Ririn dan Tumini mendengarkan penjelasan aki mamang dengan seksama. Di sela-sela aki mamang memberi penjelasn kepada mereka berdua, Ririn memberanikan dirinya untuk bertanya kepada aki mamang.
Aki mamang, setelah kita memiliki selendang ini, apakah kita harus melakukan ritual khusus?" tanya Ririn penasaran
Aki mamang segera menjawab pertanyaan Ririn sambil tertawa dan memegang jenggotnya yang panjang
"Ha ha ha"
"Ririn, kau memang sangat pintar"
"Benar"
"Kau dan kakak mu harus melakukan ritual tiap malam jumat kliwon"
"Ritual yang harus kalian jalani adalah ritual membakar dupa dan meletakkan selendang ijo itu diatas dupa yang sudah kalian bakar"
"Setelah itu, kalian harus menari mengelilingi rumah kalian sebanyak satu putaran saja" ucap aki mamang
"Hanya itu aki?" tanya Tumini memotong perkataan mamang
"Ya, hanya itu saja" jawab aki mamang pendek sambil menghisap rokonya yang hampir habis.
"Ingat"
"Jangan sampai kau lupa" jawab aki mamang pendek.
Mendengar pesan dari aki mamang, Ririn bertanya tentang rumatan selendang ijo selain melakukan ritual
"Apakah kami harus mencuci nya di tiap malam satu suro?" tanya Ririn
"Tidak Ririn"
"Kau tak perlu mecuci selendangnya"
"Kalian tak boleh mencucinya sama sekali, karena jika hal itu terjadi, selendang ijo milik kalian akan berkurang khasiatnya" ucap Aki mamang memberi penjelasan.
"Oh, lalu jika tidak kami cuci, bukankah nanti selendang itu menjadi kotor?" tanya Tumini mulai sedikit berani bertanya
"Tenanglah Tumini"
"Selendang itu tidak akan kotor, asalkan kalian merawatnya dengan baik"
"Setelah memakai selendang itu, letakkan di tempat yang sekiranya tak membuatnya cepat kotor" ucap aki mamang.
"Hem, baiklah kalau begitu aki"
"Lalu, hal apa yang terjadi jika kami sampai melanggar ritual?"
"Misalnya, salah satu dari kami lupa untuk melakukan ritual nya" tanya Ririn
"Jika kalian sampai lupa, maka selendang ijo akan membawa kalian ke alam mereka" ucap aki mamang
Tampaknya, aki mamang berkata serius untuk kali ini dan mewanti-wanti agar mereka berdua jangan sampai lupa untuk melakukan ritual tiap malam jumat kliwon.
Ririn tampaknya sangat ragu mendengar persyaratan yang dirasa berat baginya. Dengan sedikit keberaniannya Ririn segera berdiri tepat dihadapan aki mamang dan berkata
Aki, sepertinya aku tak sanggup menjalani ritual yang aki bebankan kepada kami"
" Aku takut, aku lupa melakukannya dan aku harus menebus dengan diriku sendiri" ujar Ririn menambahkan.
"Ririn, semua terserah padamu"
"Mumpung Selendang ijo belum aku berikan kepadamu" ujar aki mamang menjelaskan
Tumini yang melihat gelagat adiknya segera menarik lengan adiknya hingga adiknya tersungkur duduk ke tanah.
"Hai, Ririn"!
"Mengapa kau sangat tidak sopan dihadapan aki mamang?"
"Bukannya kau yang mengajak ke sini lebih awal?"bisik Tumini.
"Mengapa sekarang kau berubah pikiran?" tanya Tumini ketus
Pertanyaan kakak nya Tumini rupanya membuat Ririn mengutarakan pendapatnya yang masih masuk akal.
"Kakak, apakah kau tak merasa berat terhadap ritual yang harus kita lakukan?"
"Kita sebagai manusia terkadang lupa melakukan sesuatu dan tak bisa rutin"
"Boro-boro melakukan ritual"
"Makan saja kita lupa kak" ucap Ririn.
"Sudahlah Ririn"
"Kau tak perlu cerewet"
"Kita turuti saja arahan aki mamang dan kita pikirkan nanti saja cara melakukan ritual nya agar kita tidak lupa melakukannya" ucap Tumini kepada Ririn.
"Hem, aku tidak sanggup kak"
"Kalau kakak mau, ya silahkan kakak berjalan sendiri"
"Aku tak mau tubuhku bersekutu dengan iblis" ucap Ririn
Tumini hanya diam mendengar ucapan Ririn yang ada benarnya. Namun, pikiran logis Tumini tertutup akan keinginan dunianya yang lebih kuat
"Ririn, kalau kau tidak mau, biar kakak saja yang memiliki selendang itu" ucap Tumini
"Semua terserah kakak"
"Jika kakak mau menerima konsekuensinya"
"Kalau aku sih, tidak mau" ucap Ririn polos
Tumini memandang ke arah Aki mamang dan menjelaskan kepadanya jika Ririn berubah pikiran sedangkan dirinya siap menerima selendang ijo dari aki mamang.
"Baiklah, ambillah selendang ijo dan simpanlah baik-baik" ucap aki mamang kepada Tumini.
"Apakah kau benar-benar siap Tumini?" tanya aki mamang memastikan jika Tumini tak berubah pikiran lagi.
"Tidak aki"
"Aku sudah siap menjalani ini dan dengan segala konsekuensinya" ucap Tumini serius.
"Kalau begitu, pejamkan matamu" perintah aki mamang kepada Tumini
Tumini segera memejamkan matanya dan menggenggam selendang ijo yang baru saha aki mamang berikan kepadanya.
Tampak aki mamang mengucapkan mantra dan meniupkannya tepat di kapala Tumini. Hal itu juga disaksikan oleh Ririn adik Tumini.
Air mata Ririn menetes. Dirinya takut jika kakak nya terjerumus dalam kesesatan tiada akhir. Namun dirinya juga tak bisa melarang Tumini karena Tumini adalah kakak nya. Dan sejak lama Tumini lah yang menjadi penentu segala keputusan.
Keputusan Tumini sepertinya tak bisa diganggu gugat dan tak terasa selesai sudah ritual yang dilakukan aki mamang dan Tumini.
Tiba saat nya mereka pulang, sebelum mereka pulang, aki mamang memberikan sebuah kotak kepada Tumini.
Kotak tersebut digunakan sebagai tempat untuk menaruh selendang ijo yang sudah sah menjadi milik Tumini.
"Tumini, jaga baik-baik selendang yang aku berikan"
"Jangan lupa, tiap bulan kau harus berkunjung ke mari untuk silaturahmi" ucap aki mamang kepada Tumini.
"Baiklah aki, akan saya laksanakan semua arahan yang aki berikan"
"Kalau begitu, pulanglah"
"Dan kau Ririn, kau harus membayar denda kepadaku karena kau telah batal membeli selendangku"ujar aki mamang kepada Ririn
"Baiklah aki, aku akan membayar denda"
"Saat ini aku tak punya uang"
"Tapi, aku punya kalung satu-satunya pemberian dari almarhum ibuku" ucap Ririn
"Baiklah"
"Aku terima kalung pemberian mu" jawab aki mamang
Ririn pun segera membuka kalung yang saat itu dipakainya. Dia tak peduli lagi akan harta satu-satunya yang dimilikinya karena dirinya tak mau nantinya menanggung beban yang berat.
"Ah, biarlah"
"Lebih baik aku kehilangan kalung milikku"
"Pasti nanti aku bisa membelinya lagi jika aku punya uang" gumam Ririn dalam hati.
Setelah memberikan kalung kesayangannya kepada aki mamang, Ririn dan kakak nya segera pulang ke rumah mereka.
Tumini terlihat sudah mulai tak sabar ingin cepat sampai di rumah. Dirinya ingin sekali mencoba selendang ijo pemberian aki mamang dan membuktikan keampuhannya.
"Aku jadi penasaran"
"Sedahsyat apa sih selendang ijo milik aki mamang?"
"Apakah bisa membuat aku terkenal dan menjadi penari handal?" gumam Tumini dalam hati
"Ah, sudahlah"
"Nanti aku pikirkan lagi setelah aku sampai di rumah"
"Sekarang, aku harus berjalan cepat agar aku bisa sampai di rumah" gumam Tumini dalam hati.
Sementara itu, Ririn sesekali melirik tingkah laku kakak nya selama di perjalanan. Entah apa yang dipikirkannya kala itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Alëxandryà♣️
Ayo crazy up kak
2022-02-14
2
🌻Ruby Kejora
Lanjut up thor
2022-02-13
1