Butuh Wanita

Abimanyu pulang ke rumah dengan wajah yang lesu. Bayu dan Tirta langsung masuk ke kamar mereka. Sedangkan Bumi langsung di serahkan pada pengasuhnya.

Citra yang berada di anak tangga dan berpapasan dengan dua anak itu menutup mulutnya melihat penampilan mereka yang acak-acakan.

"Apalagi yang kalian lakukan? Oma yakin kalian pasti membuat masalah," tunjuk Citra pada dua orang anak itu.

Bukannya menjawab mereka malah menatap tidak senang pada orang tua itu.

"Hei, anak-anakmu," kata Citra mengadukan perilaku Bayu dan Tirta pada Abimanyu.

"Jangan sekarang, Bu," pinta Abimanyu melewati Citra. Kepalanya sudah pusing dan tidak mau dibuat tambah pusing oleh kata-kata ibunya yang nyaring dan tanpa henti ketika membahas persoalan anaknya.

Citra memiringkan kepala sembari membuka mulutnya lalu mencibir pada punggung Abimanyu dan berjalan kembali menuruni tangga.

Di bawah tangga sudah ada Marsellina, kepala pelayan cantik dan masih single diusianya yang menginjak 29 tahun. Dia lebih suka mengabdikan hidupnya pada keluarga ini. Entah karena dia mencintai pekerjaannya, atau karena dia tidak suka pada pria, atau mungkin dia menyukai Abimanyu tidak ada yang tahu tentang hati seseorang.

Rambutnya dipotong pendek tepat dibawah telinga. Matanya lebar dengan bulu mata lebat. Bentuk tubuhnya sangat proporsional, memperlihatkan jika dia suka berolahraga. Dia memakai baju seperti layaknya pekerja kantoran.

"Pantas saja tingkah laku anaknya seperti itu, tidak mau menghargaiku karena ayahnya juga sedingin es batu eh es di kutub Utara. Entahlah mana ada wanita yang akan jatuh cinta padanya, ditambah tingkah anaknya seperti macan mengamuk dapat dipastikan semua wanita akan pergi secara teratur dari dekatnya," gerutu Citra yang sempat terdengar oleh Marsellina.

"Selamat siang Nyonya, makan siang untuk hari ini sudah siap, ada sapo tahu kesukaan Nyonya dan gurame madu," kata Marsellina sembari membungkukkan sedikit badannya.

"Dan ada semur jengkol," bisik Marsellina membuat mata Citra berbinar.

"Kau selalu bisa membuat moodku kembali. Semur itu kau langsung bawa ke kamarku, Abimanyu tidak suka dengan baunya," ujar Citra.

Marsellina membuat lingkaran di dengan menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya.

"Saya akan bawa sekarang," kata Marsellina.

"Jika Abi bertanya kenapa aku tidak turun,"

"Aku akan mengatakan jika Anda sedang tidak enak badan," lanjut Marsellina.

"Kau memang gadis pintar, aku tidak bisa membayangkan rumah ini tanpa kehadiran dirimu. Sepeninggal Lara, keadaan rumah terkendali karena kehadiran dirimu," puji Citra membuat wajah Marsellina berseri-seri.

"Sayang sekali Abimanyu tidak bisa melihatnya," imbuh Citra. Marsellina hanya tersenyum kecut saja.

Sudah setahun ini dia dengan setia menghibur pria itu dan menemaninya dikala pria itu sedang bersedih. Dia yakin jika Abimanyu suatu hari pasti akan melihat ke arahnya dan menyadari bahwa dia adalah satu-satunya perempuan yang layak bersanding dengannya.

"Kalau begitu aku akan kembali ke kamarku karena ini sudah hampir waktunya jam makan siang," kata Citra.

***

Setelah melayani semua kebutuhan majikan wanitanya, Marsellina pergi ke kamar Abimanyu untuk mengatakan jika makan siang telah disiapkan. Wanita itu mengetuk pintu kamar namun tidak menemukan pria itu di sana. Dia lalu memutar arah ke ruang kerja milik pria itu.

Marsellina kembali mengetuk pintu ruang kerja.

"Siapa?" tanya dari dalam ruangan itu. Marsellina tersenyum lebar dia memegang dadanya erat. Hatinya selalu berdebar keras ketika akan bersama Abimanyu di satu ruangan dan berdua saja.

Marsellina lalu masuk ke dalam ruangan itu. Dia menyatukan dua tangannya di depan.

"Tuan, makan siang sudah siap," kata Marsellina.

Abimanyu tampak diam saja sembari memegang kepalanya yang sudah terasa pusing semenjak kemarin.

"Oh, apakah Anda sakit Tuan," tanya Marsellina khawatir.

"Sedikit," jawab Abimanyu.

"Kalau begitu akan saya ambilkan aspirin, Tuan," kata Marsellina bergerak keluar ruangan dan mengambil kotak obat. Lalu kembali lagi dengan membawa baki berisi segelas air putih dan lepek berisi obat sakit kepala. Dia menyerahkannya pada Abimanyu.

