Tiara kemudian bertanya pada Desti tentang hal yang membuatnya bersemangat.
"Kamu kesambet? punya utang? atau kamu diancem, coba cerita siapa tahu aku bisa bantu nimpuk." balasnya bercanda wkwkwk.
"Ara.. siapa coba yang diancem..!! ginihh ceritanya..." Jawab Desti bikin tambah bingung.
"Minta di tabok kamu yah supaya sadar. Masih pagi juga, ahh lama.. buruan! apaan sihhh segitunya." Ucap tiara tambah kesal penasaran.
"AKU PUNYA PACAR... AKHHH".
karena takut didengar oleh teman kelas yang lain, Desti menyarankan untuk bercerita di kelas saja.
"Hmmm.. gak jadi, dikelas aja." Tuturnya.
Karena bosan mendengar cerita Desti, Ia akhirnya mendiami temannya yang tersipu malu oleh cerita yang akan diceritakannya.
Mereka duduk di bangku yang bersampingan dan mulai membicarakan hal yang belum sempat ia ceritakan tadi.
"Kamu tadi mau gosipin apa sih.. Des? aku kan penasaran dengan apa yang ingin kamu katakan." Tanya Tiara.
Tidak ingin membuat penasaran. Desti pun langsung menceritakan bahwa Ia sudah punya gebetan.
"Ara Aku punya pacar." Mengulangi apa yang dikatakannya tadi
Tiara hanya mengangguk-anggukkan kepala
"Gimana ceritanya?" tanyanya penasaran.
Jam pelajaran pertama sudah di mulai, mereka berdua pun akan melanjutkan apa yang mereka bahas tadi saat jam istirahat.
"Kita lanjut bahas tentang aku dan pacarku nanti aja Ra.. pas istirahat, karena bel kan juga udah bunyi." Tuturnya, dengan menepuk pundak temannya. Lagi-lagi Desti menunda memberitahukan apa yang ingin diceritakannya.
"Terserah kamu mau cerita kapan."
Merekapun menyiapkan buku dan alat tulisnya untuk belajar, karena guru mereka sudah ada di kelas.
"Tiara pinjam pulpen dong." kata Ijaz, tepat berada disampingnya.
"Nih! tapi bayar yah, sejam lima ribu. Gimana? hahah." katanya sambil tertawa.
"Bayar pakai lagu bisa gak?" Rayu Ijaz membuat Ia terdiam, karena tidak ingin mendengar Ijaz bernyanyi.
"Yaudah ambil aja, gausah bayar pake lagu, nanti aku baper denger kamu nyanyi" Ucapnya berbohong.
****
Bel istirahat mulai terdengar, teriakan siswa dan siswi mulai meriuhkan kelas yang sempat hening tadi.
"YESS.... kita bebas, alam semesta mendengar doaku, kantin I'm coming." kata Wakan, yang membuat seisi kelas tertawa dengan yang dikatakannya.
"Ada-ada saja temanku satu itu, Wakan tungguin temanmu yang cakep ini." Kata candra berlari menyusulnya ke kantin.
karena masih tidak percaya dengan perkataan temannya, yang bilang bahwa ia sudah punya pacar.
Tiara kembali menanyakan tentang hal itu"Des gimana ceritanya kamu bisa dapat pacar secepat ini?" Ucapnya.
"Gini Ra.. aku kan, kemarin malam tuh laper banget nih. Terus orang rumahku kan gak ada yang masak, karena mereka semua makan diluar. Mana bibiku juga udah pulang, jadi.. aku keluar deh cari penjual makanan yang ada dekat rumahku. Nah,, karena aku ga dapet di sekitar blok rumahku, aku ke blok yang lain yang berada didekat blok aku. TERUSS... aku ngeliat ada cowok kan, main bola dilapangan gitu. Yah... aku samperin dan aku nanya ke dia, penjual makanan deket sini masih ada yang buka gak? NAHH .. dia bales pertanyaan aku yang dan bilang keknya udah tutup semua deh, kalo mau aku anter aja gimana? pas dia ngomong gitu, aku langsung setuju. Karena udah gabisa nahan lapar, kamu TAUUU!! apa yang dia lakuin ke aku? dia gombalin aku AGHKKK... gila bangetkan baru pertama ketemu trus udah gitu dan dia megang tangan aku pas aku lagi di tempat makan gilaaa!!" kata Desti histeris menceritakan kisahnya dengan Vero.
Mendengar kisah Desti, Tiara mulai iri dengan apa yang terjadi kepada teman sekelasnya tersebut.
Ia merasa bahwa yang terjadi kepada temannya adalah hal yang Ia inginkan terjadi kepadanya dan Ijaz
"Kok bisa yah... Desti ketemu cowok sekeren itu, berani ngedeketin dia, aku kapan yah, bisa dideketin juga." Tuturnya dalam hati, yang sangat iri dengan pertemuan Desti dan Vero.
"Emang sih.. Desti cantik dan pandai bergaul. Selain keduanya, dia juga sangat beruntung dibanding aku yang biasa-biasa saja, jangankan cantik, yang deketin aja gak ada."kata Tiara, yang berbicara sendiri.
Setelah kembali dari kantin. Candra pun melihat seseorang sedang berbicara sendiri.
Ternyata itu adalah Tiara. Karena timbul keinginan untuk usil padanya, Ia lalu berteriak dengan lantangnya "Selamat siang pak.." dengan tertawa kecil lalu mulai masuk kelas.
Tiara langsung berlari dan mulai merapikan duduknya, ia melihat ke pintu dan menunggu gurunya datang.
Tetapi ia mulai tersadar saat berada di kelas, Ia belum mendengar bel masuk berbunyi. Tiara berteriak dan langsung bergegas ke bangku Candra. Tetapi, ia sudah lari duluan, melihat reaksi Tiara m kesal sudah menunggu guru yang dikiranya akan masuk ke kelas.
"CANDRAAAA.. awas kamu yah." karena lelah mengejar temannya itu, Ia pun berhenti. Lalu, duduk di lantai. Tapi Candra mengulurkan tangannya untuk membantu Tiara berdiri.
"Jangan duduk dilantai,, nanti lantainya kotor kamu dudukin." ledeknya, sambil berlari lagi karena sudah menipu Tiara.
"Bisa-bisanya kamu nipu aku, Wah.. Candra bangsat" Katanya emosi dan terengah-engah mengejar Wakan.
Tiara kembali ke tempat duduknya dan ia mendengar bel masuk berbunyi. Teman-temannya juga mulai berbondong-bondong masuk ke kelas.
Masih kesal dengan perbuatan Candra, ia melihat ke arah Candra dengan mata melotot.
"Tunggu saja pembalasanku!!" katanya dengan suara tipis.
"Oke sayangku... aku tunggu pembalasanmu, I lop yu." balasnya dengan suara yang hampir semua teman kelasnya dengar.
"Kamu pacaran cannn sama candra?" tanya Desti yang penasaran, yang mendengar Candra panggil sayang ke Thdjana.
Mendengar hal itu, sebuah kotak pensil melayang ke arah Candra yang saat itu sibuk melihat hpnya.
BRUKKKkk..
karena tidak menepis kotak pensil itu, kepalanya terdorong kebelakang dan terkena kotak pensil yang Thdjana lemparkan.
"Rasain tuhhh, kapok kan.. awas kalo kamu manggil-manggil aku sayang lagi." kata Thdjana, yang sebenarnya juga merasa bersalah. Karena terlalu kasar, melempar kotak pensil itu.
"Yah berdarah,, yaudah sayang kutunggu balasan selanjutnya" celotehnya, yang tidak kapok mengganggu temannya itu.
Karena tidak tega dengan apa yang sudah dilakukannya, Thdjana diam-diam ke UKS meminta plester obat untuk diberikan ke Candra.
Dia kembali ke kelas dan langsung ke tempat duduk Candra.
"Nih ambil, luka kecil aja manja gituh." katanya sambil melirik ke luka di dahi candra.
"Katanya luka kecil tapi kenapa ngambil plester obat, CIEE..! CIEE..! perhatiannya sayangku yang satu ini. Pasangin dong... kan kamu yang nyakitin aku." Candra yang minta untuk dipasangkan plester obat, tidak bosan-bosannya jahil dengan memanggilnya sayang.
Lagi-lagi, Thdjana menahan diri untuk memukul temannya itu dan malah mengobati Candra yang terluka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments