4

Aleta dan Lola keluar dari perusahaan itu saat jam makan siang. Tapi, tanpa diduga mereka bertemu dengan Rey di parkiran. Aleta yang sudah berada di dalam mobil akhirnya keluar dari lagi saat melihat Rey.

"Rey...." seru Aleta ketika Rey hendak memasuki perusahaan tersebut.

"Aleta?" gumam Rey yang agaknya sedikit terkejut melihat Aleta di tempat itu.

Rey pun tersenyum dan mendekati kekasihnya itu. Rey mencium pipi kanan dan kiri Aleta. Ya, Rey merasa kangen dengan pacar yang telah bersamanya cukup lama tersebut.

"Ngapain disini?" tanya Rey.

"Aku ada kerja sama dengan perusahaan ini. Kamu sendiri?" Aleta bertanya balik.

"Aku.. e.. aku juga ada kerja sama dengan perusahaan ini.." jawab Rey dengan sedikit gugup.

Aleta lalu protes dengan Rey yang semakin lama semakin cuek kepadanya. Bahkan semalam tidak mengangkat telepon atau membalas chatnya. "Kamu udah nggak sayang aku?" tanya Aleta dengan cemberut manja

"Mana mungkin, aku masih sayang banget sama kamu. Hanya saja aku bener-bener sibuk. Jangan punya pikiran yang aneh-aneh!" Rey menyentuh kepala Aleta dengan penuh kasih sayang.

"Jessica mempersulit kamu lagi?" tanya Rey.

"Ya, biasalah. Tapi aku bisa tanganinya kok. Kamu jangan sampai tergoda sama dia!"

"Enggak sayank." Rey tersenyum kecil.

"Mau langsung balik?"

"Iya, Lola udah nungguin tuh."

"Ya udah, hati-hati ya sayank!" Rey mengecup kening Aleta sebelum mereka kembali berpisah.

Aleta kembali masuk ke dalam mobil. Tapi matanya terus menatap kekasihnya yang berjalan semakin jauh. Ada sesuatu yang aneh di dalam hatinya. Aleta merasa jika Rey sedang menyembunyikan sesuatu di belakangnya.

Lola juga merasakan hal yang sama. Dia terus memperhatikan Aleta dan Rey yang sedang berbincang-bincang sedari tadi. Dia melihat sikap Rey yang berbeda terhadap Aleta.

Pertama bertemu dengan Rey. Waktu itu pertama kali juga Aleta bekerja di perusahaan yang sama dengannya. Saat itu Lola sempat merasa sangat iri karena Rey terlihat begitu sangat perhatian kepada Aleta. Dan sepertinya sangat mencintai Aleta.

Tapi belakangan Aleta cerita jika Rey semakin hari semakin cuek dan semakin jauh. Apalagi saat Indah memberitahu dirinya jika dia pernah melihat Rey bersama beberapa wanita di club malam.

"Kata pak bos, kita diajak makan siang di restoran." ucap Lola yang sempat mengagetkan Aleta.

Aleta masih menatap kekasihnya dan agak overthinking. "Heh? Iyakah? Bagus dong, aku juga belum makan dari pagi."

"Ho oh, nih pak bos baru aja kirim pesan.."

"Cepet banget pak Hendri dapat kabar."

Lola hanya tersenyum cengengesan. "Aku yang kasih tahu. Abisnya aku seneng banget. Semenjak ada kamu, perusahaan kita bisa dapat proyek gede. Kamu tuh dewa penyelamat banget.." apa yang dikatakan Lola memang benar. Perusahaan itu sudah hampir bangkrut tapi semenjak kedatangan Aleta semua berubah. Tidak heran jika bos mereka sangat menyukai Aleta.

"Bukan karena aku, tapi karena kalian yang sebenarnya hebat hanya kurang percaya diri saja." Aleta tidak mau terbang karena pujian. Tapi dia tetap optimis untuk memajukan perusahaannya.

Aleta hanya melakukan apa yang dia bisa. Dan hanya mempraktekan ilmu yang dia miliki. Untuk hasilnya, Aleta tidak menyangka jika akan secepat ini. Kurang dari setahun dia bisa mendapatkan lebih dari 3 proyek besar.

Kedatangan mereka berdua disambut bahagia oleh beberapa rekan kerjanya dan tentunya juga bos mereka. "Kalian memang hebat.." puji Hendri selaku bos mereka.

"Aku yakin setelah ini, banyak perusahaan besar yang akan mempercayakan interior mereka kepada kita. Good job.." imbuh Hendri merasa sangat senang sekali.

"Terima kasih pak." ucap Aleta dan Lola bersamaan.

"Kamu tuh seperti dewa penolong bagi aku." ucap Hendri lagi tapi langsung terpotong oleh perkataan Lola.

"Nah bener kan apa kataku. Kamu tuh dewa penolong." sahut Lola.

"Nggak ah, kalian terlalu melebih-lebihkan, ntar kalau aku terbang gimana?" Aleta sedikit ngelucu.

