Omongan orang lain jangan didengarkan

Tak mengerti dengan tingkah Tiara.

Ijaz mulai penasaran dengannya. Apakah ia pernah menyakitinya, karena beberapa hari ini,

Tiara tidak pernah merespon ataupun melihatnya, saat ia berbicara.

Akhirnya cowok yang nggak peka itu, mulai peka dengan keadaan.

Dia tahu bahwa Tiara marah dengannya dan berniat minta maaf padanya, jika ia punya salah.

Namun, ia bingung bagaimana caranya agar Tiara memaafkannya.

Meminta maaf bukan hal yang mudah baginya. Karna ia jarang meminta maaf kepada siapapun, yang pernah ia sakiti. Tapi berbeda dengan Tiara yang menjadi temannya.

Saat jam istirahat...

Seperti biasa Tiara tidak kemana-mana, dia jarang membelanjakan uang jajannya, karna ingin ditabung.

lalu karwna merasa bersalah, Ijaz membelikannya makanan dikantin, tapi malah di tolak olehnya.

"Tiara.... ini makanan aku beli dikantin untuk kamu, aku simpen di meja kamu yah.. nanti dimakan dan maafff... kalo aku punya salah sama kamu" ucapnya, walau tidak dilirik sedikit pun saat berbicara kepada temannya itu.

Tiara tidak merespon bukannya masih marah dengan Ijaz, tapi karna pusing dengan masalah uang yang di investasikan Ayahnya ke temannya itu hangus. Dan membuat ayah dan ibunya harus bertengkar setiap saat.

Terkadang saat kelas lagi sepi.

Tiara menangis mengingat ayah dan ibunya yang belum berdamai, mereka bertengkar bahkan didepan anaknya.

Dan itu yang membuat Tiara sangat kepikiran dan akhirnya mengabaikan temannya yang membelikannya makanan.

Wakan dan Candra pun ikut diabaikannya.

Untungnya..

Saat Desti bertanya kepadanya, tentang apa yang terjadi, Tiara bisa sedikit cerita kepadanya, bukan karna merasa Desti bisa menyimpan rahasia, tapi karna ia tidak mau memikirkan masalah keluarganya itu terus-menerus.

"Tiara ada apa? Ceritain yukkk.. supaya gak jadi beban cannn." kata temannya yang berusaha menghiburnya.

"Gini Des... sebenarnya keluarga aku tuh lagi ada masalah, ayahku ditipu sama temannya, katanya sih.. temannya itu pake uang ayahku untuk investasi tapi malah dibawa kabur." jawabnya dengan berlinang air mata.

Walaupun Desti Terkadang memanfaatkan temannya itu, tapi dia benar-benar ingin menghibur temannya yang lagi sedih.

Ijaz meluapkan rasa bersalahnya dengan bernyanyi didepan kelas.

Karna tahu Tiara punya masalah, kemudian Ijaz pun ikut menghiburnya dengan ikut bermain gitar yang tidak hanya menyanyi.

Yahhh.....

taulah suara Ijaz bagaimana.

Itulah yang membuat Tiara, yang lagi sedih tertawa melihat tingkah teman itu.

Adapun tingkah laku Wakan dan Candra yang berpura-pura menjadi guru mereka, menirukan cara mengajar guru-guru yang mengajar dikelasnya.

Melihat itu...

Tiara semakin terhibur dan kembali tersenyum.

"Makasih yah teman-teman.. kalian udah mau menghibur aku." berterima kasih, karena sudah dihibur .

"Yah siapa yang ngehibur kamu, PEDEE... banget sihh, orang hibur Desti juga." usil Candra, yang gak bisa kalo gak bercandain Tiara.

Tiara akhirnya merasa baikan.

Setelah melihat teman-temannya, berusaha menghiburnya. Dia akhirnya bisa tersenyum setidaknya untuk saat ini.

"Tiara.. sebentar, kamu pulangnya naik apa? kalo gak ada yang jemput aku anter aja gimana? kita naik mobil aku." ajak Candra yang berniat mengantarnya pulang.

Sebenarnya Candra adalah anak dari pemilik perusahaan ternama.Tetapi ia merahasiakannya dari teman-temanya, karna terkadang banyak yang hanya ingin berteman dengannya, hanya karna uangnya saja.

Ia ke sekolah diantar naik mobil oleh supirnya, karna belum bisa mengemudi dan memiliki SIM.

Candra sebenarnya adalah anak yang kesepian. Walaupun ia anak orang kaya, tetapi, ia jarang bertemu orang tuanya karna sibuk bekerja.

"Gimana Tiara mau aku anter gak?" tanyanya menunggu persetujuan Tiara, karena belum direspon.

"Iya dehhh aku ikut, daripada aku jalan... kan jauh juga, capekk! huhh.. " balasnya, dengan menarik napas mengingat jika ia harus pulang dengan berjalan kaki atau naik angkot.

Rumah Tiara ke sekolah sebenarnya tidak terlalu jauh, tetapi berbeda jika harus berjalan kaki.

Bel pulang pun berbunyi...

yang menandakan jam pelajaran telah berakhir.

****

Tiara dan Candra pun berjalan bersama keluar gerbang, karna supirnya sudah menunggu dari 5 menit yang lalu, sebelum jam pelajaran mereka berakhir.

"Pak Arman, tolong anter aku ke rumah temanku dulu yah." pinta Candra kepada supirnya untuk mengantarnya kerumah Tiara terlebih dahulu.

"Iya den siyyyyaaap." balas pak Arman.

Karena heran melihat tuannya, yang baru pertama kali membawa temannya naik mobilnya. Pak Arman akhirnya bertanya,

"Den... itu pacarnya yah?" tanyanya dan mulai mengantar mereka berdua ke rumah Tiara.

"Kok tau sih kalo dia pacar saya pak." jawabnya bercanda.

"IHHHH... kamu tuh yah, bisa-bisanya boongin orang, halo... pak Arman aku teman sekelasnya Candra, namaku Tiara, salam kenal pak." tutur Tiara, dengan tersenyum kepada pak Arman.

"Halo... salam kenal juga dek Tiara, maaf saya fokus nyetir yah, nanti saya gak lihat jalan kalo ngobrol terus." balas pak Arman.

"Iya pak nyetir aja"

"EHhhh.. Can aku mau nanya boleh gak?" tanyanya, dengan menghadap ke wajah Candra.

"Yah gak boleh lah, kamu mau bilang kalo kamu suka sama aku? maaf Tiara aku lagi pengen fokus belajar gak bisa diganggu dengan hal-hal seperti ini." jawabnya mempermainkan Tiara.

"Iiihh.... apaan sih CANDRAAA... gak lucu deh, akutuhhhh cuma mau tanya, kalo kamu lagi ada masalah atau lagi bingung kamu biasanya dengerin kata-kata orang gak, yah.. kek kata-kata yang nyakitin karena sudah terlalu kasar gitu, kamu tipe yang terpengaruh gak?"

"Jaman now gituh.. kamu masih dengerin omongan orang lain. Ngapain heyy.. wake up beb gak ada gunanya, yah kalo omongannya baik gak papa, dengerin aja."

"Tapi, kalo udah gak sopan dan buat kamu sakit hati, For WHAT? kalo aku sih gak bakal dengerin dan gak akan terpengaruh juga, soalnya kan yang jalanin hidupku yah.. aku sendiri. Bukan orang lain kan, So.. ngapain juga dipikirin, mending omongan orang lain jangan didengarkan, kamu fokus aja sama diri sendiri. Buat pendapatmu sendiri dengan berfikir positif, just do it." kata Candra yang menatap Tiara.

Mendengar apa yang temannya katakan, Tiara termenung.

Karena apa yang dikatakan temannya itu memang benar dan membuatnya merasa gak usah mendengarkan omongan orang lain yang bisa membuatnya berfikir negatif.

"Tumben bicara kamu bener, biasanya juga ngelantur.. kamu kesambet apaan Can?" heran dengan omongan Candra barusan, Tiara tertawa.

"Diiiih.. aku ngomong bener kok dibilang kesambet apa, Tiara.. yang kamu lakukan ke saya itu jahat." balasnya, dengan tertawa melihat temannya itu.

Karena sudah sampai didepan rumah Tiara...

Akhirnya Tiara pun turun dari mobil dan berterima kasih ke pak Arman dan Candra yang sudah mengantarnya pulang.

"Pak Arman... makasih yah udah nganterin."

"Can makasih juga yah, karena kamu udah mau ngajak aku pulang dan ngasih masukan ke aku." ucapnya berterima kasih ke Pak Arman dan Candra.

"Iya dek Tiara sama-sama." kata pak Arman.

"No problemm Tiara... tetap semangat gak usah negatif thingking, lakukan apa yang menurut kamu itu adalah baik untukmu dan ingat, gak usah dengerin omongan orang lain." ucapnya dengan tersenyum kepada temannya itu.

Melihat mobil temannya itu sudah jauh.

Ia pun lalu masuk ke rumahnya, tetapi apa yang didengarnya lagi-lagi pertengkaran ayah dan ibunya yang membahas soal uang 10 juta itu, ia pun langsung masuk kekamarnya dan menutup pintu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!