Abimanyu mengambilnya dan langsung meminum.

"Terimakasih, Lina," kata Abimanyu pada kepala pelayan itu. Dia selalu memanggil Lina pada wanita itu karena jauh lebih ringkas.

"Itu adalah pekerjaan saya," balas Marsellina.

"Jika masih pusing saya bisa menolong memijat kepala Tuan, mungkin bisa membantu." Abimanyu menatapnya terkejut atas tawaran itu. "Saya hanya berniat membantu Anda mengurangi rasa sakitnya. Itu jika diperbolehkan," kata wanita itu penuh harap.

"Tidak usah, Lina, kehadiranmu saja sudah banyak membantuku," ucap tulus Abimanyu, membuat wanita itu merasa kecewa.

"Apa yang terjadi dengan anak-anak, Tuan, mengapa mereka pulang dalam keadaan kacau dan pulang lebih awal? Anda juga biasanya pulang sore kini pulang sebelum makan siang."

"Ada masalah di sekolah Bayu dan Tirta. Dua anakku itu membuat masalah di sekolah yang menyebabkan kekacauan, kepala sekolah memberi sanksi dengan menskorsing mereka selama tiga hari, " jelas Abimanyu. Marsellina membuka mulutnya lebar lalu menutup.

"Ya Tuhan, padahal Anda selalu mengajarkan. kedisiplinan pada mereka," kata wanita itu.

"Entahlah aku juga bingung harus melakukan apalagi agar anakku menjadi anak baik dan menurut padaku,'' kata Abimanyu putus asa.

Marsellina terlihat sedih menatap wajah Abimanyu yang seperti kehilangan semangat. Ingin rasanya dia memeluk pria itu dan memberi kekuatan namun sayang semua yang dia lakukannya tidak bisa dia lakukan sebelum pria itu melihatnya sebagai wanita bukan pelayan.

Marsellina berpikir Nyonya Citra pasti akan membantunya merebut perhatian Abimanyu.

"Bicarakan masalah ini dengan Nyonya Citra bagaimana pun dia itu orang tua pasti punya solusi baik untuk setiap permasalahan."

"Ibu?" tanya Abimanyu ragu mengingat bagaimana perangai ibu tirinya yang cerewet dan suka emosi.

"Ya, dia pasti akan memberikan banyak masukan untukmu tentang bagaimana mengurus anak yang baik,'' imbuh Marsellina. Namun, Abimanyu malah mengingat cara ibunya memarahi anaknya setiap hari. Apakah ini hal baik?

Akhirnya, Abimanyu mengikuti saran Marselina dan mendatangani kamar ibunya. Di saat itu dia langsung masuk ke kamar dan menemukan ibunya sedang menyendokkan semur jengkol berukuran besar ke dalam mulutnya.

"Ya, Tuhan Abi kau datang tiba-tiba tanpa memberi tahuku," kata Citra mengurungkan niatnya memakan jengkol itu.

Abimanyu langsung menutup hidungnya merasakan bau jengkol yang menyengat.

"Pelayanmu yang membawakannya padaku, padahal aku sudah bilang jangan masak makanan ini karena tidak ada yang menyukainya," kata Citra berbohong menunjuk pada Marsellina yang berdiri di belakang Abimanyu.

"Lina bawa semua jengkol ini keluar dari kamarku, baunya saja membuatku bertambah mual?" kilah Citra sembari berlagak sok jijik dengan rupa jengkol itu padahal dalam hatinya dia menyesali kepergian jengkol itu saat Marselina membawanya keluar ruangan.

"Ibu aku ingin meminta saranmu untuk mengatasi perilaku anak-anakku," kata Abimanyu.

"Mereka berbuat ulah lagi?" tanya Citra sembari menggosokkan kuku tangannya.

"Mereka diskor karena perbuatan buruk di sekolah," jujur Abimanyu. Citra menghela nafasnya.

"Kalau aku bilang kau cari saja ibu yang bisa menggantikan posisi Lara pasti kau tidak mau," ujar Citra.

"Bagaimana jika kau minta Anggun untuk mengajarimu anak-anakmu adab sopan santu ,pelajaran sekolah dan semuanya. Sebagai pendidik di rumah tapi mereka tidak menyadarinya. Mereka merasa bahwa pengajar itu adalah teman mereka," saran Citra.

"Anggun aku rasa tidak akan mau, dia itu anaknya pembesar kota ini."

"Kalau begitu kau minta Anggun untuk mencarikan seorang mentor khusus untuk anak-anakmu," saran Citra. Abimanyu lalu berpikir apa yang ibunya katakan itu benar. Dia butuh seorang wanita untuk memberi perhatian lebih pada anak-anaknya. Wanita sabar yang pengertian. Namun, siapa wanita itu?

Tiba-tiba ingatkan Abimanyu kembali pada saat siang tadi, saat dimana Bumi begitu nyama. dalam pelukan seorang gadis. Sayang, dia tidak melihatnya wajahnya.

Terpopuler

Comments

Surati

Surati

wah ada yg mengharapkan jadi istri nih

2023-02-05

0

Nila Nila

Nila Nila

lanjutty masih nyimak...

2022-03-18

2

Anggi Susanti

Anggi Susanti

jodoh in aja sama anjani thor

2022-02-03

0

lihat semua
Episodes
1 Malam yang Buruk
2 Kriteria Ibu yang Baik
3 Butuh Wanita
4 Salah paham
5 Cocok
6 Misskomunikasi
7 Pencemaran Nama Baik
8 Pria lemah
9 Sahabat Sejati
10 Sang Mentor
11 Pertengkaran duo A
12 Kesepakatan
13 Perbedaan Tajam
14 Cara Licik
15 Rindu Ibu
16 Sarapan Pagi
17 Kondisi Mencekam
18 Perisai Untuk Anak
19 Bertarung
20 Perhatian Berlebih
21 Libur yang Diganggu Pak Bos
22 Terpaut Jarak Umur
23 Kecemburuan Devan
24 Mirip Ibu
25 Keluarga Bahagia
26 Posisi yang Cocok
27 Penampilan
28 Jadi Diri Sendiri
29 Galau
30 Demi Anak
31 Penolakan
32 Ketegangan
33 Sepemikiran
34 Pekerjaan
35 Tertarik
36 Pilihan
37 Tentang Rasa
38 Kesempatan
39 Memilih
40 Tersentuh
41 Kesadaran Penuh
42 Hutang
43 Fitnah Kejam
44 Belajar
45 Nge date
46 Strata Sosial
47 Pikiran Orang
48 Cinta Baru
49 Pengganti
50 Momen
51 Sebuah Alasan
52 Lamaran Tidak Romantis
53 Barang Lama
54 Muka Tebal
55 Belanjaan Lamaran
56 Meminang Seorang Gadis
57 Memendam Rasa
58 Ijab Kabul
59 Ibu Sesungguhnya
60 Membeku
61 Belum Siap
62 Ibumu
63 Kenangan Lama
64 Masa Kini
65 Menjual Barang Kenangan
66 Gangguan
67 Kecewa
68 Pelet
69 Ketahuan
70 Penunda Kehamilan
71 Keputusan
72 Tegang
73 Istri Presiden Direktur
74 Pacar Ibu
75 Saling Menyalahkan
76 Malam Ini
77 Ibu Yang Baik
78 Simple atau kurang bahan
79 Pembelaan anak-anak Abimanyu
80 Kebakaran.
81 Bumi Diculik
82 Pengakuan Marsellina
83 Tamat
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Malam yang Buruk
2
Kriteria Ibu yang Baik
3
Butuh Wanita
4
Salah paham
5
Cocok
6
Misskomunikasi
7
Pencemaran Nama Baik
8
Pria lemah
9
Sahabat Sejati
10
Sang Mentor
11
Pertengkaran duo A
12
Kesepakatan
13
Perbedaan Tajam
14
Cara Licik
15
Rindu Ibu
16
Sarapan Pagi
17
Kondisi Mencekam
18
Perisai Untuk Anak
19
Bertarung
20
Perhatian Berlebih
21
Libur yang Diganggu Pak Bos
22
Terpaut Jarak Umur
23
Kecemburuan Devan
24
Mirip Ibu
25
Keluarga Bahagia
26
Posisi yang Cocok
27
Penampilan
28
Jadi Diri Sendiri
29
Galau
30
Demi Anak
31
Penolakan
32
Ketegangan
33
Sepemikiran
34
Pekerjaan
35
Tertarik
36
Pilihan
37
Tentang Rasa
38
Kesempatan
39
Memilih
40
Tersentuh
41
Kesadaran Penuh
42
Hutang
43
Fitnah Kejam
44
Belajar
45
Nge date
46
Strata Sosial
47
Pikiran Orang
48
Cinta Baru
49
Pengganti
50
Momen
51
Sebuah Alasan
52
Lamaran Tidak Romantis
53
Barang Lama
54
Muka Tebal
55
Belanjaan Lamaran
56
Meminang Seorang Gadis
57
Memendam Rasa
58
Ijab Kabul
59
Ibu Sesungguhnya
60
Membeku
61
Belum Siap
62
Ibumu
63
Kenangan Lama
64
Masa Kini
65
Menjual Barang Kenangan
66
Gangguan
67
Kecewa
68
Pelet
69
Ketahuan
70
Penunda Kehamilan
71
Keputusan
72
Tegang
73
Istri Presiden Direktur
74
Pacar Ibu
75
Saling Menyalahkan
76
Malam Ini
77
Ibu Yang Baik
78
Simple atau kurang bahan
79
Pembelaan anak-anak Abimanyu
80
Kebakaran.
81
Bumi Diculik
82
Pengakuan Marsellina
83
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!