Waktupun terus bergulir, waktu yg kami jalani makin sulit hari demi hari, dari sekitar 25 elf kini hanya tersisa 10 elf. Banyak dari mereka yg mati akibat luka fisik yang diberikan manusia ataupun mati kelaparan. Aku yg merupakan satu-satunya keluarga bangsawan yg tersisa hanya bisa diam melihat rakyatku mati hari demi hari.
Kenapa?...kenapa aku tak bisa melakukan apapun?. Kenapa aku sepayah ini...
''Tuan putri, cepat bersembunyi," kata seorang elf yg membuat elf lain langsung menyembuyikanku seperti biasa
Kenapa mereka selalu menyembunyikanku seperti ini?. kapan hal ini akan berakhir..
''kyaaa!..''
Mendengar jeritan itu aku langsung tersadar dari lamunanku dan aku di buat terkejut saat melihat manusia itu menarik Mina dengan paksa.
''Mina...''
Jangan ... jangan bawa Mina ... hanya dia keluargaku yg tersisa ... jangan kalian rampas dia juga dariku ....
''MINA!...''Seruku lalu keluar dari tempat kandang itu dan menarik Mina dari manusia tersebut.
''A..apa-apaan dia ini..'' kata manusia tersebut.
''Tuan putri kenapa anda kelu ...''
''JANGAN BAWA MINA !'' teriakku sambil menarik mina lebih kuat.
Air mata langsung membanjiri pipiku, aku sudah kehilangan orang tuaku aku tak mau kalau harus kehilangan ibu pengasuhku juga!.
''SINGKIRKAN TANGAN KALIAN DARINYA!'' teriakku dan sesaat itu juga angin tiba-tiba berhembus dengan sangat kuat hingga menyebabkan manusia tersebut terbanting cukup kuat.
''Kurang ajar .. anak itu masih bisa mengunakan sihir!!'' sahut salah seorang dari mereka.
''Hmh... menarik,'' kata seorang pria tinggi berambut coklat sambil tersenyum melihatku.
''Tu..tuan Fredric,'' ucap rekan mereka.
''hmph....barusan Elf itu bilang tuan putri bukan?, itu artinya dia elf bangsawan." kata Fredric.
Melihat hal itu badanku langsung gemetar, tatapannya benar-benar mengerikan bagai harimau yang lapar.
Grep! .... '' jangan sentuh tuan putri!'' seru mina sambil memelukku dan Elf lain mulai berdiri di depan ku sambil menghalangi manusia itu agar tidak menyentuhku.
Badan mereka gemetar namun mata mereka tak menunjukkan rasa takut, mereka benar-benar akan melindungiku walau nyawa lah taruhannya.
''Hmph.. benar-benar menarik, putri dari para Elf ya, ... tidak kusangka masih ada disini,'' katanya sambil tersenyum licik. ''Woi..apa lagi yg kalian tunggu?, cepat pisahkan dia'' kata Fredric sambil melirik bawahannya.
''Ba..baik..''
Mendengar hal itu para elf lain mulai memasang ancang-ancang untuk melindungiku.
''Harganya pasti akan sangat tinggi," kata Fredric lagi.
''JANGAN SENTUH PUTRI KAMI!''
Para elf pun mulai melawan para manusia, Mina yg melihat celah untuk kabur langsung mengendongku dan berlari keluar. Namun...
''Hmh...naif sekali..'' Gumam Fredric.
DOR!...
Saat mina berusaha kabur pria tersebut tiba-tiba menembakan senjatanya yg tepat mengenai kaki mina yg alhasil membuat mina terjatuh.
''Tuan putri lari!'' seruan mina.
Walaupun aku tau aku harus lari sesuai perkataan mina tapi kakiku enggan untuk bergerak, pandanganku tak bisa lepas dari darah mina yg mengalir segar.
''TUAN PUTRI!''
"Ukh...tak bisa...kakiku...tak mau bergerak..." batin Elisa
Grep!... ''Anak bodoh, kau membuat pelayanmu terluka sia-sia,'' kata pria tersebut yg entah sejak kapan sudah berada di belakangku
''Hmph...hari ini kita pesta besar,'' ... 'Plak' ... katanya lalu memukul tengkukku hingga aku jatuh pingsan
***
Saat ku buka mataku kembali aku mendapati diriku dikurung dalam kerangkai besi dengan rantai yg mengikat kaki , tangan serta leherku.
Rasanya sangat sakit, leherku tercekik, untuk bernafas saja rasanya sangat sulit. Besi-besi yg dingin langsung menusuk tubuhku begitu aku menyentuhnya
''Dingin...'' kataku meringis.
