Malam ini terasa sepi dirumah mewah milik Jonathan, hanya beberapa pelayan yang hilir mudik menyelesaikan pekerjaan mereka. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut para pelayan itu.
Hanya diruang makan yang terdengar suara dentingan sendok beradu dengan piring. Terlihat seorang ibu dan anak sedang menikmati makan malam mereka.
"Jo, bagaimana dengan kuliah mu nak? " tanya Delisha, ibu Jonathan.
"baik ma, tidak ada masalah". Jawab Jonathan singkat sembari terus menikmati makanan nya.
"baguslah, kalau ada perlu sesuatu bilang saja, biar mama siapkan semua " ujar Delisha singkat
Jonathan menatap wajah cantik ibu nya dengan lekat setelah menghentikan makan nya.
"mengapa dari dulu mama selalu memperlakukan ku seperti ini? " tanya Jonathan tiba tiba membuat Delisha terkesiap kaget
"apa maksud mu nak? " tanya Delisha menatap sedih anak tersayang nya.
"aku sudah dewasa sekarang, aku juga ingin seperti anak anak lain nya ma, menyiapkan segala keperluan ku sendiri, bermain dengan teman teman ku, pergi kemana pun aku mau." ungkap Jonathan pada ibu nya. Ungkapan yang selama ini selalu ia pendam.
"ini demi kebaikan mu nak" balas Delisha yang enggan menatap wajah Jonathan, putra kesayangan nya.
Jonathan menatap ibu nya sendu. Terlihat jelas tarikan nafas nya yang mendesah kesal.
"tapi aku tertekan ma, semenjak papa pergi mama juga sibuk. Dari kecil hidup ku cuma bersama para pelayan dirumah ini. " ungkap Jonathan lagi
"cukup Jo, cukup. Apa yang mama lakukan padamu itu semua demi kebaikan mu. Suatu saat kamu akan mengerti. " kata Delisha yang mulai meninggikan suara nya.
Jonathan terhenyak.
"mama egois" ucap nya pelan
"mama tau mama egois, tapi ini yang terbaik. Harapan mama cuma ada padamu Jo. Maka lakukan apa yang mana perintahkan" balas Delisha
"tapi kenapa ma, mama tak pernah memberikan aku alasan nya! " seru Jonathan tak terima
"sekarang tugas mu adalah belajar dengan baik, raih kesuksesan mu, setelah papa pergi harapan mama cuma kamu Jo, cuma kamu yang mama miliki"
ungkap Delisha dengan suara yang mulai merendah
"aku tau ma, selama ini aku sudah menjalan kan tugas ku dengan baik, memberikan prestasi yang baik untuk mama dan papa, tapi aku cuma butuh kebebasan ma, kebebasan!" seru Jonathan meninggikan suara nya.
Delisha berdiri menatap anak nya
"cukup Jonathan, cukup. Kamu hanya perlu menurut. Itu saja. Mama tak mau kehilangan lagi" tangis Delisha mulai pecah.
Sedangkan jonathan langsung bangkit dan kembali ke kamar nya, membiarkan ibu nya menangis sendiri diruang makan.
"oh Tuhan, cobaan ini sungguh berat. Apa aku sanggup melalui nya.?
Mas, kamu dimana, aku gak kuat mas, aku gak kuat.? "
Delisha menangis tersedu sedu
"aku yakin kamu masih hidup mas, kamu gak akan pergi meninggalkan kami kan? "
Delisha terduduk dilantai dengan tangisan pilu nya.
"sudah satu tahun lebih kamu pergi mas, kamu tega membiarkan aku sendiri seperti ini"
..
Flashback
Malam itu hari mulai larut, namun Delisha dan suami nya belum juga memejamkan mata mereka.
"mas,! "
"ya sayang, ada apa? " tanya Maxwel pada istri nya yang tengah berbaring dilengan nya.
"perasaan ku akhir akhir sungguh tak enak mas" jawab Delisha menatap suami nya.
Maxwel pun melihat kearah istri nya dan tersenyum
"kenapa? Apa yang sedang kamu pikirkan? "
Delisha menggelengkan kepala nya
"tidak ada, tapi entah kenapa perasaan ku tak enak saja"
Maxwel mengusap lembut kepala istri nya
"tenanglah sayang, itu hanya perasaan mu saja"
Delisha pun hanya terdiam melihat suami nya.
"oh ya, bagaimana dengan sekolah Jonathan? Aku belum sempat mengobrol dengan nya" tanya Maxwel
"kata nya baik baik saja mas."
"oh bagus lah kalau begitu"
"tapi mas, mau sampai kapan kita terus menyembunyikan status nya dan diri nya dari orang lain. Aku kasihan mas melihat nya terkurung disini dan tak bisa seperti anak anak lain nya" lirih Delisha menatap suami nya.
Maxwel menatap istri nya sendu
"tenang lah sayang, ini yang terbaik untuk nya saat ini. Kau tau sendiri kan bagaimana paman ku, perusahaan ku saja hampir goyah dibuat nya, kau juga hampir dicelakai nya beberapa waktu lalu.
Bagaimana kalau dia mengetahui bahwa Jonathan adalah anak ku, aku tak mau sampai terjadi sesuatu pada nya, dia harta kita yang paling berharga sayang, aku tak ingin kehilangan lagi. Kita tunggu hingga dia dewasa dan bisa menggantikan aku di Agueenno group, barulah semua nya akan kita bongkar"
"aku tau mas, aku hanya kasian pada Jonathan" ungkap Delisha
Maxwel memeluk istri nya. Sambil mengusap punggung sang istri.
"bersabarlah sayang, aku akan menyelesaikan masalah ini."
"tapi bagaimana cara nya mas, paman mu menginginkan harta peninggalan orang tua mu" lirih Delisha.
