Bab 5

Saat kevin berumur delapan tahun. “mama...apa perbuatanmu dibenarkan? Livi sahabatku dan mamanya livi sahabatnya mama, aku malu setiap bertemu dengannya. Apa mama bisa berhenti secara diam-diam menemui ayah livi?” kata kevin

“dia juga ayahmu, nak. Mama ngga bisa membiayai sekolahmu sendirian” kata laeli, nama mamanya kevin.

Liburan sekolah tiba. Kevin dan ibunya diundang mengikuti pesta ulang tahun pernikahan orang tua livi di villa milik john deravota, ayah livi.

“kenalin, namanya tasya. Dan dia namanya kevin” kata livi, ketiganya langsung akrab satu sama lain. Bermain menangkap capung di sekitar villa, bermain air sungai yang mengelilingi villa, malamnya bermain kembang api, para orang dewasa bernyanyi dan memanggang daging, semuanya bahagia malam itu.

“kita kurang satu orang lagi, namanya felisa. Cucu nenek nurin. Dia sangat cantik. Kamu akan menyukainya livi” kata pak john

“benarkah? Dia lebih cantik dariku?” tanya tasya kecil saat itu baru berumur enam tahun

“dia akan jadi tunangan livi. Saat ulang tahun ke sembilan, kamu akan menemuinya” kata adelia ibunda livi

Di dalam mobil perjalanan pulang. “yah aku ngga pernah memandang remeh status seseorang. Tapi ada satu hal yang ngga bisa aku tolerin. Perselingkuhan. Tasya anak selingkuhan temanmu kan? Hanya karena istri sahnya membolehkan tasya masuk ke akta keluarga, bukan berarti istrinya tidak merasakan sakit. Aku kurang setuju livi bermain dengan tasya” kata adelia

“ssst...anak kita sedang tidur. Suaramu nanti membangunkannya” kata john tangannya mengelus pundak istrinya

Beberapa hari setelahnya, adelia dan livi bermain ke rumah kevin. “bun, gadis itu beneran yang akan jadi tunanganku?” tanya livi menunjuk ke arah felisa yang sedang ikut menjemur padi dengan kedua orang tuanya

“cicipi ini” kata adelia menawarkan satu plastik bubur kacang hijau

“bagaimana? Enak?” tanya adelia dan livi mengangguk

“gadis manis itu yang membuatnya, dia menjualnya sendiri di pasar. Untuk menjadi istri livi, dia harus tangguh dan pintar masak. Dia cocok denganmu” kata adelia, kemudian kevin mengajak livi mencari capung di sawah.

“lel cepat selesaikan lukisannya yah. Tinggal satu minggu lagi kita launching gallery” kata adelia pada laeli

“tentu saja, kamu ngga bisa meremehkanku” balas laeli

Di sekitar sawah, Saat kevin hampir menangkap capung dengan jaringnya tiba-tiba livi berteriak dari kejauhan. Kevin langsung berlari ke arah suara. Dilihatnya livi sedang memberikan nafas buatan untuk felisa.

“dia sadar” kata livi

“tuan, sudah saatnya pulang” kata sopir livi yang sudah berdiri di sampingnya

“kamu bisa antar dia pulang? Kamu percaya gadis ceroboh ini tunanganku...kalau aku ngga ada, bisa kamu gantiin aku jaga dia?” kata livi tersenyum lalu pergi bersama sopirnya

“Bodoh! Kamu udah siap apa?” bentak kevin pada felisa yang hampir tenggelam di sungai persawahan

“siap apa?” tanya felisa dengan posisi duduk

“siap di kubur” balas kevin sembari menjitak felisa

“ngga ada satupun yang aku kuasai. Baik mata pelajaran maupun olahraga. Aku Cuma ingin berusaha” kata anak perempuan tersebut sembari mengusap handuk yang sengaja ia bawa dari rumah

“udah sore, ayo aku antar pulang” kata kevin lalu menggendong felisa, setelahnya felisa sering membuntuti kemanapun kevin pergi.

“warna ini indah bukan? Kamu hanya perlu mencoretnya” kata kevin, sejak saat itu felisa menemukan bakat terpendamnya.

Malamnya sehari sebelum launching galery seni lukis, saat itu hujan turun sangat deras. “aku berharap kamu menyangkalnya. Tak bisakah kamu berkata bohong? Aku benar-benar menganggapmu sebagai keluarga” kata adelia pada laeli

“aku akan jelasin semua padamu, sayang” kata john pada adelia

“lalu kevin? Dia anakmu dengan john?” tanya adelia

“apakah menyenangkan membuat seseorang bingung? Kalian sukses membuatku terlihat bodoh” kata adelia tertawa sinis

“kevin...kamu tahu sejak kapan?” tanya livi yang diam-diam melihat di tangga dan kevin hanya menunduk, tanpa diduga adelia mendorong laeli ke jendela, keduanya meninggal seketika setelah terjun dari lantai atas.

Hanya ibuku yang ku punya. Bisik kevin, karena shock melihat kejadian tersebut ia pinsan. Ke esokan harinya kevin terbangun, tetapi ia tidak mengingat bagaimana ibunya meninggal.

Pemberitaan di mediapun dikunci. Pak john memanipulasi kematian adelia dan laeli sebagai kecelakaan mobil.

“ayah mengira dengan menutupinya akan menghapus dosa ayah? Aku mengingatnya, wajah putus asa bunda. Menjadi orang baik ngga menjamin dibaiki pula” kata livi saat di pesta ulang tahun ke sembilannya.

“livi...ini felisa, cucu nenek” kata nenek nurin memperkenalkan felisa yang memakai topeng kupu-kupu, livi tidak berkata apa-apa. Ia langsung pergi menjauhi keramaian. Tiba-tiba hujan turun dengan deras. Dan ingatan kematian ibundanya hadir. Dengan perasaan takut, livi meringkuk di pojokan tempat berteduh di taman bunga.

“kamu takut gelap? Kalau aku takut petir. Untunglah hujannya ngga berbarengan dengan petir. Satu tambah satu jadi berapa?” tanya felisa yang sudah duduk di samping livi

“kamu kira aku anak TK? Pertanyaan bodoh” balas livi

“pemarah sekali. Tinggal jawab satu tambah satu sama dengan dua. Pikirkan itu, dua orang lebih baik ketimbang satu. Sekarang kamu ngga perlu takut, karena aku ada di sini. Ingat jumlahnya ada dua” kata felisa dan livi perlahan berdiri dan duduk di samping felisa

Gadis ini ngga sebodoh yang ku kira...bisik livi

“tunggu sini, aku seperti melihat seseorang yang ku kenal” kata felisa saat hujan mereda, ia berlari menjauh. Lalu gadis lain dengan topeng yang sama dengan felisa, datang menghampiri livi dan tanpa basa-basi mencium livi. Setelah itu berlari pergi.

“cukup sampai sini kesempatan yang bisa ku berikan” kata livi, pada gadis lain dengan topeng yang sama dengan felisa, sebenarnya ia adalah tasya.

@#$%^&*

Perlahan livi membuka matanya, dilihatnya felisa tertidur disampingnya. Beberapa menit kemudian felisa terbangun juga.

“kenapa ceroboh sekali? Apa-apaan itu...kekurangan gizi? Rasanya sangat mengesalkan sekali” kata felisa langsung mengomeli livi

“aku ngga suka kamu memasak juga untuk kevin” kata livi

“kekanakan...hanya karena itu kamu jadi ngga makan berhari-hari? Kalaupun kamu ngga makan masakanku, kamu harusnya makan di tempat lain” kata felisa

“aku juga ngga bisa makan, selain masakanmu. Aku benar-benar membenci itu. Membenci kamu yang perhatian ama laki-laki lain selain aku. Tapi yang lebih aku benci, aku tahu kamu menyukai kevin, tapi aku tetap ingin kamu jadi milikku. Bisakah kamu tidak membagi perasaanmu untuk kevin?” tanya livi dengan nada parau

“apa kak livi ngga bisa melihatnya dengan jelas...siapa yang aku sukai?” tanya balik felisa

