Tuan Putri Vashti Lucian

Esok hari Tuan Muda Lind berniat untuk berangkat ke dataran tinggi mencari krisan putih atas perintah Ayahanda. Namun terurung sudah, saat mengunjungi kediaman Capillus dirinya melihat para pelayan berjejeran seperti tidak memiliki izin masuk sendari malam. Apa yang telah sang Adik perbuat? Apakah Nona Muda Cuini ini benar-benar menangis dan kesal semalaman?

"Salam hormat, Tuan Muda Lind," ujar Alie, sang kepala pelayan wanita.

Tuan Muda Lind hendak membuka pintu kamar sang Adik. Namun detik itu juga Alie berujar, "Maaf, Tuan Muda Lind. Pantang bagi seorang laki-laki memasuki kamar seorang gadis."

"Apa yang kau maksud, Alie? Aku ini Kakaknya."

Alie menunduk. "Nona Muda Cuini, selalu tidur dengan tidak beraturan. Saya benar-benar takut Nona Muda sedang dalam keadaan tidak berpakaian saat bertemu dengan Tuan Muda Lind."

"A-apa?" Tuan Muda Lind mengusap wajahnya beberapa kali. "Kalau begitu masuk lah, Alie. Kenapa hanya berdiam diri di depan pintu?"

"Maafkan saya, Tuan Muda. Sepertinya Nona Muda Cuini sedang tidak baik-baik saja. Semalaman beliau menangis dan berteriak habis-habisan, seperti kesal akan sesuatu," jelas Alie.

Padahal hari ini, Tuan Muda Lind berniat memberikan kabar baik bahwa ia akan ke dataran tinggi mengambil krisan putih, seperti yang sang Adik minta. Namun mengapa drama-drama seperti ini harus di mulai? Sepertinya, Nona Muda Cuini benar-benar sakit hati mendengar bentakan yang terlontar, sungguh sebenarnya Tuan Muda Lind tidak berniat. Tetapi mengapa sikap tidak sopan dan kekanak-kanakan Cuini harus di tunjukkan pada Pendekar Moshe?

Pendekar dari Negeri Tanah itu benar-benar tangguh dan terhormat. Tuan Muda Lind takut, jikalau masalah sepele tentang ketidaksopanan sang Adik akan mempengaruhi hidup keluarganya.

"Cuini!"

"Apa boleh Kakak masuk?"

"Kakak berjanji tidak akan memarahimu."

"Kakak menyayangimu, Cu."

Pintu kamar Nona Muda Cuini langsung terbuka sedikit, terlihat mengintip. Tuan Muda Lind langsung memahami, dan menggeser pintu lebih lebar, lantas menutupnya kembali. Dapat di lihat sang Adik sedang terduduk dengan wajah yang di tenggelamkan pada sisi kedua kaki.

"Cu ..."

"Ada masalah apa Kakak sampai ke kediaman Capillus?"

Tuan Muda Lind menggeleng, tangannya terangkat mengusap lembut surai hitam panjang sang Adik. "Tidak ada masalah apa-apa. Kakak hanya mengkhawatirkanmu, Cu."

"Tidak perlu khawatir. Kakak sendiri yang membuatku menangis. Ba-bahkan ..." Terdengar suara Nona Cuini kembali terbata-bata mengingat bentakan sang Kakak tadi malam. "Kakak ... kakak tega membentakku di hadapan orang lain."

"Tunjukkan wajahmu, Cu. Kakak ingin melihat paras cantikmu pagi hari ini," ujar Tuan Muda Lind yang langsung membuat Nona Cuini mendongak.

"Cantik apanya?" Mata yang membengkak dan hidung yang memerah. "Aku menangis semalaman karena Kakak tega memarahiku."

"Kamu tetap cantik, Cu." Seulas senyum tipis Tuan Muda Lind berikan untuk sang Adik. "Kakak ke mari ingin memberitahumu kabar gembira."

"Apa? Jangan berbohong! Kalau sampai bukan kabar gembira aku akan semakin marah pada Kakak!"

Tuan Muda Lind berkata, "Ayah memberi tugas pada Kakak."

"Tugas apa sampai-sampai Kakak menyimpulkan bahwa itu kabar gembira?"

"Mencari krisan putih."

Netra Nona Muda Cuini melebar, kedua ujung bibirnya mulai tertarik. Sang Adik tersenyum bahagia, bahkan spontan memeluk diri Tuan Muda Lind erat-erat. "Benarkah, Kakak? Kakak tidak berbohong?"

"Kakak tidak berbohong, Cu. Jadi tunggu lah Kakak kembali, dan sesuai permintaanmu. Kamu akan bertemu dengan Tuan Putri dari Kerajaan Krisan."

Nona Muda Lind mengangguk-angguk. "Aku akan menunggu Kakak. Tolong secepatnya kembali dan biarkan Adikmu ini bertemu dengan Tuan Putri Vashti, Kakak."

Terlahir sebagai Tuan Putri Vashti Lucian adalah suatu anugerah yang diberikan Alam padanya. Anggun, jelita, harum semerbak, dan kekuatan spirit aroma ialah suatu kelebihan yang dimilikinya. Namun sang Ayahanda, Raja Vasant Lucian hanya mengetahui bahwa putrinya ialah seorang Tuan Putri yang lemah lembut tanpa kekuatan apa pun.

Bahkan Raja Vasant membuat sayembara yang sebenarnya sangat-sangat tidak ia setujui. Sebagai seorang anak, terlebih-lebih sebagai wanita, Tuan Putri Vashti merasa seperti di lelang dengan tiada harga diri. Meskipun krisan putih langka, dan memang untuk pengobatan saudari tirinya Tuan Putri Ashana. Namun mengapa harus dirinya yang di korbankan?

