~•~•~•~
1 detik....
2 detik....
3 detik....
Elza tak merasakan apapun dipipinya, ia penasaran lalu membuka matanya dan terkejut menatap seorang pria tampan berkacamata tengah mencengkeram pergelangan tangan Nyonya Muda Han.
"Maafkan aku terlambat."ucap Fang Lirang menatap Elza.
"K-kau bukankah kau tuan muda keluarga Fang."ucap Nyonya muda Han gemetar.
Fang Lirang menghempaskan tangan Nyonya muda Han lalu menatapnya tajam.
"Jika kau berani menyakiti Istri dan putriku, akan aku pastikan perusahaan dan keluarga Han HANCUR!"ucapnya penuh penekanan diakhir kalimat lalu merangkul pundak Elza dan melangkah pergi bersama Elza dan Yuna.
Didepan gedung sekolah Fang Lirang melepaskan rangkulannya membuat Elza sedikit kecewa.
"Terima kasih sudah membantuku."ucap Elza lirih.
"Aku melakukan ini demi Yuna."jawabnya dingin.
Elza mensejajarkan tubuhnya menatap Yuna yang sedang menunduk takut.
"Yuna ucapkan terima kasih pada ayahmu."pinta Elza tersenyum hangat.
"Terima kasih ayah."ucap Yuna menatap Lirang.
"Sama-sama sayang." Fang Lirang tersenyum hangat lalu membawa tubuh Yuna kedalam gendongannya.
"Ayo kita pulang."ajak Elza.
"Ibu bolehkah malam ini ayah menginap dirumah?"pinta Yuna menatap memohon pada Elza.
"Tanyakan pada ayahmu apa dia mau?"
"Ayah maukan?" Fang Lirang mengangguk.
"Baiklah malam ini ayah akan menginap dirumah kalian."
•Rumah Elza
"Ibu masakan ibu sangat Enak."puji Yuna sembari menyuap makanannya.
"Terima kasih sayang."
"Ayah apa ayah menyukai masakan ibu?"
"Ya, ini lumayan."
"Ayah belum mencoba kue buatan ibu itu rasanya sangat Enak. Lain kali aku akan meminta ibu untuk membuatnya."
"Baiklah nanti ayah akan mencobanya."
Makan malam itu berlalu dengan penuh kehangatan, mereka bertiga terlihat seperti keluarga yang bahagia dan harmonis.
Malam semakin larut rembulan juga semakin tinggi menempati tahtanya tapi Elza masih sibuk dengan laptopnya dikamar Yuna, setelah menemani Yuna tidur Elza melanjutkan pekerjaannya
dimeja belajar Yuna yang ada dilantai.
"Apa dia sudah tidur?"tanya Fang Lirang melangkah memasuki kamar Yuna.
"Ya, dia sudah tertidur lelap."
"Syukurlah, sepertinya tidak sulit menidurkannya."
Fang Lirang duduk di sisi Elza menatap Yuna yang sudah tertidur pulas.
"Sedari kecil Yuna tak pernah menyulitkanku ataupun Keysha."
"Keysha?"
"Ya, dia adik kandungku yang tinggal di Amerika."
"Jadi kau tinggal bersamanya selama hamil?" Elza mengangguk.
"Kenapa kau tidak mendatangi runahku dan meminta pertanggungjawaban setelah tau kau hamil?"
"Jika aku tau laki-laki yang tidur bersamaku malam itu adalah dirimu aku pasti akan melakukannya."
"Bukankah sekarang kau sudah tau Yuna putriku kenapa kau tidak meminta pertanggungjawaban?"
Elza menutup laptopnya lalu beranjak bangun dan berjalan keluar kamar Yuna. Fang Lirang mengikuti Elza saat Elza hendak membuka pintu kamarnya lengannya ditahan oleh Lirang.
"Jawab pertanyaanku?"
"Aku tidak ingin menyakiti hati seseorang untuk kebahagiaanku."
"Apa maksudmu?"
"Apa kau fikir aku bodoh? Aku tau Xiao mei mencintaimu dan kau juga mencintainya. Aku tidak ingin kau menerimaku karena kasihan pada Yuna Lirang, aku tak akan pernah melarangmu untuk bertemu dengannya tapi untuk hidup bersama
aku rasa itu mustahil."
"Aku akan belajar untuk mencintaimu za percayalah."pinta Lirang.
"Cinta itu bukan dipelajari Lirang tapi cinta dirasakan melalui hati." Elza menghempaskan tangan Fang
Lirang dari lengannya.
"Aku tau kau menyukaiku saat SMA bukan itulah sebabnya kau menjauhiku saat aku berpacaran dengan sahabatmu Xiao Mei, kau tidak ingin mengganggu hubungan kami bukan, dan itu juga sebabnya kenapa kau membelaku saat Yulian Han dan Xiao Mei berselingkuh ini benar bukan?"
"CUKUP LIRANG!"bentak Elza kesal.
"Kenapa? Apa kau ingin selalu menutupi kebenaran za kenapa!?"sentak Lirang.
"Karena Aku Mencintaimu! Aku terluka karena aku Mencintaimu Lirang!"
Kini luruh sudah pertahanan Elza ia sudah berusaha untuk bersikap tegar didepan pria yang selama 8 tahun ada dihatinya, sejak dulu bahkan Elza berusaha menjadi gadis yang periang untuknya dan tak pernah memperlihatkan sisi rapuhnya.
"Apa kau sudah puas membuat luka lamaku terbuka kembali?"tanya Elza lirih.
"Apa kau tau seberapa kerasnya aku berusaha untuk menutupi luka ini,
selama 2 tahun aku tinggal di Amerika
aku selalu tersiksa lirang aku tersiksa!"
"Kau tidak pernah merasakan dinginnya jeruji besi, kerasnya lantai penjara, dan bagaimana rasanya berusaha kuat mempertahankan tubuhku dari para pria h*d*ng b*l*ng disana saat aku dijual oleh temanku sendiri."
"Shina..."panggil lirih Fang Lirang menangkup kedua pipi Elza.
"Li Shina sudah MATI!"sentak Elza.
"Yang ada di hadapanmu adalah wanita asing bernama Elza. Aku bukan Li Shina."
"Elza atau Li Shina kau tetap gadis imut berkacamata yang selalu menampilkan wajah berseri dihadapanku."
"Kau gadis yang selalu menghiburku dengan tingkah konyolmu bukan."
"Huhuhuhu...Ke-kenapa kau harus muncul disaat aku sudah mencoba untuk mencintai hidupku sendiri."
Fang Lirang memeluk tubuh Ringkeh milik Elza ia dapat merasakan sesuatu yang terasa sakit dihatinya.
"Maafkan aku membuatmu harus menanggung penderitaan seperti itu."
"Tolong terima Yuna sepenuh hatimu Lirang, putri kita tak salah."ucap Elza lirih.
"Kita akan menjaga putri kita bersama." Fang Lirang mencium kening Elza.
"Aku ingin kita bisa bersama merawatnya dan menjaganya. Jadi, ayo menikah."
"Apa kau benar-benar ingin bersamaku?"
"Kenapa tidak?"
"Jika kau mencintaiku kenapa aku tidak bisa mencintaimu?" Fang Lirang memandang Elza sendu.
"Maaf ak..." jari telunjuk Elza tepat berada di bibir milik Fang Lirang.
"Apa kau tidak lelah mengatakan maaf terus."
"Jadi kau memaafkan aku?"
"Aku tidak pernah berhenti mencintaimu Lirang."
"Ini sudah malam tidurlah."pinta Elza.
"Aku ingin tidur bersamamu."
"Apa yang kau katakan Lirang."kesal Elza malu.
"Kenapa? Bukankah kita pernah saling terbuka."goda Fang Lirang membuat Elza bersemu.
"Aku mohon hanya sekedar tidur saja."
"Baiklah, tapi ingat sekedar tidur saja."
"Baiklah."
Elza pasrah akhirnya Fang Lirang tidur bersama Elza dikamar milik Elza, pria tampan itu tertidur pulas sembari memeluk tubuh Elza dari belakang. Malam yang dingin menjadi hangat karena pelukan mereka berdua.
~•~•~•~
Kini pernikahan Elza dan Fang Lirang sudah berjalan dua bulan. Sejak satu minggu sesudah pernikahan Fang Lirang mengajak Elza dan Yuna tinggal bersama dirumah miliknya.
•Rumah Fang Lirang
"Selamat pagi sayang."sapa Lirang memeluk tubuh sang istri dari belakang.
"Kau sudah bangun? Apa Yuna juga sudah bangun?"tanya Elza pada sang suami.
"Ini hari libur kan, biarkan dia bangun kesiangan."
"Kau selalu saja memanjakan putrimu." Elza mencubit pipi Lirang dari samping.
"Hari ini aku ingin mengajakmu dan Yuna berbelanja di Mall apa kau mau?"
"Tentu saja aku mau."
"Wahh ternyata istriku juga menyukai uang ya." Fang Lirang membalikkan tubuh sang istri.
"Jika bukan aku dan Yuna siapa yang akan menghabiskan uangmu."sahut Elza.
Fang Lirang menatap bibir merah muda milik sang Istri lalu mengecupnya sekilas.
"Aku akan membangunkan Yuna kau bersiap-siaplah."titah Fang Lirang.
"Baiklah."
Fang Lirang melangkah menaiki tangga meninggalkan Elza untuk membangunkan putrinya, sementara Elza melangkah memasuki kamar miliknya yang ada di lantai satu.
Sekitar 20 menit Elza dan Yuna sudah siap mereka berdua nampak mengenakan pakaian yang sama.
Sementara Fang Lirang mengenakan baju putih dipadukan dengan celana Jeans berwarna hitam.
"Ayo kita pergi."ajak Lirang saat mereka sudah memasuki mobil.
Mobil mewah bermerek Hummer H3 berwarna hitam itu melaju memecah jalanan yang nampak ramai lancar.
"Ayah bolehkah aku membeli perlengkapan melukis?"tanya Yuna dari jok tengah.
"Tentu sayang, apapun yang kau inginkan akan ayah belikan."
"Yey,, terima kasih ayah, ayah yang terbaik."
Elza menatap bahagia Yuna dari kaca depan mobil, sang putri kini nampak begitu bahagia dan nampak segar. Wajahnya terlihat berseri tidak seperti dulu yang nampak pucat dan sendu.
'Terima kasih tuhan engkau telah memberikan kesempatan untuk menikmati kebahagiaan ini.'batin Elza.
"Hai sayang kenapa kau menangis?"tanya Lirang menatap sekilas sang istri yang terlihat berkaca-kaca.
"Ahh tidak, aku merasa sangat bahagia melihat Yuna bisa tersenyum senang seperti itu."jelas Elza.
"Aku yakin putri kita pasti akan baik-baik saja dan tetap bahagia."
"Aku berdoa semoga itu benar."
•Mall kota
Fang Lirang sedang duduk menunggu disofa salah satu butik terkenal dipusat perbelanjaan itu, sementara Elza dan Yuna tengah sibuk memilih beberapa pakaian.
"Ibu aku mau yang ini?"ujar Yuna menunjukkan sepasang baju bermodel kemeja dan rok hitam.
"Emm ibu juga suka, ayo kita ambil."
"Ibu bolehkah aku ambil baju ini juga?" Yuna menunjukkan baju Couple berwarna merah.
"Itu ukuran kecil sayang tidak akan cukup ibu pakai."
"Siapa bilang aku akan memakainya bersama ibu, ini akan ku pakai bersama Jia ibu."
"Ohh, begitu baiklah."
Fang Lirang menggelengkan kepalanya melihat perdebatan panjang antara ibu dan anak itu, Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya.
To be Countinued....
Terima kasih untuk kalian yang sudah bersedia membaca cerita ini 🙏😊
Tinggalkan jejak Kalian di kolom koment dan likenya ya, Thank you Happy Readers😘
(Salam sayang DearPE💕)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
🦋Karlin🍂🦋
Author aku merinding membacanya,😣semangat untuk upload nya ya,ceritanya sangat menarik🤩🤩
2022-08-21
0
Lee
Sudahq tap love kak..
mampir jg ke karyaq y
mksih
2022-03-09
1