IMAM UNTUK TSABINNA
Pagi ini, Tsabinna, masih nyenyak di alam mimpinya. Sampai-sampai harus Mama nya yang membangunkan, Tsabinna.
"TSABINNA!!!" teriak Arafah, selaku Mama nya.
"Eungh, lima menit lagi, Ma." jawab Tsabinna dengan nada serak khas bangun tidur.
"GAK ADA LIMA MENIT GAK ADA!" ketus Arafah.
"Mama ih," rengek Tsabinna.
"Apaan sih, sana mandi!!" titah Arafah lalu keluar dari kamar Tsabinna.
"Padahal masih ngantuk gue," gerutu Tsabinna sambil berjalan menuju kamar mandi.
Setelah menghabiskan waktu selama lima belas menit, Tsabinna, sudah rapih dengan seragam putih abu nya jangan lupakan hoodie yang berwarna purple, dan jam tangan berwarna hitam melekat, oh iya jangan lupakan sepatu Converse berwarna hitam putih.
"Aduh cantik banget gue." kagum Tsabinna melihat dirinya di cermin kamar mandinya.
"Morning all," teriak Tsabinna saat berjalan menuju meja makan.
"Morning to, Tsabinna." jawab Leonardo dan juga Arafah.
"Ma, aku pengen roti selai nanas ya!" pinta Tsabinna yang baru saja duduk di kursi.
"Iya, Tsabinna." balas Arafah yang sedang mengoleskan selai nanas ke roti tawar.
"Papa, sekarang lembur ya, Ma." ucap Leonardo.
"Loh, Pa, berarti pulang jam berapa dong?" jawab Arafah yang telah selesai membuatkan roti selai nanas untuk anak satu satu nya.
"Paling jam satu, Ma." balas Leonardo lalu meminum kopinya.
"Yaelah baru di tinggal sebentar aja udah galau aja, Ma." timpal Tsabinna yang sedang memakan roti yang di buatkan sang Mama.
"Heh yang jomblo diem aja!" sarkas Arafah.
"Sensi amat sih, Bu." ketus Tsabinna.
"Bodo amat suka suka, Mama." gertak Arafah.
"Udah udah, masih pagi juga udah pada berantem!" desis Leonardo.
"Aku bareng ya sama Papa." pekik Tsabinna dengan mata berbinar binar.
"Kamu kan punya mobil, Binna." balas Leonardo.
"Yaudah deh, aku pamit ya." pamit Tsabinna lalu mencium punggung tangan orang tua nya.
"Papa, juga berangkat ya, Ma." ucap Leonardo lalu Arafah segera mencium punggung suami nya itu.
"Hati hati ya, Pa." ucap Arafah yang di balas dengan deheman singkat dari sang suami.
Setibanya di sekolah, Tsabinna turun dari mobil BMW keluaran terbaru yang berwarna abu abu. Lalu, ia merapihkan rambut nya.
"Sabinnnn!" teriak Stevia yang berlari ke arah Tsabinna.
"Nama gua itu, T-S-A-B-I-N-N-A, bukan Sabin!" ketus Tsabinna yang sudah kelewat kesal.
"Hehe maaf ya." balas Stevia dengan cengiran andalan nya.
"Iye iye, tumben sendiri?" tanya Tsabinna.
"Emang kenapa?" polos Stevia.
"Aurel sama Balqis kemana?" pekik Tsabinna.
"Mana aku tau," balas Stevia berlalu meninggalkan Tsabinna.
"Woi, Sapi tungguin!" teriak Tsabinna berlari mengejar bestienya.
"Huh huh, cape banget gue." ucap Tsabinna mencondongkan tubuh nya karna lelah mengejar Stevia.
"Anak setan!" gerutu Tsabinna.
Bruk
"Awh, lu kalau jalan pake kaki sama mata dong!" ketus Tsabinna lalu mengelus lututnya.
"Maaf." balas cowok yang berprawakan tinggi lalu pergi begitu saja.
"Cih, sok misterius banget gila!" sinis Tsabinna.
Puk
"Astaghfirullah, kaget gue anjir." ucap Tsabinna yang mendongak ke arah belakang.
"Tumben lo ngucap astaghfirullah," sahut Aurel.