" aku tau, dia sangat serakah akan hal itu. Padahal orang tua ku bersusah payah membangun nya.
Aku bisa menjaga perusahaan dengan bantuan Rico dan orang orang ku. Tapi untuk mu aku mohon jaga dirimu dan anak kita untuk saat ini, dia mengincar aku dan Jonathan sebagai ahli waris kerajaan Agueno group, maka nya dari dulu sampai sekarang dia mengincar kami. " ungkap Maxwel pada istri nya.
"tapi aku takut mas, mau sampai kapan kita hidup tak tenang begini? " tanya Delisha disela isak tangis nya.
"bersabarlah sayang, kuatkan hatimu, kita harus kuat untuk Jonathan. Semua ini pasti berlalu. Biarlah ini menjadi sebuah misteri untuk Jonathan. Tugas kita adalah menjaga nya dengan baik, meski terlihat egois namun ini yang terbaik" jawab Maxwel memeluk erat istri nya.
"besok aku akan menemui paman ku, aku harap dia bisa sedikit bernegosiasi dan tidak mengganggu kita lagi" ungkap Maxwel.
"tapi mas, apakah itu tidak berbahaya, kamu tau dia mengincarmu, tapi kamu malah ingin mendatangi nya? " tanya Delisha heran menatap wajah suami nya.
Maxwel menatap wajah istri nya dengan senyum tipis nya.
"ini cuma jalan satu satu nya sayang, aku tak bisa menggunakan cara kekerasan pada nya, kamu tau dia adalah keluargaku satu satu nya. Semoga dengan aku menemui nya dia bisa sedikit lunak"
"tapi bagaimana kalau dia juga tidak mau mengalah mas? " tanya Delisha khawatir
"aku akan mencoba nya, kamu tenang lah. " Ujar Maxwel membelai wajah istri nya.
Mereka diam beberapa saat dengan pikiran masing masing.
Maxwel menatap dalam wajah istri nya
"sayang, maukah kau berjanji satu hal padaku? "
"apa itu mas? " tanya Delisha menatap wajah sendu suami nya
"jika terjadi sesuatu pada ku nanti, berjanjilah kau akan tetap kuat , dan selalu menjaga anak kita" jawab Maxwel penuh harap.
Delisha bangun dari tidur nya, dan langsung duduk menghadap sang suami
"mengapa kau berbicara seperti itu mas? Kau berniat meninggalkan kami? "
"tidak sayang, sedikitpun tak ada niatan dihatiku untuk meninggalkan kalian. Namun kedepan nya kita tak tau apa yang akan terjadi bukan! "
Ujar Maxwel sambil menghapus air mata Delisha.
Delisha menatap lekat sang suami. Dilihat nya mata Maxwel yang tengah menyimpan beban berat.
"aku berjanji mas, aku pasti akan menjaga anak kita dengan baik. Tuhan pasti akan memberikan jalan untuk masalah kita"
Maxwel tersenyum mendengar jawaban istri tercinta nya.
"kamu memang istri yang hebat, dan satu lagi jangan sampai Jonathan tau mengenai masalah ini, biarlah dia menganggap kita sebagai orang tua yang egois, aku tak ingin dia juga terbebani dengan masalah ini"
Delisha mengangguk menjawab pertanyaan sang suami.
"satu hal lagi, jika terjadi sesuatu padaku, aku mohon kau bisa membantu Rico menjalan kan perusahaan sebelum jonathan menyelesaikan kuliah nya. Semua nya sudah ku atur bersama Rico." ujar Maxwel
"apa kau benar benar akan meninggalkan ku mas? " tanya Delisha yang keheranan mendengar perkataan sang suami.
"tidak sayang, percayalah, apapun yang terjadi aku akan selalu menyayangi kalian. Aku hanya tak ingin jika aku pergi perusahaan yang susah payah dibangun orang tua ku jatuh ketangan yang salah" kata Maxwel
"ya mas, aku tau" lirih Delisha.
..
Keesokan pagi nya, Maxwel berpamitan pada Delisha dan Jonathan untuk pergi menemui paman nya. Maxwel mencium istri dan memeluk putera nya.
"jaga diri kalian baik baik" kata Maxwel hendak melangkah keluar
Delisha dan Jonathan hanya menganggukan kepala nya melepas kan kepergian Maxwel.
Delisha melepas kepergian Maxwel dengan berat hati.
Pada malam hari
Hari sudah larut namun Maxwel belum juga memberi kabar. Delisha mulai gelisah, Perasaan nya semakin tak karuan.
Hingga tak lama terdengar suara ketukan pintu, Delisha berlari keluar. Ia menyangka bahwa Maxwel yang pulang namun ternyata orang suruhan Maxwel.
"nyonya, maaf ada kabar buruk! " seru orang itu.
Delisha seketika lemas, Jonathan yang baru keluar kamar pun terkejut mendengar penuturan orang itu.
"kabar buruk apa pak? " tanya Jonathan langsung
"mobil yang tuan kendarai kecelakaan tuan muda, mobil nya masuk jurang, tuan Rico kini tengah dirawat dirumah sakit. " ungkap orang itu
"astaga Tuhan, lantas bagaimana suamiku Niko? " tanya Delisha dengan deraian air mata nya
"tuan belum ditemukan nyonya, mobil nya masuk jurang dan terbakar, kata orang disana kemungkinan tuan sudah ikut terbakar bersama dengan mobil itu" ungkap Niko dengan wajah tertunduk.
"ya Tuhan, mas..!! " jerit Delisha yang langsung pingsan dipelukan Jonathan. Sementara Jonathan terdiam memeluk ibu nya dengan wajah yang terurai air mata.
Flashback off
..
like and coment nya guys.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments