Sampai di garasi rumahnya Chexil turun dari mobil dengan bersenandung kecil, wajahnya terlihat sumringah.
Ketika memasuki rumah, mommy Karla merasa aneh dengan sikap putrinya tersebut.
"Ada apa nih, kenapa senyum-senyum sendiri?"
"Lagi senang aja Mom," jawabnya cepat sambil terus berjalan ke dalam kamar. Ia melepaskan jaketnya dan meletakkan tas ransel ke tempatnya. Setelah itu ia naik ke atas ranjang untuk lalu berbaring.
"Ada apa sih Pak dengan Chexil?" Mommy Karla yang masih penasaran memilih bertanya pada pak Didik, sopir pribadi yang ditugaskan mengantar jemput putrinya.
"Kayaknya dia menyukai seseorang deh Nya," sahut pak Didik.
"Pacaran dia?" tanya mommy Karla.
"Kalau itu mah saya tidak tahu menahu Nya."
"Oh begitu ya, baiklah terima kasih."
"Iya Nya." Pak Didik masuk ke dalam rumah dan langsung menuju dapur sedangkan mommy Karla menyusul Chexil ke kamarnya.
Di dalam kamar Chexil nampak memandangi langit-langit kamar sambil sesekali tersenyum. Bayangan ketika tadi Nathan tersenyum padanya dan memasangkan jaket ke tubuhnya masih terus terbayang.
Ganteng banget sih tuh orang.
Chexil menciumi jaket yang dikenakannya tadi, aroma maskulin menguar di hidungnya.
Wangi banget. Chexil terus saja mengendus bau parfum Nathan yang masih menempel di jaket tersebut.
"Dor!" Mommy Karla yang melihat tingkah aneh putrinya merasa tidak tahan kalau hanya sekedar mengintip dari balik pintu, dia langsung membuat Chexil kaget.
"Apa sih Mom!" protes Chexil.
"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri kayak tadi? Mommy khawatir anak mommy jadi gila," goda Mommy Karla.
"Mom aku tadi ketemu cowok di kampus, ganteng banget." Chexil langsung curhat pada sang ibu.
"Terus?"
"Hemm, kayaknya Chexil suka deh makanya terus terbayang dari tadi apalagi ia perhatian banget."
"Oh ya? Perhatikan bagaimana maksudmu?" tanya mommy Karla penasaran.
"Dia tadi melepaskan jaketnya dan memasangkan pada Chexil saat melihat Chexil kedinginan."
"Oh itu? Itu mah biasa, mungkin dia kasihan saja melihat kamu kedinginan makanya dia lakukan itu."
"Ah mommy." Chexil cemberut mendengar perkataan mommy Karla karena perkataannya itu telah menurunkan tingkat halunya yang tinggi. Padahal dari tadi Chexil menghayal kalau Nathan itu mengatakan cinta padanya.
"Jangan terlalu baper dengan tingkah laki-laki, mommy hanya takut kamu kecewa," ucap Mommy Karla mengingatkan.
"Tapi kalau memang dia juga menyukai Chexil apakah mommy akan mengizinkan kami pacaran?"
"Kalau memang dia orang baik-baik dan juga bisa mencintaimu dengan tulus mommy pasti akan merestui, ya walaupun Daddy kamu masih melarang dirimu untuk pacaran. Nanti mommy akan usahakan untuk menutupi semua itu dari Daddy kamu."
"Terima kasih ya Mom." Chexil berucap sambil memeluk mommy Karla. Mommy Karla hanya mengelus-elus puncak kepala putrinya. Dia merasa sedih karena mengingat semua laki-laki yang mendekati putrinya selalu mundur karena mengganggap Chexil adalah anak dari seorang penjahat.
Karla tidak tahu mereka mendapatkan gosip darimana. Yang dia tahu, suaminya -Felix Fernandez- adalah pebisnis handal yang bisnisnya menguasai negara Eropa walaupun dia tidak pernah diberitahu sekalipun bisnis apa yang dijalankan sang suami. Saat ditanya sang suami hanya mengatakan tidak perlu banyak tanya yang penting uang yang dia kirim untuknya adalah uang halal. Maka dari itu Karla tidak mau bertanya lagi.
"Ingat sebelum kamu tahu bahwa dia juga mencintaimu, jangan terlalu dalam jatuh dalam perasaanmu. Karena semua yang terlihat tidak selalu seperti yang kau pikirkan."
"Apa ini yang dinamakan cinta Mom?" Chexil bertanya pada mommy Karla sambil mendongakkan wajahnya ke atas, memandang wajah mommy Karla yang masih terlihat cantik meski di usianya yang sudah setengah baya.
"Tergantung sayang, kalau kamu terus mengingatnya mungkin saja memang cinta tapi kalau ingatnya cuma pas-pas awal bertemu kayak gini terus hilang begitu saja mungkin kau hanya menyukainya. Satu hal lagi kalau kamu memang mencintainya kamu akan menerima dia apa adanya tapi kalau kau hanya menyukainya kau akan kecewa dan benci ketika tahu akan kebenaran sifatnya yang mungkin kamu tidak sukai."
"Iya Mom, aku juga bingung sih apa aku mencintainya atau justru hanya menyukainya."
"Apapun yang kau rasakan nikmati saja sayang," ujar mommy Karla.
"Terima kasih Mommy, pokoknya mommy yang terbaik," ujar Chexil semakin erat memeluk mommy Karla.
"Dingin ya makanya peluk mommy kayak gitu?" goda Mommy Karla.
"Ah mommy," ucap Chexil sambil mencebik manja lalu semakin mengeratkan pelukannya. "Bukan karena dingin tapi karena sayang," lanjut Chexil.
"Sudah, sudah," ucap mommy Karla sambil mengurai pelukannya.
"Jaket ini harus dikembalikan kan?" Chexil mengangguk. "Aku berjanji untuk mengembalikannya setelah selesai dicuci."
"Kalau begitu kasih sama si Mbok biar lekas dicuci!" perintah mommy Karla.
"Jangan dulu deh Mom aku masih pengen cium-cium nih jaket."
"Terserah kamu," ujar mommy Karla sambil geleng-geleng kepala. Namun dia maklum di usia Chexil yang sekarang memang sudah saatnya gadis itu jatuh cinta, apalagi melihat teman seusianya sudah pada punya kekasih.
"Cepat ganti baju dan mommy tunggu di meja makan ya!" ujar mommy Karla sambil berlalu keluar kamar.
"Iya Mom." Chexil segera mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahan baru setelah itu menghampiri mommy Karla yang ada di meja makan.
"Ayo sayang makan, tadi mommy bantuin si Mbok buat masakan kesukaan kamu," ujar mommy Karla sambil menyodorkan tongseng jamur tiram kehadapan putrinya.
"Mommy tahu aja yang Chexil mau," ujar gadis sambil terkekeh.
"Ini juga baik dikonsumsi pas lagi musim hujan seperti ini," ujar Mommy Karla lagi sambil menyodorkan gulai kambing ke depan putrinya.
"Nanti Chexil cobain semuanya Mom," kata gadis tersebut samb tersenyum lalu menyendok nasi dan beberapa lauk yang diinginkannya.
Di tengah-tengah makannya Chexil menanyakan keberadaan ayahnya. "Mom kapan Daddy pulang? Kok lama sih dia tidak pulang-pulang, Chexil kan kangen."
"Chexil Daddy kamu sedang bekerja Nak, jadi mommy minta kamu mengerti yah!"
"Sampai kapan kita akan terus hidup berdua seperti ini Mom? Apakah mommy tidak ingin hidup normal seperti yang orang lain? Bagi Chexil harta yang Daddy kumpulkan tidak akan bisa menebus kebersamaan Daddy dengan keluarga yang harus hilang."
Mommy Karla hanya menarik nafas panjang. Dia tidak bisa berbuat banyak. Berulang kali dia mendiskusikan tentang ini dengan Felix tetapi pria itu tidak mau mendengarkan permintaannya. Karla tahu Chexil membutuhkan kasih sayang dari ayahnya bukan hanya sekedar materi yang disuguhkan.
"Kita bersabar saja ya Nak, semoga saja suatu saat Daddy kamu berubah pikiran."
Chexil hanya mengangguk kemudian melanjutkan makan siangnya.
Setelah makan ia kembali ke kamar. Ketika melihat jaket Nathan dia jadi ragu haruskah
jaket itu ditahan dulu di sini ataukah segera dicuci untuk dikembalikan.
"Kayaknya harus segera dicuci nih, kalau tidak pria itu pasti menganggap ku tidak amanah, dengan mengulur-ulur waktu untuk mengembalikan barang miliknya." Segera Chexil bergegas ke ruang belakang kemudian untuk mencuci jaket tersebut.
"Biar aku yang nyuci Non." Si Mbok menawarkan diri.
"Tidak usah Mbok aku bisa sendiri," tolak Chexil membuat si mbok mengerutkan kening karena merasa aneh. Tumben anak majikannya ini mau mencuci bajunya sendiri.
"Sudahlah Mbok biarkan saja dia," Mommy Karla yang kebetulan lewat menepuk pundak si mbok sambil sambil tertawa kecil.
"Eh..iya Nya," jawab si Mbok semakin tidak mengerti, mengapa nyonyanya itu membiarkan putri satu-satunya itu mencuci sendiri
"Malah diketawain lagi," gumam si Mbok.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Calvien Aldoo
katanya baru pertama jatuh cinta
2024-03-10
0
Yuni Verro
cie yang jatuh cinta
2022-05-05
1
Nining Rahayu
yuhuu,,,, cemungut zeyenk,,,
2022-03-26
0