Bola mata pak Darmawan membulat.
Sebuah kertas hasil pemeriksaan putrinya membuat emosinya meledak.
Prankkkkkkk
Satu buah lemparan gelas kaca menggema di rumah megah berlantai dua itu.
"Apa apaan ini Dinda !!"
Secarik kertas melayang ke hadapan Dinda.
"Ini,ini yang kamu berikan pada papa atas kasih sayang yang papa beri padamu HAH ?!!"
Suara pak Darmawan laksana petir yang menggelegar.
Dinda sangat ketakutan melihat murka ayahnya.
"Dinda mo mohon maaf ppah"Dinda meraih kaki ayahnya.Dia bersujud dan menangis.
" Papa kerja keras siang malam selama ini buat kamu, kamu sadar apa yang kamu perbuat itu sudah menghancurkan masa depan kamu sendiri DINDA !!"
"Dinda ssalah pah, mo mohon am ampuni Dinda papa"
Dinda terus bersimpuh,air matanya luruh.
"Semua keinginan kamu selalu papa turuti, katakan apa yang kurang hmmm ? KATAKAN APA DINDA ?!!"
Pak Darmawan memperlihatkan saldo tabungannya pada Dinda.
"Lihat ini,papa sudah menyiapkan tabungan buat kamu,kamu ingin jadi Dokter kan??"
Dinda semakin merasa menyesal
"Tapi apa yang kamu lakukan, kamu melemparkan KOTORAN ke muka papa mu ini dinda. Papa sangat kecewa sama kamu " lelehan air bening dari kedua netra pak Darmawan.
Pak Darmawan pergi meninggalkan putrinya yang meraung meminta maaf pada nya.
Tubuh Dinda gemetar ..Dinda merangkak meraih kedua kaki mama nya.
" Ma maafin Din dinda mah..dinda mo mohon..."
Apa yang Bu Manda lihat ini sungguh sangat menyayat hatinya.Diraihnya tubuh Dinda yang bergetar di kaki nya.
"Bangun sayang...sudah ya..." Bu manda mengusap pipi Dinda yang basah dengan jemarinya.
"Maafin Dinda mah.."
Dinda memeluk mama nya
"Mama maafin kamu sayang,sekarang kamu tenang ya"
Dinda mengangguk pelan.
"Papa sama mama marah karena kami sangat menyayangimu.. kamu tau itu kan sayang?"
"iya ma.."
"Sebaiknya kamu istirahat, mama takut nanti kamu sakit"
Bu Manda membawa Dinda beristirahat di kamar nya.
Perlakuan lembut Bu Manda membuat Dinda merasa nyaman hingga membuat dia terlelap.
Bu Manda duduk di samping ranjang.Dia merapikan anak rambut Dinda yang berantakan.
"Kamu anak baik sayang, tapi kenapa kamu jadi begini.."
Dia menangis saat Dinda sudah terlelap dalam tidurnya.
Bu Manda beranjak dan menutup pintu kamar Dinda dengan pelan.
Dia menuju kamarnya sendiri.
Dia melihat suaminya sedang menatap ke luar jendela.
"Pah.." Bu Manda memeluk suaminya dari belakang.
"Dimana Dinda?" tanya pak Darmawan
"Dia sudah tidur di kamarnya.."
Pak Darmawan menghela nafasnya kasar
"Kita harus bagaimana pah?"
"Aku juga tidak tahu mah"
Pak Darmawan membalikan tubuhnya menghadap sang istri.
"Untuk sementara waktu biarkan dia sendiri dulu..jangan terima tamu dari manapun di rumah"
"Papa benar,butuh waktu untuk Dinda bisa menerima semua ini.Termasuk kita.."
"Ya kamu benar"
"Aku akan mencari tahu siapa yang membuat Dinda begini"
Gurat kemarahan tercipta di wajah suaminya.
"Apa papa akan menikahkan mereka?"
"Entahlah.. aku ingin tahu apa dia bisa bertanggung jawab atau tidak. Papa tidak mau menyerahkan putri papa satu satu nya pada orang yang salah.." tutur pak Darmawan
"Mama setuju sama papa..."
"Jagalah anak kita, papa tidak akan pulang selama beberapa hari"
Pak Darmawan memasukan beberapa kertas ke dalam tas nya.
"Hati hati pah.." kabari mamah selalu ya
"Itu pasti sayang" pak Darmawan tersenyum dan mengecup kening istrinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments