Fiera tiba di sebuah cafe, ia mencari cari posisi teman yang mengajak nya bertemu di sini.
"Mana sih Elena?" Fiera celingak celinguk mencari keberadaan teman nya itu.
"Kak!!!"
Fiera menoleh, ia melihat Elena melambaikan tangan pada nya. Fiera pun langsung bergegas menghampiri nya.
"Udah lama yah?" tanya Fiera tak enak hati.
"Gak kok kak, santai aja." Balas Elena tersenyum riang.
"Oh iya, aku dah mesenin kakak minum nih. Kakak suka jus apel kan?"
"Wah kebetulan banget ni, kakak haus banget" jawab Fiera langsung meraih gelas kaca yang berisi jus apel kesukaan nya.
"Makasih banget yah Elena, kamu bener bener baik" puji Fiera .
Elena tersipu malu, ia malah mengambil sesuatu dari dalam tas nya.
"Kak, ajarin ini dong. Aku gak ngerti nih , di bagian ini. Mana olimpiade 1 Minggu lagi" kelu Elena sembari membuka buku nya dan menunjukkan pada Fiera materi mana yang ia tidak paham.
"Oh ini mah gampang Elena, kamu bisa baca buku ini, kakak udah nyiapin buat kamu"
"Wahhh kakak bener bener baik deh" Elena sangat senang, ia menerima buku cerdas matematika pemberian Fiera.
Elena dan Fiera bertemu ketika olimpiade tingkat nasional di adakan, dan SMA Laksamana jaya menjadi tuan rumah nya.
Ketika itu, elena sedang panik sekali. Ia merupakan peserta tingkat SMP yang mengikuti olimpiade jurusan matematika. Ketika itu, Elena tersesat di SMA Laksamana jaya. Ia sangat panik dan tidak tahu harus bertanya kepada siapa.
Tak sengaja, Fiera lewat dan melihat Elena yang sedang panik dan menangis. Lalu, Fiera membantu nya dan mengantarnya ke ruangan olimpiade tingkat SMP. Sejak saat itulah mereka menjadi dekat, sampai sekarang Elena menjadi pemegang juara olimpiade di tingkat nasional.
Cukup lama Fiera menemani Elena belajar, ia pun merasa kebelet buang air kecil.
"El, kakak kebelakang bentar yah" kata Fiera pada Elena.
"Oh yaudah kak, aku tunggu di sini yah, atau. Kakak mau aku temenin?"
"Gak usah, kamu belajar aja dulu. Kakak bisa sendiri"
"Oh yaudah" balas Elena mengangguk, lalu kembali mengerjakan soal soal yang tadi Fiera berikan sebagai latihan sebelum olimpiade.
Fiera berjalan menuju ke toilet, ia benar-benar merasa kebelet banget.
"Aduh, gak tahan" gumam Fiera berlari semakin cepat.
"Ahhh Lega" gumam Fiera merasa lega.
Sebelum keluar dari toilet, Fiera merapikan dulu penampilan nya yang sedikit acakan. Seragam sekolah yang ia lapisi dengan blazer hitam tidak terlihat seperti ia sedang memakai seragam sekolah. Hal ini sering Fiera lakukan agar orang orang tidak mengira dirinya keluyuran setelah pulang sekolah tanpa pulang.
"Lo selalu cakep" kekeh Fiera memuji pantulan dirinya. Ia tersenyum puas melihat kemolekan yang ia punya.
Setelah merasa rapi lagi, Fiera pun keluar dari toilet. Kini ia tidak berjalan terburu buru lagi.
Bruk~
"Aww..." Fiera merasakan sakit di bokongnya, dengan tidak estetik bokong nya mendarat begitu saja di lantai.
"Eh sorry, sorry!!" ucap seseorang yang tidak sengaja menabrak tubuh Fiera hingga jatuh.
"Ahh Lo sih, jalan gak liat liat" gerutu Fiera sembari menepis nepis kan rok nya.
Orang yang menabrak nya mendadak diam ketika melihat siapa yang ia tabrak itu.
"Gue gak sengaja" kata orang itu lagi, namun nada suaranya terdengar datar. Mendengar hal itu, Fiera pun mendongakkan kepalanya dan melotot melihat orang yang menabraknya dan membuat bokong nya sakit adalah siswa pindahan di kelas nya tadi.
"Heh, Lo sengaja yah?" tuding Fiera lantang.
"Enak aja, gue gak sengaja. Lo aja yang jalan gak liat liat!" balas Ganda tak mau kalah. Suara mereka sangat keras, sampai mengundang perhatian pengunjung cafe lain nya.
"Gue yakin Lo sengaja, emang yah cowo itu kalo mau deketin cewe selalu oake teknik yang salah!" dengus Fiera percaya diri.
Mendengar ucapan Fiera, Ganda tertawa sumbang.
"Heh..Siapa yang deketin Lo? "
"Yah Lo lah, gak usah pura-pura deh!" kata Fiera lagi, ia terlihat sangat yakin jika Ganda menyukai nya.
"Sorry yah, cewe kaya Lo itu. Bukan tipe cewe gue! Ya kalo gue suka cewe datar, jutek kaya Lo!"
Fiera menggeram, cowo itu benar-benar menguji ke sabaran nya.
Elena melihat ada kerumunan dan mendengar bisik bisikan orang di sekitar nya. Ia pun menjadi penasaran dan ingin melihat apa yangs sedang terjadi.
"Ada apa sih, kenapa ribut banget."gumam Elena.
Blurrr~
"What???". Elena melotot, Fiera dengan berani menyiram jus yang baru saja di bawa oleh pelayan lewat di samping mereka.