“itu sudah jelas, kamu ngga perlu menjabarkannya padaku” kata livi

“ngga ada yang bertanya dan orang yang mengerti tentang hobiku. Kak livi tahu bagaimana aku bisa memulainya? Aku memulainya tanpa fikir panjang. Akupun ngga berencana menjadi pelukis hebat. Akupun ngga berencana menjadi pelukis terkenal. Atau sukses. Aku ngga punya rencana seperti itu. Aku hanya kebetulan saja melihat orang melukis. Dan ngga sadar aku menggila karena melukis itu sangat menyenangkan. Karena itu aku menjadi pelukis. Menurutku setiap hari melukis itu rasanya menyenangkan” kata felisa menatap livi

“orang itu kak kevin...” kata felisa belum melanjutkan di hentikan livi

“hentikan!! Aku mual mendengarnya” kata livi dan felisa memegang lengan livi

“tidak sopan menyela perkataan seseorang...tolong dengarkan sampai akhir” kata felisa dan livi hanya menghela nafas panjang

“benar...yang memberi inspirasi itu kak kevin, aku menemukan sesuatu yang menyenangkanku melalui kak kevin. Tapi...rasa kagum dengan rasa cinta itu berbeda. Semua yang kak livi lakukan, tidak cukup untuk membuatku membencimu. Perasaan senang ada orang yang mendukungku. Menurutku lebih menyenangkan memiliki seseorang yang peduli padaku. Itu terlukiskan padamu, kak livi. Sekarang kak livi mengerti?” tanya felisa dan livi langsung memeluk erat felisa

“tetap seperti ini, aku masih berfikir ini hanya fikiran ku saja yang halu” kata livi

“aku sudah jujur pada kak livi, sekarang berhentilah cemburu pada kak kevin” kata felisa

“aku tetap melarangmu membuatkan bekal makanan untuknya” kata livi

“baik...baik...tukang nagtur” kata felisa

“tukang ngatur? Di sini aku yang sakit, bukankah kamu harusnya berkata baik-baik padaku” kata livi

“aku sudah bercerita panjang dan baik...itu masih kurang juga buat kak livi” kata felisa

“dan juga, jangan memujinya lagi” kata livi

“bagaimana aku tidak memujinya? Kak kevin bisa dianggap sebagai guruku” kata felisa

“mana ada guru yang sedikit perbedaan umurnya dengan muridnya” kata livi

“bukankah siapa saja dapat menjadi guru kalau dapat memberi manfaat, petunjuk, pengetahuan, kedewasaan...apa lagi yah” kata felisa

“kenapa kamu lebih pintar debat dariku?” kata livi dan felisa tertawa berbarengan dengan livi.

@#$%^&*

Dua hari kemudian livi keluar dari rumah sakit. “minggu depan ada ujian semester ganjil, ingat pelajaranmu dengan baik” kata livi pada felisa

“tentu saja, kemarin aku mendapat nilai 7 di ulangan harian matematika” kata felisa

“tujuh? Itu nilai terburuk yang pernah ku dapat” kata livi

“tapi rekor baru buatku” kata felisa

“kalau begitu tingkatkan lagi, kamu harus mendapat ranking bagus untuk dipamerin ke ayahmu” kata livi

“bukankah kak livi menyukaiku apa adanya? Jadi biarkan aku bertemu ayah walau nilaiku jelek...yah?” kata felisa merajuk

“katamu sangat menghormati guru? Kalau kevin menjadi guru lukismu, aku akan jadi guru mapelmu” kata livi

“padahal yang mengajariku tasya” kata felisa dengan nada lirih

“apa kamu bilang?” tanya livi dan felisa hanya membalas senyum

“mataku sakit, mereka sedang pamer mesra” kata salah satu siswa bernama anggi memandangi livi dan felisa yang sedang bercanda di bangku taman

“beneran ngga ada harapan yah? Padahal ku kira dia ngga suka beneran. Waktu lempar hadiah itu” kata siswa lain bernama ratih

“itu permainan aja...tarik ulur biar lebih menarik” kata anggi

“berhenti bergosip. Kalau ada yang denger dan mengadu pada livi kalian bisa kena masalah” kata tasya berdiri di samping siswa yang menggosipi livi dan felisa