Tak ada satu elf pun disini, aku sendiri, harusnya aku tak keluar tadi... keluar juga percuma, karena kebodohan ku tadi kaki mina jadi terluka elf lain juga menjadi korbannya
''hiks...hiks...kenapa...kenapa aku sebodoh ini...'' tangisku. Karena termakan emosi aku jadi melukai yg lain
''Ini salahku...maaf...maafkan aku...'' kataku yg melamun dan terus ku ulang tanpa tau sudah berapa lama aku mengatakan hal tersebut.
Pikiran ku kosong, aku tak merasakan apapun, rasanya hampa, karena kejadian itu juga aku menjadi trauma berat. Sepertinya kematian jauh lebih baik dari ini semua.
Waktu terus bergulir tanpa ku sadari, sudah berapa lama aku disini, atau apa kabar mina dengan yg lain aku juga tidak tau, setiap harinya yg ku lihat hanya kerangkai besi. tak ada apapun disini, makanan pun terkadang hanya datang 2 hari sekali.
''Sudah cukup...aku tak tahan lagi... tuhan..tolong bawa aku pergi dari sini..'' gumamku sambil meringkuk kesakitan.
''Aku ingin bertemu mama dan papa...aku tak mau disini lagi...'' gumamku lalu air matapun mulai mengalir perlahan.
''Mama...papa...Mina....semuanya...'' kataku sambil menutup mataku perlahan.
Brak!..saat aku hampir terlelap tiba-tiba aku mendengar suara pintu yg di banting dengan sangat kuat, dan dari balik pintu ada beberapa orang dewasa berwajah seram yg datang menghampiriku dan menarikku keluar dengan paksa, rantai yg mengigat leherku di tarik bergitu kuat hingga aku merasa tercekik, aku di tuntun oleh mereka melewati penjara tempat para elf lainnya di kurung tapi saat aku melewati itu aku tak melihat ada elf satupun.
''Kemana mereka?'' pikirku sambil terus berjalan.
Pria tersebut akhirnya berhenti di depan sebuah pintu
Tok..tok..tok...
''Tuan saya membawa anak elf waktu itu,'' katanya sambil mengetuk pintu.
''Kyiaaaa ...." suara jeritan
''Itu...suara mina ..'' batinku saat mendengar rintihan mina dari balik pintu.
''Yaampun dia masih melakukannya?. Padahal sudah pagi'' kata manusia yang memegangku.
Melakukan?, melakukan apa?, apa yg dia lakukan pada Mina?...
''Jadi bagaimana?, apa kita kembali lagi nanti?'' tanya salah seorang rekannya.
''Tapi lelangnya hampir mulai,'' balas temanya.
''Kau lebih mementingkan itu apa nyawamu?'' ''Ya, nyawaku lah, tapi.. kalau kita terlambat dia juga pasti akan marah nanti," perbincangan mereka yang masih berlanjut.
''Cii ... jadi serba salah gini,'' kata pria yang memegangku sambil melirikku.
"Kreeeeek ..."
Saat mereka sedang bimbang tiba-tiba saja pintu terbuka dan pria rambut coklat yg hari itu menembak kaki Mina keluar dengan penampilan setengah tela*njang.
''Kenapa kalian menggangu," katanya sambil menatap tajam orang-orang yg membawaku.
''Ma..maaf..tuan...tapi lelangnya hampir dimulai,'' kata pria yg membawaku.
Di tengah-tengah pembicaraan mereka aku justru diam saking terkejutnya, pandanganku tak bisa ku alihkan . di balik pria rambut coklat ini ada Mina yg terluka dan dalam kondisi telan*jang, rambutnya berantakan, ada beberapa luka gigitan dan cambukan dibadannya, melihat hal itu aku cuman bisa diam seribu bahasa.
''Hmm...ada apa nak?, apa kau terkejut melihat kondisi dayangmu itu,'' katanya sambil melihatku dengan senyuman yang sangat ku benci.
''Ini semua salah mu bukan?, kalau saja kau tak melawan hari itu dia pasti tak akan terluka sampai seperti itu.''
Perkataannya itu bagaikan sambaran petir bagiku, aku tak bisa membantah atau berkata apapun lidahku terasa kelu, suaraku seakan tertahan di tenggorokan.
Grep!... ''Berkat ulahmu dia jadi sangat menderita loh,'' katanya sambil mencengkram kedua pipi ku yang chibi, dan membuat bibirku yang tipis imut ini muncung mengerucut.
