Devan memberhentikan mobilnya tepat di depan kantor. Ia melihat Joko-sang asisten tengah menunggu kedatangannya sedari tadi.
"Pak Devan, Nyonya besar ...."
Devan langsung mengangkat tangannya. Ia lelah jika harus mendengar ucapan sang asisten yang tengah panik seperti ini. Pria itu menjadi gagap dan bahkan dapat menyelesaikan ucapannya mungkin beberapa jam ke depan.
"Tak perlu menjelaskannya padaku karena kau membuatku tambah pusing! Dimana ibuku?" tanya Devan.
"Ny-Nyonya saat ini berada di ruangan anda," ujar Joko.
Tak membutuhkan waktu lama, Devan meninggalkan asistennya itu. Ia berjalan tegap memasuki area kantor. Beberapa staf yang berpapasan dengannya langsung menunduk hormat. Staf wanita yang melihat atasannya itu menatap penuh kekaguman.
"Lihatlah! Pak Devan sangat berkharisma sekali," ujar salah satu staf
"Dia adalah pria dengan porsi yang paling sempurna. Wajahnya, tubuhnya, serta jabatannya, sungguh aku selalu membayangkan jika suatu hari nanti dia jadi milikku," ucap staf satunya lagi.
"Hey, berhenti bermimpi! dia akan menikah sebentar lagi."
Berbagai pujian pun mereka lontarkan untuk atasannya yang sangat sempurna dan berkharisma ini. Namun, itu hanya bertahan sebentar saja. Saat pria tersebut membuka pintu yang menuju ke ruangannya, tiba-tiba ia melihat asbak rokok yang tengah melayang di udara dan benda itu akan mendarat ke arahnya.
Dengan pergerakan yang cepat, Devan segera menutup kembali pintu tersebut.
BRAKKK...
Dan benar saja, benda keras yang hampir memecahkan kepalanya itu langsung mendarat sempurna di pintu.
"Hampir saja," ucap pria itu sembari mengusap dadanya.
Setelah dirasa aman, ia kembali membuka pintu tersebut. Dilihatnya Rina- ibunya tengah melayangkan tatapan mematikan pada anak sulungnya.
"Ma, tolong sabar," ujar Devan menghampiri Rina.
"Sabar, kau bilang sabar? Apakah kau tahu, kabar pernikahanmu sudah tersebar dan waktunya pun tinggal beberapa hari lagi, kau bilang sabar?" Rina sangat merasa geram melihat tingkah putra sulungnya.
"Jelaskan saja pada media bahwa aku membatalkannya," timpal Devan enteng.
" Hahaha ...." Rina tertawa keras, ia benar-benar merasa stres dibuat oleh anaknya sendiri.
"Kau tahu? Satu kabar buruk yang tersorot media, bukan nama baik keluarga saja yang hancur, perusahaan juga akan ikut tumbang," jelas Rina penuh penekanan.
Devan mengusap tengkuknya. Ia bingung harus berkata apa, karena tak mungkin baginya untuk mengatakan kejadian yang sebenarnya. Nadia, gadis itu tetaplah gadis yang dicintainya. Namun, ia tak bisa menerima kejadian yang baru saja dilihatnya tadi, sekali pun cinta tetap saja harus menggunakan logika.
Nadia secara tak langsung sudah menjatuhkan harga diri Devan, pria yang tak lain adalah calon suaminya sendiri. Perbuatan kejinya tak mampu Devan terima. Kesalahan gadis itu amatlah fatal.
"Kenapa kau hanya diam saja?!" bentak Rina.
Seketika Devan pun tersadar dari lamunannya. Ia masih menyunggingkan senyuman meskipun hatinya terasa perih.
"Aku tidak tahu apa alasanmu membatalkan pernikahan ini, tetapi mama tidak mau tahu. Pernikahanmu tetaplah akan digelar sesuai tanggal yang sudah di atur, terserah kau menikahi siapa pun asalkan pernikahan itu tetap berjalan! Jangan mencoreng nama baik keluarga, apalagi perusahaan!" tegas Rina yang kemudian beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Devan.
Saat membuka pintu, Rina melihat Joko yang baru saja hendak mengetuk pintu, tetapi pria itu mengurungkan niatnya karena Rina yang sudah membukanya terlebih dahulu.
"Kau ... Apakah kau tidak takut jika kehilangan pekerjaanmu?" tanya Rina.
"Sa-saya tidak ingin kehilangan pekerjaan saya, Nyonya." tubuh Joko seketika bergetar saat mendengar kalimat yang baru saja dilontarkan oleh Rina.
"Jika kau takut kehilangan pekerjaanmu, carikan atasanmu wanita sesegera mungkin!" titah Rina.
"Kau dengar, Devan. Jika kau mengambil tindakan yang kurang baik, maka asistenmu juga akan kena imbasnya," ujar Rina sembari mendengkus kesal. Wanita paruh baya itu pun langsung keluar dari ruangan tersebut.
Sepeninggal Rina, Joko segera menghampiri Devan dengan berkas yang ada di tangannya.
"P-Pak Devan, bagaimana ini? Saya tidak ingin kehilangan pekerjaan ini," ucap Joko yang diselimuti rasa takut.
Devan menatap sang asisten sembari mendecak. "Sebaiknya kau tidak usah banyak bicara, atau aku akan mempercepat proses pemecatanmu!" ujar Devan.
Mata Joko membulat sempurna. "To-tolong jangan lakukan itu Pak Devan," ujar Joko dengan memelas.
"Berkas apa itu?" tanya Devan.
"Ah iya, ini dokumen tentang peluncuran produk terbaru," ujar Joko sembari menyerahkan dokumen yang ada di tangannya.
Devan meraih dokumen tersebut dan membaca lembaran dokumen yang ada di tangannya. Sementara Joko masih ketakutan karena ancaman dari Rina tadi.
"P-Pak Devan, bagaimana jika Bapak menuruti ucapan Nyonya Besar tadi?" gumam Joko.
"Ck ...." Devan mendelik ke arah Joko dan kemudian membubuhkan tanda tangan di dokumen tersebut.
"Saya tidak tertarik dengan wanita manapun," timpal Devan seraya melemparkan dokumen yang ada di tangannya ke atas meja.
Mendengar jawaban dari atasannya itu, sontak saja Joko menutup mulutnya sembari membelalakan matanya tak percaya.
"Pak Devan seorang gay?"
Jedder....
Bak mendengar petir di siang hari saat Joko dengan santainya mengatakan bahwa Devan adalah seorang gay.
"Terserah kau saja mau berkata apa." Devan merasa frustasi. Ia tak ingin berdebat lebih banyak lagi dengan asistennya itu, ditambah dengan masalah yang dihadapinya sudah cukup banyak.
Mendengar penuturan Devan, sontak Joko menyilangkan tangannya di dada. Sikap Joko membuat Devan menaikkan alisnya sebelah.
"Sekalipun aku seorang gay, kau bukanlah seleraku!" ketus Devan.
"Selain wanita, seleraku juga indomie, Pak."
Jawaban dari Joko membuat Devan naik pitam seketika. "Sebaiknya kau melanjutkan pekerjaanmu saja sana! Lama-lama kepalaku pusing menghadapimu," titah Devan.
Joko pun sedikit menundukkan kepalanya dan kemudian berjalan menuju pintu.
"Hei!" panggil Devan.
Joko berbalik menghadap ke arah Devan. "Apakah kau akan pergi begitu saja? Bawa dokumen ini!" seru Devan.
Joko pun sedikit berlari kecil untuk mengambil dokumen yang ada di atas meja. Kemudian pria itu kembali menuju pintu keluar.
Devan menghela napasnya panjang. Pria itu melonggarkan dasinya dan kemudian mengusap wajahnya dengan kasar.
"Apa yang harus aku lakukan," gumamnya frustasi.
....
Di lain tempat, seorang gadis tengah membawa box yang berisi botol susu kedelai. Ia dan ibunya berjualan kecil-kecilan, membuat susu kedelai sesuai dengan pesanan pelanggan mereka.
"Awas Bella, itu sangat berat," ujar Lusi- ibunya Bella.
"Aku masih kuat, Bu" timpal gadis itu seraya memperlihatkan senyum terbaiknya.
Ia mengambil helm yang ada di atas meja dan kemudian memasangkan helm tersebut ke kepalanya.
"Aku berangkat ya, Bu." Bella meraih punggung tangan ibunya.
"Hati-hati di jalan Nak," ucap Lusi sembari mengantarkan putrinya ke depan.
Bella menghidupkan motor maticnya, ia membawa kendaraan roda dua tersebut menuju ke rumah langganan mereka.
Satu persatu rumah yang di tuju oleh Bella. Gadis itu menyerahkan botol susu tersebut sembari tersenyum ramah.
"Terima kasih," ucap Bella saat salah satu pelanggannya menyerahkan uang pada gadis itu.
Bella kembali melajukan motornya untuk melakukan hal yang sama. Tak terasa botol yang ada di dalam box tersebut sudah hampir habis. Ia pun amat bersyukur karena bisnis kecilnya akhir-akhir ini cukup ramai pesanan.
Bella mengantarkan sisa pesanan yang ada di box tersebut. Panas serta hujan pun ia tempuh. Gadis berusia 25 tahun ini rela berhenti dari pekerjaannya hanya untuk membantu usaha ibunya. Ia sadar, ibunya sudah cukup tua, gadis itu tak ingin jika sang ibu akan kembali jatuh sakit karena terlalu kelelahan.
Setelah semua susu kedelai dalam box-nya habis, Bella kembali ke rumahnya dengan memasang senyum riang.
.
.
.
Bersambung....
Ada pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Maka dari itu, agar kita bisa tahu siapa yang baca, jangan lupa untuk klik like, komentar, serta vote (jika ada).
Yang belum favorit yuk di favoritkan supaya mendapatkan notifikasi update terbarunya~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Ani 🤭
mampir ka salm kenal 🙏🙏🙏🥰🥰🥰🥰
2023-02-19
2
Neng
joko ...joko wkwkwk
2023-01-29
1
Rohmah Alawiyah
kan udah tau itu si bos nya udah mau nikah
2023-01-26
1