4. Pertarungan dimulai

Kekuatan pendekar dibagi menjadi beberapa tingkatan dari terlemah sampai terkuat. Yang umum di ketahui di kerajaan Adipura adalah pendekar serigala, pendekar harimau dan pendekar singa. Saat ini Patih yang menghadapi pangeran Jaka sudah berada ditingkat puncak pendekar serigala yaitu tingkat 5. Keunggulannya adalah bisa berlari selama 5 hari penuh tapi akan menguras tenaga dalam yang sangat banyak.

Berbeda dengan pangeran Jaka dia telah memasuki tingkat pendekar harimau tahap satu yaitu harimau belang. Ditingkat pendekar ini akan lebih menguatkan kekuatan fisik pendekar tersebut. Bahkan untuk berlari selama 3 hari penuh pun pendekar ditingkat ini sanggup tanpa mengeluarkan tenaga dalamnya.

“Lindungi raja!” perintah Patih yang lebih senior, kekuatannya mengimbangi pangeran Jaka namun ketika diperlukan dia bisa memenangkan duel tersebut karena sudah banyak pengalaman bertarung di medan perang. Namun yang menjadi kekhawatirannya adalah 2 orang yang dibawa pangeran Jaka yang masih diam ketika terjadi pertarungan tadi.

Para tamu undangan yang melihat kejadian tersebut menghentikan segala aktifitas mereka dan mulai melihat kearah tempat pelaminan mempelai. Mereka masih bertanya-tanya apa yang terjadi sampai seketika pasukan kerajaan bergegas mengepung daerah pelaminan dengan senjata lengkap dan mulai bersiaga.

“Apa yang terjadi? Kenapa begitu banyak pasukan kerajaan datang kesini?” begitulah pertanyaan yang hampir semua orang tanyakan sesama mereka. Dan salah satu dari mereka memberanikan diri untuk bertanya kepada prajurit kerajaan yang berada di dekat mereka.

“aku tidak tahu pastinya, yang ku dengar terjadi keadaan darurat. Itu saja” jawab prajurit itu.

Semua orang mendengar penjelasan prajurit tersebut namun masih merasa kurang akan jawabannya. Ketika mereka masih dibingungkan dengan pernyataan tersebut tiba-tiba dari arah gerbang terdengar suara terompet sebanyak 3 kali. Semua orang tahu bahwa suara terompet itu menandakan adanya serangan terhadap istana, tidak butuh waktu lama keadaan pun menjadi ricuh karena kepanikan.

Semua orang terkejut mendengarnya karena tidak menyangka akan ada penyerangan pada malam hari ini. Bahkan yang lebih terkejut adalah pangeran Jaka, ia kelihatan sangat terkejut bercampur penasaran. Seharusnya saat ini penyerangan itu belum terjadi, dia bertanya-tanya kenapa penyerangan lebih awal dari yang direncanakan. Itu benar-benar diluar perkiraannya dan membuat dia sangat terkejut sampai suara laki-laki tua memecahkan lamunannya.

“Murid Jaka terlalu lama bermain sampai lupa akan rencana awal yang sudah direncanakan. Aku mengirim pesan bahwa waktu penyerangan dimajukan dan sekarang waktu yang tepat, melihat kebanyakan pasukan kerajaan disini pasti penjagaan gerbang akan berkurang kekuatannya” pria yang ikut pangeran Jaka mulai membuka suara.

“Murid Jaka memang selalu gegabah dan tidak cermat memperhitungkan keadaan. Jika seperti ini sulit bagi kami untuk membantu lain kali” wanita yang ikut itu pun juga buka suara sambil menggeleng kepala karena sedikit kecewa.

Pangeran Jaka menelan ludah bukan karena keterkejutannya lagi tapi karena ucapan wanita tadi. Jika mereka tidak akan membantu, rencana untuk mengambil alih kerajaan Adipura menjadi miliknya akan sirna. Bahkan mungkin dia akan terbunuh ditempat ini.

Karena terlalu banyak berfikir membuat keadaan pangeran Jaka memiliki celah yang segera dimanfaatkan oleh Patih yang memiliki tingkat yang sama dengannya. Patih tersebut mengayunkan pedangnya dengan cepat kearah pangeran Jaka. Pangeran Jaka terlambat menyadarinya dan berusaha menghindar namun 1 dari 5 tebasan berhasil menorehkan luka dibagian mata kirinya dan meninggalkan garis dari kening sampai dagunya.

“aaarkkkhggggggggghh...” jerit pangeran Jaka karena luka yang dibuat oleh Patih yang menyerangnya sambil melompat mundur untuk menjaga jarak.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Patih itu mencoba untuk menyelesaikannya dan berniat mengambil nyawa pangeran Jaka. Namun ketika pedangnya hampir menebas leher pangeran Jaka 5 buah pisau terbang kearahnya yang membuat dirinya harus mundur.

“Cihhhh murid Jaka memang tidak berguna, kalau bukan karena kemauan raja Parya aku tidak akan mengikutinya kesini” celetuk wanita misterius yang dibawa oleh pangeran Jaka.

“Sudah lah berhenti mengomel. Kita sudah ditugaskan dan ini adalah tugas mulia dari raja kita, sebaiknya kita berhasil dalam tugas ini. Dan kau sebaiknya mencari lawan yang seimbang” ucap laki-laki misterius dengan tangannya yang sudah menghunuskan pedang kepada Patih tadi.

“Patih Yarna apakah mereka orang Adipura?” tanya raja Aryo dengan penuh kebingungan namun tidak menurunkan kewaspadaannya.

“hamba tidak mengetahuinya raja ku. Sepertinya mereka orang luar Adipura, raja ku tenang saja hamba akan memastikan kesalamatan raja ku” jawab Patih Yarna dengan sopan walaupun tidak langsung menghadap raja Aryo ketika menjawab.

Raja Aryo paham dan memang lebih baik tidak mengalihkan pandangan ketika sedang menghadapi pertarungan hidup dan mati. Salah sedikit akan berakibat fatal nantinya dia pun tidak menurunkan kewaspadaannya.

“Siapa nama kalian? Dan darimana asal kalian!?” tanya Patih Yarna dengan suara lantangnya.

“Ahhh... Itu tidak penting sekarang. Yang terpenting kepalamu dan raja barumu akan terpenggal malam ini!” jawab pria misterius dan langsung bergerak kearah Patih Yarna lalu beradu kekuatan masing-masing.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!