🕊🕊
Varel prov
Tipe wanita idamanku adalah gadis sederhana, mandiri dan dewasa. Dewasa bukan berarti lebih tua dari aku. Dewasa dalam cara berpikir dan tingkah lakunya.
Aku tipe orang yang susah akrab pada orang baru, kata Edho sahabatku aku pria pelit, dingin,cuek dan aneh. Menurutku biasa aja, aku seperti orang lain pada umumnya.
Naura, dia merupakan kekasihku ketika jaman kuliah dulu. Aku mengenalnya ketika aku sudah tingkat akhir dan dia mahasiswa baru. Dia gadis dengan pemikiran yang dewasa, karena itu aku menyukainya.
Selama berkencan dengan Naura, aku sangat bahagia. Enam bulan setelah aku dan Naura berkencan, dia menghilang tanpa kabar. Aku berusaha mencari keberadaannya. Aku menemukannya berada di negara K. Disana dia tinggal bersama Kakaknya. Dia tidak pernah mau menemuiku, dia berkata tidak pernah mencintaiku. Dia meminta aku melupakan cinta singkat kami yang hanya enam bulan.
Aku menghargai keputusannya tersebut, walaupun sejujurnya sangat sulit move on dari nya. Menurutku cinta tidak harus memiliki, merelakan dan membiarkannya bahagia itulah cinta sejati. Walaupun itu hanya kata kiasan yang sering aku baca, kata yang terdengar mudah dilakukan, akan tetapi sangat sulit rasanya merelakan cinta itu pergi.
***
Kembali ke Edho,
"Ada apa Bun?" Panik Edho menemui Bundanya di kamar.
"Edho... "
Bunda Clara berdiri dan memeluk Edho putranya.
"Bunda kenapa nanggis?" Edho membalas pelukan sang Bunda
Tak ada jawaban dari Bunda, Bundanya hanya terisak menanggis di pelukannya.
"Ayah lagi?" Edho menebak penyebab Bunda menanggis.
Bunda Clara tetap diam, masih dengan tanggisnya.
"Kenapa Bunda harus bertahan dengan hubungan yang menyakitkan ini. Jelas sekali Ayah tidak mencintai Bunda lagi." Ucap Edho mengelus lembut rambut Bunda.
Inilah alasan Edho memilih tinggal di Apartemen. Dia tidak betah tinggal di rumah, tidak ada kedamaian di sana. Setiap harinya harus melihat drama pertengkaran antara kedua orang tuanya. Untuk kesekian kali Edho melihat Bundanya menanggis. Seringkali Edho meminta Bunda menceraikan Ayah, tetapi Bunda selalu menolak dengan berbagai alasan.
"Pernikahan adalah suatu ikatan yang suci, menyatukan dua kepala dalam sebuah pernikahan bukanlah hal gampang, semua membutuhkan proses. Ayahmu pasti berubah, dia hanya khilaf. Bunda akan bertahan di sisi Ayah sampai maut memisahkan kami," Begitulah kata Bunda pada Edho.
Berkaca dari pernikahan orang tuanya, membuat Edho berpikir bahwa pernikahan bukanlah sebuah hubungan yang baik. Dia tidak ingin menikah sampai kapanpun. Dia tidak percaya yang namanya pernikahan.
"Apa kali ini yang dilakukan Ayah?" Tanya Edho setelah Bunda tenang.
"Dia mencintai orang lain, Edho. Dia ingin menceraikan Bunda." Bunda kembali menanggis.
"Apa!! Pekik Edho marah.
"Sabar Nak," Bunda menahan tangan Edho yang hendak berdiri.
"Edho ngak bisa sabar lagi, Bunda. Bunda sudah banyak berkorban untuk Ayah. selama 28 tahun Bunda berada disisinya, selama itu juga Bunda terus mengeluarkan air mata untuknya. Mengapa pria brengsek itu harus mendapatkan cinta tulus dari Bunda."
"Edho jaga ucapanmu, dia adalah Ayahmu."Bunda memarahi Edho.
"Stop Bunda membela lelaki pengecut itu."
"Edho jaga ucapanmu, hargailah dia Ayahmu."
"Cinta tidak bisa di paksakan Nak, Bertahun-tahun lamanya Bunda menunggu cinta dari Ayahmu, sepertinya inilah saatnya Bunda menyerah dan mengiklaskan Ayahmu bersama dengan yang lain.
flashback on
"Clara, kamu tidak bisa begini terus. Lupakan Kenzo Nak, dia punya kebahagiannya sendiri. Yang ada di dirimu saat ini bukanlah cinta melainkan ambisimu semata." Nasehat Mama pada clara.
"Clara tidak pernah mengiklaskan Kenzo bersama dengan yang lain."
