Happy reading
Gloria seperti biasa masuk ke dalam kelas dan langsung menuju bangku Zain, pria tampan yang sudah merebut hatinya sedari ia sekolah di SMA ini.
"Pagi masa depan," sapa Gloria pada Zain yang sibuk dengan bukunya itu.
"...."
"Jawab dong Zain sayang," desak Gloria menadahkan wajahnya dibawah Zain.
"Stop panggil gue sayang Glo, gue bukan pacar lu," sentak Zain.
Zain bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja diikuti oleh dua temannya meninggalkan Gloria yang menatapnya sendu. Walau sudah kehilangan keperawanannya, Gloria tak henti untuk mengejar Zain Bara sang pujaan.
"Kenapa sih lu gak terima Gorila aja, dia tuh ya cantik, seksi, apalagi dadanya beuhh mantap bro," oceh Bagas sahabat Zain yang suka gonta ganti wanita.
"Gak minat," jawabnya berjalan menuju kantin.
"Coba lah sekali aja, mana tahu cocok," ujar Bagas lagi.
"Orang kalau gak mau gak usah di paksa," ujar Dima dengan segala ketenagannya.
"Iya iya, gitu amat si pak. Gue tuh cuma ngasih saran. Kasihan gue sama Gorila yang udah ngejar-ngejar lu dari kelas 1," ujar Bagas.
"Gloria namanya Gloria bukan gorila," sela Dimas membenarkan.
Zain hanya diam seraya mendengarkan perdebatan kedua sahabatnya itu. Bagas yang tak mau diam dan Dimas yang pembawaannya kalem membuat hiburan tersendiri bagi Zain.
Sedangkan di dalam kelas Gloria seprti tak terjadi apa-apa, sekarang dia sedang berada di bangkunya bersama dua temannya.
"Eh Ri, gue tadi lihat lu keluar dari mobil bagus. Siapa yang antar lu tadi?" tanya Niken yang duduk di meja dengan meminum es teh plastikan yang ia ambil dari adik kelasnya tadi. (Es teh plastikan semakin di depan👍)
"Temen," jawab Gloria seraya memainkan game zombie di ponselnya. Tak mungkin ia jawab pacarnya karena Gloria belum sepenuhnya menerima Arthur.
"Temen apa temen," goda Keyra pada sahabatnya ini.
"Temen," jawabnya.
"Ahh shitt masuk lubang lagi," umpat Gloria membanting ponsel itu ke atas meja.
"Sabar sabar punya temen kek gini," Keyra mengelus dadanya.
"Napa lu berdua ke sini? Biasanya ngapel sama cowok lu berdua," tanya Gloria pada kedua sahabatnya. Pasalnya Keyra adalah salah satu cewek Bagas, dan Niken pacar kakak kelas mereka.
"Bosen ih, sama mereka mulu. Lu gak tahu aja gebetan gue ada di sekolah ini. Kalau dia lihat gue jalan sama Bagas bisa abis gue," cerocos Keyra dengan sedih. Keyra ada seorang playgirl yang cowoknya ada di mana mana.
"Tobat deh lu."
"Gue belum mau tobat sebelum cowok idaman gue terima gue," ujarnya membayangkan cowok yang menolongnya minggu lalu.
"Siapa?" tanya keduanya menatap Keyra.
"Nah itu, gue gak tahu siapa namanya. Tapi di tampan, cool dan uhh banget deh," ujar Keyra dengan semangat.
"Astaga, lu tuh ya."
"Eh Ria, lu belum juga di terima sama Zain?" tanya Niken pada sahabatnya yang selalu mengejar Zain.
Gloria hanya menggeleng, ia juga bingung kenapa Zain tak mau menerimanya. Padahal banyak cowok yang ngantri buat jadi pacarnya.
"Lu pelet aja si Zain," ujar Keyra dengan tawa.
"Idih, gue bukan main halus kek pelet peletan ya sorry," tolak Gloria menganbil ponselnya lagi.
Mereka terus berbincang hingga guru mapel pertama masuk ke dalam ruang kelas. Di ikuti oleh berberapa siswa di belakangnya.
Skip
Bel istirahat berbunyi semua siswa berhamburan keluar ingin mengisi perut mereka yang sudah demo minta di isi.
"Pesen deh kalian biar gue yang bayar," ujar Gloria pada kedua sahabatnya.
"Serius tumben?" tanya Niken heran, karena biasanya Glorialah yang minta di traktir.
"Iya buruan sebelum gue berubah pikiran."
Niken dan Keyra pun memesan makanan untuk mereka begitupun dengan Gloria.
Belum juga lima menit Gloria duduk di kursi itu, matanya menangkap Zain di sana bersama sahabat sahabatnya.
Gloria bangkit dari duduknya dan berlalu menuju meja Zain.
"Ayang Zain, Ria boleh duduk di sini kan?" tanya Gloria.
"Eh gorila... Lu udah duduk juga masih tanya," ujar Bagas.
"Biarin, gue butuh jawaban Zain bukan lu," ujarnya menatap tajam Bagas.
"Diam bisa gak sih!!" sentak Zain yang merasa kenyamanannya di ganggu.
Mereka diam, jika Zain sudah meninggikan nada suaranya dunia sedang tidak baik baik saja. Tak lama Gloria membuka percakapan mereka.
"Zain," panggil Gloria menatap mata Zain. Zain menjawab dengan deheman.
"Kenapa sih lu gak pernah terima cinta gue?" tanya Gloria dengan sedih.
"Karena gue gak ada rasa sama lu. Gue tahu lu cantik tapi hati gue gak bisa di bohingi Glo. Gue udah anggap lu temen gue, tanpa embel embel cinta," jelasnya pada Gloria.
Ia tak membenci wanita ini. Ia juga bingung kenapa ia tak tertarik dengan Gloria yang notabene adalah cewek tercantik di sekolah ini.
"Jadi lu gak ada rasa sama gue?" tanya Gloria mencoba untuk tak menangis.
"Hm."
"Gue minta satu hal boleh ya Za."
"Apa?" tanya Zain.
"Biarkan aku terus mengejarmu, sampai aku lelah dan berhenti untuk itu. Bisa??"
"Terserah kamu, asal jangan terlalu berharap denganku. Banyak cowok yang lebih dari aku Ri. Jangan berpacu hanya padaku saja," ujarnya dan dianggukkan oleh Gloria.
Ini salah satu yang Gloria suka dari Zain. Dia tak mendendam seperti tokoh tokoh dalam novel.
"Heem, hufttt. Intinya gue gak akan nyerah sebelum gue lelah sendiri oke, bay Zain sayang."
Gloria kembali ceria dan senyum. Ia bangkit dari duduknya dan kembali ke mejanya bersama dua temannya. Hatinya sedikit sakit karena ucapan Zain tadi tapi memang itu kenyataannya.
Bersambung
Jangan lupa Like + Komen + Vote dan masukkan ke daftar favorit kalian. Share juga novel ini ya. Makasih😊😊😊
Mohon maaf jika banyak PUEBI yang salah dan banyak typo. Author masih belajar soalnya.🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Lutfi Alvian
kenapa Gloria kyak cwek murahan suka ngejar 2 cowok
2023-11-18
5
Adi top Adi
belum jelas..
2023-11-14
0
IR
kekeh niih cerita nya
2023-10-29
0