Sang Ayahanda membohongi seluruh Alam Tanaman dengan mengatakan bahwa krisan putih adalah mas kawin yang tepat untuk menikahi putri pertama dari Kerajaan Krisan ini.

Ya, dirinya.

Tuan Putri Vashti Lucian.

Gelar yang tidak pernah ia harapkan dalam kehidupan ini. Sebab sangat menyakitkan saat tidak mendapatkan cinta dari keluarga, di bandingkan cinta-cinta palsu rakyat Negeri Bunga. Tuan Putri Vashti lebih memilih dicintai oleh sang Ayah saja. Semua itu sudah lebih dari cukup.

"Segala kemuliaan untuk Tuan Putri Vashti Lucian," ujar Nura, salah satu pelayan yang selama kehidupan mengabdi padanya.

"Apa ada kabar baru tentang krisan putih itu?"

"Sampai saat ini tidak ada Pangeran, Pendekar atau Tuan Muda dari Negeri mana pun yang dapat membawa krisan putih, Tuan Putri," jelas Nura.

Tuan Putri Vashti mengangguk-angguk. Kemudian mengibaskan tangan meminta Nura kembali keluar dari kamar pribadinya.

Jika tidak ada yang bisa membawa krisan putih, Ayahanda akan semakin tidak mempedulikanku, batin Tuan Putri Vashti yang menatap lurus pada bunga-bunga krisan merah yang menggantung di langit-langit kamarnya.

"Bahkan aroma kesedihan Nura masih tersisa di kamar ini," gumamnya.

Selang beberapa detik Tuan Putri Vashti bergumam, tiba-tiba dari arah luar angin membawa krisan kuning yang berguguran, memasuki kamarnya. Sehingga menerpa surai panjang dan gaun merah gelap yang di gunakan oleh Tuan Putri Vashti. Bahkan satu kelopak tertinggal tepat di pangkuannya.

"Ibunda ... ini adalah sambutan setiap pagi yang benar-benar indah," monolog Tuan Putri Vashti.

Yang Mulia Ratu Floella Lucian adalah Ibunda yang melahirkannya. Beliau seorang Tuan Putri dari kerajaan tertinggi di Negeri Bunga, Yaitu Kerajaan Matahari. Bahkan beliau memiliki darah dari Negeri Tanah tempat sang Ayahanda beliau terdahulu. Namun semua hanya lah cerita yang terdengar seperti dongeng, Nura selalu berbicara, bahwa dirinya tidak bisa melewati batasan.

Sebab, Tuan Putri Ashana Lucian adalah garis keturunan murni dari Negeri Bunga yang akan mewarisi Kerajaan Krisan kelak. Dan sebagai kepura-puraan yang terlihat nyata, Tuan Putri Vashti harus menaiki tahta dan turun dengan sendirinya berdasarkan alasan ketidaksanggupan memimpin.

Menyakitkan.

Namun harus di sanggupi olehnya.

"Tuan Putri Ashana Lucian memasuki kediaman krisan kuning!"

Suara penyambutan terdengar sampai di kamarnya. Untuk apa? Saudara tiri berkunjung di kediaman yang bukan tempatnya? Tidak lama setelah itu, Nura membukakan pintu dan terpampang jelaslah Tuan Putri Ashana yang berjalan dengan di tuntun oleh pelayannya.

"Tuan Putri Vashti, bagaimana kabarmu?"

Tuan Putri Vashti memandang datar pada saudari tirinya. "Seperti yang kau lihat, Tuan Putri Ashana."

"Kakak ..." Tuan Putri Ashana tiba-tiba saja mendekat dan bersimpuh. "Maafkan aku, Kak. Sungguh aku benar-benar tidak tahu, jika Ayahanda membuat sayembara itu dengan mengorbankan Kakak."

"Jika aku tahu. Sungguh ... sungguh lebih baik aku tidak pernah sembuh saja. Bahkan aku sudah memohon pada Ayahanda, Kakak. Namun beliau tidak ingin mengabulkan keinginanku untuk menghapuskan sayembara itu, Kakak," imbuh Tuan Putri Ashana dengan air mata yang berderai-derai.

"Berdiri, Ashana." Pandangan Tuan Putri Vashti tetap lurus ke depan. "Seorang Tuan Putri yang akan menjadi Ratu Kerajaan Krisan, tidak pantas bersimpuh dan memohon-mohon pada orang lain. Bahkan sekalipun pada keluarga sendiri."

Tuan Putri Ashana berdiri sesuai dengan perintah sang Kakak. "Aku sama sekali tidak ingin menjadi Ratu, Kak. Aku lemah, tidak berdaya dan berpenyakit. Rakyat tidak akan pernah menyetujui."

"Alam Tanaman mengakui kehebatanmu, Ashana. Ibundamu adalah keturunan murni dari Negeri Bunga. Beliau menurunkan keindahan, kehebatan, kelembutan serta kekuatan sabit seribu bunga padamu. Lantas bagaimana bisa kau menilai dirimu serendah itu?" ujar Tuan Putri Vashti.

Terpopuler

Comments

Ssky

Ssky

Suka sama pemeran utamanya. Salam ya dari "Vampire Princess And Wolf Prince" 🤗

2022-09-11

0

Santidew

Santidew

😭😭😭

2022-09-08

1

mama Al

mama Al

kenapa di panggil cu

berasa kakek atau nenek yang manggil

2022-09-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!