Rasa kesal

jam kuliah pak Bambang di mulai para mahasiswa jurusan ekonomi terlihat duduk tertib menunggu kedatangan dosen. Pak Bambang adalah dosen senior di kampusnya Audy. Pak Bambang terkenal galak dan sangat teliti. Perawakannya pendek memakai kaca mata bulat, berambut keriting yang sudah memutih serta mempunyai kumis lele. Sebenarnya anak kampus ingin tertawa jika melihat pak Bambang dengan kumis lelenya itu, apalagi beliau sering memainkan kumis lelenya itu. Namun, karena beliau dosen yang killer, jadi anak kampus hanya bisa menahannya dalam hati.

Pak Bambang datang dengan jalan sedikit membungkuk.

"Selamat siang ... sehat semua ya!"

para mahasiswa berdiri serentak bilang sehat, lalu duduk lagi.

"Tugas dari saya coba di kumpulkan," perintah pak Bambang.

Audy beruntung bisa dapat contekan dari Reihan. Jadi dia bisa bernapas lega.

Tapi ada satu mahasiswa laki-laki yang tidak mengumpulkan tugas. Pak Bambang memanggil mahasiswa itu maju ke depan.

"Kamu kenapa tidak mengumpulkan tugas."

Mahasiswa itu diam dengan kepala tertunduk.

"Jawab!" bentak pak Bambang sambil mumukulkan penggaris di genggamannya ke meja.

"Nganu, Pak. Ketinggalan," ucap mahasiswa itu lirih.

"Rumah kamu dimana?" tanya pak Bambang.

"Cilacap."

"Ya sudah, kamu pulang dulu ke rumah kamu ambil tugasmu, kumpulkan hari ini juga."

Pria itu kaget, masak iya harus balik ke Cilacap hanya untuk mengambil tugas dari pak Bambang.

"Tapi saya ngekost, Pak."

pak Bambang melirik kesal. "Ya sudah cepat!"

Pria itu segera berlari mengambil tugasnya.

Semua mahasiswa terdiam sepi tidak berani menatap pak Bambang.

"Baik, kita mulai mata kuliah." Pak Bambamg mengajar selama dua jam. selama dua jam itu wajah Audy dan teman-teman yang lain terlihat tegang. Audy tidak bisa membayangkan kalau seandainya dia yang ada di posisi temannya itu. Bisa kencing di kelas nanti.

Dua jam sudah dilalui, para mahasiswa bisa bernafas lega. Mereka seperti selesai dari uji nyali. Jerawat Audy semakin membesar saat keluar dari kelas, rambutnya pun mengembang sebagian menutupi bando merah yang melingkar di kepalanya.

"Hahaha ...! Jerawat Lo kayak batu kerikil yang ada di kali," ledek Reihan.

Audy memanyunkan bibirnya, memegang pelan wajahnya yang berjerawat, lalu mengambil kaca yang ada di tasnya.

"Makanya, dandan," ucap Reihan.

"Biarin, nanti juga hilang sendiri." Audy berjalan cuek meninggalkan Reihan.

Reihan menggeleng, mengikuti langkah Audy dari belakang. Mereka mau ke parkiran mengambil motor vespa milik Reihan. Saat di perjalanan Audy berpapasan dengan dengan Nadia. Audy paling tidak suka jika berdekatan dengan adiknya di kampus. Itu Karena Audy selalu dibanding-bandingkan dengan Nadia yang cantik, pintar dan seorang selebgram kecantikan.

"Kak Audy!" panggil Nadia menghampiri kakaknya.

Audy tampak jengah melihat adiknya.

"Entar malam gue pinjam buku lo ya? Dapat tugas dari dosen," ucap Nadia.

Audy memutar bola matanya. "Iya ... bilang di rumah 'kan bisa, jangan di sini."

Audy segera pergi meninggalkan Nadia sebelum anak kampus mengejeknya dengan si cantik dan si gendut.

Audy pun heran melihat kakaknya yang selalu menghindarinya saat di kampus.

"Tu orang kenapa sih," gerutu Nadia.

Reihan masih berjalan di belakang Audy.

"Lo kenapa sih selalu ngehindar dari Nadia,?" tanya Reihan.

Audy hanya terdiam mengambil helm yang di cantolkan di kaca spion. Reihan menghidupkan mesin motor vespanya. Audy duduk di belakang, terasa sempit. Reihan harus merelakan setengah tempat duduknya untuk Audy karena badannya yang melebihi kapasitas.

Malam tiba, seperti biasa Nadia sedang membuat konten kecantikan untuk chanelnya. Audy yang sedang menonton tv merasa terganggu dengan suara Nadia. Dengan iseng Audy mengeraskan volume tv supaya Nadia tidak bisa fokus membuat konten.

"Ihhh ...! Kak apaan sih!" pekik Nadia yang merasa terganggu.

"Ngapa ... orang sedang nonton tv gak boleh," balas Audy.

"Volumenya di kecilin, dong ...!" Nadia mulai kesal.

"Makanya kalau mau buat konten jangan di sini, di kamar sono!"

Ayu keluar dari kamar karena mendengar ada keributan.

"Ada apa, sih? Kalian kalau di rumah ribut mulu."

"Kak Audy ini, Ma! Ganggu Nadia mulu," ucap Nadia.

"Siapa yang gangguin, dari tadi gue diam di sini ya," sahut Audy.

"Tapi jangan di kerasin dong volume tv nya. Gue 'kan terganggu."

Ayu melipat kedua tangannya ke dada menatap tajam Audy.

"Audy ... jangan ganggu adik kamu, dia 'kan lagi buat konten."

Audy kesal membanting remot tv ke sofa.

"Mama selalu saja belain Nadia." Audy beranjak dari tempatnya menuju kamar.

Nadia menjulurkan lidahnya ke arah Audy karena selalu di bela mamanya. Audy pun mendelik ke arah Nadia.

Di kamar Audy memakan kripik kentang untuk melampiaskan rasa kesalnya. Nadia selalu dapat pembelaan dari mama, sedangkan Audy selalu saja di ceramahinya. Harus diet lah, ke salonlah, dandan yang cantik lah. Semua itu membuat Audy tidak nyaman. Audy ingin menjadi dirinya sendiri tanpa ada orang yang mengomentari bentuk tubuhnya. selama ini hanya Reihan yang tulus berteman dengannya. Teman yang lainnya lebih sering membandingkan dirinya dengan Nadia.

O iya besok Audy ada acara dengan Reihan menanam bibit pohon cemara di setiap pinggiran jalan kota. Audy langsung merebahkan tubuh besarnya karena pagi-pagi sekali Reihan pasti akan datang ke rumahnya.

Benar saja, suara klakson terdengar di telinga Audy. Namun, saat itu Audy sedang mandi. Nadia hendak berangkat ke kampus membuka pagar untuk Reihan.

"Pagi Nadia ...," sapa Reihan.

Nadia tersenyum tipis. "Mau cari kak Audy ya?"

Reihan mengangguk.

"Tunggu aja di dalam, orangnya lagi mandi," ucap Nadia.

"Di sini saja, paling cuma lima belas menit."

"Jangan salah, Kakakku itu kalau mandi lamaaa banget."

Reihan pun melirik, ada rasa tidak nyaman dengan Nadia. "Sudah gak pa-pa."

"Ya udah kalau gitu, gue tinggal dulu ya."

Reihan mengangguk tersenyum kepada Nadia.

Tak berselang lama Audy datang dengan kaos hitam dilapisi jaket loreng hijau serta rok panjang tiga perempat tak lupa bando bewarna hitam melingkat di kepalanya.

Audy tersenyum penuh makna melihat Reihan.

"Kenapa lo, kesambet," canda Reihan.

"Apaan sih, senyum salah, marah-marah salah! Sudah ayo berangkat." Audy duduk di belakang Reihan.

"Kita ambil bibit pohonnya dulu ya?"

"Iya."

Setelah mengambil bibit pohon cemara, Reihan dan Audy menuju ke salah satu taman kanak-kanak yang ada di Jakarta untuk memberi penyuluhan tentang pentingnya menjaga Alam.

Anak yang rata-rata berusia lima sampai enam tahun itu begitu semangat. Mereka begitu aktif lari kesana kesini mengambil pot, memasukan bibit pohon cemara, lalu menaruh pot itu di pinggir trotoar. Mereka melakukannya dengan tulus tanpa embel-embel apapun.

Audy dan Reihan tampak senang melihat tingkah polah para anak kecil itu.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

sun-rise🌻

sun-rise🌻

Semangat kk😍😍😁

2022-10-29

0

sun-rise🌻

sun-rise🌻

🤔🤔🤔🤔🤔☺️

2022-10-29

0

sun-rise🌻

sun-rise🌻

Kyk film Reza r4h4rdi4n dn si cew. Yg di ggs

2022-10-29

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan.
2 Rasa kesal
3 Papa Pulang
4 Kejailan Audy
5 Audy iri dengan Nadia
6 Ada Sesuatu Yang Mengalir.
7 Makan Malam
8 Hukuman Lagi.
9 Nadia terkejut.
10 Sakit perut
11 Berbaikan
12 Gotong-royong
13 Audy Terjatuh.
14 Terselamatkan.
15 Nadia Dalam Bahaya.
16 Salah Paham.
17 Reihan Di Labrak.
18 Kelakuan Aldo.
19 Pura-Pura.
20 Nadia marah sama Aldo.
21 Rencana Reihan.
22 Rencana Reihan 2
23 Audy Baru Tersadar.
24 Saling Tuduh
25 Menangkap Levi.
26 Baikan.
27 Menangkap Reihan.
28 Audy Pingsan.
29 Mulai Kembali.
30 Hari Penentuan.
31 Curang.
32 Audy yang Menang.
33 Siapa gadis itu?
34 Curiga.
35 Cek Cok.
36 Levi Sudah Tau.
37 Pengintaian Yang Gagal.
38 Kelicikan Aldo.
39 Nadia Menyesal
40 Ada Yang Aneh
41 Aldo Menemui Nadia.
42 Saling Menatap.
43 Tidak Sengaja.
44 Tertangkap.
45 Berusaha Bangkit
46 Pengakuan Aldo.
47 Menahan.
48 Tidak Berani Berkata Terus Terang
49 Mulai Ada Tanda.
50 Mencoba Menjauh.
51 Tidak Bisa menahan.
52 Terpaksa.
53 Permainan Yang Seru.
54 Air Terjun.
55 Main Di Air Terjun.
56 Levi Memang Pintar.
57 Tuntutan Nadia.
58 Meminta Restu.
59 Audy Ke Rumah Aldo.
60 Reihan Pingsan.
61 Hujan.
62 Tidak Bisa Berbuat Apa-apa.
63 Rencana Nadia.
64 Perubahan Audy.
65 Cemburu.
66 Cemburu 2
67 Mulai Tertarik.
68 Panas.
69 Tidak Bisa Berkutik.
70 Mulai Muncul Perasan Suka
71 Pura-pura Sakit.
72 Gagal Berbisnis.
73 Belum Memberi Jawaban.
74 Tidak Menyangka.
75 Semakin Bingung
76 Rencana Yang Aneh.
77 Kesedihan Audy.
78 Berhasil.
79 Membalas Dendam.
80 Identitas Ryan
81 Kelinci Percobaan.
82 Masih Belum Akur.
83 Kecewa.
84 Reihan Mau Dibujuk.
85 Sabar Nadia.
86 Aldo Tidak Berkutik
87 Berangkat KKN
88 Pindah Ke Kost.
89 Levi Ngeselin.
90 Merasa Bahagia.
91 Harus Lebih Terbuka
92 Terbongkar
93 Tidak Menyangka.
94 Kemarahan Reno.
95 Pengintaian.
96 Bicara Dengan Sonia.
97 Topeng Sebenarnya.
98 Mangsa Baru.
99 Melihat Aldo.
100 Dunia Itu Sempit.
101 Ketemu.
102 Tahan Godaan.
103 Rencana Audy
104 Gagal Menjebak Aldo.
105 Kemarahan Sonia.
106 Panik.
107 Kejutan Untuk Aldo.
