Para prajurit yang menjaga pintu gerbang tidak menduga malam yang paling meriah itu akan menjadi petaka bagi mereka. Pasalnya dari pagi sampai malam hari itu tidak ada hal-hal yang mengganjal. Sampai pada saat kedatangan pangeran Jaka dengan kereta kudanya mereka terkejut dan segera memberitahukan kepada atasannya.
Setelah diberikan izin masuk pangeran Jaka tersenyum sinis terhadap para penjaga gerbang yang membuat mereka merasakan ada hal aneh. Namun mereka membuang semua keraguan itu dan memilih kembali berjaga sesuai tugas masing-masing.
“Pangeran Jaka, senior Yuda dan senior Liva sudah masuk ke istana. Kita tinggal menunggu tanda dari senior Yuda untuk beraksi, aku harap kita bisa menjalankan tugas masing-masing dan berhasil” perintah seorang pendekar yang ditugaskan menjadi kepala penyerangan di pintu gerbang.
“Baik senior” jawab serentak 12 orang dibelakangnya.
13 orang ini adalah pendekar yang berada dikekuatan pendekar serigala tingkat 4. Setelah diteliti penjagaan pintu gerbang hanya dijaga prajurit yang kekuatannya hanya berada di tingkat 2 dan 3. Biarpun lawannya bisa mereka atasi namun misi mereka adalah membuka gerbang secara diam-diam dari dalam.
Tidak lama berselang samar-samar mereka bisa merasakan aura pembunuh yang berada di dalam istana sebagai tanda tugas penyusupan mereka harus dilaksanakan. Ke-13 pendekar tersebut segera menuju kearah gerbang dengan cepat dan senyap tanpa disadari oleh penjaga gerbang.
Teknik penyusupan yang mereka gunakan sangat bagus dan dalam waktu singkat sudah bisa masuk ke daerah benteng untuk melanjutkan misi mereka. Dalam gelapnya malam mereka melumpuhkan penjaga yang mereka temui. Hanya dalam kurun waktu singkat penjagaan yang sebelumnya ramai sedikit demi sedikit berkurang.
Saat mereka hendak mengarah ke pintu gerbang saat itu juga sebuah panah melesat dengan cepat dan mengenai salah satu pendekar tersebut yang berhasil memberikan luka yang cukup parah itupun karena dia sempat menghindar, kalau tidak mungkin nyawanya akan melayang malam itu.
“ternyata kemampuan 13 pembunuh malam memang seperti yang diceritakan” kata-kata tersebut diucapkan oleh seseorang yang membawa panah serta pisau kecil di pinggangnya untuk pertarungan jarak pendek.
“Tidak ku sangka akan bertemu Patih Marda disini. Walaupun kau lebih kuat dari kami, tapi dengan kami ber-13 tidak akan takut sedikitpun untuk meladenimu” jawab pendekar senior dari pembunuh malam.
“Oh benarkah? Bukan kah tinggal 12? Aku rasa dia tidak akan bisa mengeluarkan seluruh kemampuannya” Patih Marda tertawa mengejek.
Patih Marda adalah kerabat dari Patih Yarna dan memiliki kekuatan setara namun keduanya memiliki cara pertarungan masing-masing. Patih Yarna lebih baik dalam ilmu pedang, sedangkan Patih Yarna dalam ilmu memanah.
“Jangan takut, kita serang dia bersama. Lawan dia dijarak dekat dia pasti akan kesulitan” perintah pendekar senior pembunuh malam.
“jangan terlalu berharap” Patih Marda kembali berucap dan bersiap memanah para penyusup didepannya.
Para penyusup yang awalnya merasa yakin bisa mengimbangi Patih Marda dan memberikan bisa memberikan luka kepadanya akhirnya dibuat tak terlalu bebas dikarenakan selain panahnya berhasil mendarat di bagian tubuh beberapa rekannya, Patih Marda juga ternyata juga sedikit bisa bertarung dijarak dekat dengan pisaunya serta ilmu meringankan tubuh miliknya cukup tinggi untuk menghindar dari serangan lawannya.
“Mundur!!!” pekik pendekar senior pembunuh malam. Dia tidak menyangka lawannya juga ahli dalam pertarungan jarak pendek. Sebenarnya mereka bisa mengimbangi namun tidak terlalu lama dan baru sadar kekuatan Patih Marda diluar dugaan mereka.
Melihat keterkejutan lawannya Patih Marda segera mengumpulkan tenaga dalam dan berteriak dengan sekuat tenaganya.
“Penyusup!!! Bunyikan terompet tanda serangan!!!” teriakan Patih Yarna yang dialiri tenaga dalam berhasil membuat penjaga yang masih ada di sekitar bereaksi cepat dan segera meniup terompet sebanyak 3 kali. Suara terompet menggema malam itu dan segera pasukan yang berada di dekat gerbang menuju kearah teriakan dari Patih Marda.
Teriakan Patih Marda bukan hanya bisa terdengar oleh penjaga istana Adipura tapi juga kepada orang dibalik penyusupan yang memimpin 5000 prajurit setara pendekar serigala tingkat 3. Pemimpin dari ribuan penyerang tersebut menggelengkan kepala karena tidak menyangka rencana yang sudah disiapkan gagal dan diketahui oleh penjaga istana Adipura.
“Kita tidak bisa menunda lagi, kerahkan semua prajurit. Kerajaan Adipura harus jatuh hari ini!” perintah seorang pria sepuh bernama menteri Balda pada prajuritnya.
“Seraaaaanggggggg!!!!!” teriak bawahan menteri Balda membuat gemuruh perang terdengar dan langsung mengarah ke pintu gerbang kerajaan Adipura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments