Bab 4

"Jangan coba-coba mendekatiku, apalagi menyentuhku!"

Arka menghela napas kasar, membuangnya dengan begitu juga.

"Memangnya siapa yang menggoda?"

Beranjak dari tempatnya, Arka berlalu setelah memastikan pakaiannya rapi dan tidak terlihat aneh di luar nanti.

"Jangan lupa, ibumu memanggilmu!" ucap Arka sebelum pintu kamar tertutup.

Nasya mendelik tajam ke arah terakhir Arka terlihat. Kemudian merapikan penampilannya dan bergegas menuju kamar sang ayah, dimana ia sedang di tunggu.

Klek...

Nasya memasuki kamar ayah dan ibunya, Arka tersenyum mengejek melihatnya masuk.

"Duduklah, Nasya!" ucap Adrian menunjuk tempat di sebelah Arka. "Daddy rasa, kita harus bicara serius mengenai kemarin."

Deg—

Nasya ingat, dirinya harus mempertanggung jawabkan dan menjelaskan kejadian kemarin. Alasan yang tidak mungkin ia genggam dalam hati.

"Wira kemana?" Adrian masih menggunakan nada bicara yang ramah dan bersahabat, tidak ingin menyakiti hati putrinya.

"Dad,"

"Katakan saja, tidak apa-apa."

"Wira ... dia—"

"Nasya, kau harus mengatakannya! Agar Daddy tenang, tidak harus memikirkan apa yang terjadi lagi, jika sudah jelas alasan mengapa malah Arka yang menikahimu!" Adrian menegaskan.

"Wira sudah mengkhinatiku, Nasya sendiri yang melihatnya, Dad. Di apartemen itu dia sedang bersama Tiara."

Adrian dan Mira saling melirik, tersenyum samar dan meraih tangan putrinya.

"Bukankah orang tua tidak pernah salah jika sudah dapat firasat?"

Nasya mengangguki pertanyaan Adrian. "Maaf, Dad!"

"Hati orang tua dan anaknya itu saling terhubung, jika dia melihat firasat buruk pada anaknya, itu tidak akan pernah salah. Bukan Daddy dan Mommy melarangmu, tapi kami hanya ingin kebahagiaan untuk anak-anak kami, kami ingin yang terbaik untukmu, Nasya."

Beberapa saat, nasehat demi nasehat di keluarkan Adrian.

Kini mereka beralih pada pembahasan lain, pernikahan dadakan yang harus di benahi atau di akhiri saja, melihat tidak ada pengenalan dan cinta di antara mereka.

"Arka, pernikahan ini terjadi tidak pada waktunya, kami tidak ingin memaksamu untuk mempertahankannya. Jika memang kamu tidak ingin bertahan, kamu bebas mengakhirinya saat ini juga." Adrian menegaskan kembali.

"Beri aku waktu, Dad, Papa dan Mama masih shock karena aku menikah. Aku tidak ingin mereka lebih terkejut lagi jika tiba-tiba aku mengakhiri pernikahan ini. Lagipula, putri kalian sudah membuat surat perjanjian denganku." Arka menunjuk Nasya dan memberi ekspresi mengejek pada Nasya.

Kena mental! batin Nasya membalas lirikan tajam itu.

Adrian dan Mira menatap Nasya ragu.

"Perjanjian apa?" tanya Adrian bingung.

"Kami akan berpisah setelah satu tahun."

"Kalian yakin?" tanya Adrian ragu-ragu.

Sedikit harapan memberi hatinya kehangatan, berdoa supaya pasangan pengantin baru dadakan tersebut di beri cinta agar tidak perlu mengadakan perpisahan.

Keduanya mengangguk bersamaan.

"Ku pikir lain," ucap Adrian sedikit kecewa. Tapi tetap saja, hatinya berharap pada waktu. Semoga keduanya di tumbuhkan cinta dalam hatinya dan di persatukan selamanya.

"Arka, semalam ibumu berpesan padaku."

"Ya, Dad?"

"Dia menyuruhmu membawa Nasya ke rumah kalian,"

Lagi-lagi, Arka mendelik malas pada Nasya.

"Baik, Dad, jika kau mengizinkan putrimu aku bawa ke rumah kami."

Nasya memperhatikan Arka malas, ia sangat tidak ingin masuk ke rumah pria yang berkali-kali membuatnya tersiksa dalam satu malam itu. Akan tetapi, keadaan mendesaknya untuk ikut.

"Tentu," jawab Adrian senang. "Bahkan kalaupun dia harus tinggal di sana, aku akan dengan sukarela menyerahkannya."

"Dad!" spontan Nasya berteriak.

Adrian dan Mira terkekeh.

...****************...

Perjalanan yang seharusnya memakan waktu singkat tapi kini menjadi lebih lama. Bukan karena laju mobil yang lambat, melainkan kemacetan di kota tua Jakarta tersebut yang sangat padat.

"Apa mobilnya bisa melaju lebih cepat lagi? Ini sangat membosankan!"

Nasya sudah mengomel sejak setengah jam yang lalu. Arka mendengus sebal, mengambil sesuatu di laci mobil dan memasangnya di ponselnya.

"Si*lan!" umpat Nasya, melihat telinga Arka sudah tertutupi headseat.

"Aku masih bisa mendengar makianmu, meski telingaku tertutup. Hanya saja—"

"Diam!" teriak Nasya, kesal.

Suasana kembali hening. Kemacetan sudah mulai reda. Namun kini hujan yang turun deras secara tiba-tiba.

Deg—

Nasya tercengang, telinganya tidak salah menangkap. Pria di sampingnya itu kini...

......................

Arka lagi apa ya? Up lagi soree yaa...

Terpopuler

Comments

Kusmiati

Kusmiati

semangat lanjut

2022-02-15

0

Adhe Nonha Cyantik Atawuwur

Adhe Nonha Cyantik Atawuwur

lanjutt

2022-02-11

0

Kusmiati Kusmiati

Kusmiati Kusmiati

lanjut💪💪💪

2022-02-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!