"Lo? berani nyiram gue???". Ganda mengusap kasar wajah nya yang sudah basa
"Kenapa gue harus takut? itu balasan untuk Lo yang udah buat gue jatuh"
"Lo benar benar yah, gadis paling ngeselin yang pernah gue temuin!" Ganda melangkah lebih dekat dengan Fiera, dan gadis itu sama sekali tidak takut. Ia malah semakin menantang Ganda dengan berani.
"Gawat ini" Elena mengetuk ngetik kepala nya mencoba memikirkan sesuatu untuk melerai mereka.
"Aduhhh otak gue buntu lagi!". maki Elena pada dirinya sendiri.
"Wahhh berani juga tu cewe yah"
"Ah bukan cewe nya yangs alah. Cowo nya aja yang lemes. Berani sama cewe"
"Tau tuh"
Semua orang terus berbisik bisik mengomentari apa yang sedang mereka tonton.
Sementara Elena tidak memiliki ide apapun, ia menarik Fiera dan Ganda bersamaan,lalu membawanya keluar dari cafe.
"Eh eh .." Fiera kaget, namun ia tidak sempat memberontak. Elena dengan cepat menarik mereka hingga keluar.
"Heh Lo ngapain sih, narik gue!" gerutu Ganda pada adik nya.
"Elena. Kamu kenal cowo gila ini?" tanya Fiera kaget.
"Sembarangan kalo ngomong, Lo kali yang gila!" sela Ganda tidak terima dikatakan gila oleh Fiera.
"Aduhhh udah udah. Kaya anak kecil tahu gak. Kalian gak malu sama orang orang tuh, gue malu tahu!" omel Elena menutup wajah.
"Dia dulu tuh, nabrak gue dengan sengaja!"
"Gue udah bilang, gak sengaja bege"
"Gue gak percaya!!" balas Fiera menatap Ganda sinis. Perdebatan kembali terjadi, Elena memegangi kepalanya. Ia tidak tahu lagi harus berkata apa kepada dua anak manusia yang berbeda jenis kelamin ini.
"Huh, Lo itu yah. Selalu saja buat gue kesel!" bentak Fiera, lalu pergi begitu saja ke dalam cafe untuk mengambil tas nya, lalu keluar lagi tanpa menoleh pada Ganda dan Elena yang sedang kaget melihat apa yang Fiera lakukan.
"Yahh kan aku lagi belajar kak"
"Maaf Elena, mungkin lain kali kita atur jadwalnya" balas Fiera, lalu masuk ke dalam mobilnya.
"Ahhhh ini semua gara gara Lo!" maki Elena memukul Abang nya.
"Kok gue sih, salahin aja noh temen Lo itu." ucap Ganda tidak mau di salahkan, ia malah kembali ke dalam cafe, ganda kembali bergabung dengan teman teman nya yang berada di lantai atas. Di sana teman teman nya sedang bermain billiar.
"Dari mana aja Gan? kok lama ?"
"Gue liat adek gue tadi, nanyain kapan balik. " jawab Ganda seadanya
" Trus, adek Lo pulang naik apa?"
"Udah ah gak penting" Ganda mengibas ngibaskan tangannya agar teman temannya gak banyak bertanya lagi.
Hatinya masih kesal dengan Fiera, entah apa yang salah gadis itu selalu sinis setiap kali bertemu dengan nya.
Fiera melajukan mobilnya menuju ke rumah nya. Ia merasa sangat lelah, cowo tadi membuat hati dan pikiran nya menjadi lelah.
"Kenapa sih, cowo itu pindah ke sekolah gue. Sebanyak itu sekolah di kota ini, mengapa dia malah datang dan memilih sekolah menjadi tempat dirinya pindah" Fiera terus saja menggerutu, melampiaskan kekesalannya pada Ganda.
Kekesalan ini berawal ketika awal masuk SMA, Fiera di hukum oleh kakak senior nya karena terlambat datang. Waktu itu Fiera tengah melajukan mobil nya, namun tiba-tiba Ganda dan geng motor nya malah membuat rusuh di sebuah gang jalan pintas agar cepat sampai ke sekolah nya.
Ganda memblokir gang itu, dengan alasan mereka sedang melakukan balapan. Gang nya lumayan lebar, bisa untuk 1 mobil dan 1 motor berselisih. Karena jalan nya lurus, jadi sangat enak untuk di jadikan tempat balapan.
Fiera yang sudah terlambat, membunyikan klakson nya agar mereka membuka blokir jalan itu. Namun, Ganda dengan wajah songong nya malah mengatakan pada Fiera untuk mundur dan mencari jalan lain.
Padahal, waktu Fiera tersisa 10 menit lagi, namun Ganda terus kekuh untuk tidak membuka blokir jalan nya. Hingga, terjadilah perdebatan yang sengit. Fiera yang memang pantang menyerah dan pantang takut terus berkoar hingga salah satu teman Ganda meminta untuk mengalah saja.
Meskipun begitu, Fiera tetap terlambat. Ia di suruh membersihkan toilet dan di cap sebagai tukang telat oleh seniornya. Hari itu adalah hari terburuk bagi Fiera, bahkan hingga saat ini ia selalu merasa kesal pada Ganda. Fiera sudah mencoba untuk mengacuhkan rasa kesalnya pada ganda, karena seperti nya ganda juga tidak mengingatnya.
Namun, rasa kesal itu semakin memuncak setiap kali Ganda ada di depan matanya. Entah bagaimana hidup Fiera kedepannya, mengingat ganda berada di kelas yang sama dengan nya. Seperti nya Fiera harus lebih sabar dan memperkuat ketahanan dirinya agar tidak membuat gaduh di sekolah.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments