Hanna sedang memasak didapur dibantu asisten rumah tangganya, meskipun disana banyak pelayan yang siap mengerjakan tapi hari ini dia ingin memasak sendiri.
Sudah lama Jordan tidak pulang ke mansion, jadi tak salah jika hari ini dia ingin memanjakannya dengan aneka makanan favorit anaknya tersebut.
Robert yang melihat istrinya tampak sibuk sejak tadi hanya menggelengkan kepala, dia tahu pasti ada maksud tertentu dibalik itu.
Menikmati secangkir kopi hitam sambil membaca koran adalah kebiasaannya sejak memilih pensiun dari pekerjaannya. Meski terkadang sesekali masih sering datang ke perusahaannya hanya untuk memantau keadaan.
Sudah saatnya Jordan mengambil alih perusahaannya. Jordan sebenarnya masih ingin membangun usahanya sendiri, tapi daddy nya memaksa untuk menggantikannya.
Robert tahu keinginan Jordan, tapi dia sengaja mengulur waktu agar Jordan tetap fokus meneruskan perusahaan miliknya.
Sudah berulang kali Jordan mengajukan pendapatnya tapi Robert tetap tak bergeming. Akhirnya Jordan memilih mengikuti keinginan daddy nya.
Bukan hal sulit bagi Jordan, karena dari kecil dia sudah sering mengikuti ayahnya ke perusahaan, mempelajari tentang seluk-beluk perusahaan secara otodidak bahkan diusianya yang masih sangat muda.
Jordan kecil adalah anak yang cerdas, dia cepat menangkap pelajaran yang diterimanya. Bahkan ketika dia harus mengikuti kompetisi saints yang diadakan oleh pemerintah dan didukung oleh sponsor dari perusahaan ternama, termasuk milik daddynya.
Lulus dengan predikat sangat memuaskan juga disandangnya, dan itulah mengapa dia menjadi idola dikampusnya. Banyak gadis-gadis di kampusnya yang berebut mencari perhatiannya.
Tampan, pintar dan kaya, termasuk salah satu top famous boy yang paling banyak dipilih mahasiswa lewat polling yang diadakan oleh senat mahasiswa disana.
Siapa yang tidak tertarik dengan pria tampan dan terkenal, bahkan bisa melihat senyumnya saja sudah membuat jantung berdebar.
Tapi Jordan bukan tipe orang yang gampang ditaklukkan. Ketika banyak gadis berlomba-lomba menarik simpatinya, bahkan seringkali memberi perhatian berlebih tapi tidak serta-merta membuat Jordan tertarik.
Cukup sulit mendapatkan respon akhirnya mereka memilih mundur, karena ternyata Sofia lah yang terpilih menjadi penguasa hatinya.
###
Alarm di ponsel nya berbunyi, Jordan sengaja memasang alarm nya lebih siang dari biasanya. Dia ingin berlama-lama dikasur empuknya dan menikmati akhir pekannya tanpa gangguan.
Menggeliat, merenggangkan otot-ototnya kemudian mengambil gelas berniat menyegarkan tenggorokannya.
Tapi ternyata tak ada air disana, dia baru ingat kalau dirinya pulang sangat larut semalam. Mencuci muka dan menyikat giginya, dia lalu mengambil kaos oblong dalam lemari di walk in closet dikamarnya.
Jordan memiliki kebiasaan tidur bertelanjang dada, meskipun suhu dikamarnya cukup dingin. Keluar dari kamar dan melangkah menuruni tangga, kakinya melangkah menuju dapur.
Dari jauh sudah terdengar riuh rendah suara mommy nya yang tampak sibuk hari ini.
"Morning mom, dad" Jordan mendekat dan mencium pucuk kepala Hanna.
"Morning son" ucap Hanna dan Robert bersamaan.
"Bagaimana tidurmu, mommy tidak tahu kalau kamu sudah tiba disini semalam" Hanna meletakkan piring terakhirnya.
Aroma masakan yang menggugah selera, Jordan berbinar melihatnya. Dia kemudian duduk dan mulai mengambil piringnya.
Hanna yang melihat putranya langsung berinisiatif mengambilkan makanan favoritnya. Mengisi piringnya dengan beberapa menu.
"Cukup mom, biar aku habiskan dulu." Jordan lalu mengambil air minum didepannya dan menegaknya.
Hanna beralih melayani suaminya, mengisi piring dan meletakkan didepan suaminya. Hanna kemudian mengisi piringnya sendiri.
Mereka pun makan dalam diam, hanya denting sendok dan garpu yang bergesekan dengan piring.
Selesai makan mereka melanjutkan obrolannya masih di meja makan. Kali ini Hanna membiarkan pelayan yang membereskan piring kotor.
