🕊🕊
Varel duduk terpaku di kursi taman, menikmati sakit karena tonjokan Nasya.
"Gila tuh cewek bar-bar sekali, dia menonjokku. Seorang Varel di tonjok seorang cewek." Berkata tak percaya terhadap apa yang dialaminya.
Varel memperhatikan sekelilingnya, "Untung saja tidak ada yang mengenaliku, mau taruh dimana mukaku kalau ada orang yang mengenaliku, melihatku di tonjok seorang cewek." Berguman pelan, berdiri meninggalkan taman tersebut.
"Siapa sebenarnya perempuan itu? Wajahnya terlihat familiar dan kenapa aku penasaran ingin mengenalnya?" Ucap Varel berdiam di dalam mobilnya.
"driiing.... ( pertanda telpon masuk)
Varel menatap layar ponselnya, "Mama?"
Pasti mau membahas perjodohan dengan si anak manja itu."
"Halo..."
Dengan malas Varel menerima pangilan telpon dari sang Mama.
"Varel, akhirnya kamu mau mengangkat telpon Mama."
"Ada apa Ma?" Varel to the point.
"Pulang sayang, kamu tega ninggalin Mama sendiri di rumah."
"Kan ada Papa, ma."
"Mama merindukan anak Mama. Pulang ya sayang."
"Varel malas ketemu Papa,ma. Varel malas Papa pasti memaksa Varel untuk menerima perjodohan itu."
"Ngak sayang, Papa dan Mama sudah sepakat tidak memaksamu untuk menerima perjodohan ini kok."
"Seriusan ma?"Berucap dengan gembira.
"Iya, makanya pulang kerumah, Mama tunggu kamu di rumah ya."
"Varel langsung pulang ma. Terima kasih Mama, sudah mengerti perasaan Varel.
"Dah....."
Mematikan telponnya, menghidupkan mobil melaju dengan cepat menuju kerumah.
"Mama aku pulang..."
Memanggil sang Mama setelah tiba dirumah.
"Mama!"
Kaget mendapati tamu lain di rumahnya.
"Duduk dulu sayang," Anita meminta Varel duduk di sampingnya.
"Maafin Mama sayang," berbisik di telinga Varel.
"Varel ngak akan maafin Mama," Balik berbisik di telinga Anita.
"Maaf Nak Varel, kedatangan paman menganggumu." Kenzo membuka suara.
"Enggak apa-apa Paman," Memperlihatkan senyum manisnya.
"Tujuan kedatangan paman ke sini, pasti Nak Varel sudah paham. Paman ingin membicarakan tentang perjodohan kalian."
"Iya Paman,"
"Paman tidak memaksamu untuk menikah dengan Nasya. Paman ingin kalian bertemanlah dahulu, barulah kalian memutuskan perjodohan ini. Paman tidak nyaman dan tidak bisa tenang kalau tidak menyampaikan hal ini padamu. Apalagi kata Papamu, kamu sampai pergi dari rumah karena masalah perjodohan ini. Jangan jadikan perjodohan ini sebagai beban, ini hanya ide konyol antara Papamu dan Paman. kami hanya ingin mempererat persahabatan kami dengan menikahkan kalian, tanpa memikirkan perasaan kalian. Maafkan Paman yah Nak Varel.
"Bukan begitu Paman, Varel hanya ingin menenangkan diri saja makanya pergi dari rumah." Merasa bersalah karena egois hanya mementing diri sendiri.
"Paman ingin Nak Varel bertemulah lebih dahulu dengan Nasya."
"Iya Paman Varel mau bertemu Nasya. Kabarin aja Paman waktu dan tempat pertemuannya, Varel pasti datang kok.
"Terima kasih Nak, kalau begitu Paman pamit pulang dahulu."
"Terima kasih Paman, karena sudah mampir dan mau memikirkan perasaan Varel dan Nasya. Titip salam untuk Bibi Nancy." Ucap Varel sopan mengantar Kenzo hingga memasuki mobilnya.
"Maaf Ma, Varel sudah berburuk sangka pada Mama tadi." Langsung memeluk Anita.
"Mama ngak apa-apa. Jangan pernah pergi-pergi lagi ya. Mama kesepian di rumah tanpa kamu."
"Iya Mama,..."
"Kamu mandi gih, ini sudah senja. Menepuk pelan pundak Varel.
"Mama, Varel mau pergi ketempat Edho, mengambil barang Varel yang tertinggal disana." Pamit Varel pada Mama Anita.
"Pergilah, jangan terlalu larut pulangnya."
"Sip Ma, berjalan memasuki mobilnya.
Tidak butuh waktu lama, Varel tiba di Apartemen Edho.
"Lo mau kemana? Tanya Varel setelah memasuki Apartemen.
"Mau ikut, Gue mau ketemu teman lama gue di Club malam yang waktu itu."
"Memang Club buka jam segini?" Melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Gue mau cari makan malam dulu, baru ke club nanti."
"Gue ikut lo cari makan aja deh. Gue udah janji ngak pulang larut malam sama Mama.
"Senyaman lo aja, ayo kita pergi sekarang.
Kita pakai mobil lo ya, gue rencananya minum sampai mabuk malam ini.
Dengan menaiki mobil Varel, mereka menyusuri jalan mencari tempat makan yang mereka inginkan.
"Situ aja ya," Varel menunjukan sebuah cafe.
"Ramai amat, yakin lo mau makan disini?" Tanya Edho.
"Iya, gue sekalian mau nonton bola." Menunjukan sebuah layar putih yang melekat didinding Cafe tersebut.
Cafe yang mereka tuju rupanya sedang melakukan Nobar pertandingan sepak bola Arsenal VS Real Madrid. Arsenal merupakan tim sepakbola favorit Varel.
"Pantesan maunya makan disini."
Mereka memesan makanan dan duduk disalah satu meja kosong yang terdapat di pojok cafe.
"Driiiing... (Ponsel Edho berdering)
"Halo Bun... Jawab Edho
"Kamu lagi dimana Nak." Tanya bunda Clara
"Edho lagi di cafe, hendak makan malam."
"Edho, bisa kerumah sekarang." Terdengar Bunda Clara terisak.
"Bunda Kenapa nanggis?"
"Pulang Nak, bunda rindu padamu."
"Iya bun, Edho pulang sekarang." Menatap pada Varel.
"Pergi aja, pakai mobil gue biar cepat. Gue pulang naik taksi. Ucap Varel mengerti arti tatapan Edho padanya.
"Terima kasih," Dia menyambar kunci mobil di meja.
Varel memandang sekeliling cafe, setelah kepergian Edho.
"Dia? Dia di sini juga." Memandang pada Nasya yang duduk sendiri di salah satu meja.
Wah kebetulan banget dia ada disini.
Varel berdiri menghampiri Nasya yang sedang duduk sendirian.
"Kamu...!!!"
Menatap tidak suka pada Varel yang tiba-tiba duduk dihadapannya.
"Gue mau minta maaf karena kejadian di club malam itu. Gue lagi mabuk waktu itu, " Jelas Varel.
"Ngak apa-apa, lagian lo kan ngak sengaja. Sebenarnya gue tuh marah banget sama lo. tetapi setelah mendengar penjelasan dari lo, gue paham. Orang mabuk susah di kontrol dan tidak tahu apa yang mereka lakukan..
"Sekali lagi gue minta maaf, kalau lo mau tonjok muka gue lagi gue iklas kok."
"Bagus?" Mengangkat tangan.
Sontak saja Varel menutup mukanya mengunakan kedua tangannya.
"Gollllllll...."
Teriak Nasya dengan tangan terangkat ke atas.
Mendengar teriakan Nasya, Varel melepaskan tangan dari mukanya.
Sial, gue kira dia bakal nonjok muka gue lagi, batin Varel.
"Lo kenapa?" Bertanya setelah menurunkan tangannya.
"Ngak Apa-apa, Lo suka nonton bola?
"Suka banget, terutama pada Club Arsenal."
"Sama gue juga suka Arsenal, ucap Varel dengan antusias.
"Aubameyang, ucap mereka bersamaan.
"Lo juga fans Aubameyang? Tanya Nasya.
"Iya, lo juga?"
"Iya."
"Bisa kebetulan gini ya, ngomong-ngomong jarang lo ada cewek suka nonton bola.
"Hehe, aneh ya kalau ada cewek suka nonton bola?"
"Ngak juga sih, cuma jarang aja gitu."
"Sebenarnya dulu gue tuh ngak suka nonton bola. Tetapi adik gue suka banget nonton bola dan sering minta di temanin. Jadi lama-kelaman gue juga suka bola deh."
"Oh gitu, Cowok memang kebanyakan suka nonton bola."
"Tapi adik gue cewek kok."
"Hah?"
"Iya, adik gue cewek. pasti lo sangka adik gue cowokkan."
"Gue kira adik lo cowok. Gue juga dulu punya mantan pacar suka banget nonton bola." Varel sedikit curhat.
Jadi teringat pada Naura. Batin Varel.
.
.
.
.
.
🕊🕊🕊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
lah ko arsernal thor 😆 madrid donk thor wkkwkw
2022-05-20
0
Dewi Lestari
mantap
2020-08-01
1
Mama Acha Ara
Naura itu adiknya Nasya yah......
2020-06-18
4