108 Mencari Tau.
109 Mulai Bergerak.
110 Terlihat Tampan.
111 Pesta Di Mulai.
112 Reihan Beraksi.
113 Kemarahan Sonia.
114 Ternyata Sonia.
115 Mulai Cerita.
116 Cari Tau.
117 Tempat Persembuyian.
118 Sonia Tertangkap.
119 Nadia Melahirkan.
120 Ending.
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Perkenalan.
2
Rasa kesal
3
Papa Pulang
4
Kejailan Audy
5
Audy iri dengan Nadia
6
Ada Sesuatu Yang Mengalir.
7
Makan Malam
8
Hukuman Lagi.
9
Nadia terkejut.
10
Sakit perut
11
Berbaikan
12
Gotong-royong
13
Audy Terjatuh.
14
Terselamatkan.
15
Nadia Dalam Bahaya.
16
Salah Paham.
17
Reihan Di Labrak.
18
Kelakuan Aldo.
19
Pura-Pura.
20
Nadia marah sama Aldo.
21
Rencana Reihan.
22
Rencana Reihan 2
23
Audy Baru Tersadar.
24
Saling Tuduh
25
Menangkap Levi.
26
Baikan.
27
Menangkap Reihan.
28
Audy Pingsan.
29
Mulai Kembali.
30
Hari Penentuan.
31
Curang.
32
Audy yang Menang.
33
Siapa gadis itu?
34
Curiga.
35
Cek Cok.
36
Levi Sudah Tau.
37
Pengintaian Yang Gagal.
38
Kelicikan Aldo.
39
Nadia Menyesal
40
Ada Yang Aneh
41
Aldo Menemui Nadia.
42
Saling Menatap.
43
Tidak Sengaja.
44
Tertangkap.
45
Berusaha Bangkit
46
Pengakuan Aldo.
47
Menahan.
48
Tidak Berani Berkata Terus Terang
49
Mulai Ada Tanda.
50
Mencoba Menjauh.
51
Tidak Bisa menahan.
52
Terpaksa.
53
Permainan Yang Seru.
54
Air Terjun.
55
Main Di Air Terjun.
56
Levi Memang Pintar.
57
Tuntutan Nadia.
58
Meminta Restu.
59
Audy Ke Rumah Aldo.
60
Reihan Pingsan.
61
Hujan.
62
Tidak Bisa Berbuat Apa-apa.
63
Rencana Nadia.
64
Perubahan Audy.
65
Cemburu.
66
Cemburu 2
67
Mulai Tertarik.
68
Panas.
69
Tidak Bisa Berkutik.
70
Mulai Muncul Perasan Suka
71
Pura-pura Sakit.
72
Gagal Berbisnis.
73
Belum Memberi Jawaban.
74
Tidak Menyangka.
75
Semakin Bingung
76
Rencana Yang Aneh.
77
Kesedihan Audy.
78
Berhasil.
79
Membalas Dendam.
80
Identitas Ryan
81
Kelinci Percobaan.
82
Masih Belum Akur.
83
Kecewa.
84
Reihan Mau Dibujuk.
85
Sabar Nadia.
86
Aldo Tidak Berkutik
87
Berangkat KKN
88
Pindah Ke Kost.
89
Levi Ngeselin.
90
Merasa Bahagia.
91
Harus Lebih Terbuka
92
Terbongkar
93
Tidak Menyangka.
94
Kemarahan Reno.
95
Pengintaian.
96
Bicara Dengan Sonia.
97
Topeng Sebenarnya.
98
Mangsa Baru.
99
Melihat Aldo.
100
Dunia Itu Sempit.
101
Ketemu.
102
Tahan Godaan.
103
Rencana Audy
104
Gagal Menjebak Aldo.
105
Kemarahan Sonia.
106
Panik.
107
Kejutan Untuk Aldo.
108
Mencari Tau.
109
Mulai Bergerak.
110
Terlihat Tampan.
111
Pesta Di Mulai.
112
Reihan Beraksi.
113
Kemarahan Sonia.
114
Ternyata Sonia.
115
Mulai Cerita.
116
Cari Tau.
117
Tempat Persembuyian.
118
Sonia Tertangkap.
119
Nadia Melahirkan.
120
Ending.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!