"Bagaimana pertemuan dengan Mr. Paul kemarin, apa ada kesulitan?" kali ini daddy Robert yang bertanya.
"No, tak masalah dad. Kami hanya berbincang kecil saja, tak ada yang perlu daddy risaukan." ucap Jordan tenang.
Tangannya sesekali mengambil kentang goreng dan crispy calamary di depannya. Mulutnya tak berhenti mengunyah.
"Ini enak mom, dan aku ketagihan" masih dengan mulut berisi potongan crispy calamary nya.
Hanna dan Robert terkekeh, meskipun Jordan sudah dewasa dan siap menikah tapi jika dirumah tingkahnya tetap manja pada mommy nya.
"Mommy senang kau menyukainya, dan mommy harap kamu bisa menghabiskan semuanya." mommy menoleh pada suaminya.
Robert hanya menggeleng, sambil tersenyum tipis. Menyesap orange jus yang baru saja diberikan Hanna kepadanya.
"Are you kidding mom, mommy bisa membuatku menjadi seperti uncle Frans. Oh tidak, aku harus membuat perutku tetap kotak mom." Jordan menjawab sambil menghabiskan gigitan terakhirnya.
Robert tertawa, meskipun Jordan mengidolakan kakaknya itu tapi Jordan takkan mau menjadi sepertinya. Bertubuh tambun dan suka menghabiskan makanan manis.
Jordan bergidik ngeri, dan itu tak boleh terjadi. Hanna melihat ekspresi anaknya, dia menyukainya. Menggoda jordan adalah hal yang dinantikannya, apalagi sejak dia mulai sibuk diperusahaan ayahnya. Benar-benar tidak ada waktu untuk nya.
Hampir semua waktunya tersita untuk kerja, kerja dan kerja. Jordan bukan seorang workaholic tapi sejak bangkit dari depresinya beberapa waktu lalu, dia menjadi berubah.
Selain kerja kebiasaan buruk daddy nya juga menurun padanya, dan itu tidak Hanna sukai. Sudah seminggu ini tidak ada laporan dari anak buah Robert tentang kebiasaan Jordan tersebut.
Dan Hanna berharap Jo tidak melanjutkan lagi, dia ingin Jo segera menikah agar bisa memberinya cucu yang lucu.
Hanna sering merasa cemburu mana kala bersama teman-teman sosialitanya yang sering memamerkan kemesraan dengan keluarganya, menggendong cucu atau bermain dengan cucu mereka.
Hanna berulang kali meminta Jordan menikah tapi tak digubris, malah semakin asyik dengan mainannya saat ini.
"Jo, honey kapan kamu akan memberikan mommy cucu." tanya Hanna lirih
Jordan menghadap mommy nya, dia melirik pada daddy nya yang hanya mengendikkan bahu.
Not again...
Jordan menggeleng, mommy nya akan merengek seperti anak kecil jika keinginannya tidak dipenuhi.
"Mom, aku masih muda. Masih panjang perjalananku, aku masih ingin memiliki usaha sendiri, masih ingin menikmati dunia ini. Masih..." belum sempat Jordan melanjutkan ucapannya, Hanna sudah memotong.
"Ya ya...menikmati dunia dengan bermain-main dengan beberapa wanita sexy yang bahkan mengumbar miliknya pada banyak lelaki diluar sana." Hanna mulai jengah
"Mom, aku tidak sembarang memilih wanita. Aku mencari tahu dulu siapa dia, jadi aku tak akan asal bermain." tegas Jordan
Robert tak mau ikut campur pembicaraan ibu dan anak ini, karena baginya akan tetap sama. Mereka berdua keras kepala, jadi melihat mereka berdebat seperti ini adalah suatu hiburan baginya.
Sesekali dia tersenyum, makin lama makin absurb omongannya.
"Ya, dan kamu benar-benar seperti ayahmu." Hanna melirik suaminya. Robert yang merasa disebut namanya terkejut, jus yang dimulutnya tersembur.
Terbatuk karenanya, menghembuskan napas berat. Mulai lagi...
"Absolutly mom...darah daddy mengalir dalam darahku." Jordan terkekeh
"Like father like son, kalian sama-sama membuat mommy pusing" Hanna memijat pelipisnya.
Sedangkan kedua pria dihadapannya tertawa, pelayan yang sejak tadi berada di dekat mereka juga ikut tertawa.
"Oh Tuhan, bagaimana aku bisa mencintai dua pria gila ini." Hanna menggeleng kepalanya
Sontak saja mereka semua tertawa, Jordan dan Robert mendekat dan mencium pipi Hanna bersamaan.
"And we love you so much mom" ucap keduanya kemudian.
###
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trusssabar
2025-02-15
0
Siska Feranika
Pertama 🙋🙋🙋🙋
2022-04-16
1