"Aku tidak perduli dengan pandangan orang lain, dan sekarang aku mau kenalan dengan mu" ujar Devi, tapi Devano sama sekali tidak mau mengucapkan namanya didepan Devi, dan Ia malah langsung keluar saat lift itu sudah sampai dilantai paling atas dan pintu lift terbuka.
"Tunggu dulu!" teriak Devi sambil mengikuti langkah kaki Devano menuju ruangan manager keuangan.
"Hmm brarti ia bekerja sebagai manager keuangan disini, tunggu aku sayang aku akan mendapatkan mu minggu depan bagaimana pun caranya" batin Devi sambil tersenyum licik.
Ia langsung berbalik arah berjalan dilorong gedung itu menuju ruangan papanya, sesampainya didepan pintu tidak lupa Devi mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Siang daddy" sapa Devi dengan riang.
"Siang anak daddy, ada apa datang kekantor daddy?" jawab Derson sambil tersenyum menyambut sang putri.
"Daddy jadi kan minggu depan devi praktek kerja diperusaan daddy? soalnya pihak kampus sudah setuju kalau Devi dan teman Devi akan praktek disini selama dua hari" ujar Devi sambil berjalan kesofa yang ada diruangan itu.
"Iya sayang, nanti kamu pratek kamu harus oraktek dengan benar iya, ambillah ilmu selama kamu praktek dan jangan main-main" ujar Derson memberi nasehat kepada putrinya itu.
"Daddy manajer keuangan itu siapa sih namanya?"
"Namanya pak Devano. apa kamu mengenalnya?" tanya Derson penasaran.
"Nggak kenal dad, cuma Devi ajak kenalan dia nggak mau dad, dia sombong banget" adu Devi.
"Haha... sifatnya memang sedikit tertutup, kenapa kamu mengajaknya kenalan? dia itu sudah duda anak satu lho sayang."
"Aku hanya pengen kenalan saja, itu pun dia ogah kenalan sama Devi" ujar Devi sambil memoyongkan bibirnya lagi.
"Nanti kamu bakal kenal sama dia kalau kamu praktek disini, tapi daddy harap kamu jangan nakal apalagi sampai menggangunya bekerja, kalau sampai hal itu terjadi daddy tidak akan memberikan mu praktek lagi diperusaan deddy ini" ancam Derson.
"Baiklah daddy kalau begitu Devi permisi ya, mau pulang kerumah" ujar Devi lalu ia segera keluar dari dalam ruangan Derson, tapi Devi bukannya langsung turun ia malah berjalan kearah ruangan manager keuangan.
"Permisi mbak saya disuruh daddy untuk bertemu dengan pak Devano. apa pak Devano bisa ditemui" ucap Devi sopan supaya Ara memberinya masuk kedalam.
"Ada non, silahkan masuk saja pak Devano tidak terlalu sibuk" jawab Ara sambil menundukkan kepalanya.
Devi merasa menang saat ia berhasil mengkibuli sekertaris Devano, dengan senyum jahilnya ia langsung membuka pintu dan masuk tanpa mengetok pintu dahulu.
"Hay babang tampan" sapa Devi saat Devano melihat Devi dari meja kerjanya.
"Ngapain kesini dan siapa yang berani mengijinkan mu masuk kedalam ruangan ku?" tanya Devano dengan raut wajah tidak suka.
"Kamu tidak tau ya kalau aku adalah putri dari pemilik perusaan ini, jadi aku bisa masuk keruangan mu ini kapan pun aku mau dan tentunya membohongi sekertarismu itu" ujar Devi dengan nakal, kini ia sudah duduk diatas meja kerja Devano.
"Apa begini sifat anak pemilik perusaan ini? seperti anak yang tidak terdidik, tidak punya sopan santun sama sekali? apalagi aku bukanlah adikmu, dan aku rasa umur kamu masih 20" tebak Devano.
"Satu lagi....jangan karena kamu anak dari pemilik perusaan ini aku takut padamu, dan aku pastikan mulai besok kamu tidak bisa masuk kedalam ruangan ku kalau tidak dengan ijin ku" ujar Devano dengan tegas.
"Hmm... aku suka gaya bicara mu,sepertinya aku tidak salah melirik laki-laki seperti mu. bukannya tersinggung ucapan Devano Devi malah senang mendengar ucapan Devano.
"Sepertinya otakmu sedikit geser ya? apa perlu aku telfon papa mu supaya kamu dibawa kerumah sakit?" ujar Devano dengan kesal.
"Aku mau kalau kamu yang membawaku kerumah sakit, dan aku lebih mau lagi kalau kamu membawaku kerumah mu untuk dikenalkan sebagai calon istrimu" ucap Devi.
Devano yang tidak mau lagi mendengar omong kosong dari Devi segera berdiri dari duduknya dan manarik tangan Devi, Devi langsung turun dari meja dan mengikuti langkah kaki Devano.
Devano membuka pintu dan mendorong tubuh Devi supaya keluar daru ruangannya.
"Ara kalau sekali lagi ia ingin masuk kedalam ruanganku jangan pernah ijinkan apapun alasannya" ujar Devano lalu ia langsung menutup kembali pintu ruangannya supaya tidak melibat lagi wajah Devi yang tidak punya malu itu.
"Ada apa non? pak Devano jarang lho marah sama siapa pun, kenapa kali ini dia semarah itu?" tanya Ara kepada Devi yang masih memandangi pintu ruangan itu.
"Tidak apa-apa kok, saya permisi dulu ya" Devi langsung meninggalkan Ara dengan seribu pertanyaan dibenaknya.
Sementara didalam ruangan Devano meremas kepalanya karena melihat tingkah Devi yang mengganggunya, Devano yang memilki sifat sedikit tertutup dan kalem sangat tidak menyukai sifat Devi kepadanya.
"Dia cantik tapi sayang harga dirinya nggak ada didepan laki-laki" ucap Devano kini ia sudah duduk dikursi kebesarannya dan mulai fokus dengan komputer didepannya.
Sedangkan ditempat lain saat ini Devi sedang bersenandung ria karena ia berhasil menemukan Devano walau Devano bersikap acuh kepadanya.
"Akan aku pastikan aku akan mendapatkan mu bagaimana pun caranya" ucap Devi.
"Sepertinya sangat sulit untuk mendapatkan mu tapi aku yakin kamu pasti bisa aku taklukkan" ucap Devi lagi sambil tersenyum membayangkan wajah kesal Devano kalau melihat tingkah devi.
*****
Waktu yang ditunggu telah tiba pagi ini Devi sudah memakai baju rapi karena ia dan teman-temannya bakal praktek di kantor Aderson company, Devi melihat pemampilannya dikaca sambil tersenyum.
"Perfect" batin Devi lalu ia berjalan dengan cepat menuju lantai bawah.
"Mommy pagi ini Devi nggak sarapan dirumah ha, Devi mau sarapan sama teman-teman Devi aja" ujar Devi lalu ia langsung menyalam tangan Via dan Derson.
"Tunggu daddy aja biar kita pergi bareng!" ucap Derson saat gadis itu mulai melangkah lergi.
"Nggak usah daddy, Devi pergi sendiri aja".
Devi yang berangkat dengan cepat sehingga ia tidak tekena macet, tepat pukul 7 ia sudah sampai didepan kantor aderson company, setelah memarkirkan mobilnya ia berjalan menuju kantin untuk menemui teman-temannya yang sedang menunggu.
"Pagi semuanya".
"Pagi Devi, kok senang banget pagi ini?" tanya Ayuna.
"Iya dong harus itu supaya bisa bekerja dengan baik dan kita dapat ilmu yang setimpal" ucap Devi berbohong.
"Tumben kamu mikirin ilmu biasanya kamu ogah mikirin ilmu, yang ada dipikiran mu cuma shoping dan kebahagiaan" sindir Akira.
"Hehe.. yang satu ini ternyata pintar juga, kalian bakal tau apa alasan ku sangat semangat pagi ini" ucap Devi sambil menarik kursi lalu duduk disamping Agata dan Ayuna.
"Kamu ada suka cowok diperusaan ini?" tanya Agata dengan astusias dan dijawab anggukan oleh Devi.
🌛🌛🌛
...Jangan Lupa Tinggalkan Jejak Ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Patrish
perusaHaan.. bukan perusaan👍🏻
2023-08-10
0
Lisa Halik
nakal ni cewek
2022-04-14
0
Oi Min
Tp kmu hrs buat hatimu terlindungi dg baja yg kuat Dev...... Krna mngkin akan berat utk bsa dekat apalagi utk mndapatkan Devano
2022-04-08
0