~•~•~•~
Seorang gadis kecil berseragam sekolah tengah berdiri di Trotoar seperti menunggu seseorang. Tak berapa lama sebuah mobil
Bugatti La Voiture Noire berwarna hitam berhenti tepat di depannya.
Elza turun dari mobil mewahnya dan berjalan menghampiri gadis itu.
"Apa kau sudah menunggu lama sayang?"tanya Elza memeluknya erat.
"Ibu, kenapa kau lama sekali menjemputku?"gadis kecil itu menampakkan wajah marahnya
namun terlihat imut dimata Elza.
"Baiklah, maafkan ibumu ini sayang.
Ibu berjanji tidak akan terlambat lagi ya." Elza mengacungkan jari kelingking sebagai tanda janji.
"Baiklah ibu aku maafkan tapi ibu harus membelikanku Es cream ya." Elza mengangguk lalu mencium pipi
gadis kecil itu.
Elza membukkan pintu untuk gadis kecil itu kemudian ikut masuk dan menjalankan mobil meninggalkan gedung sekolah.
•Taman bermain
Elza menyunggingkan senyum manisnya menatap bahagia seorang gadis kecil yang sedang bermain ayunan bersama teman lainnya.
"Ibu..."gadis itu menghampiri Elza dan memeluknya.
"Yuna, jangan berlari kau akan jatuh nanti."ucap Elza menatap gadis kecil yang tak lain adalah putrinya.
Naen tersenyum senang menatap sang ibu lalu mencium kedua pipi sang ibu, membuat Elza sedikit terkejut.
"Apa ini kenapa kau mencium ibu?"tanya Elza heran.
"Ibu, aku merindukan ibu."ucap Yuna sendu.
"Hai nak, ada apa sayang?"tanya Elza menatap Yuna.
Gadis itu menundukkan wajahnya seketika air mata mengalir di pipi putihnya membuat Elza kebingungan.
"Yuna ada apa?"tanya Elza menangkup kedua pipi Yuna agar menatapnya.
"I-ibu a-apa aku memiliki ayah?"tanya Yuna tersedu-sedu.
"Yuna, kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Disekolah tadi teman-temanku dijemput ayah mereka bu, tapi aku tidak pernah dijemput ayah."
"Yuna, ibu adalah ayahmu juga kan bukankah kau tau itu."
"Ayah dan ibu berbeda mereka memiliki perannya sendiri bu. Aku ingin ayah."
Elza memeluk tubuh mungil Yuna menenangkannya, entah kenapa hatinya sangat sakit jika mengingat kejadian di malam itu.
'Aku tau cepat atau lambat Yuna pasti menanyakan tentang ini.'batin Elza miris.
"I-ibu Maafkan Yuna."bisik Yuna didalam dekapannya.
"Kau tak salah nak, ini semua salah ibu."ucap Elza mengelus kepala Yuna.
Elza menggendong Yuna menuju mobil ternyata setelah puas menangis didekapan Elza ia tertidur pulas, sebenarnya batin Elza juga merasa bersalah karena berbohong pada Yuna, jangankan menemuinya bahkan Elza sendiri tidak mengenali
siapa ayah Yuna.
"Maafkan ibu sayang."ucap Elza mengelus lembut wajah cantik Yuna yang sedang pulas tertidur.
Mobil mewah itu berlalu meninggalkan taman bermain, melesat menuju ke rumah milik Elza.
•Rumah Elza
Jehan menghampiri Elza yang sedang sibuk menggendong Yuna.
"Nona biar saya saja yang membawa nona kecil ke kamarnya."pinta Jehan.
"Tidak apa, kau parkiran saja mobilku, kuncinya ada didalam."titah Elza.
"Baik nona."
Elza menaiki tangga melewati lorong menuju kamar sang putri yang berada tepat di depan kamarnya.
•Kamar Yuna
Dengan hati-hati Elza meletakkan tubuh Yuna yang masih tertidur pulas diatas kasurnya kemudian diselimuti.
"Selamat beristirahat sayang."ucap Elza lalu mencium kening Yuna.
Setelah mematikan lampu Elza bergegas keluar dari kamar Yuna dan masuk ke dalam kamarnya sendiri, Ia merasa lelah karena seharian beraktivitas diluar.
•Kamar Elza
Setelah mandi dan berganti baju Elza merebahkan tubuhnya diatas kasur, ia menatap langit-langit kamar pikirannya masih terpaku pada perkataan sang putri.
"Apakah aku bisa menemuikan pemuda yang tidur bersamaku 5 tahun lalu."gumamnya bingung.
"Kejadian itu membuatku sangat tidak tertekan, apa aku siap menghadapi pemuda itu?"ucapnya dilema.
"Cepat atau lambat Yuna pasti akan meminta bertemu dengan ayahnya juga kan."
"Ayah, ibu, apa yang harus aku lakukan?"tanyanya sendu menatap sebuah foto yang terpajang diatas nakas.
Elza bangkit dan duduk lalu mengambil ponselnya diatas nakas, ia menekan sebuah nomer lalu mengubunginya.
Tepat setelah nada Bib pertama
panggilan diterima.
"Aku butuh bantuanmu key."
"Katakan apa yang harus saya lakukan nona?"sahut suara seorang gadis dibalik telepon itu.
"Telusuri semua tentang kejadian 5 tahun yang lalu, aku ingin tau siapa pria itu dan temukan pelaku yang telah menjebakku bersamanya."
"Baik nona."panggilan diakhiri.
"Hufhh..." Elza menghela nafas berat lalu kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur, dan mulai memejamkan matanya.
Malam yang panjang dihiasi hujan deras yang turun membasahi bumi membuat suasana malam terasa lebih dingin dari biasanya.
Mentari pagi bersinar terang menembus horden seorang gadis kecil yang tengah tertidur pulas, cahaya mentari yang mengenainya tidak bisa mengganggu tidur lelapnya.
"Yuna, selamat pagi."panggil suara lembut menyapanya.
"Gadis manis bangunlah."tangan lembut milik sang ibu membelai rambutnya.
"I-ibu selamat pagi."sapanya dengan suara khas baru bangun tidur.
"Ayo bangun nak, hari ini kau harus sekolahkan."
"Ibu hari ini aku tidak ingin berangkat ke sekolah hari ini.."ucapnya memohon.
"Hei, bukankah gadis ibu anak yang rajin?"tanya Elza menatap Yuna.
"Sebenarnya hari ini aku berjanji pada teman-teman akan diantar ayah bu."ucap Yuna lirih sembari menunduk.
"Yuna bukankah sudah ibu katakan jangan pernah berjanji sesuatu yang tidak bisa kau tepati nanti orang tidak akan mempercayaimu lagi."tegur Elza.
"Ma-maaf bu, tapi mereka menghina ibu Yuna tidak tahan bu."
"Memangnya apa yang mereka katakan nak?"
"Mereka mengatakan bahwa ibu hamil diluar nikah dan aku adalah anak h*r*m bu."jawab Yuna terisak.
"Tidak putri ibu bukan anak h*r*m." Elza memeluk tubuh sang putri.
"Baiklah ibu akan menungguimu disekolah agar mereka tidak bisa menghinamu dan ibu lagi ya." Yuna mengangguk lalu bangkit ke kamar mandi.
Sekitar 20 menit Elza dan Yuna sudah siap untuk berangkat namun mereka memutuskan untuk sarapan pagi lebih dahulu bersama Jehan dan keysha. Elza menggandeng tangan Yuna menuruni tangga saat melihat sosok gadis berambut pirang yang tengah duduk di meja makan Yuna berlari menghampiri gadis itu.
"Aunty key..."panggil Yuna memeluk pinggang Keysha dari samping.
"Hai gadis manis, apa kabarmu?"
"Baik sangat baik, bagaimana kabar Aunty kenapa Aunty baru datang aku sudah sangat merindukan Aunty."kesal Yuna.
"Hahaha, kau sangat cerewet Yuna. Aunty baik-baik saja, Aunty sedang banyak pekerjaan jadi tidak bisa menemuimu, maafkan Aunty ya Aunty juga sangat merindukanmu."
"Sudah-sudah ayo kita sarapan."ajak Elza.
"Kak, hal yang kau minta aku belum bisa memberikannya aku butuh waktu lebih lama."pinta Keysha.
"Baiklah, jika kau butuh bantuan katakan saja pada Jehan." Elza menunjuk Jehan yang duduk disisi Keysha dengan dagunya.
"Apa pria irit bicara sepertinya bisa diajak kerjasama?"tanya Keysha sinis menatap Jehan.
"Biarpun seperti itu dia bisa diandalkan tak sepertimu."balas Elza.
"Ohh jadi sekarang kakak meragukanku? Baiklah suruh dia saja kak bukankah dia bisa diandalkan."kesal Keysha.
"Aunty dan Uncle harus bekerjasama maka akan menjadi pasangan yang serasi."sela Yuna polos.
"Bahkan anak kecilpun tau kalian serasi."ejek Elza.
"Nona saya akan menyiapkan mobil."pamit Jehan.
"Lihatlah bahkan saat salah tingkah dia terlihat tetap Cool." seru Keysha sinis.
"Key, belajarlah untuk mengenal pria agar orang tak mengira kau seorang Homo."ejek Elza lalu melenggang pergi bersama Yuna yang sudah menghabiskan makanannya.
"Apa-apaan ini bahkan kakakku sendiri lebih mengandalkannya daripada aku."ujar Keysha tak habis pikir.
•Sekolah Yuna
Setiba dikelas Yuna memasuki ruang kelas bersama Jia sahabatnya. Elza mengawasi Yuna dari depan kelas seperti ibu-ibu murid lain, semua mata menatap Elza dengan tatapan berbeda ada yang menatapnya kagum, sinis, dan lain lagi.
"Anda nona Elza pemilik Bluesea Company bukan?"tanya seorang wanita muda menghampiri Elza.
"Benar, apa anda mengenal saya?"tanya Elza sopan.
"Tidak, hanya saja aku merasa penasaran. Apa Yuna keponakanmu?"
"Dia putriku."jawab Elza apa adanya.
"Hah putrimu? Bukankah rumornya kau belum menikah?"
"Sepertinya aku tidak perlu mengungkap kehidupan pribadiku pada anda, kita sedekat itu."sahut Elza jengkel namun masih sopan.
"Huhh, apa kau merasa lebih tinggi dari orang lain. Wanita kotor sepertimu bahkan lebih rendah dari pada seekor *nj*ng."makinya menatap Elza nyalang.
"Maaf nyonya aku berusaha untuk bersikap baik pada anda tapi sepertinya anda lebih suka kekerasan."jawab Elza menatap tajam wanita didepannya.
"Beraninya kau..."wanita itu mengangkat tangannya menampar Elza.
Plakk....
To be Countinued....
Terima kasih untuk kalian yang sudah bersedia membaca cerita ini 🙏😊
Tinggalkan jejak Kalian di kolom koment dan likenya ya, Thank you Happy Readers😘
(Salam sayang DearPE💕)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
🦋Karlin🍂🦋
Ceritanya menarik🤩
2022-08-20
0
elaretaa
Semangat thor ditunggu kelanjutannya 🥰
2022-03-15
2