Karena aku?..Mina..terluka karena aku?...karena kebodohanku?...
''Hiks...kumohon....jangan buat Mina menderita lagi...'' kataku yg sudah tak kuasa menahan air mata.
''Akanku lakukan apapun, tapi tolong bebaskan mina.''
''Apapun?'' katanya sambil melepaskan cengkramannya dari pipiku.
Kenapa orang ini?, walaupun aku memang yg memintanya tapi wajahnya menunjukan, walau aku tak mengajukannyapun dia akan tetap melakukannya walau aku menolak. Orang ini..mengerikan...
''Iya..apapun..'' kataku. di banding apapun, nyawa Mina jauh lebih berharga.
''hmh... kalau begitu...lepas semua pakaianmu," katanya yg jelas membuatku tersontak kaget.
''Ada apa kau bilang akan melakukan apapun," katanya sambil tersenyum miring.
Melepaskan semua?....sama seperti mina?..
''Ukh...tak apa..kalau hanya melepas. Nyawa mina jauh lebih penting," batinku sambil perlahan membuka pakaianku.
''Tu..tuan putri...ja..jangan..." rintihan mina yg masih lemah..
''Tidak apa mina, ini bukan apa-apa,'' batinku lalu membuka semua pakaianku seperti yg dia minta.
Rasanya sangat memalukan, memperlihatkan tubuhku di depan banyak orang seperti ini, aku bahkan tak bisa mengangkat wajahku saking malunya.
''hm...seribu gold,'' gumamnya
''Kita mulai dari seribu gold, mengingat dia juga seorang putri aku yakin harganya akan naik lagi nanti,'' katanya
''Baiklah , cepat bawa dia," katanya lalu orang yg membawaku mulai menarikku pergi.
''tu..TUNGGU DULU!'' Seruku sambil berusaha tetap bertahan.
''Bagaimana dengan janjimu!, kau bilang akan membebaskan mina!'' seruanku
''Apa aku bilang begitu," katanya yg tentu saja membuatku terkejut.
''Aku tak ingat pernah berjanji begitu," katanya sambil tersenyum licik.
a..apa?...jangan bercanda...aku sudah membuang harga diriku, tapi dia....
''Tapi karena kau menuruti permintaanku maka akan ku kabulkan permintaanmu itu,'' katanya yg membuatku berharap banyak.
Dia pun berjalan mendekati meja kecil lalu merogoh sesuatu dari laci dan...
DOR!...
Eh?... suara tembakan langsung menggema di telingaku, pria itu ...dia melepaskan tembakan yg mengenai langsung kepala Mina.
Percikan darah langsung menghantuiku detik itu juga, warna merah dari darah mina yg mengalir segar langsung mewarnai seisi tempat tidur. Seketika saja aku terduduk, kehilangan tenagaku untuk berdiri, air mata langsung mengalir begitu deras. Nafasku mulai tak beraturan..
''Mi...na..'' gumam lirihanku saking syoknya.
''Hahahaha!.... bagus, bagus sekali, itu lah wajah yg ingin ku lihat," katanya sambil tertawa terbahak-bahak.
''Kau lihat nak, gadis manis, betapa baiknya aku, kau memintaku membebaskannya bukan, lihat aku sudah membebaskannya sesuai keinginanmu," katanya
Bukan...bukan ini yg ku minta...bukan begini.... jadinya ....
''AAAAKH.....'' teriakku hingga rasanya pita suaraku akan putus.
''Bukan...bukan begini seharusnya...mina..mina!''
''Chii ..berisik sekali, woi cepat masukan dia ke kandangnya kecil- kecil suaranya melengking juga,'' kata pria tersebut dan orang-orang jahat itu mulai menarikku pergi, tentu saja aku berusaha mati-matian melawan ,aku bahkan sampai mencengram lantai kuat-kuat hingga kuku-kukuku berdarah, aku menjerit hingga pita suaraku terasa akan putus, tapi apa daya tenaga mereka lebih besar dariku dan akhirnya mereka tetap membawaku.
Aku ingat aku menangis begitu keras namun tak seorangpun yg memperdulikannya setelah itu pikiranku langsung kosong dan aku tak ingat lagi apa yg terjadi selanjutnya.
...****************...
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 330 Episodes
Comments
Anime_Fans
si Mina di perkaos
2022-06-16
2
pensi
ini tentang fairytopia ya Thor?
2022-03-29
2
Al keyzo / keyla
mampir kk
2022-03-25
2