"Hah bisa aja kamu. Yaudah yuk, kita makan siang untuk merayakan kemenangan kita!"

"Asyik...." seru para karyawan tersebut.

Hendri membebaskan Aleta memilih menu makanan yang dia mau. Dia juga memberi Aleta bonus yang sudah dia kirim langsung ke rekening Aleta.

"Bersulang untuk keberhasilan kita!" ucap Lola dan Indah si ahli party.

"Bersulang..." keseruan itu berlanjut sampai sore. Hendri membebaskan karyawan di divisi Aleta untuk merayakan kebahagiaan itu.

"Tapi cuma hari aja ya!" pinta Hendri.

"Siap pak bos.."

"Bagaimana kalau nanti malam kita ke club?" Indah mengusulkan ide.

"Setuju..." Lola menjawab dengan cepat.

"Ah kalian kalau masalah party pasti nomer satu dah.." gerutu Aleta tak habis pikir dengan kedua rekannya tersebut. Suka sekali pergi ke club malam.

"Dasar pejuang subuh.."

"Kok bisa?"

"Iya, kan pulangnya subuh terus.." ucap Aleta sembari tertawa.

"Bisa ae, Markonah.." Lola menoyor pelan kepala Aleta.

Setelah cukup lama menemani anak buahnya. Hendri pun pamit pulang. Dia sempat menawari Aleta untuk pulang bareng. Tapi Aleta menolak karena dia bawa mobil sendiri.

"Salam aja buat bu Rina, pak!" Aleta mengirim salam untuk istri bos-nya.

"Iya nanti disalamin." Hendri pun kemudian pergi dari tempat tersebut.

Tak lama kemudian Aleta juga pamit pulang. Dia ingin istirahat setelah beberapa hari lembur. Dan hari ini waktunya pembalasan istirahat mumpung dia pulang lebih awal.

"Ntar malam jangan lupa!" Indah kembali mengingatkan Aleta untuk datang ke club malam bersama dengan dirinya dan juga Lola.

"Gampang ntar.." Aleta tidak berminat sama sekali. Dia hanya menjawab secara ambigu.

Sesampainya di rumah. Aleta kembali di buat badmood oleh mamanya. Siska memaksa Aleta untuk mencoba beberapa contoh baju pengantin yang akan dia kenakan diacara pernikahannya dua minggu lagi.

"Kebetulan kamu sudah pulang. Sini nak, kamu coba beberapa gaun ini, kayaknya cocok semua deh untuk kamu." ucap Siska menarik Aleta agar mau mencoba gaun pengantin itu.

"Mama apa-apaan sih. Siapa yang bilang Aleta setuju menikah?" tanya Aleta dengan marah kepada mamanya.

"Mama dan papa kan udah bilang, kamu tidak bisa menolak pernikahan ini.." Siska berkata dengan sangat santai.

"Kenapa aku nggak bisa nolak? Ini hidup aku, aku yang jalani dan aku juga berhak untuk menolak." jika mama dan papanya bersikeras, dia akan lebih keras kepala lagi.

Siska tersenyum kecil. "Berarti kamu ingin kakek kamu bersedih. Sayang sekali ya, padahal kakek kamu dulu sayang banget sama kamu. Kamu kan cucu satu-satunya, tapi ternyata kamu tidak sayang kakek kamu." Siska mencoba memainkan drama menyedihkan untuk memancing reaksi Aleta.

"Terus aja gunain cara itu untuk bujuk Aleta.." Aleta sangat kesal dengan mamanya.

"Ma, tolonglah ngertiin perasaan aku. Setidaknya kasih aku waktu untuk selesain hubungan aku sama Rey dulu.." Aleta tak mau kalah dengan mamanya. Dia juga memainkan drama yang menyedihkan di depan mamanya.

"Oke, mama kasih waktu 3 hari. Kamu harus sudah selesaiin hubungan kamu dengan Rey!"

"Jangan 3 hari lah ma..." Aleta tentu saja protes.

"Terus? Ya udah 1 hari.."

"Oke, 3 hari. Aleta setuju.." Aleta terpaksa menyetujui keinginan mamanya.

Dia juga terpaksa mencoba beberapa baju pengantin yang menurutnya bagus. Ketika mencoba baju tersebut. Aleta bercermin, dan dia pun tersenyum bahagia melihat dirinya sendiri di cermin.

"Andai Rey yang jadi pengantin prianya, aku pasti sangat bahagia." gumam Aleta dengan sedih.

Membayangkan hubungan yang sudah lama dia jalani akhirnya harus berpisah karena dia dijodohkan oleh orang tuanya. Air mata Aleta tiba-tiba menetes. Dia bersikeras untuk menjelaskan semuanya kepada Rey. Dan berharap Rey bisa mengerti keadaannya.

Terpopuler

Comments

Leni Arinata

Leni Arinata

waduh..... kyk.nya si rey mendua nic...

2022-03-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!