Bab 5

Mohon maaf telat update, tadi ada kesalahan nama di bab awal jadi aku revisi, sekarang sudah selesai revisi, hehe...

Nasya tercengang, telinganya tidak salah menangkap. Pria di sampingnya itu kini sedang bernyanyi.

Terhanyut dalam suasana, bersama alunan nada indah dari pria bergelar suaminya. Apa ini? Bagaimana bisa Nasya terhanyut begitu?

Tiiinnnn....

Suara klakson membuyarkan kehanyutan Nasya, menepuk Arka yang tidak mendengarnya akibat telinganya yang di sumbat alat pendengar musik.

"Arka!!!"

Arka tersentak, segera melepas alat pendengar musik dari telinganya.

"Kenapa kau berteriak?! Aku masih belum tuli!"

Tidak menjawab, Nasya mendelik tajam. Arka yang sebal melajukan mobilnya kembali setelah sedikit drama yang di buat istrinya.

Dalam beberapa saat, kini mereka sampai di halaman rumah milik keluarga Arka. Namun drama masih belum selesai, mereka tidak membawa payung.

Nasya yang sudah kesal berada di dalam mobil memilih menerobos hujan deras saja. Arka sendiri sama, mengikuti Nasya.

Sreett...

Nasya terpeleset, namun dengan sigap di tangkap Arka yang mengekor di belakangnya.

"Lepas!" ketus Nasya, tak memberikan ucapan terima kasih atas pertolongan yang di berikan Arka. "Aku bisa sendiri!" tambahnya.

"Gadis itu!" Arka mendengus sebal.

Mereka sudah berteduh di depan pintu, hendak masuk namun satu sentakan tangan dari Arka membuat Nasya berbalik kembali.

"Sudah ku bilang, jangan—"

"Dengar!" pungkas Arka, hendak memberitahukan sesuatu. "Bersikaplah seperti istri yang mencintai suaminya di depan keluargaku!"

Arka melepaskan tangan Nasya.

Melepas jas yang tadi sempat di berikan mertuanya sebelum berangkat, memakaikannya pada Nasya.

"Lain kali, pakai pakaian berbahan lengkap!" sinisnya tajam. "Tidak semua pria tahan dengan kemeja putih basah di tubuh wanita."

Nasya menunduk, melihat fakta dari kata-kata Arka. Benar saja, tubuhnya jelas terjiplak dalam balutan kemeja putih yang menjadi transparan karena basah terkena air hujan.

Cepat, ia menutupi tubuhnya dengan jas milik Arka.

Melangkah membuka pintu yang tak terkunci, mengejutkan seisi penghuni rumah.

"Arka, kau datang ternyata!" pekik Aisha, ibunya Arka dengan ekspresi bahagia.

"Ah, kau basah, Nasya! Ayo cepat masuk, lalu ganti baju di atas!" perintah Aisha, tak sadar Nasya tidak membawa pakaian ganti. Ia pun segera memberitahukan hal itu pada Aisha.

"Aku tidak bawa pakaian ganti, Tan."

"Panggil aku Mama, Nasya!" Aisha menegaskan. "Ikut Mama, nanti akan Mama carikan pakaian untukmu!"

Melangkah mengikuti kemana sang mertua membawanya, Nasya bahagia, sesaat ia mendapat mertua impiannya, yang sangat ramah dan bahagia menyambutnya.

Akan tetapi, satu kenyataan membuatnya bersedih. Arka sama sekali tidak ada dalam benaknya, bahkan jauh dari kata idamannya.

Setelah mengganti pakaian dengan pakaian yang diberikan Mama Aisha, Nasya kembali turun. Berkumpul dengan keluarga Arka.

"Mama senang, akhirnya putraku satu-satunya mau menikah dan memiliki istri sepertimu!" seru Mama Aisha yang baru turun dari lantai kedua rumah bertingkat tiga tersebut.

Dari tangga, derap langkah kaki terdengar. Itu adalah Arka, yang telah mengganti pakaiannya yang basah. Dengan setelan celana santai dan kaos berwarna biru, tampak cocok melekat di tubuh Arka yang gagah.

Sesaat Nasya terpana, pria itu memang bukan tipe idamannya, akan tetapi ternyata auranya mampu membuat Nasya terpana.

Arka duduk di samping ayahnya, Ananda. Pembicaraan ringan berlangsung, sesekali tawa menghiasi. Nasya yang sebenarnya masih canggung hanya menjawab seperlunya. Hingga tiba saatnya untuk mereka beristirahat.

"Tidur di atas tempat tidur! Aku akan tidur di sofa!" Arka memberitahu Nasya, ketika mereka baru memasuki ruang kamar.

"Ku pikir kau akan berusaha menyentuhku lagi," ucap Nasya, mengingat kembali malam kemarin saat pagi hari Arka sudah memeluknya.

"Ck, aku sama sekali tidak tertarik menyentuhmu!" ketus Arka, tersenyum sinis. "Dari atas hingga bawah, kau sama sekali bukan wanita yang jadi tipe idamanku!"

Nasya tersentak, kemudian berjalan menuju cermin. Memperhatikan diri sendiri dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia merasa penampilannya tidak ada yang salah.

"Mungkin kau buta!" sinis Nasya. Merasa penampilannya tak jauh cantik dari model di televisi.

"Iya, penampilanmu terlalu pasaran!" ketus Arka lagi.

Malas berdebat, memilih tidur saja tanpa meladeni lagi kalimat ejekan yang terlontar dari mulut Arka.

Malam begitu tentram, nyaris tanpa sedikitpun suara yang terdengar. Hanya ada suara detik jarum jam dan juga mesin pendingin udara.

Arka masih belum terpejam, ia kini sedang berbaring dengan tangan memegang ponsel dan jari-jarinya menari di layar ponsel.

Ting...

Bunyi notifikasi terdengar, Arka segera membukanya. Pesan dari kontak dengan nama bergambar sayap.

*Besok aku pulang, yakin masih menolak kembali?

Ting*...

Lagi, bunyi notifikasi.

Maafkan aku, Ka!

......................

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

nasya ketus banget yaa udah ditolongin malah sikapnya kek gituu , untung siarka mau diajak nikah dadakan lagi

2022-03-14

3

Kusmiati

Kusmiati

lanjut

2022-02-15

0

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2022-02-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!