LAMHA DAN TUAN EL
Dok dok dok!
"Lamha! buka pintunya!" terdengar suara teriakan seorang wanita yang mengetuk keras pintu kontrakan tiga petak itu. Lamha yang baru saja menyelesaikan sholat dzuhur mengusap dadanya dan menghembuskan nafasnya perlahan menahan rasa kaget dan terkejut atas kelakuan sang pemilik kontrakan ini.
Ceklek!
Saat pintu terbuka, nampaklah seorang wanita dengan mimik wajah judesnya tengah menatap jengah pada wanita bercadar yang menyewa kontrakan miliknya itu.
"Silahkan masuk dulu bu" ucap Lamha seraya tersenyum ramah, mempersilahkan wanita bertubuh tambun dengan dandanan super menor itu untuk masuk kedalam kontrakan sederhana yang disewanya.
"Saya enggak mau basa-basi! saya kesini mau nagih duit kontrakan! udah telat dua minggu nih!" cerocosnya.
"Maaf bu, saya belum dapat pekerjaan, ibu kan tahu sendiri, anak saya baru satu minggu meninggal. Saya masih berduka" ucap Lamha dengan wajah sendu meminta belas kasihan.
"Gak usah banyak alasan! pokoknya kalau sampai besok kamu belum bayar, silahkan angkat kaki dari sini! masih banyak kok yang mau ngontrak, dan bayarnya enggak macet-macet kayak kamu!" ucapnya ketus.
"Tapi bu, dari mana saya bisa dapat uang dalam waktu satu hari.." ucap Lamha dengan raut wajah sedih.
"Saya enggak mau tahu, pokoknya besok ya besok! titik! saya permisi!" ucapnya, setelah itu menyelonong pergi begitu saja meninggalkan Lamha yang tengah dilanda kebingungan.
"Astagfirullahaladziim. Bagaimana ini ya Allah?" Lamha terus beristigfar dan memohon pertolongan dari sang pencipta.
Namanya Lamha, janda yang ditinggal mati saat tengah hamil tua karena suaminya mengalami kecelakaan tunggal dijalan raya, didekat tempatnya bekerja. Tidak hanya itu, Lamha juga kehilangan bayinya, saat usia bayi itu baru berumur dua bulan. Bayinya terkena penyakit kuning, yang karena keterbatasan biaya membuatnya kurang optimal mengobati anaknya ketika sakit. Kian hari kondisinya kian memburuk, hingga akhirnya kembali ke pangkuan sang Kuasa menyusul ayahnya. Baru seminggu bayi itu meninggal, Lamha masih dirundung duka mendalam, tapi seakan-akan ujian datang silih berganti tanpa berhenti.
Bukan Lamha tidak berusaha, Lamha sudah menguhubungi kerabat suaminya di kampung halaman. Namun, jangankan mau membantu, yang ada justru makian dan hinaan yang didapatnya, bahkan mereka malah menyalahkan kematian anaknya karena Lamha dianggap sebagai pembawa sial. Sedangkan dari pihak keluarga Lamha sendiri, kondisinya tidak memungkinkan untuk dapat membantunya. Lamha sudah tak punya ayah, keluarganya yang tersisa hanya ibunya yang sedang sakit-sakitan dan juga adik perempuannya yang masih remaja.
Dulu, saat suami Lamha masih hidup dan bekerja sebagai kuli bangunan, sebulan sekali Lamha mengirim uang untuk ibunya, tapi semenjak suaminya tiada, jangankan mengirim uang, untuk makan sehari-hari dan bayar uang kontrakan saja Lamha masih kesusahan. Dan kini, adiknya terpaksa putus sekolah lalu berjualan gorengan dan kue basah untuk makan sehari-hari.
Lamha menghapus air matanya yang basah membanjiri pipinya, lalu bersiap keluar dan mengunci pintu kontrakannya. Lamha berjalan menyusuri rumah-rumah tetangga untuk menawarkan tenaganya, barangkali ada yang mau memakai jasanya sebagai kuli gosok, atau kuli cuci baju.
Dari rumah kerumah disambangi, tapi tidak juga ada yang mau memakai jasanya. Lamha tidak berhenti disitu, dia juga ke warung-warung menawarkan tenaganya, barangkali ada yang mau memakai jasanya untuk membantu melayani pembeli. Lagi-lagi Lamha harus menelan pil pahit saat penolakan demi penolakan yang ia dapatkan.
Lamha merasa sangat lelah, sudah jauh ia berjalan menyusuri kota, tapi belum juga mendapatkan pekerjaan. Lamha semakin dilanda kebingungan, namun hatinya tetap teguh dan berkeyakinan, Allah pasti menolongnya. Sesulit apapun ujian itu, Allah pasti membersamainya. Keyakinannya tetap teguh dan tak pernah goyah, jangan tanyakan keimanannya. Lamha adalah sosok wanita kuat, tidak pernah mengeluh semiskin-miskin dan sesusah-susahnya dia selama hidup.
Akhirnya, karena merasa kakinya kebas dan panas akibat terlalu lama berjalan, Lamha istirahat didekat sebuah rumah dengan pagar yang menjulang tinggi. Sepertinya ini rumah orang kaya. Saat menyeka keringat dikeningnya, netranya tak sengaja melihat mobil mewah memasuki gerbang rumah itu. Dengan cepat satpam yang berjaga membukakan pintu gerbang rumah bak istana itu.
Lamha mendekati gerbang itu, mencoba mencari peruntungan, siapa tahu dirumah ini sedang membutuhkan tenaga kerja. Ya sebagai pembantu, atau tukang kebun barangkali, atau apapun itu, selagi halal.
"Assalamualaikum" sapa Lamha pada satpam yang hendak menutup gerbang rumah itu.
"Waalaikumsalam" jawab Satpam itu. Satpam itu memindai penampilan Lamha dari atas hingga kebawah. Lamha merasa risih diperhatikan seperti itu oleh lelaki yang bukan makhromnya.
"Maaf pak, saya mau bertanya, apa dirumah ini ada lowongan pekerjaan?" tanya Lamha santun.
"Disi.." ucapan satpam itu menggantung saat seorang pelayan tiba-tiba berlari kearahnya.
"Agus, ayo anter ke pasar cari madu" ucap wanita berusia 35 tahun itu.
"Buat apa madu?" tanya satpam itu.
"Buat anaknya tuan El, dari kemarin muntah-muntah terus dikasih susu formula enggak mau." jelas wanita itu.
"Emang belum dapat ibu susunya?" ucap satpam itu.
"Belum, haduuuh, Giyem kasihan banget lihat bayi itu nangis terus." ucapnya dengan wajah sedih.
Lamha yang secara tidak sengaja mendengar percakapan mereka seolah mendapat petunjuk dari Allah.
"Maaf mbak, tadi katanya anaknya majikan mbak butuh ibu susu?" tanya Lamha memotong percakapan satpam dan pelayan itu.
"Iya, emang kenapa?" tanya Giyem sang pelayan.
"Kebetulan sekali mbak, ASI saya melimpah, boleh saya coba melamar disini?" tanya Lamha dengan penuh harap. Giyem memindai penampilan Lamha dari atas kebawah. Setelah menimang-nimang, akhirnya Giyem membolehkan Lamha untuk masuk dan ikut menghadap ke majikannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Lastri
baru awal baca, kayaknya bklan seru juga ini cerita, lanjut baca lagi deh
2023-03-12
0
Yantipl shopp
baru awal udh menarik aja
lanjut...
2023-03-12
0
anitha yunita
baru mulai baca a... ni yang di ustadz sulaiman ya
2023-03-03
0