Dinda terus saja menangis.Meysa mengusap punggung Dinda mencoba memberi ketenangan pada sahabatnya itu.
"Din..ingus kamu kena baju aku tuh,kamu cuciin ya " Mey terkekeh mencoba menghibur Dinda
Dinda tersenyum dan melerai pelukannya.
Tangisnya kini reda.
"Sudah tenang?" Tanya Mey
Dinda mengangguk pelan
"ini minum dulu"
"Makasih Mey"
"Lo kenapa Din?" Tanya Tirta
"Mmm tadi aku lupa sarapan kak dan siangnya malah makan mangga muda " tutur Dinda
"Dasar aladin,lo bikin semua orang panik tau gak" sahut shakti
Dinda tersenyum
"Lagian lo kayak yang ngidam aja makan mangga muda segala" Shakti mendekati Dinda
Deg
Dinda tertegun
"Din..bener kamu gak apa apa?" Mey curiga
"A aku baik baik aja kok Mey " Dinda sedikit gugup
"Mau aku anter pulang?" tawar Tirta
"Iya Din sebaiknya kamu pulang. Bu Fina udah ngizinin kok" dukung Mey
"Makasih kak,tapi nanti aku dijemput mang Asep aja"
Teet Teet teet
Bel istirahat berbunyi menandakan jam istirahat sudah berakhir.
"sudah masuk,kalau gitu kaka duluan ya.Cepet sembuh Din" Tirta beranjak keluar
"Gue disini dulu temenin Meysa nungguin si Dinda,izinin gue ya Tir" shakti curi curi kesempatan
"Boleh,nanti pulang jalan kaki" balas Tirta meninggalkan ruang UKS
"cihh dasar tukang ngancem !" umpat Shakti
"cepet sembuh ya aladin,jangan manja " shakti menyusul Tirta
Mey tersenyum melihat tingkah shakti dan Tirta
"Mey,a aku..aku hamil "
Duarrr
Mey mematung
Dilihatnya netra Dinda berkaca kaca dan terisak.
"Aku udah curiga itu Din"
"A aku takut Mey" Dinda kembali menangis
"Harusnya kamu gak ngelakuin itu Din..kita kan masih sekolah,kamu tahu kan apa akibatnya" Mey berkata lembut,kedua tangan mey menakup pipi Dinda.
"Aku nyesel Mey.." Dinda semakin terisak
"Sssst sudahlah jangan menangis lagi,sebaiknya kamu pulang dan istirahat.Kondisi kamu sangat lemah sepertinya Din"
"A aku gak m mau pulang, a aku takut papa marah Mey.."
"Din.. papa kamu akan lebih marah kalau kamu gak pulang" Mey meyakinkan dinda
"Aku bingung,dia pergi ninggalin aku.Aku gak bisa ngadepin ini sendirian.Tolongin aku Mey,aku harus gimana?"Tangis dinda semakin pilu.
"Tenanglah din.. ada aku disini" Mey berusaha menenangkan Dinda
"Inilah yang aku takutin kalau aku pacaran Din,aku takut hilang kendali.."Batin Mey
Mey merasa prihatin dengan keadaan Dinda.
Kondisi Dinda yang lemah dan terus terusan menangis membuat Dinda kembali tak sadarkan diri.
"Din Din ,ya ampun din" Mey panik
Mey menghubungi keluarga Dinda
"Kenapa jadi begini Din.. bukankah kita sudah berjanji kalau kita akan mewujudkan mimpi kita jadi dokter.. " lirih Mey
Tak terasa satu tetes air matanya lolos begitu saja.
Tak berselang lama mang Asep datang menjemput Dinda.
Mang Asep adalah supir keluarga dinda.
Mey ikut mengantarkan Dinda ke rumahnya.
Rumah Dinda cukup dekat dengan sekolah.
Bu Manda sudah berdiri di depan pintu dengan raut muka yang cemas.
Mobil berhenti, mang asep turun dan memangku Dinda menuju kamarnya.
"Dinda sayang kamu kenapa nak" bu Manda panik
Mey mengikuti nya dari belakang
Dinda kemudian di baringkan di kamar bernuansa Ungu.Kamar yang cantik dan cukup luas.
Mey duduk di sisi ranjang Dinda bersama bu Manda.
"Apa yang terjadi dengan Dinda Mey"
tanya bu Manda
"aku harus jawab apa nih.." Mey sedikit takut.
Gak mungkin Mey mengatakan yang sebenarnya pada Bu Manda.
"Dinda tadi pingsan pas jam istirahat tanteu" jawab Dinda
"Pingsan? kok bisa?"
"Iya tanteu,sepertinya Dinda sakit"
"Yaudah tanteu Mey mau kembali ke sekolah lagi"
Mey mencium tangan Bu Manda
"O iya makasih ya Mey udah nganterin Dinda"
"sama sama tanteu,cepet sembuh ya Din.."
Mey kembali ke sekolah diantar mang asep
"Semoga kamu bisa kembali lagi ke sekolah Din" gumam Mey
Namun sepertinya harapannya itu tidak akan terwujud.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
less22
semangat kak
2022-03-25
1