"Apa jin tomang yang ada di tubuh lo udah keluar, Tsabinna?" tanya Balqis.
"Ini semua gara gara si Sepi tuh!" sinis Tsabinna lalu pergi begitu saja.
"Lah kita di tinggal" ucap mereka serempak.
”kak Tsabinna makin bening aja njir.”
”Iya, jadi makin cinta gue.”
”Eh, Tsabinna juga gak bakal mau pasaran sama kentang modelan lo mah.”
”Siapa tau suatu hari nanti gue bakal jadi pacarnya, yakan?”
”Terserah lo aja!”
"BERISIK!" teriak Tsabinna yang sedang berdiri di koridor sekolah.
"PENGANG KUPING GUE NIH!" murka Tsabinna lalu pergi menuju kelas nya.
Setelah menempuh tiga lantai kini, Tsabinna, sudah sampai di kelasnya yaitu kelas XII-IPA 2, kelas nya berada di lantai empat yaitu lantai paling atas.
Brak
"Ya ampun, Bin, kaget gue." sahut Alaska.
"Emang gue pikirin," ketus Tsabinna lalu pergi ke tempat duduk nya.
"Untung cantik lo, Bin." pekik Alaska.
"HEH SEPI!!" murka Tsabinna.
"Eh, Tsabinna cantik," ucap nya cengengesan.
"Lo kenapa ninggalin gue!" sinis Tsabinna lalu duduk di kursi depan Stevia.
"Maafin, Via, tadi kebelet beneran deh." balas Stevia
"Awas aja lo, kalau butuh contekan jangan ke gue lagi!" ancam Tsabinna sukses membuat Stevia takut setengah mati.
"Yah kok, Binna, tega sih?" ucap Stevia dengan suara melas.
"Bodo amat!" sarkas Tsabinna.
"YO EPRIBADEH SAYANG SAYANG AKU! BALIK LAGI DENGAN GUE AUREL AND BALQIS, GIMANA KALIAN UDAH PADA SAYANG BELUM SAMA KITA?!" teriak melengking dari dua orang tersebut.
"BERISIK WOI!" teriak semua murid yang ada di kelas.
"LU MAU MATI?" tanya Tsabinna dengan mata tajam nya.
"Ampun, Binna." ucap kedua nya ketakutan.
"BERISIK! INI SEKOLAH BUKAN HUTAN!" desis Tsabinna.
"Iya, Binna." jawab Aurel.
🦋🦋🦋🦋
Beberapa menit kemudian guru mapel Biologi telah sampai di kelas XII-IPA 2.
"Assalamualaikum, pagi anak-anak!", sapa Bu Nabila
"Waalaikumsalam, pagi kembali bu!" ucapnya serempak.
"Pr kumpulkan di depan ya!" ucap bu Nabila.
"Baik, Bu." ucap nya serempak lalu maju ke depan untuk mengumpulkan pekerjaan rumah nya.
"Tsabinna, buku kamu kenapa gak ada di meja ibu?" tanya bu Nabila yang tengah memeriksa buku murid kelas dua belas ipa dua.
"Lupa." jawab Tsabinna cuek.
"Apa kata kamu lupa, kamu ngapain aja di rumah, Tsabinna?" ketus bu Nabila.
"Gak usah kepo!" sinis Tsabinna.
Bu Nabila, mengusap wajah nya kasar pasalnya murid satu ini benar benar tidak ada kapok nya. "Keluar dari sini, Tsabinna." desis bu Nabila.
"Oke makasih, lagian juga gue udah males ada di kelas!" ucap Tsabinna lalu keluar dari kelas tersebut.
Kini, Tsabinna, sedang di rooftop menikmati angin pagi. Dia melihat ke gedung gedung pencakar langit.
"Gue sebenernya pengen ke rumah Oma." lirih nya
"Tapi gak mungkin gue ke Amerika sendirian," lanjut nya
"Gue kangen sama Oma, bang Varren, aaaa kangen gue sama kalian!"
"Aaaaaaaaa." teriak Tsabinna.
"Berisik!" sambar seseorang di belakang Tsabinna.
Tsabinna langsung mendongak melihat seseorang di belakang nya.
"Gausah teriak teriak lo!" sarkas nya.
"Suka suka gue lah!" ketus Tsabinna.
"Kalau mau bunuh diri jangan di sini!" desis nya.
Tsabinna, sontak langsung berdiri agar leluasa menjawab pertanyaan unfaedah cowok itu.
"Lo siapa sih ngatur ngatur hidup gue?" tanya Tsabinna.
"Gue ketos di sini!" bangga nya.
"Terus lo bangga gitu?" tanya Tsabinna tersenyum meremehkan.
"Kenalin, nama gua Abizar Al Ghifari." ucap Abizar mengulurkan tangan nya.
"Gue, Tsabinna Arabella Queenza Mahardika!" jawab Tsabinna tanpa membalas jabatan tangan cowok tersebut.
"Itu nama apa kereta, panjang bener." balas nya sambil terkekeh
"Suka suka orang tua gue lah, mau nama gue panjang mau pendek gak ada urusan nya sama lo." desis Tsabinna lalu pergi dari rooftop.
"Menarik juga." batin Abizar
Sekarang pukul sepuluh pagi semua murid berhamburan keluar kelas karna sekarang jam istirahat.
"Binna, ke kantin yuk!" ajak Stevia.
"Ayo lah, lo belum makan yakan?" tanya Aurel.
"Yaudah ayo." balas Tsabinna.
Sesampainya di kantin, Tsabinna, Aurel, Balqis, Stevia, bengong melihat kantin yang benar benar padat seperti pasar.
"Kita duduk dimana, Tsa?" tanya Aurel.
"Hm gue juga bingung, Rel." jawab Tsabinna lalu menatap sekeliling kantin.
"Kita gabung sama ketos aja yuk!" ajak Stevia antusias.
"Ayo lah gue mau pdkt sama, Syahdan!", pekik Balqis lalu berjalan menuju tempat geng Abizar.
"Hai, Syahdan!" sapa Balqis ceria
"Hmm", balas Syahdan yang fokus ke layar ponsel nya.
"Dan, gak boleh gitu lo." timpal Joe.
"Boleh gabung gak?" tanya Balqis.
"Soalnya udah gak ada tempat duduk yang kosong lagi", sambung nya
Abizar menaikan satu alis nya lalu menatap sekitar kantin, dan benar saja tidak ada tempat duduk yang kosong, dan hap Abizar melihat cewek itu lagi?
Dia, Tsabinna
"Hm, Tsabinna, temen lo?" tanya Abizar.
"Iya, Tsabinna temen gue," jawab Balqis.
"Yaudah, gabung aja." ajak Abizar.
"Beneran boleh?" tanya Balqis antusias.
"Iya boleh kok ayang Balqis," balas Joe.
"Oke deh, guys sini gabung," teriak Balqis.
"Yuk disana aja ya, Tsa." ajak Aurel lalu menarik tangan Tsabinna.
"Ayo duduk!" ajak Balqis.
"Kalian mau pesen apa?" tanya Joe ramah.
"Gue mau mie ayam sama jus lemon, ya!" pinta Balqis
"Gue bakso sama es teh aja." timpal Aurel.
"Terus kalian berdua?", tanya Joe
"Eh iya kita belum kenalan, kan?" tanya Joe lagi.
"Gue, Joe Rafkanza Adijaya, ini Abizar Al Ghifari, terus yang satu itu Syahdan Akbar Adison." ucap Joe.
"Gue, Tsabinna Arabella Queenza Mahardika." balas Tsabinna yang memasang wajah datarnya.
"Anak dari keluarga Mahardika, ya?"
Tsabinna hanya mengangguk menjawab pertanyaan tersebut.
"Oh iya ini satu lagi siapa nama nya?" tanya Joe
"Aku, Stevia Keyra Vitaloka," balas Stevia sambil tersenyum tipis.
"Oke, Tsabinna sama Stevia, mau pesen apa?" tanya Joe
"Gue bakso lava sama air putih udah." ucap Tsabinna
"Kalau elo, Stevia?" tanya Joe.
"Hm nasi goreng seafood sama es teh aja," balas Stevia.
"Oke kalian tunggu disini ya gue pesen dulu." ucap Joe lalu pergi ke stand makanan.
Syahdan mendongak melihat cewek di depan nya.
Syahdan membatin "Cantik banget nih cewek".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments