5

Sakha pergi ke club malam milik sahabatnya. Dia malas pulang karena papanya terus memaksanya untuk menikah. Meskipun dia menolak, tapi apa yang bisa dia perbuat. Orang tuanya masih juga mempersiapkan semuanya.

"Tumben minum? Kamu lagi banyak pikiran?" tanya Bob si pemilik club malam tersebut sekaligus bos besar di dunia hiburan.

"Aku dipaksa menikah." jawab Sakha setelah menenggak minuman di gelasnya. Dia berkata jujur kepada Bob.

"Bagus dong, umur kamu juga semakin tua."

"Baru 29 tahun, masih muda dong.." Sakha tidak terima dikatain tua oleh Bob.

"Udah mau kepala 3, udah tua itu.."

"Kamu juga udah kepala hampir kepala 3 berarti udah tua, kenapa masih betah jomblo?" giliran Sakha meledek Bob.

"Kamu tahu sendiri aku nggak suka hidup terkekang. Aku suka kebebasan." menurut Bob, menikah itu sama saja mengekang kebebasannya. Dan dia masih belum ingin hidup seperti itu.

"Kamu masih belum mau nikah, atau jangan-jangan masih nungguin Arumi?"

Mendengar nama wanita yang pernah menjadi kekasihnya tersebut. Hati Sakha seakan kembali membara. Dia menuangkan minuman keras ke gelasnya lagi dan menghabiskannya dalam sekali tenggak.

"Hentikan Kha!" Bob tidak bisa melihat Sakha yang terus-terus menenggak minuman keras. Dia menyadari jika pertanyaannya telah menyentuh titik luka di dalam hati Sakha.

"Jika kamu sudah tidak mau mengingat Arumi lagi, jangan diingat! Kamu berhak bahagia dengan hidup kamu.."

Sakha terdiam. Kenangan manisnya bersama wanita bernama Arumi tersebut sangatlah sulit untuk dilupakan. Wanita itu cinta pertama Sakha. Dan kata orang, cinta pertama akan selalu diingat sampai mati.

Tak lama kemudian datanglah kedua sahabat Sakha yang lain. Mereka diminta Sakha untuk menemani Sakha minum. Tapi karena pekerjaan mereka yang banyak. Mereka berdua datang sedikit terlambat. Sakha sudah habis dua botol bir seorang diri. Tapi hebatnya, Sakha masih sadar meskipun sudah menghabiskan dua botol minuman keras.

"Sorry bro, aku nunggu si Gilang dulu nih, makanya telat." ucap Arbi yang harus menjemput Gilang terlebih dahulu.

"Lagian kalian ajak minum seorang dokter yang harus melakukan operasi." gerutu Gilang.

"Terus gimana pasien kamu?" tanya Sakha.

"Berhasil sih operasinya, tinggal nunggu dia pulih saja."

"Sakha tuh curhat katanya dia mau nikah." sahut Bob yang membuat kaget Arbi dan juga Gilang.

"Nikah??" tanya Arbi dan Gilang bersamaan.

"Hmm, kurang dari dua minggu." jawab Sakha kembali menenggak minuman di gelasnya.

"Emang Arumi balik?" tanya Arbi.

"Bukan sama Arumi. Tapi Sakha dijodohin sama anak temen papanya." Bob yang menjadi juru bicara Sakha beberapa saat.

"Terus kamu nggak nolak?" dengan sikap keras kepala Sakha, masa iya Sakha menerima perjodohannya begitu saja.

"Nih juga lagi mikir bagaimana cara untuk membatalkan keinginan papaku. Sementara papaku udah siapin semua." Sakha meminta ide dari teman-temannya, bagaimana caranya menolak perjodohan itu.

Sebenarnya kan dia sudah menolak tapi papanya masih bersikeras supaya Sakha menikah dengan Aleta. Dia tidak mau menikah dengan orang yang tidak dia cintai. Bagi Sakha menikah itu sekali seumur hidup. Dan dia hanya akan menikahi wanita yang dia cintai.

"Gimana ya, susah sih kalau udah urusan sama orang tua. Aku nggak berani ikut-ikut." ucap Arbi angkat tangan.

"Sama.." sahut Gilang.

"Emang cewek yang dijodohin sama kamu jelek ya?" tanya Arbi penasaran.

Sakha kembali terdiam. Kalau masalah fisik sih, Aleta masuk dalam kriteria Sakha. Hanya saja dia tidak mengenal Aleta sebelumnya. "Cantik sih, tapi dia nyebelin. Masa iya dia natap aku tajam banget." jawab Sakha sembari mengingat-ingat pertemuan pertamanya dengan Aleta.

"Masuk kriteria kamu nggak?" Sakha menganggukan kepalanya.

"Terus kenapa kamu tolak? Masih nungguin Arumi?" wajah Sakha berubah menjadi beku saat nama mantan pacarnya disebutkan.

Arbi menyenggol lengan Gilang yang mengungkit masalah mantan pacar Sakha. Arbi mengisyaratkan supaya Gilang berhenti mengungkit tentang mantan pacar Sakha tersebut. Karena itu akan melukai hati Sakha.

"Biarin aja, biarin dia move on.." Gilang tidak peduli dengan perubahan ekspresi Sakha. Yang dia pedulikan hanya perasaan Sakha. Gilang tidak ingin sahabatnya terus terbelenggu oleh kisah kelam masa lalunya.

"Stop Sakha! Kamu udah habis dua botol seorang diri!" Bob menahan Sakha yang hendak menuangkan botol ketiga ke dalam gelas.

"Nanti aku bayar.."

"Bukan masalah bayar atau nggak. Tapi kamu nggak biasa minum sebanyak ini!" Bob tidak ingin Sakha kenapa-napa, karena Sakha tidak biasa minum banyak.

"Mending kamu buat keputusan mau nikah arau nunggu Arumi, daripada mabuk tidak jelas kayak gini!" nasehat Gilang untuk Sakha.

"Aku saranin sih kamu nikah saja dengan wanita yang dijodohkan sama kamu! Selain bisa lupain Arumi, juga bisa balas dendam ke dia." imbuh Gilang yang masih santai ngomongnya padahal ketiga temannya sudah menatapnya dengan tajam.

"Mending diem deh, kamu nggak mau kan kena tonjok Sakha!" Arbi kembali memperingati Gilang agar tidak memancing amarah Sakha terus menerus.

"Saran kamu boleh juga. Tapi aku pikir-pikir dulu aja. Bukan berarti aku belum bisa move on dari Arumi, karena bagi aku, dia udah mati." ucap Sakha.

"Kemana?" tanya Bob yang terus khawatir dengan Sakha apalagi Sakha sepertinya sudah mabuk.

Bob menahan Sakha yang berdiri tidak stabil. "Aku anter!" Bob tidak tega membiarkan Sakha pulang dengan keadaan seperti itu.

"Nggak perlu, aku bisa sendiri.." Sakha menepis pelan tangan Bob. Dia bersikeras jalan sendiri tapi baru dua langkah dia sudah terjatuh.

"Sakha.." Bob dan Arbi bangkit dan membantu Sakha berdiri.

"Biar aku anter!" ucap Bob lagi.

"Iya Kha, biar kita yang anter kamu pulang! Nanti mobil kamu biar dibawa Gilang." sahut Arbi juga tidak tega membiarkan Sakha pulang sendiri dengan keadaan seperti itu.

Akhirnya Sakha nurut apa kata teman-temannya. Bob dan Arbi memapah Sakha keluar dari club malam tersebut. Arbi melempar kunci mobil Sakha ke Gilang yang berjalan di belakang mereka.

Setelah mengantar Sakha pulang ke rumahnya. Ketiga sahabat Sakha itu pun kembali ke club malam. Di dalam mobil, Bob dan Arbi sempat memarahi Gilang yang terus-terusan sembarangan bicara.

"Kamu tahu kan, menyebut nama Arumi di depan Sakha, itu sama aja membuka luka lama dihati Sakha." omel Bob yang memang sedari tadi sudah menahan amarahnya.

"Iya Lang, kamu kan juga tahu seberapa terlukanya Sakha saat Arumi pergi meninggalkan Sakha dengan alasan yang tidak jelas. Tolonglah, ngertiin perasaan Sakha! Kita kan teman bro.." sahut Arbi yang juga kesal dengan Gilang.

"Aku cuma ingin dia bisa keluar dari belenggu masa lalunya. Ngapain terus-terusan mikirin Arumi yang nggak jelas? Mending nikah dengan pilihan keluarganya, aku yakin papanya tidak akan memberikan ular berbisa untuk Sakha. Kita tahu om Hendra sangat sayang kepada Sakha." jawab Gilang.

Sebenarnya Gilang juga bukannya tidak mengerti perasaan Sakha. Tapi Gilang hanya ingin Sakha itu move on dan menjalani hidupnya secara normal.

"Semakin dia terbelenggu semakin dia akan menyedihkan. Siapa tahu istrinya bisa buat dia ceria lagi." imbuh Gilang yang disetujui oleh kedua temannya.

"Pinter juga dia." puji Bob.

"Kalau nggak pinter nggak akan jadi dokter.." sahut Gilang dengan tersenyum kecil. Bukan mau sombong, tapi hanyal ngebanyol.

"Nj*r, percaya deh, pak dokter paling tampan satu rumah sakit... Tapi masih jomblo.."

"Belum kepikiran aja, sebenarnya banyak yang antri.."

"Halah, makanya jangan kaku-kaku jadi orang! Kayak aku gini, humble, mana tampan banget lagii.." Arbi memuji dirinya sendiri yang membuat Gilang dan Bob tidak terima. Arbi mendapat beberapa kali jitakan oleh kedua sahabatnya.

Terpopuler

Comments

Leni Arinata

Leni Arinata

terima aja deh saka , dijodohin...
aleta cantik & pinter lagi

2022-03-06

0

Syamsiyati

Syamsiyati

mantap Thor... lanjut

2022-03-05

0

Patrick Khan

Patrick Khan

. kak kasih visual nya y biar semangat baca e 🤭🤭

2022-02-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!