Setelah malam itu, setelah mengutarakan niatnya kepada tuan El, keesokan harinya Lamha kembali menghadap nyonya Grace untuk membicarakan tentang pengunduran dirinya sebagai ibu susu sekaligus pengasuh baby A. Sebenarnya Lamha sangat berat berpisah dengan baby A yang sudah dianggapnya seperti putranya sendiri, namun, bukan tanpa alasan Lamha harus mengambil keputusan ini, Lamha ingin mengabdikan hidupnya untuk mengurus ibunda tersayang yang kini sering sakit-sakitan, dan calon suaminya sendiri tidak keberatan jika mereka sudah menikah mereka tinggal dirumah orang tua Lamha, karena calon suami Lamha sendiri berprofesi sebagai guru yang mengajar disalah satu pesantren didekat rumah Lamha. Setelah selesai merapikan pakaiannya kedalam tas, Lamha beranjak menemui nyonya Grace yang tengah duduk ditaman belakang.
"Nyonya, boleh saya duduk" tanya Lamha yang langsung membuyarkan lamunan nyonya Grace.
"Boleh, mari duduk disini" ucap nyonya Grace menepuk tempat disebelahnya. Dan setelah itu Lamha duduk disebelah nyonya Grace.
"Apa kamu kesini karena ingin menanyakan soal pengunduran dirimu?" tanya nyonya Grace yang sudah tahu maksud kedatangan Lamha.
"Iya nyonya" jawab Lamha. Nyonya Grace menarik nafas dalam, lalu mulai mengutarakan isi hatinya.
"Sejak kamu mengutarakan keinginan kamu pada malam itu, saya langsung mencari calon penggantimu, tapi... saya rasa tidak ada yang seperti kamu Lamha. Baby A sangat ketergantungan padamu. Coba katakan pada saya apa yang bisa membuatmu agar tetap bertahan disini?" tanya nyonya Grace. Tentu saja Lamha bingung menjawab pertanyaan itu.
"Kamu mau jadi menantu saya?"
Deg
"Sa-saya..." Lamha merasa terkejut mendengar permintaan nyonya Grace dan dia tidak tahu harus menjawab apa.
"Kamu baru dilamar kan? dan belum memberi jawaban? itu tandanya, El masih bisa menikahimu sebelum janur kuning melengkung" ucap nyonya Grace yang membuat Lamha tambah keringatan.
"Tapi nyonya..." Lamha tak melanjutkan ucapannya saat nyonya Grace yang tiba-tiba menangis.
"Saya mohon... cucu saya sangat membutuhkan kamu, saya tidak tahu apa yang terjadi dengan cucuku jika kamu pergi meninggalkannya" ucap nyonya Grace memohon membuat Lamha menjadi iba. Sungguh, jika bisa Lamha tak menginginkan ini semua, tapi Lamha juga ingin berbakti kepada ibunya.
"Saya minta maaf nyonya, saya tidak bisa. Saya yakin, baby A pasti akan mendapatkan pengasuh atau bahkan ibu baru yang akan menyayanginya dengan tulus." ucap Lamha.
"Nyonya tidak perlu khawatir, Allah pasti akan memudahkan semuanya." lanjutnya. Nyonya Grace tak kuasa membendung tangisnya lalu membawa Lamha kedalam pelukannya.
"Terimakasih sudah merawat dan menyayangi cucuku selama ini." ucap nyonya Grace lirih.
"Sama-sama nyonya" jawab Lamha seraya membalas pelukan nyonya Grace dan mengelus lembut punggung wanita yang sudah seperti ibunya itu. Dan semua itu tak lepas dari penglihatan seseorang yang sejak tadi mendengar obrolan mereka.
*********
Malam harinya, saat Lamha tengah bermain-main dengan baby A, seseorang masuk tanpa permisi kedalam kamar itu. Dan orang itu adalah tuan El.
"Lamha, ada yang mau saya bicarakan dengan kamu" ucap El dengan tatapan dingin.
"Ya, ada apa tuan?" tanya Lamha. El menutup pintu kamar itu lalu dengan cepat menguncinya membuat Lamha seketika panik.
"Jangan khawatir, saya hanya ingin bicara sebentar, saya tidak akan berbuat macam-macam. Lagipula, kamu bukan tipe saya" ucapnya pedas.
"Tapi tetap saja tuan, tidak boleh perempuan dan lelaki yang bukan makhrom berada didalam satu ruangan yang sama. Nanti bisa timbul fitnah" jawab Lamha sambil terus menundukkan pandangannya.
"Sudahlah, saya tidak mau berdebat. Saya hanya akan berbicara sebentar" ucapnya kesal. Lalu setelah itu tuan El memulai percakapan.8
"Menikahlah dengan saya Lamha, jadilah ibu untuk baby A, tapi jangan harapkan cinta dari saya, karena sampai kapanpun saya tidak akan pernah bisa mencintai kamu. Saya menikahimu hanya karena baby A yang membutuhkanmu sebagai sosok seorang ibu." ucap tuan El. Entah kenapa El merasa gugup saat mengatakannya, tapi dia sangat pintar menutupi kegugupannya didepan Lamha. Namun sebaliknya, Lamha justru merasa direndahkan dan diremas hatinya saat mendengar lamaran tidak biasa itu.
"Maaf tuan, saya tidak bisa" jawab Lamha mantap.
"Saya akan berikan apapun yang kamu mau, termasuk membiayai pengobatan ibumu dan membawa keluargamu pindah ke mansion ini agar kamu bisa lebih dekat dengan mereka. Apapun akan saya penuhi tapi tidak dengan hati saya. Sampai kapanpun saya tidak akan memberikannya." ucap El.
"Pernikahan bukan suatu kesepakatan yang bisa dinegosiasi dan dipermainkan. Katika anda menikah, itu artinya anda berjanji kepada Tuhan. Dan saya tidak akan menikah dengan lelaki yang mempermainkan pernikahan" ucap Lamha tegas.
"Saya mohon... setidaknya demi baby A, anak saya membutuhkan kamu." kini tuan El menurunkan egonya dan memohon kepada seorang wanita agar mau dinikahi. Suatu hal yang tak pernah dilakukannya kepada seorang wanita termasuk Prisca mendiang istrinya.
"Saya..." Lamha jadi bingung sendiri. Dia memilin-milin kedua tangannya karena merasa gugup dan serba salah.
"Saya akan sholat istikhoroh dulu untuk meminta petunjuk kepada Allah." jawab Lamha. El seketika tersenyum tipis mendengar jawaban Lamha.
"Terimakasih sudah mau mempertimbangkan" jawab tuan El.
"Kalau begitu saya permisi" lanjutnya. Dan setelah itu tuan El keluar dari kamar itu.
🍁🍁🍁🍁🍁
Jangan lupa like, komentar dan vote sebanyak-banyaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Lastri
sekarang kau tak cinta nanti juga akan bucin kmu tuan el
2023-03-13
0
Yantipl shopp
Tuan El ga boleh ngomong kek gtu entar bucin loh, abis nikah ga mau jauh2 nempel trus kek perangko nanti🤣
2023-03-12
0
doonag1
iya sekarang sih Ngomong gitu jangan mengharapkan cinta saya .... preeeet lah 🤣
2023-03-12
0