part 5

Suasana kelas XII IPA 2 sedang hening. Entah lah mereka takut kalau anak dari yang punya sekolahan ini ngamuk lagi!

Tsabinna gadis cantik dengan rambut yang sengaja ia gerai, Tsabinna lagi ngelamun dia gak minat ngelakuin apa apa, mood nya lagi buruk jadi maklumi aja ya!

Kring kring kring

Bel istirahat telah berbunyi, bu Putri langsung membereskan alat tulisnya.

"Baik sampai di sini dulu pembelajaran hari ini, kita lanjutkan hari rabu, Assalamualaikum". ucap bu Putri lalu keluar dari dalam kelas.

"Wa'alaikumsalam." jawab mereka serempak.

Puk

"Tsa, maafin gue ya." ucap Balqis.

"Gapapa kok, Qis." jawab Tsabinna santai lalu melangkah keluar dari kelas.

"Mau kemana, Tsa?" teriak Aurel.

"Rooftop." balas Tsabinna cuek.

Setelah Tsabinna pergi keluar kelas, sontak semua murid memandang serius, ada apa dengan Tsabinna? tidak biasanya cewek tomboy itu menjadi kalem?

"Gue heran sama sikap Tsabinna, kayak ada yang di sembunyiin dari kita semua." ucap Mona selaku wakil ketua kelas.

"Gue juga, kita gak ada guna nya banget ya." timpal Aero.

"Iya njir, biasa nya ya tuh bocah gak bisa diem." sahut Dea.

"Iya paling juga ngerusuh di kelas, eh sekarang kok jadi kalem ya?" pekik Keyra.

"Lagi ada masalah kali." balas Stevia.

"Kita harus cari tau guys." perintah Putri.

"Tapi gimana cara nya?" jawab Salsabila.

"Ya kita kan banyakan nih ya, masa sih gak bisa cari tau tentang tuh bocah." timpal Alexa.

"Kita harus bagi tugas aja gimana?" tanya Balqis.

"Bagi tugas gimana, Qis?" sahut Rean.

"Kita mata-matain aja gimana?" ucap Stevia.

"Kalau kita mata mata in tuh anak, bisa gagal rencana kita." balas Aurel.

"Kalau ketauan emang kenapa sih, Rel?" tanya Stevia bingung.

Semua murid menepuk kepala nya, sumpah ya nih Stevia cantik cantik oon bener.

"Cantik cantik lemot!" sinis Dean.

"Udah cantik, baik, tapi minus nya ini nih kapasitas otak nya bikin gue darting!" kesal Rio.

"Kalian kenapa sih?" heran Stevia.

"LO DIEM YA." tunjuk Aurel sambil menatap nya tajam.

Sedangkan Stevia yang di tatap nya malah cengengesan. "Yaudah yuk kita samperin Queen." ajak Stevia.

"LO!" geram Balqis.

"LO BISA DIEM GAK SIH!" sewot Keyra.

"BISA MATI GUE KALAU HARUS NGEDENGER CEROCOSAN LO MAH, SEPI!" timpal Rean

"Udah lah gak usah rencana-rencanaan, kita tunggu Tsabinna aja buat cerita." final Aurel.

Lalu di setujui semua teman teman nya itu. Bukannya tidak mau membantu Tsabinna, tapi kalau ngerencanain hal kayak gini di tambah lagi ada Stevia, maka HANCUR SUDAH RENCANA NYA!

                                  ****

Sedangkan di lain tempat yaitu di Rooftop, Tsabinna hanya memandang gedung gedung pencakar langit.

Lalu diri nya mengambil ponsel yang berada di dalam saku seragam sekolah nya itu, lalu Tsabinna mencari kontak yang bernama Ketos sok cool.

"Ke rooftop ada yang mau gue omongin."

"Tapi gue bentar lagi rapat Osis."

"Gue gak peduli."

Tutt

Sambungan terputus secara sepihak, sama siapa lagi kalau bukan Tsabinna cewek dingin plus nakal tingkat akut!

Beberapa menit menunggu Tsabinna membuka chattroom dengan Aurel.

                                Aurelele

Me |  gue mau bolos

Aurelele | lah kenapa, Tsa?

Me | gue ada ursn

Aurelele | tapi sekarang kan jadwal nya pak Nandar

Me | Bodoamat gak peduli!

Aurelele | lo gak takut emang, dia kan guru killer

Me | bnyk omong lo! bilang aja kalau gue balik, ada urusan

Aurelele | oke bos!

Read

Tsabinna menepuk jidat nya, bagaimana mungkin dia bisa bolos dari pak Nandar? sedangkan tas nya saja masih ada di tempat duduk nya.

"OMO GUE KOK BEGO SIH?!" teriak Tsabinna.

Tsabinna berlari kencang menerobos banyak siswa siswi yang sedang memperhatikan mading sekolah.

Bruk

"Eh kamu, Tsa." sapa Keyra.

Yang di sapa nya hanya menatap Keyra datar, dia sih sudah biasa di abaikan oleh Tsabinna dan dia tidak marah sama sekali.

"Lo kata nya mau bolos?" bisik Aurel.

"Tas gue nya ketinggalan!" sinis Tsabinna lalu berlari keluar kelas nya.

"Dasar bolos nya gak handal lo, Tsa." teriak Aurel.

Tsabinna sedang berlari secepat kilat, dia tidak peduli dengan semua ocehan murid murid yang menatap nya heran.

Bruk

"****, JALAN TUH HATI HATI DONG!" teriak Tsabinna.

Seseorang yang tadi Tsabinna tabrak mencomot telinga mulus Tsabinna.

"BERANI KAMU BENTAK SAYA HAH?!" murka pak Nandar.

”Aduh mampus gue! Kenapa gue harus nabrak nih guru killer lagi ah ******!” batin Tsabinna.

Tsabinna hanya cengengesan sambil berkata. "Maafin aku pak." ucap nya dengan nada yang di sedih sedihkan.

"GAK USAH SO DRAMA, TSABINNA!" bentak pak Nandra.

"Hai pak ganteng." sapa Raya dkk yang baru saja datang.

"Hai juga, Raya." sambil tersenyum manis.

Tsabinna yang melihat tingkah laku guru buaya nya nih ingin muntah rasa nya!

"Ini bocah kenapa, Pak?" tanya Ria sambil menatap Tsabinna jijik.

"Tatapan lo gak usah gitu juga!" kesal Tsabinna.

"Lah kok ngamuk?" timpal Viona sambil tersenyum mengejek.

"Gue abisin lo semua!" desis Tsabinna lalu menghempaskan tangan guru killer nya itu dari telinga mulus nya.

"KAMU GAK SOPAN YA?!" teriak pak Nandar sambil menatap nya tajam.

"LO PIKIR GUE TAKUT SAMA KALIAN SEMUA?" murka Tsabinna sambil menunjuk mereka satu persatu.

"Gak usah tunjuk tunjuk ya SAMPAH!" balas Viona menghempaskan tangan Tsabinna dengan kasar.

"Mentang mentang anak dari yang punya sekolahan, terus lo bisa seenak jidat gitu?" sinis Ria.

"Hah? apa gue sampah?" tanya Tsabinna sambil tersenyum smirk.

"GUE BERLIAN DI SEKOLAHAN INI, LO SEMUA GAK PUNYA KACA YA BUAT NGACA, PANTES SIH SAMPAH TERIAK SAMPAH?!" marah Tsabinna lalu menunjuk ke arah pak Nandar.

"DAN BUAT LO PAK NANDAR TERHORMAT, GAK USAH BANYAK TINGKAH KALAU GAK MAU DI KELUARIN DARI SEKOLAH INI, PAHAM?!" teriak Tsabinna

Pak Nandar meneguk salivanya susah payah, keringat dingin membasahi wajah nya.

Semua murid berhamburan keluar kelas karena mendengar kegaduhan yang berasal di lapangan upacara.

"Itu pada kenapa ya?"

"Kayak nya kak Tsabinna, lagi ngamuk deh."

"Iya liat tuh muka nya sampe merah kayak tomat gitu."

"Kok itu geng queen of bullying ada di sana ya?"

"Mana gue tau."

"Mampus tuh Raya dkk diem aja haha."

"SIAPA SIH YANG BERANI SAMA BEBEP TSABINNA."

"BERISIK!" teriak Tsabinna menatap tajam semua orang yang berada di koridor sekolah.

Mereka semua langsung menunduk tidak berani berhadapan dengan cewek sekejam Tsabinna.

Tsabinna berjalan meninggalkan lapangan begitu saja, sesampai nya di parkiran diri nya di kejutkan oleh seseorang yang sedang menyenderkan tubuh nya di mobil BMW milik Tsabinna.

Ya orang itu adalah Abizar Al Ghifari

"Minggir lo." suruh Tsabinna.

"Lo mau bolos?" tanya Abizar ramah.

"Bukan urusan lo!" ketus Tsabinna yang hendak membukakan pintu mobilnya.

Abizar menahan tangan Tsabinna yang hendak membukakan pintu mobil nya. "Lo mau sampe kapan bikin kegaduhan kayak gini?" tanya Abizar lembut.

"GUE BAKAL KAYAK GINI AJA PAHAM LO!" teriak Tsabinna lalu menghempaskan tangan Abizar, setelah itu dirinya langsung menancapkan gas mobilnya dengan cepat.

”Susah juga luluhin hati dia, huft sabar Zar bentar lagi tuh bocah jadi istri lo.” batin Abizar.

Lalu Abizar masuk kembali kedalam sekolah nya itu, tidak mungkin dirinya mengikuti calon istrinya itu bukan? Lagian kan dia ketos yakali bolos.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!