memperbaiki gerbang ini segera.!"
Wanita cantik itu lalu memalingkan wajahnya ke arah Pak Harto kemudian melanjutkan perkataannya : "Jikalau tak ada yang mampu memperbaiki gerbang ini. Maka, secepatnya di ganti saja."
"Baik,Non.!"
Renata mondar mandir di tempat itu menandakan bahwa ia gelisah dan memikirkan sesuatu.
"Jalan kaki cukup memakan waktu untuk tiba di pintu perusahan, bagai mana yah,!" Ucapnya dalam hati.
Dia lalu melihat sebuah sepeda motor yang terparkir di samping pos satpam lalu berkata.
"Ini sepeda motor milik siapa.!? Bisa nggak, antar aku sampai ke pintu perusahan,? aku nggak punya banyak waktu.!"
"Itu sepeda motor milik putra saya, Non.! Apa nggak apa-apa mengendarai sepeda motor tua itu, Non.?" Jawab pak Harto lalu bertanya balik.
"Nggak apa-apa ! Sebab ini solusi terakhir, dari pada jalan kaki," jawab Renata.
Pak Harto lalu berjalan mendekat ke arah putranya kemudian berkata.
"Kamu antar Nona muda ini Nak.?"
"Baik, Ayah.!"
Di saat itu, Renata lalu menghampiri Rian yang sedang bersama Ayahnya.
"Bisa nggak antar aku ?"
"Bisa, Nona.!"
Rian selanjutnya mengambil sepeda motor. Setelah itu, dia mendekati Renata selanjutnya wanita cantik itu seketikan naik ke atas motor tanpa ia sadari sedang memeluk Rian dengan spontan, sontak saja pemuda tampan itu tersentak kaget sejenak kemudian berkata.
"Kita berangkat, Nona.!"
"Ya...Buruan..!"
"Rian.. ! Hati-hati, Nak.! Kamu membawa orang penting perusahaan.!"
"Aku mengerti, Ayah.!"
"Hati-hati di jalan, Non.!" Kata Pak Arman
Rian dan Renata pun berangkat melewati gerbang kecil, jarak gerbang utama dan pintu utama perusahan kurang lebih 600 M.
Di atas kendaraan roda dua itu, Renata yang baru menyadari jika dirinya memeluk Rian, dia kemudian melepaskan tangannya tanpa berkata-kata sedikitpun.
Beberapa waktu kemudian, akhirnya mereka berdua telah tiba di pintu perusahan.
"Terimah kasih banyak yah.! Kenalkan, aku Renanta,!" ucap gadis 23 tahun itu yang sedang menjulurkan tanganya ke arah Rian.
"Namaku Rian, Nona,!" ujarnya sambil menyambut uluran tangan Renata.
Mereka pun berjabat tangan sambil bertukar senyum manis.
"Kalau begitu, aku masuk dulu.!"
Renata kemudian membalikkan tubuhnya selanjutnya berjalan masuk ke dalam perusahan, dia menghentikan langkahnya sejenak lalui memalingkan wajahnya ke arah Rian yang sedang bersiap meninggalkan tempat itu.
"Pria itu cukup menarik," gumamnya lalu kembali memalingkan wajahnya dan melanjutkan langkahnya.
"Wanita yang menarik,!" gumamnya sambil mengendarai sepeda motor antiknya.
Beberapa waktu kemudian, Rian telah tiba di gerbang, dia lalu menghampiri Ayahnya. Pada saat itu, gerbang utama perusahaan telah normal kembali. Pemuda itu lalu meminta ijin ke pada Ayahnya dengan maksud menuju ke kampusnya.
Beberapa waktu kemudian, akhirnya Rian telah tiba di kampusnya.
Di saat yang sama, Raisa sedang berjalan masuk ke dalam kampus yang sama dengan Rian.
Gadis cantik itu berjalan menelusuri lorong kampus, tanpa ia sadari seseorang membuatnya terkejut.
"Oh My God l.... ! Kamu itu bikin kaget ajah sih,!!! bagaimana jika aku lemah jantung,!! pasti aku sudah mati,!" kata Raisa yang sedang menatap wanita cantik yang berada di sampingya dengan raut wajah yang begitu kesal.
"Sahabat aku kok lebay amat sih,!" ucap wanita cantik itu yang bernama lengkap Irma Xaviera Purnama sambil berjalan di samping Raisa dengan tertawa terbahak-bahak.
