Kita ini apa?

Berlanjut dengan percakapan Desti dan Vero, walaupun sebenarnya Desti bilang bahwa dia tidak baper dengan perkataan cowok yang memboncengnya.

Dia sebenarnya senyum-senyum dibelakang Vero karena gak nyangka ada cowok yang bilang bahwa dia itu cantik.

Vero menimpali perkataan Desti,

"Kamu bukan cewek kalo gak cantik, emang kamu sejenis sama aku haha.. aku bilang cantik, yah emang karena kamu cantik."

Dan lagi-lagi desti merasa bahwa apa yang dikatakan Vero barusan hanya untuk membuat Desti senang.

"Yaudah deh terserah kamu aja." Desti bingung mau ngomong apa, dia hanya asal menjawab.

"Yaudah, kalo terserah aku.. pegangan dong! nanti kamu jatuh."

"Apaan sih, kan baru kenal masa udah megang-megang.. kamu yah mesum banget." kata Desti.

"Yah.. kan aku cuma peduli sama kamu, just it." Ucap Vero ke Desti.

Karena Desti melihat penjual makanan, Desti menyuruh Vero menghentikan motornya.

" Ehh, Ver lihat deh di sebelah kanan, ada rumah makan buka 24 jam, yuk kita makan disana aja." Ajak Desti.

Mereka memarkir motornya dan langsung masuk kemudian mencari tempat duduk.

Karena Vero mau lanjut gombalin Desti, dia pun mencari tempat yang nggak terlalu bisa didengar orang, kalo ngomong.

Dia milih duduk dipojokan, lalu ngajak Desti duduk disana.

"Ehhh.. kita duduk dipojokan aja yuk." katanya yang mengajak Desti.

Karena sudah sangat lapar, Desti hanya mengiyakannya.

"Yaudah,, HHHayuk !!" ucap Desti sambil menarik tangan Vero.

Mereka berdua pun duduk dan melihat menu yang ada, kemudian memesan.

"Mas..! nasi gorengnya 2 dong sama teh hangatnya 2, yang cepet yah Broo... soalnya saya dan teman saya udah lapar" ucapnya yang sok Akrab dengan masnya.

Masnya langsung menjawab "ahhh siyapppp,,, ditunggu yah!" tidak lama kemudian, pesanan mereka berdua sudah jadi.

Mereka mulai memakan makanannya sambil bercerita.

"Ehh kamu sekolah dimana?" tanya Vero sok asik memulai pembicaraan.

"Aku sekolah di Smp Karya Bangsa, sekarang aku baru kelas 1, kalo kamu ?" balas Desti.

"Kalo aku... sih sebenarnya Home Schooling, hah kelas 1? berarti aku lebih tua 2 tahun dari kamu dong." jawabnya.

Desti yang mendengar Vero bercerita tentangnya, bertanya kembali.

"Lah kenapa milih home schooling? kan gak seru gak bisa punya banyak teman." kata Desti.

"Karena aku tuhhhh gak bisa belajar yang banyak orang gitu.. aku sebenarnya yah pernah pas SD, mukulin temen sekalas aku, gara-gara cuma dia mau minjem buku aku." katanya.

kemudian melanjutkan.

"Yahhh.. mungkin, aku Cumannnn gak suka dideketin gitu, kek apasih minjem-minjem, kan bisa beli aja.. karena gak mau repot ayahku langsung nyuruh aku Home Schooling, sok kaya kan bokapku." ucap Vero.

Karena terlanjur asik bercerita tiba-tiba Vero natap Desti penuh rasa penasaran, Desti pun melihatnya seperti itu ia sangat penasaran dengan Vero.

Vero mendekatkan tangannya ketangan Desti, yang berada di atas meja. Kemudian menatap Desti, karena terbawa suasana.

Desti pun mendekatkan tangannya ke tangan Vero, cowok yang ada disampingnya itu. Dia pun menatap Vero yang juga menatapnya, kemudian Vero memegang tangan Desti yang sedari tadi sudah baper dengan suasananya.

"WWWAAAAAAKHHHHHH... " teriak Desti dalam hati.

Merekapun akhirnya berpegangan tangan.

Karena mereka berdua baru pertama kali melakukannya, mereka agak canggung dan salah tingkah satu sama lain.

Vero hanya menaruh tangannya di atas tangan Desti tapi yang dilakukan Desti malah membuat cowok yang memegang tangannya menjadi malu.

Desti menaruh tangan satunya di rambut Vero, merekapun tiba-tiba kaget saat mendengar suara langkah kaki melewati mereka.

Dan terjadilah speechless moment, momen dimana mereka sama-sama diam karna malu.

Mereka berdua hanya tatap-tatapan dan senyuman-senyum, yang entah hanya mereka berdua yang bisa menafsirkannya.

"Nomor kamu dong?" tanya Vero yang menyodorkan hpnya ke Desti.

"Nih, emang kamu mau apa dengan nomor aku." tanya Desti sok polos.

"YAHH .... nelfon kamulah kalo kangen." gombal Vero.

Mendengar gombalan yang dilontarkan cowok di dekatnya itu.

"kalo kangen samperin dong, kannnn.. kalo ditelfon ga bisa lihat muka kamu yang cakep kek MONYET, ehhh salah masa iya ada monyet secakep kamu." Kata Desti, balas menggombali Vero.

Vero yang mendengar hal itu langsung menarik napas.

"HMMM.. HHUHHH"

Mereka berdua pun sama-sama tertawa.

Karena mereka sudah selesai makan. Jadi, mereka berdua pun ke kasir dan membayar makanannya.

Karena sebagai cowok, tentu saja Vero yang ingin membayar dan karena Vero yang mengajak maka, dia yang bayar.

Tapi karena tidak enak dengan Vero, Desti pun ikut-ikutan menawarkan, kalo dia saja yang harus membayar.

"Ehh Ver aku aja yang bayar,, kan kamu udah nganterin.. masa kamu juga yang bayar" ucapnya Desti yang hanya basa-basi.

"Gak papa sayang, santai aja kan.. aku cowok masa aku dibayarin cewek sih." kata Vero yang keceplosan panggil Desti sayang.

Karena di depan mbak kasir. Jadi, Desti diam. Tapi mikirin apa yang dikatakan cowok disebelahnya itu.

Kemudian mereka berdua kembali naik motor untuk pulang.

Desti yang sudah sangat nyaman didekat Vero.

Walaupun pertemanan sangat singkat dan spontan, kemudian memeluk Vero yang sedang memboncengnya.

"OUHHH.." ucap Vero melirik kesamping karena kaget.

Tapi dia senang dengan perlakuan Desti.

Vero pun bernyanyi.

"Ku ingin dia yang sempurna untuk diriku yang biasa, kuingin hatinya ku ingin cintanya, kuingin semua yang ada pada dirinya."

Desti yang baper dengan lagu yang dinyanyikan Vero hanya senyam-senyum dan semakin lama semakin berani menempelkan wajahnya dipunggung cowok itu.

Mereka pun..

Akhirnya sampai di depan rumah Desti.

Pas Desti mau masuk ke rumah, dia menoleh kebelakang.

Dengan senyum cantiknya dan bilang "bye.. makasih yah! udah nganterin dan bayarin makan".

Dan Vero hanya menjawab " bye.. sama-sama yang (dengan suara yang seperti berbisik)." sambil mengedipkan mata agar terlihat keren.

****

Sampai di rumah, Vero langsung masuk kamar dan baring. Lalu mengeluarkan hpnya yang ada disaku celananya.

Mencari nomor cewek yang baru ia temui tadi.

Dia bingung mau nelfon atau ngechat. Tapi kalo nelfon takut ganggu. jadi, Vero hanya memulai percakapan lewat chat WA.

"Kamu udah tidur? SOMBONG AMAT." katanya dengan mengirimkannya lewat pesan.

Karna tidak ada respon dari Desti, dia pun ngirim chat lagi.

"YAHH.. pesan dari cogan kok gak dibalas?" tulisnya di chat.

A fewwwww momentss later...

Baru hpnya bunyi karena notif pesan, dari balasan chat yang dikirimnya.

"Belum tidur.. aku bukannya sombong, tapi tadi aku habis cuci muka, dan bersih-bersih, ehh.. tadi kok kamu bilang gitu sih?" ucap Desti penasaran.

Vero sok-sokan gak ngerti dengan yang dikatakan Desti.

"Bilang apa emang aku? OHHH ..., yang bilang kamu cantik?" balasnya.

"Bukan BUAYA (dengan sedikit penekanan), ituloh yang kamu manggil aku yang, emang kita ini apa?" kata Desti, yang sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan Vero.

"Emang gak boleh manggil yang, Buaya emang bisa manggil yang? memangnya kamu punya pacar? trus kenapa nggak nepis tangan aku tadi saat aku pegang tangan kamu, kamu kan bisa nolak, Kalo kamu tanya kita ini apa? yah aku terserah kamu mau definisikan hubungan kita apa, kamu definisikan kita pacaran, teman tapi mesra juga terserah dari kamunya." ucap Vero, menimpali perkataan Desti.

"Yahh!! aku cumannnn kaget, kan kita baru ketemu tadi masa udah manggil yang sih, aku emang nggak punya pacar, ini aja baru pertama kali pegangan tangan, AAKHHH... gila malu akunya nyebut, yah kita pacaran kan?" tanyanya lagi karena penasaran.

"Iya sayang kita pacaran,, kita kan udah pegangan tangan yang artinya kita sudah pacaran dong. Masa iya kita musuhan, HADEHHH... yaudah karena udah jam segini, mending kamu tidur besok! kan kamu sekolah." balasnya.

Desti pun tertidur setelah membaca chat dari Vero. Tanpa membalas pesan Vero yang masuk.

****

Keesokan harinya, Desti baru balas chat yang semalam Vero kirim.

"Pagi yang.." balasnya.

Tapi karena Vero tidak membalas chatnya, diapun bersiap-siap ke sekolah.

Pas sampai depan gerbang sekolah, Desti melihat Tiara yang sedang berjalan dan memanggilnya "Ara,,!! tungguin..." Teriaknya sambil berlari kegirangan ke arahnya.

Dia memanggil Tiara dengan sebutan Ara.

karena menurutnya nama Ara lebih enak di dengar, saking antusiasnya ingin bercerita ia tak perduli dengan hal lainnya.

Terpopuler

Comments

sasa

sasa

?

2022-03-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!