“kau juga ngga cemburu? Bukankah kamu udah ngejar livi sejak lama?” tanya anggi

“aku ngga mengejar cowok yang ngga tertarik padaku” kata tasya

“pemikiranmu dewasa, akupun kalau jadi cowo akan lebih memilihmu, karena selain cantik, kamu juga pintar” kata ratih

“benar bukan? Semua cowok akan suka aku?” tanya tasya

“tentu saja” kata ratih

Kecuali kak livi...bisik tasya

@#$%^&*

“jadi ini kenapa kak livi menyuruhku agar bisa dansa” kata felisa pada dirinya sendiri, ia baru mengetahui ada pesta dansa dan dilakukan setiap tahunnya. setiap tahun di akhir ujian semester ganjil sekolah selalu mengadakan pesta dansa sekaligus pesta perpisahan untuk siswa kelas XII sebelum menghadapi ujian nasional di semester genap nanti. Karena sekolah di isi para siswa kalangan atas, mereka memiliki kesibukan sendiri, kalau mengadakan pesta perpisahan setelah ujian nasional, maka dipastikan tidak ada siswa kelas XII yang datang.

Suasana semakin ramai dengan acara puncak yang ditunggu, yaitu lomba dansa. Yang bertahan lama dan terkompak akan menjadi raja dan ratu semalam di sekolah. Terlihat ada dua pasangan yang menjadi sorotan lampun dari panitia.

“mereka sangat bagus memainkan dansanya, sesuai musik” kata salah satus siswa

“bukankah dia tasya? Siapa laki-lakinya?” tanya siswa lain

“jangan bilang laki-lakinya kak kevin? Apa-apaan? Dia nyebar gosip duluan, sekarang jatuh ke perangkap sendiri?”

“hey lihat IG sekolah, tasya ternyata anak selingkuhan juga”

“sudah ku duga sejak awal, saat dia merahasiakan siapa keluarganya”

“mereka akan cocok menjadi raja dan ratu sampah”

“kamu cantik sekali. Tapi aku ngga lihat kak livi” kata feby pada felisa

“aku juga belum melihatnya sejak siang. Dia hanya mengirimku pesan untuk datang ke pesta dan menunggunya” kata felisa, tiba-tiba ada yang memegang bahunya dari belakang.

“kak livi? Aku kira terjadi apa-apa, seharian menghilang dan hanya kasih pesan untuk datang ke pesta” kata felisa

“kyaak...baru diomongin tiba-tiba nongol. Aku ngga mau jadi obat nyamuk” kata feby langsung pergi

“maaf membuatmu khawatir...tapi kenapa baju yang aku belikan malah dipakai orang lain?” tanya livi dan felisa langsung nyengir kuda

“kamu langsung tahu kalau yang pakai baju itu bukan aku?” tanya felisa

“mana mungkin aku bisa salah orang dengan orang yang ku cintai” kata livi lalu menawarkan tangannya pada felisa untuk mengajaknya dansa

“selain itu, gerakan dansamu belum selihai tasya” kata livi

“kali ini kamu yang membuatku kesal” kata felisa

“tetap saja kamu masih lebih cantik” kata livi

“hentikan gombalannya...aku malah merasa kamu sedang berkata sebaliknya” kata felisa

“hati manusia tidak bisa seperti jawaban matematika yang hanya memiliki satu jawaban yang tepat. Karena aku menyukaimu, jadi aku tidak bisa menyukai orang lain sebanyak aku menyukaimu. Aku memikirkanmu. Aku ingin bertemu denganmu. Dan ingin ada di sampingmu. Ngga bisa tidur. Dan aku penasaran,apakah kamu merasakan hal yang sama juga?” tanya livi di tengah pesta mengajak felisa ke belakang taman sekolah yang sudah dihias dengan lampu kerlap-kerlip membentuk love.

