Chapter 19

"Kaka, aku mencium bau makanan yang lezat. Apa kau memasak?" Tanya Candra yang keluar dari kamar dengan tampilan yang sudah segar dan rapi.

Irine tak menyahut pertanyaan dari adiknya, Ia tengah fokus memperhatikan Presdirnya yang bernama Kimtan yang tengah memasak di dapurnya. Dia begitu takjub saja, dia pikir pemikirannya tadi benar bahwa atasannya tidak bisa masak tapi saat mencium bau masakan ini pemikiran jelek itu sirna seketika.

"Kaka. Kau membiarkan temanmu memasak? Dia kan tamu." Seru Candra duduk di sofa, memperhatikan Kaka dan laki-laki itu.

Irine menolehkan wajahnya ke arah Candra dengan ekspresi sedikit kesal, entah kenapa adiknya benar-benar berisik.

"Sssttt, diamlah!" Ucap Irine menyuruh adiknya untuk diam.

"Kau sudah menunggu lama?" tanya Kimtan sambil membawa dua piring nasi goreng.

"Ah tidak." jawab Irine dengan cepat. "Maaf, di kosan ku tidak ada meja makan. Biasanya aku makan di sofa." Bisik Irine merasa tak enak hati.

"Tidak apa, makan di lantai juga tidak masalah." Jawab Kimtan sambil menyerahkan satu piring makanan di depan Irine, lalu yang satunya Ia berikan pada Candra adik Irine.

"Wah, terimakasih untuk makanan nya." Seru Candra cepat. "Huem, harum sekali." ucap Candra dengan wajahnya yang berbinar.

"Makanlah, semoga kamu juga suka." Seru Kimtan kepada Irine, tak lupa senyuman itu tak pernah lepas dari kedua mata Irine.

"Terimakasih kasih, Ka Irine jarang masak di kosan." Celetuk Candra tiba-tiba, sambil menggembungkan kedua pipinya.

"Sama-sama, hahaha." Jawab Kimtan mengusap kepala Candra dengan lembut di barengi tawa nya.

"Apa kau bilang? Aku masak kok!" sanggah Irine cepat. "Kau kan baru datang kemarin, lagian aku langsung sakit jadi mana bisa memasakan masakan untuk mu." ucap Irine beralasan, entah kenapa dia merasa malu di hadapan Kimtan hingga kedua pipinya memerah.

"Hahaha kalian lucu sekali." ujar Kimtan kembali tertawa dengan tingkah mereka.

Irine sejak tadi memperhatikan interaksi keduanya, entah kenapa Candra mudah akrab dengan atasannya. Biasanya jika Ia bersama laki-laki, Candra akan menginterogasinya langsung dengan si pria dengan teliti. Tapi dengan Kimtan, kenapa dia secepat ini? Batin Irine.

...****************...

"Bagaimana pertemuan Anda dengan Nona Irine, Tuan?" Tanya Arka tersenyum pada Tuan nya yang baru saja masuk ke dalam mobil, dia memang menunggu Tuan nya sejak tadi di luar.

"Kau yah. Baru saja aku mendudukkan pantatku di kursi, kau sudah langsung menginterogasi diriku secepat kilat." Ujar Kimtan sambil terkekeh.

"Dari ekspresi wajah Anda terlihat seperti orang tengah jatuh cinta, Tuan." seru Arka tersenyum.

"Ah, sekarang kau mau menjadi peramal yah." Seru Kimtan sambil mendecih.

"Maafkan saya, Tuan." Ucap Arka sambil tersenyum menggoda Kimtan.

"Arka, segera siapkan ruangan untuk Irine!" pinta Kimtan.

"Tentu, Tuan. Saya akan siapkan ruangannya. Anda tidak perlu mengkhawatirkan hal seperti itu." ucap Arka penuh semangat.

"Tapi, aku ingin Ia selalu berada di jangkauanku." Ujar Kimtan lagi pada Arka.

Arka terdiam, mencerna perkataan bos nya tersebut. "Maksud Anda apa, Tuan?" Tanya Arka belum mengerti dari perintah yang Kimtan berikan.

"Kau buatkan ruangan Irine di dalam ruangan ku, yang pembatasnya dari kaca yang tembus pandang bagian atas." Titah Kimtan kemudian pada Arka.

"Saya akan laksanakan perintah mu, Tuan." ucap Arka.

"Aku tidak ingin ada kesalahan Arka, kau tahu itu. Jadi aku harap semuanya sempurna, karena aku ingin membuat wanita itu nyaman saat bekerja." Ujar Kimtan menatap ke sisi jendela mobil.

"Tuan, Anda jangan terlalu masuk ke kehidupan Nona Irine terlalu dalam. Anda tahu Ia bukan Nona itu , Tuan." Seru Arka dengan nada rendah, khawatir Tuan nya akan marah dan berulah kembali.

"Tidak Arka, hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menebus hari-hariku bersama 'dia'. Meski aku tahu Irine bukanlah dia, tapi aku bisa merasakan keberadaan dia pada diri Irine." Jelas Kimtan sendu. "Cukup itu saja Arka, hanya itu." Sambungnya.

"Jika begitu, aku harap Tuan tidak akan terluka kembali dan menikmati waktu Tuan." ucap Arka dengan tulus untuk Tuan nya.

"Terimakasih Arka, kau benar-benar mendukungku dan selalu membantu. Padahal aku selalu menyusahkan mu sejak dulu, hingga sekarang." ucap Kimtan merasa sedih sekaligus haru dengan kesetiaan yang diberikan Arka pada nya.

"T-idak Tuan, justru aku senang dapat membantu Anda." Jawab Arka cepat.

...****************...

Pagi harinya, Irine benar-benar berangkat bekerja setelah seharian memulihkan tubuhnya dan dia juga tak ingin hanya bermalas-malasan di rumah begitu saja.

Sesaat setelah sampai di perusahaan tempat kerjanya, dia terlihat bingung saat beberapa pasang mata menatapnya dengan intens. Padahal hari biasanya tidak seperti ini? Apa dia salah memakai kostum atau ada yang aneh dengan penampilannya? Batin Irine sedikit gelisah.

"Selamat Pagi, Irine" Sapa salah satu staff yang berpapasan dengannya, Irine menyapa balik dan mencoba mengembangkan senyumnya. Masih pagi tapi perusahaan ini sudah mulai padat lalu lalang orang-orang yang sibuk.

"Riinnnnnn." Pekik Stefi langsung memeluk tubuh Irine, saat baru saja Irene menginjakkan kakinya di lantai tiga di mana tempat bagian divisi dirinya dan Stefi bekerja.

"Uh, lepaskan pelukanmu. Kau mau mencekik diriku." Ujar Irine sedikit susah berbicara karena lehernya terlalu ditekan oleh pelukan Stefi.

"Ups, Sorry Irine. Abisnya aku kangen banget, setiap hari masa aku harus makan siang dengan Bagas terus kalo kamu gak masuk." Gerutu Stefi dengan mimik wajah yang sebal.

"Pak Bagas? kok bisa?" tanya Irine menatap Stefi bingung.

"Entahlah." timpalnya sambil mengendikkan kedua bahunya.

"Wah sepertinya ada asmara di antara kalian." tatap Irine penuh curiga.

"Sssttt." Stefi langsung membungkam mulut sahabatnya itu dengan telapak tangannya. "Jangan berisik." Ujarnya langsung menoleh ke kanan ka kiri, khawatir ada pasang kuping mendengar perkataan Irine.

"Irine, kamu yah beberapa menghilang gak kerja datang-datang mau langsung menyebar gosip." Seru Stefi dengan wajah yang terlihat kesal.

Baru saja Irine ingin membuka mulutnya untuk berbicara kembali, Stefi segera menyelanya denga suara tingginya.

"Astaga, aku melupakan sesuatu yang penting." Ucap Stefi sambil memicingkan kedua matanya menatap tajam kearah Irine.

Irine yang dilihat seperti itu merasa tak nyaman dan langsung memukul kepala Stefi.

"Singkirkan tatapan itu!" Titah Irine melangkah pergi menuju meja kerjanya, Stefi bergegas mengikuti sahabatnya dari belakang.

Saat sampai di depan meja kerjanya, Irine terkejut melihat meja kerjanya berbeda 180 derajat, kemana barang-barang nya pergi?

"Stef, kenapa mejaku jadi seperti ini? barang-barang ku ke mana?" Pekik Irine terkejut bukan main.

Stefi menggaruk tengkuknya yang tak gatal, Ia bingung harus menjelaskannya seperti apa pada sahabatnya ini.

"Irine, sini deh." Ujar Stefi membawa Irine ke tempat sepi.

Stefi menatap kedua mata Irine dengan wajah berbinar "Kau tau, kamu menjadi Sekertaris Tuan Kim saat ini. Sebenarnya kamu kemaren bicara apa saja dengan Tuan Kim sampai-sampai kau bisa di angkat jadi Sekertaris nya?"

'Ternyata laki-laki itu benar-benar mendepaknya dari pekerjaannya sekarang, dasar brengsek' Batin Irine. Hah, tapi tunggu? dari mana Stefi tau Presdir datang ke kosannya? Dia menatap Stefi curiga.

"Huaaa, kau beruntung sekali berada di posisi itu. Seandainya itu aku, aku pasti akan berpesta dengan para karyawan kantor." Seru Stefi sambil mendekap tubuhnya, membayangkan betapa bahagianya Ia jika menjadi seorang Sekertaris pribadi dari Presedir tampan itu.

"Stefi kemaren Presedir ke kosan ku, jangan-jangan ....." Irine menatap tajam Stefi.

"Ah, yah begitulah. Jangan marah yah Rin, hehhee." Stefi meringis di hadapan Irine.

"Sudahlah, sudah terjadi juga." seru Irine berjalan pergi. Mau marah juga tidak ada artinya untuk saat ini.

"Mau kemana?" Tanya Stefi kepada Irine.

Irine menolehkan wajahnya, kemudian kedua matanya menatap pintu keluar. "Mendatangi Presedir tampan mu itu." Jawab Irine berlalu pergi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!