"Apa boleh aku bermain kantor papa?"
"Nggak boleh sayang, disana papa kerja, papa kerja juga untuk Aris" ucap Devano lagi-lagi dengan sabar ia membujuk Aris.
"Hmm.... baiklah papa, Aris pergi sekolah dulu ya" ujar Aris sambil mencium tangan devano.
"Belajar yang giat ya! banggakan papa mu ini" ujar Devano lagi sebelum anak kecil itu keluar dari mobil.
"Ok papa."
Setelah memastikan Aris masuk kedalam sekolahnya Devano kembali menjalankan mobilnya menuju Aderson company tempat ia bekerja.
Sesampainya dikantor Devano langsung memarkirkan mobilnya di lobi dan melanjutkan jalannya menuju ruangan manajer keuangan, sesampainya diruangannya devano langsung menghidupan komputernya mengingat jam sudah jam 8 pagi, jadi Devano langsung mengerjakan tugas-tugasnya dalam bidang keuangan.
Tok.... Tok... Tok...
Suara ketokan pintu menyadarkan Devano dari komputer didepannya, setelah Devano mengijinkan masuk orang yang mengetuk pintu itu, ia langsung menoleh dan ternyata asistennya datang memberi berkas yang bernama Ara.
"Permisi pak Devano sebentar lagi kita akan meeting dengan Ceo perusaan untuk membahas keuangan kita bulan lalu" ujar Ara dengan sopan.
"Baiklah kamu tunggu saya dan siapkan semua berkas-berkas kita untuk keperluan rapat nanti, dan mana laporannya biar saya baca terlebih dahulu, laporan ini sudah dikirim ke email saya kan?" Devano ingin memastikan kalau berkasnya sudah lengkap.
Devano memeriksa semua keuangan bulan lalu, didalam laporan itu semua sudah lengkap dijelaskan keuangan-keuangan bulan lalu, baik dari pemasukan dan pengeluaran.
Devano membaca setiap tulisan yang ada dikertas itu mulai dari lembaran pertama sampai lembaran terakhir tidak ada yang tertinggalkan satu kata pun. Devano manggut-manggut tandanya laporan itu sudah bagus menurutnya.
dlDevano melirik jamnya dan sudah waktunya untuk pergi keruang meeting, terlebih dahulu ia menjumpai Ara.
"Ara kamu panggil yang lain saya tunggu diruang meeting" ujar Devano lalu ia berjalan menuju ruang meeting yang akan dihadiri rekan-rekan bagian keuangan dan juga pemimpin dari perusahaan ini.
Devano sama sekali tidak grogi karena ia sudah sering berjumpa dengan pemimpin perusaan ini, dan menurut Devano Derson adalah pemimpin yang baik dan tegas itu prnilaian Devano selama ia bekerja disini.
Satu persatu rekan dari bagian keuangan sudah berdatangan sampai kursi didalam ruangan sudah hampir penuh kecuali kursi untuk James dan Derson.
Krek.... pintu ruangan terbuka menampakkan Derson dan James memasuki ruangan meeting, kedua laki-laki itu berjalan dengan gagahnya walau umur mereka sudah mulai memasuki 50an.
Sebelum rapat dimulai James membuka rapat itu secara formal dan selanjutnya akan dilanjutkan oleh Ara, yang akan mempersentasikan hasil mereka dalam bulan lalu.
Ara mempersentasikan hasil mereka dengan bagus dan jelas hingga Derson dan James puas dengan hasil persentasi mereka. apalagi ara memperlihatkan diagram keuangan bulan lalu naik sebesar 2% dari biasanya.
Persentasi itu berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir, satu persatu orang yang ada disana akhirnya bepergian hingga tersisa Derson James dan juga Devano. dengan terang-terangan Derson memuji kinerja Devano.
"Saya suka dengan kinerja anda selama bekerja diperusaan ini, dan saya berharap anda tidak akan pernah mengecewakan kami" ujar Derson.
"Terimakasih atas pujiannya pak, saya akan berusaha untuk selalu bekerja sesuai dengan peraturan perusaan pak" jawab Devano dengan sopan.
"Minggu depan anak saya akan melakukan praktek kerja selama 2 hari disini, dan kebetulan ia akan praktek dibagian keuangan saya harap anda dapat membimbingnya dan memberi ilmu yang layak untuknya selama 2 hari" ujar derson.
"Baiklah pak, akan saya berikan ilmu yang bagus yang saya tau kepada anak bapak dan saya juga akan katakan kepada bawahan saya untuk membimbing anak bapak dengan baik dalam praktek nanti" jawab Devano lagi.
"Baiklah kalau begitu kami permisi dulu" ujar Derson lalu ia dan James segera bangkit dari duduknya.
*****
Ditempat lain saat ini Devi bersama teman-temannya sedang mengerjakan tugas disalah satu cafe didekat kampus, keempat wanita itu sangat serius dalam belajar karena tugas yang mereka akan dikumpulkan besok.
"Dia kok nggak ada datang lagi ya ke cafe ini?padahal aku berharap dia datang lagi kesini setidaknya aku bisa meminta nomor hpnya" batin Devi sambil menatap meja yang tempat Devano dan Alice kemaren.
"Devi kamu nyari siapa kok seperti mencari seseorang?" tanya Akira yang duduk disamping Devi.
"Achhh nggak ada kok. sudah sampai mana kalian kerjakan tugasnya?" ujar Devi berbohong.
"Sudah mau selesai tinggal satu soal lagi, kamu kerjakan yang ini ya!" ujar Agata sambil menunjukkan soal terakhir yang belum mereka kerjakan.
Devi mulai fokus untuk mengerjakan soal yang terakhir karena dari tadi ia hanya diam saja tanpa ikut mengerjakan soal, dengan gerakan cepat Devi menyelesaikan soal itu sampai tuntas.
Devi termasuk orang pintar tapi karena kebanyakan malas dalam dirinya sehingga kepintarannya tidak terlihat oleh siapapun kecuali teman-temannya.
"Nih... udah siap aku kerjakan, sekarang kita pesan makan dulu udah lapar nih" seru Devi sambil mengelus perutnya yang sudah mulai keroncongan.
Selesai makan siang Devi ijin kepada teman-teman karena siang ini ia ingin menjumpai sang papa dikantornya untuk memperjelas tempat prakteknya minggu depan bersama teman-temannya.
"Gays aku duluan ya, biar aku jumpai papa ku dulu masalah tempat praktek kita minggu depan" ujar Devi sambil mengambil tasnya dari meja.
"Makanannya belum dibayar" seru Ayuda karena Ayuda bukan orang kaya melainkan orang biasa-biasa saja.
"Bayar duluan aja ya nanti aku tf gantinya" seru Devi lalu segera bergegas meninggalkan mereka disana.
Sesampainya dikantor Aderson company Devi langsung berjalan menuju lift khusus CEO dan sekertarisnya, tapi saat Devi ingin masuk kedalam lift Ia melihat seorang laki-laki yang hendak masuk kedalm lift disampingnya.
Tidak mau kehilangan jejak lagi Devi langsung menarik laki-laki itu secara spontan ke lift yang hendak dinaiki Devi. dialah Devano yang hendak naik kelantai atas selesai makan siang.
"Kamu siapa sih? kok kamu sok kenal sama aku?" tanya Devano tidak suka saat melihat perempuan terlalu agrsip kepada laki-laki apalagi laki-laki itu tidak dikenalnya.
"Aku Devi" ucap Devi sambil mengulurkan tangannya tapi tidak dibalas oleh Devano.
"Aku tidak menanyai namamu, dan aku hanya ingin tau apa tujuan mu selalu menggangu ku, sedangkan aku tidak mengenali mu sama sekali?" tanya Devano serius.
"Aku juga tidak kenal dengan mu tapi aku ingin berkenalan denganmu" jawab Devi tanpa malu sambil mendekatkan badannya kesamping Devano.
"Jagalah harga diri sebagai perempuan! jangan merendahkan dirimu dihadapan laki-laki, hal itu tidak bagus dipandang orang lain" ucap Devano saat Devi tidak berhenti mendekatinya.
🌛🌛🌛
...Jangan lupa Tinggalkan Jejak Ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Lisa Halik
hahaha
2022-04-14
0
Oi Min
Wkwkwkwkwkwkwk..... Devano, gmn reaksimu klo tau Devi anak dri bosmu??
2022-04-08
0
Hermawati Herma
devi devi... anak mami
2022-03-23
0