"Dengarkan Mama Nak Lupakan Kenzo, lanjutkan perjodohanmu dengan Baim. Baim lelaki baik kok, dia mencintaimu,Clara. Bukankah kamu dahulu lebih memilih bersama Baim ketimbang bersama Kenzo. Ingatlah Baim lebih kaya dibandingkan Kenzo, Mama menghasut Clara.
Cukup lama Clara merenung ucapan Mamanya.
"Kalau di pikir-pikir Mama ada benarnya juga. Apa aku harus melepas kenzo? Apakah Baim sungguh mencintaiku? Pertanyaan seperti itu muncul di benak Clara.
Sebulan berlalu setelah drama bunuh diri yang dilakukan Clara. Kenzo berubah, dia frustasi dan terpuruk karena di tinggalkan istrinya yaitu Nancy. Melihat bagaimana usaha dan perjuangan Kenzo untuk menemukan Nancy, membuat Clara merasa bersalah. Karena ambisi yang tidak terkontrol Clara membuat Kenzo kehilangan cintanya.
Meminta maaf dan mengakui kesalahan merupakan hal yang sangat sulit dilakukan. Walaupun berat melakukan hal tersebut dengan resiko pasti di benci dan dijauhi. Meskipun permintaan maaf tidak dapat mengembalikan keadaan sebelumnya, setidaknya beban dan perasaan bersalah yang berkecamuk di dada terlepas, itulah pemikiran Clara saat itu.
Sebelum Clara memutuskan bersama Baim, Clara terlebih dahulu menyelesaikan masalahnya dengan Kenzo. Di luar perkiraan, Kenzo memaafkan dan berdoa untuk kebahagian Clara.
Singkat cerita Baim dan Clara menikah, pernikahan yang sangat mewah mereka gelar mengingat keluarga Baim merupakan salah satu billionare di kota ini.
"Apakah kamu bahagia? " Tanya Baim, dimalam pertama mereka.
" Tentu saja sayang." Clara menggalungkan tangannya dileher Baim. Sementara Baimnya diam mematung tak merespon apa yang dilakukan Clara.
"Aku puas mengikatmu dalam pernikahan bodoh ini." Nada suara Baim meninggi, pertanda dia sedang marah.
Clara kaget mendengar ucapan Baim, "Apa maksudmu?" Menatap manik mata Baim.
"Aku membencimu Clara, pernikahan ini hanya sebagai alat balas dendamku padamu." Menjauhkan Clara darinya.
"Apa kesalahan yanh telah aku buat? Kenapa kau membenciku?" bertanya binggung atas perubahan sikap Baim padanya.
"Aku mencintaimu Clara, tetapi dulu. Sekarang yang ada di hatiku saat ini hanyalah kebencian untukmu. Kau melukai perasaanku dengan memilih memperjuang cinta Kenzo. Kau pergi seenak hatimu, tanpa memikirkan perasaanku. Setelah dengan susah payah aku mengiklaskan kepergianmu, kau kembali lagi dengan mudahnya, alih-alih perjodohan." Jelas Baim panjang lebar.
Clara terkejut mendengar pernyataan Baim tersebut, tidak pernah terbersit di pikirannya telah menyakiti perasaan Baim.
"Maafkan aku Baim, aku salah. Berikan aku kesempatan untuk mencintaimu. Ucap Clara, tangannya memegang tangan Baim.
"Jangan menyentuhku, kamu perempuan gila akan kekayaan. Apa kamu pikir aku tidak mengetahaui niat busukmu itu, kamu dan keluargamu hanya menginginkan kekayaan saja." Menepis tangan Clara.
"Maafkan aku." Clara tertunduk lesu.
Baim pergi meninggalkan Clara sendirian di kamar hotel tersebut. Dia pergi entah kemana, menghabiskan malamnya diluar sana.
Aku adalah wanita bodoh, cinta Baim berada di depan mataku, aku malah pergi memperjuangkan cinta lain dan menyakiti cinta tulus Baim padaku. Sekarang aku kehilangan cinta tulus Baim, dan gagal memperjuangkan cinta yang aku kejar.
tidak ada satupun yang aku dapatkan, aku menyakiti semuanya. Aku akan menunggumu Baim, menunggu cintamu kembali tumbuh untukku. Sampai kapanpun aku akan terus menunggu cintamu itu kembali untukku.
by. Clara
.
.
.
.
.🕊🕊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Nurdiyana Kho
Jg” naura ituh adikny nasya !!!
2020-08-01
0
Katrina Sampe
kaya x seru nih novelx
2020-06-18
1
Siti Khodijah
terima saja karmamu clara,km pernah merusak rmh tangga kenzo,skrg rmh tanggamu lah yg di rusak oleh org ke 3.
2020-06-04
7