Jordan mengambil barbel diruang Gym di mansion daddy nya. Sejak kesibukannya bertambah dia jarang pergi ke gym.
Biasanya seminggu sekali saat akhir pekan mereka berempat akan bertemu di tempat gym. Tujuannya selain membentuk otot-otot tubuh, sekaligus tebar pesona.
Anggota club gym itu berasal dari kalangan menengah ke atas. Kaum borjuis yang terdiri dari mahasiswa, executif muda, bahkan pemilik usaha itu sendiri.
Tempat gym itu sendiri adalah milik Andre, sepupu Zack yang juga menjadi personal trainer disana. Adam, Jordan, Tony dan Zack yang awalnya hanya datang disaat tertentu, memilih datang di akhir jam kerja.
Tentu saja, mereka juga akan mencari pasangan kencan disana. Karena jam-jam itu justru lebih ramai dan mereka akan memuaskan mata memandang yang bening disana.
###
Salah satu pelayan datang keruangan gym membawa jus buah dan air mineral yang Jordan minta.
"Tuan, saya sudah meletakkan minumannya di meja, apa ada lagi yang tuan inginkan?" ucap pelayan itu.
"Thank you, kamu bisa pergi." Jordan masih memainkan barbel ditangannya.
"Saya permisi." pelayan itu kemudian berlalu
Jangan tanya bagaimana keadaan jantungnya saat ini. Pelayan perempuan itu terlihat gugup saat berbicara dengan anak majikannya yang ganteng.
Tak akan ada yang bisa menolak pesonanya, tapi lagi-lagi Jordan bukan tipe yang mudah terpengaruh hanya karena penampilan.
Meskipun tidak ada peraturan tertulis yang melarang mereka untuk mengagumi anak majikannya tersebut, tapi mereka tahu diri.
Mereka lebih baik memendam rasa kagumnya karena sudah tahu pasti tidak akan berbalas, selera tuan mudanya terlalu tinggi. Dan mereka terlanjur suka bekerja di mansion ini.
Hanna dan Robert memperlakukan semua asisten dan pelayan disana dengan baik, bahkan mereka sudah bekerja sejak lama. Jadi jika berhenti apalagi dengan tidak hormat akan merugikan mereka sendiri.
Gaji yang lebih dari cukup, sebulan sekali ada waktu libur terutama bagi yang sudah memiliki keluarga, jatah seminggu sekali untuk pulang menemui keluarga sudah pasti mereka tunggu.
Selesai melatih otot-ototnya, Jordan kembali ke kamarnya. Membuka ponselnya dan mengecek chat dari asisten nya di perusahaan.
Pekerjaan yang tidak sempat diselesaikannya akan dikirim oleh asistennya melalui email. Segala proposal kerjasama, dan beberapa proyek yang berhasil dimenangkan pun tak luput dari pantauannya.
triing...
Ada pesan masuk dari Toni di chat room grup. Nanti malam ada ulang tahun salah satu teman kuliahnya, bertempat di hotel berbintang lima. Dan hotel itu milik keluarga Zack.
Toni juga mengirimkan undangan digital yang dikirimkan oleh Sam di grup alumni. Temanya pesta topeng.
Menarik, akan banyak gadis-gadis cantik disana. Meletakkan begitu saja ponsel itu di ranjang, Jordan berjalan ke kamar mandi.
Mengguyur badannya yang sudah penuh keringat, membersihkan bulu-bulu halus disekitar dagunya. Dan terlihat fresh, tak nampak sama jika usianya sudah mendekati kepala tiga.
###
Sore itu dihalaman belakang mansion, Hanna sedang menyirami tanamannya. Aneka jenis bunga ada disana, mawar beraneka warna.
Robert seperti biasa hanya melihat aktifitas yang dilakukan istrinya tersebut. Jordan bergabung dengan kedua orangtuanya.
Sesekali ikut membantu mommy nya menyiram tanaman. Membuat mommy nya bahagia itu gampang, dia tidak akan mau jika diberikan barang-barang mewah, karena uang daddy nya takkan habis untuk dibelanjakan.
Tapi membawakan tanaman yang ingin dia koleksi sudah senang rasanya, ya meski terkadang harganya juga cukup merogoh koceknya dalam.
Tapi daripada dicecar pertanyaan yang sama terus menerus kapan dia akan menikah, Jordan lebih memilih membelikan yang mommy nya mau.
"Mom, dad nanti malam aku akan ke pesta temanku. Mungkin aku akan pulang larut atau..."
"Atau kamu akan menghabiskan malam minggu mu dengan salah satu koleksi wanitamu."
Jordan terperangah, mommy nya sudah tahu kemana arah pembicaraannya. Mau bohong juga percuma, jadi lebih baik dia diam saja.
"Jo..sudah berapa kali mommy bilang berhentilah menjadi don juan, kamu sudah sepantasnya menikah dan memberi kami seorang cucu yang lucu."
Mata Hanna berbinar saat berkata begitu, Jordan menoleh pada daddy nya. Tapi daddy nya hanya menyembikkan bibirnya.
"Mom, sudah berapa kali mommy mengatakannya. Dan kita sudah sering membicarakannya." Jordan meletakkan gelas yang dia ambil sesaat sebelum kemari.
"Aku masih mencari dan menyeleksi manakah yang pantas menjadi calon menantu mommy."
Meski nanti akan disanggah dan kembali dimentahkan, Jordan tak peduli. Sekarang baginya merayu mommy agar berhenti membicarakan masalah yang sudah basi itu yang penting.
"Jangan bilang kamu menyeleksinya di ranjang, mommy tak suka kamu mempermainkan wanita Jo." Mami meletakkan selang yang tadi dipakai untuk menyiram tanaman.
"Ingat Jo, kamu lahir dari rahim wanita. Jika kamu mempermainkan mereka, kamu tidak takut terkena karma."
"Berhentilah bermain-main, cari satu yang membuatmu nyaman dan bisa membuatmu bahagia."
"Mommy tahu kamu masih marah atas pengkhianatan Sofia, tapi kamu tidak pantas membalasnya pada wanita lain."
Setelah mengucapkan isi hatinya, Hanna duduk disamping Robert. Melihat mommy nya meneteskan air mata, ada rasa bersalah dihatinya.
Mommy nya benar, meskipun dia marah atas apa yang dilakukan Sofia tapi dia tak pantas memperlakukan hal yang sama pada wanita lain.
"Mommy ingin kamu berjanji tidak akan membuat masalah dengan semua permainanmu."
"Jika suatu saat datang wanita dan mengaku mengandung anakmu, mommy tidak akan segan untuk menghukummu. Meski kamu anak kesayangan mommy."
Sorot mata tajam Hanna mengintimidasi Jordan, membuatnya bergidik ngeri. Jordan tahu betul bagaimana mommy nya itu, jika dia sudah berkata tegas tidak akan ada yang bisa merubah, sekalipun itu daddy nya.
"Iya mom, tenang saja. Benih unggulku tak akan aku letakkan disembarang tempat. Aku akan mendapatkan lahan yang produktif dan benihku akan tumbuh subur disana."
Jordan menaik turunkan alisnya, Hanna memukul lengannya mendengar kata-kata absurb anaknya itu.
"Aww...mom, ini sakit sekali." Jo meringis menggosok lengannya bekas gamparan mommy nya.
"Lebih sakit mana jika mommy memberimu ini" Hanna mengepalkan tangannya persis didepan wajah Jordan.
"Oh no..no..ini aja sakitnya masih terasa, bagaimana dengan yang itu" Jordan menyingkirkan tangan mommy dari hadapannya dan menciumnya.
cup
Dia kemudian mencium pipi Hanna kanan dan kiri, terakhir pucuk kepalanya.
"I love you mom, entah dari mana mommy belajar menggunakannya, tapi aku yakin tidak ada yang selamat dari kepalan tangan maut mommy" Jo tergelak.
Hanna cemberut dan memasang muka juteknya.
"Jangan tanya berapa korban mommy mu yang selamat karena mereka pasti tidak akan mau berurusan dengan gadis barbar ini."
Kali ini Robert ikut menyela, dia mencium pipi istrinya karena gemas.
"Gadis barbar ini justru menyelamatkanmu dari rayuan nenek sihir yang akan membuatmu bangkrut, ingat itu."
"Hahaha...you're the best honey"
Robert merengkuh istrinya dan cup, mengecup bibir mungil itu. Jordan yang melihat kemesraan orangtua nya memutar matanya malas.
Dia benar-benar kagum pada mereka berdua, meski usia sudah tidak muda lagi tapi mereka tetap harmonis.
Jordan berjanji akan memenuhi permintaan mommy nya, melupakan sakit hatinya dan akan memberikan mommy nya menantu yang baik seperti keinginannya.
###
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
2025-02-15
0
Siska Feranika
Pertama 🙋🙋🙋
2022-04-16
1