"By the way, bentar habis ujian, temani aku, Ra.! Please,!?" ucap Irma dengan raut wajah yang imut dengan niat menggoda sahabatnya itu.
"Memang mau kemana.?"
"Mau ke mall, ada yang ingin aku beli.!"
"Apaan,!?" kata Raisa sambil memalingkan sejenak wajahnya ke arah Irma.
"Ada deh... !! Pokoknya, bentar kamu juga akan tau," kata Irma kemudian tertawa kecil dengan maksud membuat Raisa penasaran.
"Cuman seperti itu ajah pakai main rahasia-rahasian segalah lagi,!" Kata Raisa yang kembali kesal.
"Pokoknya... ! Bentar kamu juga akan tau. Ngomong-ngomong,! sudah lama aku nggak melihat kak Arya,? Kamu lagi ribut,!? kalau kamu sudah bosan, kasih aku dong... !"
"Ambil saja kalau kamu bisa ! Hubunganku dengan kak Arya baik-baik saja, kita sama-sama sibuk, terkadang ketemu cuman sekali dalam seminggu.!"
"Ooh... ! Rupanya gitu ! kirain kamu lagi perang dingin dengan kak Arya.!"
"Udah bawel... ! Jangan ngomong lagi ! Kita sudah sampai di ruangan ujian.!"
Mereka kemudian mengambil nafas pendek lalu menenangkan perasaan mereka. Setelah itu, mereka berdua berkonsentrasi dengan maksud mengingat materi yang telah mereka pelajari semalam.
Di saat yang sama, Rian sedang duduk di sudut berseberangan dengan tembok gedung kampus di mana Raisa dan Irma berada.
Pada saat Rian sedang duduk sambil mengingat materi skripsinya, dia secara tak sengaja melihat dua orang pria tampan tersenyum sedang menuju ke arahnya.
"Rupanya Farhan dan Albert," gumamnya.
Pemuda itu lalu mengambil susu botol cair yang ia beli pada saat menuju ke kampus.
Di saat yang sama, kedua pria tampan yang berbeda style itu menghampirinya.
"Brother.! Apa kamu sudah siap menghadapi ujian meja,?" kata Albert sambil berdiri di samping Rian
"Iya,!" jawab Rian lalu meneguk susu botol itu sejenak. Setelah itu dia melanjutkan perkataanya.
"Dan kalian berdua, apa sudah siap,?"dia menatap kedua sahabatnya secara bergantian.
"Iya,!" jawab Albert dan Farhan secara bersamaan
Di saat itu pula, kedua sahabatnya tertawa terbahak-bahak melihat wajah Rian yang terlihat lucu di sebabkan bekas susu cair menempel di sudut bibirnya.
"Perutku sakit, Sumpah,!" Kata Farhan.
"Aku juga,!" kata Albert.
Di saat itu, Rian terlihat bingung dengan sikap sahabatnya itu.
"Kalian kenapa sih,?" kata Rian sambil menatap kedua sahabatnya itu secara bergantian.
Di saat itu juga, kedua sahabatnya lalu kembali tertawa terbahak-bahak dengan volume suara yang sangat keras setelah melihat wajah Rian yang semakin lucu tanpa merespon perkataan sahabatnya itu yang terlihat kebingungan.
"Jirrr... !!! Aku bisa mati tertawa jika seperti ini,!" Kata Farhan sambil menyentuh perutnya lalu kembali tertawa terbahak-bahak.
"Jirrrr... !!! Aku juga," Kata Albert lalu kembali tertawa terbahak-bahak.
Di waktu yang sama yang letaknya di samping tembok kampus itu, kedua gadis cantik yang sedang fokus mengingat materi skripsi mereka, tiba-tiba kehilangan konsentrasi akibat suara tawa yang terdengar begitu keras.
"Arg... ! Berisik amat cowok-cowok itu., Arg... !! Semoga mereka jadi kodok... !" Kata Raisa yang sangat kesal.
"Arg... ! Cowok-cowok sialan... ! Hafalanku jadi terganggu... !" Kata Irma yang begitu kesal.
Di saat itu dan di samping tembok kampus, Rian berencana memakai headset dengan maksud mendengarkan lagu agar suara bising kedua sahabatnya tak mengganggu konsentrasinya.
Di waktu yang sama, Farhan kemudian berhenti dari tawanya lalu berkata.
"Kamu bersihin tuh mulut kamu,!" kata Farhan sambil mencoba menahan tawanya.
"Memang kenapa dengan mulutku,!?" kata Rian sambil menoleh ke arah Farhan.
"Itu ada bekas susu di sudut bibir kamu,!" kata Albert yang juga telah terhenti dari tawanya.
Rian kemudian membersihan sudut bibirnya dengan jari tangan kananya. Setelah itu, dia memakai headset untuk mendengarkan lagu dengan niat yang berbeda dari sebelumnya.
Farhan Crow Seven yang sedang duduk jongkok lalu melihat wanita yang sebelumnya mengumpat dia dan Albert pada saat mereka tertawa.
"Kata orang, bukankah itu si ratu kampus,? Itu Raisa anak jurusan manajemen bisniskan,!!" Tanya Farhan kepada albert.
"Benar brother ! Itu gadis tercantik di kampus kita, tidak salah lagi itu Raisa,!" jawab Albert Junior
"Jadi itu benar ! Ini menarik, yang satunya di juluki pangeran kulkas dan yang satunya lagi di juluki ratu kampus,!" Kata Farhan lalu tersenyum dengan maksud tertentu.
"Maksud kamu Rian dan Raisa,?" tanya Albert
"Siapa lagi yang aku maksud, kalau bukan mereka berdua,!" Jawab Farhan.
"Ohhhh,!!!" ucap Albert.
"Apa lagi, mereka sama-sama cerdas, aku jadi penasaran siapa yang akan menjadi lulusan terbaik tahun ini.!" Ucap Farhan.
"Aku yakin Rian, dia akan menjadi yang terbaik, Aku yakin itu..! Kamu nggak mendukung sahabat kamu sendiri,?" jawab Albert lalu balik bertanya.
"Tentu saja ! Kamu bagaimana sih brother,!" ucap Farhan.
Beberapa waktu kemudian, Raisa dan Irma melangkahkan kakinya menuju ke dalam ruangan ujian.
"Fighting and lets go,!!" ucap Raisa.
"My spirit is burning, lets go ... !" Kata Irma
Tak butuh waktu yang lama, akhirnya Raisa dan Irma berjalan keluar dari pintu ruangan ujian meja dengan wajah yang berserih-serih.
"Akhirnya kita selesai juga ujianya, tinggal nunggu wisuda nih, Ra.! By the way, kita ke mall, sekarang.!"
"Okey,!! aku ikut,!" kata Raisa sambil memalingkan wajahnya sejenak dan tersenyum hangat kepada Irma.
Di saat yang sama, Rian dan kedua sahabatnya memasuki ruangan ujian setelah Raisa dan Irma meninggalkan tempat itu.
Di saat mereka melangkahkan kakinya menuju ke ruangan ujian, Farhan lalu mengatakan sesuatu.
"Sepertinya Raisa hasil ujianya sangat memuaskan di lihat dari wajahnya.!"
"Biarkan saja ! Kamu kepo amat sih jadi orang,!!" Jawab Albert
"Bukan begitu maksudku, Albert,!" ucap Farhan yang terlihat kesal atas perkataan Albert.
Di saat percakapan Farhan dan Albert berlangsung, Rian kemudian melepaskan headsetnya lalu berkata.
"Persiapkan mental kalian berdua, ini saat yang paling penting."
"Tenang saja," jawab Farhan sambil memalingkan sejenak wajahnya ke arah Rian.
"Aku mengerti hal itu," jawab Albert yang juga memalingkan sejenak wajahnya ke arah Rian.
Mereka bertiga pun telah memasuki pintu masuk ujian meja.
Di saat yang sama, Raisa dan Irma sedang melangkahkan kakinya menuju ke tempat parkir.
"Krink... ! Kring... ! Kring... !!" bunyi Hp milik Raisa.
Raisa lalu mengambil Hp miliknya kemudian memperhatikan layar Hp miliknya sambil tersenyum dan selanjutnya gadis cantik itu mengangkatnya dan menempelkan Hp miliknya di telinganya.
"Haloo sayang,!!!" ucap Arya
"Haloo, kak.!"
"Bagaimana hasil ujianya sayang.!?"
"Sangat memuaskan kak.!"
"Aku sudah yakin itu dan sangat yakin kamu akan menjadi lulusan terbaik tahun ini. By the way, bentar malam kita dinner yah,!? Sambil merayakan keberhasilan ujian tutup kamu. Lalu, kita... Hmmm... Hmmmm,!!!" kata Arya kemudian terkekeh.
"Makasih banyak yah, kak.! Makan malamya di mana, kak,!? apa sih maksudnya kata Hmm... Hmmm... Hmm ... Itu,!?" kata Raisa yang sedang begitu penasaran sambil menunggu jawaban Arya.
"Makan malamnya di restoran SAQA...!! Aku akan menjemputmu bentar malam, aku juga ingin bertemu dengan calon Ayah dan Ibu mertuaku. Cieeeeee...! Pura-pura lugu.... !!" ucap Arya sambil tertawa kecil
"Okey, apa sih,!" Jawab Raisa sambil memikirkan maksud Arya.
"Sayang ! Sebentar aku jempat jam 20:00. Sudah dulu soalnya aku mau ke pertemuan dengan perusahaan lain."
"Okey kak.. ! Awas lupa waktu, jika lewat satu menit saja, kita batal makan malamnya, ingat itu baik-baik yah,!" kata Raisa lalu memutuskan sambungan telephone secara sepihak dan secara mendadak.
"Tut... ! Tut... ! Tut.... !"
"Okay Mrs Raisa ! Aku jan... !" kata Arya yang ucapanya terhenti akibat dia mendengarkan bunyi Hpnya yang menandakan bahwa panggilan telah berakhir.
Arya Ramadhan kemudian geleng-geleng kepala sambil menurunkan Hp miliknya dari telinganya selanjutnya pemuda tampan itu memasukkan Hpnya ke dalam saku celananya.
"Gadis ini membuatku makin gemas ajah," gumamnya lalu berjalan keluar dari ruangan kebesaranya.
Di saat yang sama setelah sambungan telephone berakhir, Irma kemudian berdialog dengan Raisa.
"Itu kak Arya yah.?"
"Betul banget !! Dia mengajak aku dinner.!"
"Waaooohhh...!!! Romantisnya, jadi irih deh.!"
"Makanya, kamu cari pacar deh ! Memang kamu mau jadi perawan tua.?"
"Apa hubunganya pacar dengan perawan tua.. ?Hmmm... ! Hmmm... ! Jadi maksud kamu itu, kalau sudah punya pacar berarti harus lepas perawan ? Jangan-jangan kamu hmmm... !"
Gadis cantik itu bersikap aneh dan terlihat kewalahan menghadapi pertanyaan Irma yang bertubi-tubi. Di saat itu, Raisa kemudian mengalihkan pembicaran sebab merasa bingung untuk memili kata yang tepat untuk menjawab argumen sahabatnya itu.
"Ayo kita berangkat ! Mau pakai mobil aku atau mobil kamu atau masing-masing bawa mobil.?"
"Kita bawa mobil masing-masing aja deh ! Sebab habis ke mall, aku mau ke rumah Nenek dulu.!"
"Baiklah kalau begitu, ayo kita berangkat.!"
Mereka pun memasuki mobil masing-masing dan bersiap berangkat ke mall untuk berbelanja.
Di tempat yang lain dan lebih tepatnya di sebuah kampus, Rian, Farhan dan Albert sedang berjalan keluar dari ruangan ujian tutup sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Sudah beres,!" begitulah kata yang terlintas dalam benak Farhan Crow Seven tanpa ia ucapkan, dia lalu berkata bagaimana menurut kalian jika kita jalan-jalan dulu.?"
"Aku nggak bisa bro, aku di suruh pulang cepat oleh Ayahku. Saolnya, dia ingin membahas sesuatu denganku,!" ucap albert.
"Bagaimana mana dengan kamu Rian,? aku sedang bosan nih,!" kata Farhan lalu memalingkan wajahnya ke arah Rian.
"Nggak bisa brother,! aku di tugaskan oleh ayahku untuk mengantar kursi ke sekolah tempat ibuku jualan,!" kata Rian sambil memalungkan wajahnya ke arah Farhan.
"Kalau begitu, aku ikut saja sama kamu, dari pada aku bosan, mending aku bantu-bantu kamu. Apa lagi, sudah beberapa hari ini aku nggak ketemu dengan Tante Dwi.!"
"Itu sih, terserah kamu saja. No problem," ucap Rian
"Kalau gitu, kita berpisah di sini ! brother," Ucap Albert
"Okey brother,!" jawab Rian dan Farhan secara bersamaan.
Mereka pun terpisah menuju arah yang berbeda
Rian menuju kesepeda motornya dan Farhan menuju ke arah mobilnya begitu pun dengan Albert yang menuju ke mobilnya.
Beberapa waktu kemudian akhirnya mereka pun tiba di rumah Rian.
"Farhan...! Ayo kita makan dulu, lapar nih.!"
"Aku akan pesan makanan online .!"
"Nggak usah ! Ada banyak makanan di dalam rumah ini, ngapain pesan, bentar mubassir lagi.!"
"Kalau begitu, cemilan ajah deh.!"
"Terserah kamu.!"
"Okey.!"
Beberapa saat kemudian setelah Rian dan Farhan telah tuntas menikmati cemilan yang sebelumnya di pesan oleh Farhan, mereka berdua bergegas meninggalkan kediaman sederhana Rian dengan maksud menuju ke rumah Pak Ilham yang merupakan tetangga Pak Harto.
"Tok... ! Tok... ! Tok.... !" Terdegar suara ketukan pintu.
"Siapa... ?" Kata Ibu Kartini.
"Dengan Rian,Tante.!"
"Oooohh...Rupanya kamu, Nak.! Tunggu, aku panggilkan Bapak,!" ucap Istri Pak Ilham.
"Pak..! Rian mencarimu.!" Teriak ibu kartini
"Ooh... iya Ma... !"
Pak Ilham selanjutnya bergegas menemui Rian.
"Masuk dulu, Nak.?
"Kami buru-buru Om ! Kata ayah, aku bisa pinjam mobilnya," ucap Rian
"Betul, Nak. Ini kuncinya.!" Jawab Pak Ilham sambil menyerahkan kunci mobilnya.
"Makasih, Om.!" Ucap Rian dan Farhan secara bersamaan.
Tak butuh waktu yang lama, Kedua sahabat itu lalu masuk ke dalam truk tersebut dan selanjutnya Rian mengemudikan mobil itu degan maksud bergegas mengambil kursi yang sudah di pesan sebelumnya.
Beberapa waktu kemudian, mereka telah tiba di lokasi pengambilan kursi, mereka lalu menaikkan seluruh kursi ke atas truk, selanjutnya kedua pemuda tampan itu bergegas ke tempat tujuan berikutnya.
"By the way, setelah acara wisuda, kamu mau berkerja di perusahan mana,?" kata Farhan sambil memalingkan wajahnya sejenak ke arah Rian.
"Aku belum mikirin itu dulu, brother,!" jawab Rian.
Sebaiknya kamu bekerja di perusahan ayahku, aku akan berbicara dengan Ibuku untuk membantumu atau bisa juga di perusahan Ayahnya Albert.! Apa lagi, tahun ini Albert akan menggantikan Ayahnya sebagai CEO."
"Kalau kamu sendiri bagaimana,!? Kamu juga nantinya bakalan jadi CEO menggantikam Ayahmu,?" kata Rian
"Aku ingin melanjutkan kuliahku di London, aku nggak perna berpikir untuk menggantikan posisi Ayahku di perusahaan yang ia kelolah. Di sisi lain, aku ingin menjadi diriku sendiri," kata Farhan sambil tersenyum kecil ke pada Rian dengan maksud tersembunyi.
"Jadi begitu... ! kamu akan melanjutkan kuliahmu di Oxford dong.!"
"Bukan.Tapi, di Universitas of Cambridge.!"
"Ohh...! Jadi gitu rupanya.!"
Tak terasa mereka pun telah tiba di tempat tujuan.
...****************...
Di tempat lain, Renata selaku CEO PT PRIMA RAYA telah mempersiapkan berkas dan telah mengarahkan karyawanya untuk menyambut kedatangan parner bisnis perusahan yaitu PT GARUDA PERKASA.
Kedua CEO ini belum perna bertemu sebulumnya ,di sebabkan PT GARUDA PERKASA telah berganti kepemimpinan yang sebelumnya di tangani oleh Mr Ramadhan Pratama yang tak lain adalah Ayah Arya Ramadhan.
Beberapa waktu kemudian, terlihat 4 mobil mewah berwarna hitam, salah satunya adalah lamborgini di susul 3 BMW di belakangnya.
Mobil tersebut berhenti tak jauh dari pintu depan perusahan PT PRIMA RAYA.
Seorang pria tampan kemudian keluar dari mobil lamborgini Aventador berwarna hitam, pemuda itu lalu berjalan memasuki perusahan di ikuti berapa orang pemegang saham yang ikut berjalan di belakan Arya.
Di waktu itu, para karyawati yang bekerja di perusahaan PT PRIMA RAYA terbelalak melihat sosok laki-laki berjalan paling depan dengan wajah yang begitu tampan yang tak lain adalah Arya Ramadhan.
"Walaupun jadi simpanan aku rela," Ucap salah satu karyawati.
"Walaupun hanya cinta satu malam, aku rela tidur dengan cowok keren ini," kata salah satu karyawati yang berbeda.
Di saat itu Arya menjadi tranding topik pembicaraan para karyawati yang terkagum-kagum pada sosok ketampanan Arya Ramadhan yang kini berada di dalam perusahaan.
Di saat itu juga, terdengar bunyi hentakan langkah kaki di lantai menuju ke arah tamu perusahan.
"Selamat datang di perusahan Kami,!" Kata seorang wanita yang berjalan menyambut Arya dan bawahanya.
Wanita yang tak lain adalah Renata itu kemudian menjadi sosok perhatian para pemegang saham di perusahaan Arya, mereka menanatap Renata dengan penuh kekaguman dan begitu pun dengan Arya,
Di saat itu, mata Arya dan renata bertemu secara tak sengaja.
"Aku tak menyangkah bahwa pimpinan Perusahan ini adalah seoarang wanita cantik," kata Arya dalam hati.
"Silahkan tuan-tuan, mari ikuti saya ke ruangan pertemuan !" Ucap Renata dengan tersenyum manis
Arya dan para pemegang saham perusahaannya mengikuti Renata yang berjalan menuju ke sebuah ruangan rapat dengan maksud membahas kerja sama bisnis perusahaan.
Setelah membahas bisnis dan saling memahami tentang prospek bisnis di masa depan, mereka pun sepakat untuk bekerja sama sebab penjelasan tentang potensi keuntungan kedua perusahaan cukup menjanjikan.
Tak lama kemudian, Arya dan para anggota perwakilan perusahan yang ia pimpin bermaksud untuk bergegas meninggalkan perusahaan milik Renata.
"By the way, jika ada sesuatu yang mendesak yang perlu kita bahas, mari kita saling mengabari, Nona Renata,?" kata Arya.
"Tentu saja, Tuan Arya,"Jawab Renata sambil menatap Arya kemudian tersenyum manis.
Mereka berdua kemudian bertukar nomor HP. Setelah itu Arya Ramadhan bersama para pemegang saham perusahaanya bergegas meninggalkan perusahaan milik. Renata.
Beberapa waktu kemudian yang lebih tepatnya berada di dalam mobil, Arya tergiang-giang wajah cantik serta bentuk tubuh Renata yang begitu menggoda.
"Arg.... !! Ada apa denganku sih ! Mungkin ini hanya perasaan sesaat saja, aku akui bahwa aku tergoda, dan itu hal yang wajar," gumamnya sambil tersenyum.
Arya kemudian menambah kecepatan mobilnya sehingga tak butuh waktu yang lama dia telah tiba di mansion keluarga besar Ramadhan.
Setelah Arya memarkir mobil Lamborghini Aventador Black miliknya, dia kemudian melangkahkan kakinya menuju ke dalam mansion.
"Hari yang melelahkan," gumamnya sambil berjalan melewati pintu masuk mansion yang terbuka lebar.
...****************...
Rusia-Moskow.
Seorang gadis cantik sedang melangkahkan kakinya ke dalam kampusnya.
"Hari ini aku akan bersenang-senang dengan sahabatku," kata seorang gadis yang berparas cantik.
Dan di waktu yang sama, seorang gadis yang juga sedang berjalan menuju ke kampus melalui pintu gerbang yang berbeda sedang tersenyum dengan maksud tertentu.
"Hari ini aku akan bersenang-senang bersama Irina Arshavin," kata gadis cantik itu yang bernama lengkap Marcela Aprilia Brodryck.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Author yang kece dong
Aku mampir
2022-06-13
0
Senajudifa
aku bacanya 1 bab 1 bab dulu y thor
2022-05-15
1
Hajar
Ciri-ciri akan putus nih antara raisa dengan Arya
2022-05-12
0