Mungkinkah...bisik felisa

“tentu saja aku menyukai kak livi juga, tapi ada hal yang harus kak livi tau. Aku ngga mau ge-er sendiri. Aku ngga mau senang sendiri. Sebelum terlambat...kak livi harus tahu, bahwa ciuman pertama kak livi bukan padaku tapi pada tasya. Itulah kebenarannya” kata felisa

“tasya sudah cerita semuanya, tapi intinya ciuman pertamaku bukan dengan tasya. Kamu ingat pernah tenggelam diperairan sawah? Aku yang menyelamatkanmu dan memberi nafas buatan untukmu” kata livi dan felisa terkejut mendengarnya

“tapi saat aku bangun, kak kevin yang aku lihat. Tunggu...apa nafas buatan bisa disebut sebagai ciuman? Itu sedikit aneh” kata felisa

“itu yang mau ku tanyakan padamu. Kebanyakan orang tidak ingin orang yang mereka suka berkumpul bersama orang-orang yang berlawanan jenis. Tapi kamu tidak menunjukkan ekpresi cemburu padahal tahu tasya pernah menciumku” kata livi

“ayolah...aku harus cemburu dengan gadis berumur tujuh tahun. Selain itu kak livi mengakui kalau yang menyelamatkanku dulu itu kak livi. Sekarang lanjutkan lamarannya” kata felisa tersenyum sedangkan livi cemberut

“kamu tahu aku mau melamar? Bukankah setidaknya kamu pura-pura ngga tahu dan membiarkan aku yang memulainya. Beneran ngga tau apa arti romantis” kata livi

“iya...iya...aku mau...aku mau...aku mau...” kata felisa berlari

“mau apa?” teriak livi

“menikah dan kita hidup bersama. Memiliki rambut putih bersama. Dan menua bersama” teriak felisa dan livi berlari mengejar

“bukankah dia terlalu percaya diri” kata livi sembari tersenyum.

@#$%^&*

Sehari sebelum selesai ulangan semester ganjil. “kak livi...aku kira kamu akan mengabaikanku lagi” kata tasya mengajak livi ke caffe dekat sekolah

“kesempatanmu sudah berakhir sejak lama. Sembarangan menyentuh milik orang itu tidak dibenarkan” kata livi

“aku udah sering mendengar kalimat kasar kak livi, tapi belum pernah sekalipun kak livi membongkar aibku. Karena hal itu aku masih percaya diri kak livi suatu saat akan menerimaku. Rupanya aku salah. Kak livi hanya merasa kasihan padaku. Aku hanya mau bilang kebenarannya, kalau aku pernah mencium kak livi...” kata tasya belum melanjutkan dipotong livi

“aku tahu...dan hal itu juga yang membuatku ngga bisa mentolerirnya, hanya karena kamu memakai topeng dan baju yang sama buka berarti kamu dapat menyamainya, mendekatinyapun sama sekali tidak. Cukup sampai sini. Aku mendatangimu hanya untuk mengatakan itu dan jangan membuat felisa bingung” kata livi lalu pergi

Brengsek! Rutuk tasya mengingat pertemuannya dengan livi.

“mari kita batalkan pertunangan” kata kevin pada tasya

“tentu...itu niat awalku. Tapi aku juga ingin mendapat penghargaan raja dan ratu di sekolah. Anggap saja hadiah perpisahan” kata tasya, dan keinginan tasya terwujud. Ia mendapat mahkota ratu berpasangan dengan kevin.

“mereka nampak tidak senang. Kamu membuat gosip untuk dirimu sendiri?” kata kevin

“aku lelah berpura-pura terus, aku juga ingin menemukan seseorang yang tulus padaku” kata tasya

“tentu saja, kamu lebih baik dariku” kata kevin

Terpopuler

Comments

Capita Comel

Capita Comel

tadinya ga faham jalan ceritanya.. aga bingung jg bacanya..

2020-05-29

1

tria wardani

tria wardani

kata"nya susah di pahami thor, buat yg enak di pahami aja

2020-05-01

2

c'Mamih Ajjh

c'Mamih Ajjh

law di Subang ada school kaya gitu,g mau masuk school kaya gitu secara aku g pinter udah pasti abis di bully.yg ada aku ambyaaarr

2020-04-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!